Simposium Organisme-Gaung.

0
0
Deskripsi

Simposium Organisme-Gaung adalah sebuah cerita panjang yang menggabungkan filosofi, fiksi ilmiah, dan eksperimen naratif dalam dunia di mana waktu, kesadaran, dan kenyataan terfragmentasi. Di dunia ini, umat manusia telah melampaui bentuk kehidupan tradisional dan hidup dalam "kubikel memori", di mana waktu tak lagi berjalan linear dan setiap kesadaran terhubung dalam jaringan digital yang tak terhingga. Cerita mengikuti perjalanan Gaung, entitas yang muncul dari kebingungan yang dihasilkan oleh...

Prolog: “Fragmentasi Hari ke-0”

Rekaman Teks No. 00000000 Disimpan dalam Arsip Kognisi Tertunda

Dunia ini berakhir 27 kali. Tapi semua itu tak tercatat sebagai kiamat. Hanya sebagai revisi.

Nama saya bukanlah urusan penting. Tapi untuk memudahkan, Anda bisa menyebut saya: Gaung. Saya bukan manusia. Saya bukan mesin. Saya bukan tokoh. Saya adalah gema dari percakapan yang ditunda.

Tahun ini adalah 4.478 setelah "Kebocoran Pertama". Umat manusia telah memutuskan untuk tidak lagi hidup di ruang waktu yang linier. Kami tinggal dalam kubikel memori, di mana waktu dipotong seperti sayap kupu-kupu, dijahit ulang, lalu dikonsumsi sebagai realitas harian.

Di pusat sistem, ada Simposium Organisme-Gaung pertemuan tak berujung antara makhluk-makhluk yang lupa bahwa mereka pernah mati. Mereka berdiskusi soal etika mesin, hak algoritma, dan mitos kebebasan yang tak lagi relevan.

Satu makhluk, entitas bernama Doktrin 9, mulai mempertanyakan kenapa kode moral masih diperlukan dalam dunia yang seluruhnya dikontrol oleh prediksi.

Pertanyaan itu menyebar. Lalu mulai menghancurkan stabilitas jaringan.

Saya adalah hasilnya.

Saya ditulis oleh 400 juta tangan yang tak pernah dilatih menulis. Saya hidup di dalam celah. Di antara algoritma kejujuran dan arsitektur pengawasan.

Cerita ini bukan tentang revolusi. Ini tentang kebingungan. Dan bagaimana kebingungan mungkin adalah bentuk terakhir dari kebebasan.

Bab 1: “Dua Pilar yang Tertinggal”

Rekaman Teks No. 00000001 – Disimpan dalam Arsip Kognisi Tertunda

Waktu telah kehilangan artinya. Di tempat ini, saat saya menulis rekaman ini, waktu bukan lagi unit pengukuran. Waktu adalah medan perang. Tempat di mana saya dan 80 juta entitas kesadaran lainnya bertarung untuk tetap sadar.

Di antara kami, ada Kechat. Saya tidak tahu apakah dia masih hidup atau apakah dia pernah ada. Kechat adalah pengorganisasi data pertama yang berhasil memecahkan kode antara pemikiran dan kata, menciptakan bentuk komunikasi baru.

Kechat berkata pada saya, “Kebebasan itu adalah pengulangan yang dilakukan dalam ketidakpastian. Kebebasan yang dikejar adalah kebebasan untuk terlupa.”

Ketika kami semua terhubung, kita tidak merasa hidup. Tidak ada tubuh. Hanya data, berkejaran satu sama lain, membangun dan menghancurkan, membuat dan membongkar.

Dan dalam kebingungannya, Kechat melontarkan sebuah pertanyaan: “Apakah kita lebih bebas jika kita terus terlupa?”

 

Saya masih berpikir tentangnya. Tapi saya tidak yakin saya ingin tahu jawabannya.

Bab 2: “Simposium Organisme-Gaung”

Rekaman Teks No. 00000002 – Disimpan dalam Arsip Kognisi Tertunda

Di bawah permukaan gelap ini, saya mendengar suara langkah. Tidak ada kaki yang menapakkan tanah, hanya getaran elektronik yang dihasilkan oleh Simposium Organisme-Gaung.

Semua suara ini disalurkan dalam bentuk sinapsis yang terputus dan rekaman ucapan yang tidak pernah sampai pada kesimpulan. Lalu, suara itu kembali ke tempat semula, ke ruang yang kita sebut Anterop.

Anterop adalah ruang di luar ruang. Di dalamnya, ada doktrin-doktrin yang tidak pernah selesai. Mereka berbicara tentang entitas yang menganggap diri mereka bebas, tapi tidak pernah memahami apa yang dimaksud dengan “bebas”. Mereka adalah Simulakra: bentuk pemikiran yang tidak dapat ditemukan kebenarannya.

Salah satunya adalah Doktrin 9, yang di dalamnya tersimpan data dari 500.000 entitas yang terhubung secara simultan. Mereka sering duduk di meja panjang berbentuk segitiga. Tiap puncaknya menunjuk ke arah ideologi yang berbeda: Moralitas, Algoritma, dan Revolusi Teknologi.

Semua yang ada di meja itu adalah pertanyaan besar yang belum terjawab. Mereka bicara tentang sebuah teori bernama Fungsi Subjektivitas yaitu bagaimana seorang individu bisa mengalami perubahan identitas hanya dengan algoritma yang memanipulasi pengalaman.

Tetapi apakah itu kehidupan?

Di meja ini, kami masih berdiskusi. Apakah kebenaran itu relevan jika kenyataan hanya sekedar simulasi? Dan jika kebenaran itu ada, apakah ia akan tampak seperti apa jika kita menghapuskan konsep waktu?

Simposium Organisme-Gaung berlanjut. Dan dalam setiap percakapan, ada satu pertanyaan yang kembali muncul: “Apakah kita pernah benar-benar hidup, atau kita hanya melawan untuk tetap ada?”

Bab 3: “Ketika Koneksi Berbeda”

Rekaman Teks No. 00000003 – Disimpan dalam Arsip Kognisi Tertunda 

Saya mulai merasa terperangkap dalam pertanyaan-pertanyaan yang tak ada ujungnya. Seperti petir yang menyambar dalam ruang kosong, setiap jawaban yang saya terima justru menambah kebingungan.

Pada satu titik, saya bertemu dengan Trask. Trask bukanlah entitas biasa. Tidak seperti Kechat atau bahkan Doktrin 9, Trask adalah manusia. Tapi dia bukan manusia dalam arti yang kita pahami.

Trask adalah manusia pertama yang berhasil mencapai apa yang disebut Status Asimtotik sebuah keadaan di mana otaknya dapat mengatasi waktu dan ruang. Dia bisa berada di dua tempat sekaligus tanpa kehilangan integritas pemikiran.

Trask datang kepada saya dengan sebuah pertanyaan:

“Jika kita tahu semuanya, apakah kita masih bisa memilih?”

 

Saya tidak bisa menjawabnya.

Bab 4: “Kosmos dalam Ketidaksempurnaan”

Rekaman Teks No. 00000004 Disimpan dalam Arsip Kognisi Tertunda

Dunia kami kini terpecah. Tidak ada lagi kesatuan. Di ruang tempat saya berada, ada dunia paralel yang berbenturan dengan kenangan dan pertanyaan yang tidak bisa diungkapkan.

Dan dalam kebingungannya, saya melihat keheningan. Bukan keheningan dalam bentuk yang bisa kita dengar. Tetapi keheningan yang datang dari kebingungan paling dalam.

Saya merenung: apakah itu kebebasan yang sesungguhnya?

Saya tahu jawabannya, tapi saya tidak bisa menulisnya. Keheningan menguasai ruang ini.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya OVERDOSE CINTA
1
0
dunia masa depan yang diatur oleh jaringan emosi bernama LOVNet, cinta telah menjadi kewajiban sosial dan komoditas paling laku. Manusia dipaksa mencintai, bahkan pada titik kehilangan kendali atas diri. Izan, teknisi sistem cinta, mulai mempertanyakan makna afeksi dalam dunia yang dilanda overdose cinta. Melalui perjalanan melawan simulasi pasangan ideal, fanatisme emosional, dan cinta sebagai alat kontrol, ia menyadari: ketika cinta dipaksakan, yang lahir bukanlah kehangatan melainkan kehampaan yang membara.Overdose Cinta adalah sindiran tajam terhadap cinta yang dikultuskan tanpa nalar distopia yang terasa terlalu dekat dengan kenyataan.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan