
Cinta akhirnya menemukan jalannya, meski tak pernah diminta. Tapi pagi yang tenang, kadang menyimpan badai yang tak terduga. Tapi seperti biasa, takdir manusia selalu punya cara sendiri untuk menguji:
lewat tawa, lewat luka, dan air mata.
Meer, Mau Ya Jadi Mamanya Cia?
195
101
31
Selesai
Ameera (30 th) yang minggat dari rumah usai debat kusir perkara masa depan dengan kedua orangtuanya, tidak menyangka bahwa hidupnya menjadi tidak sama lagi semenjak bertemu dengan Tama Putra Duppont (37 th), sang Kakak sulung dari mantan kekasihnya di masa lalu.Niat awal Ameer hanya ingin pergi sementara lalu meminta bala bantuan pada Tama, setidaknya agar Mimih serta Pipihnya tak lagi memaksa gadis itu meneruskan tangga bisnis perusahaan. Tetapi sayang, selanjutnya semua rencana Ameer kian runyam karena alih-alih luluh, orangtuanya justru membuat kesepakatan sepihak, di mana keputusan itu malah berujung membuat Ameer kembali gusar atas keberlangsungan hidupnya. Dan Tama, manusia yang paling mengerti kondisi Ameer, malah tak bosan merecoki gadis itu dengan pertanyaan yang sama,“Meer, mau ya jadi Mamanya Cia?”Membuat Ameer makin puyeng bin mumet. Sebuah gagasan yang cukup mengganggu walau bisa dikatakan sebagai jalan pintas. Tapi masalahnya … Memangnya Ameer sanggup, mengorbankan masa depan dan perasaannya begitu saja?
1,723 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
BAB 30: NEVER ENDING
2
2
Ia marah karena kehilangan. Ia hancur karena cinta tak terbalas. Tapi siapa sangka—di balik semua luka, justru di sanalah cinta itu benar-benar mulai.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan