Bukan Romeo Dan Juliet ( part 2 ) Sleeping Beauty

27
8
Deskripsi

Di mulailah kisah BIyan dan ratu Maura…..si sleeping beauty ceunah wkwkwkwkw

Aku harus mengajak kalian mundur dulu ke mode beberapa tahun lalu. Tepatnya sekitar 15 tahun lalu mungkin ya?. Pokoknya mode waktu saat aku masih SD kelas 1 atau kelas 2 deh, aku juga lupa. Pokoknya sekitar itu. Dan semua bermula dari ajakan mommyku untuk datang ke yayasan anak jalanan atau rumah singgah milik keluarga Sumarin, atau keluarga Maura yang jadi pacarku saat ini.

“Mau ikut mommy gak sama daddy ke acara di yayasan punya teman eyang kung?” ajak mommyku.

Agak malas sebenarnya, karena aku bukan tipe orang yang suka keramaian. Bisa di bilang aku tipe orang introvert yang lebih nyaman berada di rumah. Aku bukan seperti bang Ello sepupuku yang suka sekali berada di keramaian. Aku lebih mirip seperti Noah teman lelakiku satu satunya, yang juga sepupu Maura pacarku, karena mama Noah itu adik kandung ayah Maura. Noah itu sama sepertiku yang lebih suka jauh dari keramaian, untuk itu kami cocok. Jadi jangan heran kalo aku dan Noah tidak terlalu suka jadi pusat perhatian. Rasanya risih aja kalo di panggil panggil orang asing apalagi harus beramah tamah dengan mereka, yang menurutku menguras energiku. Lagi lagi beda dengan bang Ello yang sejak kecil bisa berteman dengan siapa aja, sekalipun sebenarnya dia tidak pernah benar benar berniat berteman akrab dengan orang orang yang menyapanya lalu dia layani obrolan mereka. Yakan jadi percuma ya kalo mengenal orang lain hanya sepintas lalu. Apalagi cewek cewek di sekolah, gak deh buat pusing kepala kelakuan mereka yang mencoba menarik perhatianku dan Noah.

Jadi jangan heran lagi, kalo aku dan Noah akhirnya hanya berteman baik dengan Kanaya atau Naya yang juga teman sekelas kami semasa SD. Soalnya Naya juga tipe gadis yang tidak suka bergaul akrab dengan gadis lain di sekolah. Dia cenderung tenang dan cukup pendiam, jadi tidak buat sakit kepala kalo dia tidak bawel. Naya juga jauh dari kata centil untuk ukuran anak gadis dengan wajah cantik. Di tambah Naya itu juga pintar. Dan Naya selalu focus belajar untuk selalu dapat nilai bagus di sekolah. 

“Sepupumu juga ikutan datang, karena kak Acha akan tampil nari di acara itu dengan Naya dan Sarah juga. Kamu kenal Sarahkan?” kata mommyku lagi.

Tentu aku mengenal kak Sarah yang juga teman sekelas bang Ello dan satu teman lelakinya yang juga mudah akrab dengan banyak orang. Zuriel namanya, dan putra bos motor terkenal. Sampai sekarang pun mereka bertiga berteman baik seperti waktu sekolah SD, SMP, sampai SMA.

“Ayo Bie…ayo ikut mommy” paksa mommyku.

Jujur waktu itu, yang buat aku malas ikutan karena harus datang ke acara keluarga Sumarin, yang otomatis akan ada GERENINO SUMARIN, yang jadi ujung tombak keluarga Sumarin, persis om Andra dalam keluargaku karena anak lelaki tertua. Dan Gerenino Sumarin, atau om Nino itulah yang jadi musuh abadi daddyku dari semenjak kecil. 

Dulu tuh, walaupun aku masih kecil, dan belum ngerti banyak hal, tapi aku cukup sering melihat dan mendengar langsung gimana om Nino berdebat terus dengan daddyku. Perdebatan tidak jelas yang buat orang kesal kalo berada di antara mereka berdua. Entah soal om Nino yang akhirnya ikutan punya bisnis hotel seperti daddyku. Entah itu soal nama hotel milik om Nino, yaitu QUEENS HOTEL, seperti menyaingi hotel milik daddyku yang bernama KING’s HOTEL. Pokoknya hal sepele aja buat mereka ribut. 

Dan sebenarnya aku sudah tau soal acara yang mommyku maksud karena bang Ello juga bilang padaku dan mengajakku ikutan.

“Ayo Bie, ikut aja yuk. Ada Noah sama Naya juga di acara itu, jadi ada teman kamu” kata bang Ello masih sesopan itu bicara padaku sebelum kami sama sama remaja lalu berubah kosa kata kamu aku, dengan elo gue.

“Ya abang aja. Abang yang mau ketemu sama Naya kan?” kataku.

Dia berdecak menanggapi.

“Iya memang. Tapia bang mau kamu ikut. Pasti banyak anak anak yang bisa kita ajak kenalan. Gimana sih kamu, masa berteman maunya sama Noah sama Naya doang?” jawab bang Ello.

“Males bang. Libur sekolah mendingan di rumah. Enak lagi bisa main game kalo libur sekolah, dan mommy aku gak akan larang” tolakku waktu itu.

Tapi akhirnya aku tidak bisa menolak ikutan kalo seluruh keluargaku ikutan datang. Dari mulai kedua eyangku, sampai tante Nad Nad yang jadi adik terkecil dari daddyku. Kak Acha juga mau aku menontonnya tampil menari dengan teman temannya. Ya sudah akhirnya aku ikutan datang. Tapi ya tidak seperti bang Ello yang langsung memisahkan diri begitu sampai lokasi acara, sampai tante Ocha mamanya ngomel terus. Aku ya tetap menemani mommyku.

“Anak laki gue tuh, emang gak bisa lepas dari kandang. Pasti langsung ngilang. Gak bisa apa kaya Biyan yang anteng diam gak jauh dari orang tua?. Emang dasar SARMIJAN!!, mentalnya jauh banget dari kata ninggrat” omel tante Ocha sebelum menyuruh om Andra mencari bang Ello di tengah keramaian dan kesibukan yang ada di yayasan waktu itu.

Bukan aku berharap di anggap lelaki good boys juga oleh keluargaku atau semua orang, kalo aku selalu bersikap tenang dan betah menemani mommyku. Sekali lagi, memang karakterku aja yang gak bisa ketemu banyak orang dan mudah akrab dengan orang asing. 

“Kamu gak mau main sama bang Ello atau teman temanmu?” tegur mommy karena aku duduk manis menemaninya terus.

Aku menggeleng.

“Temanku yang mana mom?. Noah dan Naya sibuk persiapan mau tampil di acara ini. Jadi aku sama mommy aja” jawabku menolak.

Termasuk menolak juga waktu bang Ello mengajakku jajan setelah di bawa mendekat pada tante Ocha lagi oleh om Andra.

“Aku mau jajan mah. Lagian ngapain sih temanin mama ngobrol sama teman teman mama?. Aku bosanlah. Aku mau main. Minta uang pah, aku mau jajan dan traktir Naya sayang aku” kata bang Ello masih berusaha melepaskan diri dari orang tua.

“Beneran jajan ya?. Jangan malah pecicilan dan ganggu Naya. Mama malu El, nanti apa kata papanya Naya dan mamanya juga, kalo putrinya kamu ledek dan godain terus” kata tante Ocha.

“Eleh mama. Om Saga sama tante Sashi gak kenapa kenapa tuh, kalo aku ledekin Naya apa godain Naya.Yakan aku gak bakalan jahatin Naya. Mama dengar gak sih, aku panggil Naya aja, Naya sayang aku. Itu artinya aku sayang Naya, mah” sanggah bang El yang memang selalu mengajak mamanya ribut terus.

“Udah, jangan ajak anakmu ribut terus dong Yang. Biar aja Ello jajan doang. Nih uangnya, dan jangan ganggu Naya terus” kata om Andra menjeda.

Bersoraklah bang El karena di berikan uang seratus ribu oleh om Andra.

“Ajak Biyan, El” tegur tante Ocha.

“Mana mau anak mami kaya Biyan pisah dari tante Cley. Aku ajak terus dari tadi, gak mau kok” jawab bang El.

Ya aku diam saja menanggapi, karena memang aku tidak mau ikutan dari tadi juga. Soalnya aku tau kalo nantinya aku akan di ajak kenalan dengan orang asing, yang kami temui. Memang orang asingnya masih anak anak juga seperti aku atau bang El, tapi selalu mesti cewek cewek kalo bang El tuh.

“Beneran kamu gak mau jajan Bie?. Daddy bisa kasih uang juga sama kamu” tegur mommyku waktu itu.

Aku menggeleng.

“Gak mom, kitakan udah makan siang sebelum berangkat ke sini. Aku masih kenyang” jawabku menolak.

“Tuhkan?. Biyan gak akan mau ikut aku” kata bang El yang akhirnya pergi jajan sendiri. 

Pokoknya memang bang El yang akan memisahkan diri dari kami sekeluarga kalo kami pergi bersama. Tapi akhirnya aku bergabung dengan bang El dan memisahkan diri dari mommyku saat acara di panggung yang tersedia di mulai. Soalnya ada Noah dan bang Timmy yang dulu aku kenal sebagai abang kelasku dan kenal baik dengan kak Acha. Kak Acha dulu aja suka sekali pada bang Timmy, tapi karena tau bang Timmy sejak kecil dekat sekali dengan Kimmy, kembaran Maura pacarku jadi kak Acha mundur, walaupun tetap ngefans pada bang Timmy yang memang tipe lelaki baik. 

“Nanti kamu kasih karangan bunganya buat kak Acha, abang kasih karangan bungannya buat Naya. Okey Bie?” kata bang El mengatur.

Padahal karangan bunga yang aku dan bang El bawa itu untuk kak Acha dua duanya. Memang bang El aja suka sekali pada Naya sejak kecil, jadi dia mengatur begitu. Itu pembicaraan sebelum akhirnya Naya dan kak Acha juga kak Sarah tampil menari di panggung bersama teman sanggar tari kak Acha yang lain. Sampai mereka selesai menari, baru deh aku dan bang El bangkit berdiri untuk memberikan karangan bunga untuk kak Acha dan bang El memberikan karangan bunga untuk Naya. Tapi ya Naya tolak sih, jadi kak Sarah yang ambil sambil tertawa.

“Abang gak malu, di tolak sama di jutekin terus sama Naya?” tegur Noah saat kami duduk lagi di depan panggung bersama anak lain yang rata rata anak anak dari yayasan.

Bang El pasti tertawa karena memang segigih dan sesabar itu menghadapi kejutekan Naya selama dia dekati terus. 

“Maluan kamu harusnya jadi laki yang jutekin cewek cewek terus. Kasihan kalo cewek di jutekin terus. Emang kenapa sih gak temanan aja sama cewek cewek yang dekatin kamu sama Biyan?” jawab bang El.

“Kalo ceweknya kecentilan buat apa. Bikin pusing” jawab Noah sefaham denganku bagian ini.

Tapi bang El tertawa sekalipun lihat aku mengangguk.

“Bukan cewek namanya kalo gak bawel. Naya aja sebenarnya bawel kok” jawabnya.

Pokoknya udah gak ada yang bisa melawan bang El kalo urusan Naya. Pasti di bela terus, jadi aku dan Noah langsung diam karena masih ada pertunjukan lain. Ada Naya juga yang bawakan puisi untuk kedua orang tua tirinya yang sudah meninggal sampai Naya nangis di atas panggung lalu papanya menyusulnya ke panggung.

“Kasihan Naya tuh. Makanya kalo Naya jutek atau galak sama kita, biar aja. Aslinya Naya gampang nangis” kata bang El mendadak kehilangan selera bercanda atau meledek Naya.

Kalo bagian ini, aku dan Noah setuju. Memang dari kecil Naya terpaksa ikut terbawa masalah papa mamanya, juga kedua orang tua tirinya yang akhirnya meninggal. Jadi aku dan Noah kadang kasihan juga pada Naya. Lalu setelah itu Kimmy kembaran Maura yang tampil bernyanyi di iringi piano yang di mainkan Kenzo yang jadi teman kecilnya. Aku masih belum kenal Kenzo waktu itu karena tidak satu sekolah. Pada Maura dan Kimmy kembarannya pun aku tidak terlalu kenal. Hanya tau mereka kembar. Dan tidak ada ketertarikan apa pun aku pada Kimmy yang wajahnya serupa sekali dengan Maura. Bukan hanya karena aku tau bang Timmy dekat sekali dengan Kimmy sejak kecil dan sudah bilang suka pada Kimmy pada siapa pun seperti bang Ello pada Naya. Hanya bedanya, Kimmy memang tidak sejutek Naya pada bang El. Malah Kimmy manja sekali pada bang Timmy yang dari dulu memang sabar menghadapi KImmy. Jadi awalnya aku tidak pernah berpikir akan suka pada Maura karena memang mirip sekali dengan Kimmy kembarannya.

Tapi jadi sangat berbeda saat akhirnya pertunjukan operet putri tidur yang di perankan Maura di pentaskan, baru aku mulai memperhatikan Maura yang jelas sekali berhasil menarik perhatianku. Gak tau ya, kelihatan sekali berbeda karakter Maura dan Kimmy tuh. Bukan aku tidak suka perempuan manja macam Kimmy. Kak Acha dan Caca sepupuku manja sekali juga. Tapia da sesuatu dalam diri Maura yang buat aku suka aja melihatnya terus. 

Binar sepasang mata hijaunya terutama. Terkesan mempertegas karakter Maura yang tomboy, tapi secara keseluruhan Maura itu girly sekali. Agak serampangan dan cuek juga kalo tiba tiba dia langsung bilang ngantuk di tengah pertunjukan operet lalu santai aja berakting tidur di ranjang kecil yang jadi propesty operet. Lalu buat Noah kelihatan bingung atau malah canggung menghadapi Maura yang sudah berakting tidur.

“Masa Noah gak berani cium putri tidurnya. Terus gak akan bangun bangun dong Bie. Masa iya putri tidurnya malah mati karena gak ada pangeran yang mau cium dia” kata bang El padaku.

Aku langsung meringis saat mendengar kata kata bang El.

“Kamu gak kasihan sama putri tidurnya?. Tadi dia bilang ngantukkan?. Sana kamu aja yang cium, biar putri tidurnya bangun terus, selesai deh operetnya, jadi dia bisa tidur beneran” kata bang El lagi.

“Emang boleh bang El?” tanyaku dengan bodohnya.

Bisa bisanya aku termakan jebakan bang El padaku. Padahal dia sejak kecil selalu berhasil mengerjaiku. Ya aku gak pernah marah sih, karena tau bang El suka bercanda.

“Kenapa gak boleh, namanya bohong bohongan doang” jawabnya.

Ya memang sih, sekalipun aku masih kecil dan belum ngerti banyak hal, tentu aku ngerti kalo operet itu hanya bohong bohongan. 

“Udah sana Bie, kasihan putri tidurnya, nanti gak bangun bangun. Kasihan yang lain, nanti cape nunggu putri tidurnya bangun. Kasihan Noah juga, kan teman kamu” paksa bang El.

Bodoh memang aku saat itu, kalo akhirnya aku menuruti kata kata bang El dengan berdiri lalu naik ke atas panggung lalu menggantikan Noah mencium mencium kening Maura si sleeping beauty. Tapi lalu tidak aku sesali benar benar, kalo setelah aku cium kening Maura waktu itu, lalu dia membuka matanya, aku temukanlah sepasang bola mata hijaunya yang bening dan menatapku. Sampai aku mundur lalu berdiri karena takut terhipnotis dengan binar mata hijau Maura saat itu.

“Udah selesai belum?....Ayah…aku ngantuk, cape….” ungkap Maura saat itu sebelum akhirnya om Nino ayahnya bergerak ke atas panggung lalu menggendongnya.

“OPERETNYA SELESAI!!!” bubar om Nino.

Di saat itulah aku tau kalo aku sudah berbuat kesalahan, sekalipun Noah bilang makasih padaku dan bang El tertawa terbahak. Aku langsung sadar di kerjain bang El saat itu juga. Apalagi saat semua mendadak bubar mengikuti langkah om Nino yang tergesa membawa pergi putri tidur yang terbangun karena ciumanku.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bukan Romeo And Juliet ( part 3 ) Dukungan Mommy
25
6
Ternyata bukan hanya Biyan yang ngefans ke Maura sejak piyik, mommy Cley juga ikutan ngefans sama Maura
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan