
"Engghh..."
"Engghh... Tuan..."
Lenguhan wanita itu semakin keras saat Shikamaru mengigit kasar lehernya bersamaan dengan tangan Shikamaru yang meremas dadanya kuat. Shikamaru bangkit, berdiri menjulang sambil melepas satu persatu kancing kemeja. Melempar kemeja asal, sebelum melepas ikat pinggangnya Shikamaru merogoh saku celana. Melempar bungkusan kondom pada wanita yang tengah berbaring dengan tubuh telanjang. Melemparnya tepat pada wajahnya. Sang wanita kaget, meraih bungkusan itu lalu menatap tuannya.
"Pakaikan aku itu." Suruh Shikamaru.
"Robek dengan gigimu."
Disclaimer : Masashi Kishimoto.
.
.
Happy reading...
"Ck.. Sialan!" Umpat Shikamaru untuk kesekian kali sambil memukul setir kemudi. Dengan cepat mengeluarkan ponsel dari saku celana lalu melakukan panggilan.
"Hallo Tuan bos." Sapa suara dari seberang sana.
"Siapkan aku wanita cantik malam ini. Di hotel seperti biasanya."
"Baik bos siap laksanakan."
Shikamaru memutuskan panggilan lalu melempar ponsel di kursi samping kemudi. Dia marah karena penolakan Temari. Baru kali ini ada perempuan yang menolaknya. Menolak seorang Shikamaru Nara. Berani sekali gadis remaja itu.
"Awas kau Temari." Desisnya geram.
Shikamaru menyalakan mesin mobil lalu menjalankan mobil meninggalkan San Diego kembali ke kota Los Angeles. Seperti biasa, Shikamaru butuh wanita cantik dan sex untuk meredam amarahnya. Mengedarai mobil dengan kencang.
Sampai di Los Angeles saat malam hari. Shikamaru menghentikan mobil di pelataran hotel, memberikan kunci pada petugas valet yang segera memarkirkan mobilnya. Tanpa perlu lagi ke resepsionis Shikamaru melangkah menuju lift yang membawanya ke lantai 4. Setelah keluar dari lift dia berjalan mantap menuju kamar 205. Di depan kamar ada seorang pria yang menunggu nya. Seorang mucikari yang ia bayar untuk menyediakan wanita cantik.
Shikamaru tersenyum sinis.
"Tuan silakan dia ada di dalam. Ini kuncinya Tuan."
"Hn. Pergilah."
"Baik Tuan." Setelah menyerahkan kunci kamar pada Shikamaru lalu mengangguk hormat pria yang bekerja sebagai mucikari itu pergi meninggalkan Shikamaru.
Shikamaru menutup pintu dengan kasar mengagetkan seorang wanita yang tengah berdiri membelakangi dirinya. Wanita yang berpenampilan sexy itu berjengit kaget lalu menoleh ke belakang. Tersenyum manis saat melihat Shikamaru. Melangkahkan kaki menghampiri Shikamaru.
"Tuan anda tampan sekali." Puji wanita itu sambil menyentuh dada Shikamaru. Mengusap lembut disana.
Shikamaru mendecih, menepis tangan wanita jalang itu. Berlalu melewatinya berjalan ke arah sofa.
"Berikan aku segelas anggur." Perintah Shikamaru. Duduk di sofa dengan menyilangkan kaki.
Wanita itu dengan sigap melaksanakan perintah tuannya. Menuangkan wine ke dalam gelas. Berjalan menuju Shikamaru yang duduk di sofa dengan angkuh.
Shikamaru berpesan pada mucikari untuk menyediakan minuman alkohol di kamar.
"Ini Tuan Shikamaru. Segelas anggur yang menyegarkan tenggorokan." Wanita itu menyodorkan gelas berisi wine sambil mengedipkan sebelah mata.
"Silakan Tuan.."
Shikamaru menerimanya. Sekali lagi dia mendecih melihat sikap centil wanita yang memuaskannya malam ini.
Berbanding terbalik dengan Temari.
Sial dia jadi teringat tentang gadis remaja itu.
Dan kenapa juga dia membandingkan Temari dengan wanita jalang.
Jelas berbeda.
Mengingat Temari membuat amarah yang tadi sedikit meredam kini tersulut kembali.
Shikamaru menyesap anggur. Memutar gelas, memainkannya. Menatap cairan wine di dalam gelas lalu beralih menatap wanita sexy di hadapannya.
"Bukak pakaianmu dan puaskan aku." Ucap Shikamaru.
"Engghh..."
"Engghh... Tuan..."
Lenguhan wanita itu semakin keras saat Shikamaru mengigit kasar lehernya bersamaan dengan tangan Shikamaru yang meremas dadanya kuat. Shikamaru bangkit, berdiri menjulang sambil melepas satu persatu kancing kemeja. Melempar kemeja asal, sebelum melepas ikat pinggangnya Shikamaru merogoh saku celana. Melempar bungkusan kondom pada wanita yang tengah berbaring dengan tubuh telanjang. Melemparnya tepat pada wajahnya. Sang wanita kaget, meraih bungkusan itu lalu menatap tuannya.
"Pakaikan aku itu." Suruh Shikamaru.
"Robek dengan gigimu."
Wanita itu tersenyum nakal, dengan gerakan sensual merobek bungkusan kondom itu dengan gigi.
Setelah pergulatan panas, setelah mengusir wanita jalang itu Shikamaru memilih tetap tinggal di hotel lebih lama.
Sambil bertelanjang dada Shikamaru berdiri di dekat jendela. Bersandar pada jendela menikmati gemerlap malam kota Los Angeles. Dari sini dia bisa melihat pemadangan kota Los Angeles malam hari seraya menyesap wine.
"Temari." Ucapnya lalu menyesap wine lagi.
"Sabaku no Temari." Ucapnya bagaikan merapal matra.
Shikamaru menyesap wine.
"Beraninya dia menolakku."
"Akan ku buat dia menerima ku. Bahkan jika perlu memohon padaku."
Shikamaru memandang ke luar jendela. Menerawang dengan pikiran berkelana entah kemana lalu tersenyum sinis saat sebuah ide jahat melintas di pikirannya.
.
.
.
Shikamaru mengumpulkan anak buah. Sekitar 5 orang anak buah berdiri berbaris di ruang kerjanya. Ruang kerja di kediamannya sendiri. Hari ini Shikamaru akan merealisasikan ide jahatnya dan memberi perintah pada anak buahnya.
"Kankuro dan Gaara adalah adik Temari." Shikamaru meletakkan dua buah lembar foto di atas meja.
"Ini fotonya." Sodornya.
Salah satu anak buah maju mengambil foto.
"Aku mau kalian tabrak mereka. Buat mereka luka parah tapi jangan sampai meninggal. Mengerti?" Tanya Shikamaru sambil menatap tajam.
Kelima orang anak buah mengangguk patuh.
"Mengerti bos." Jawab salah satu anak buah mewakili.
"Aku dengar Naruto akan melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri selama seminggu. Dia pergi bersama istri dan juga anaknya."
Shikamaru memajukan kursinya, menengakkan tubuh menatap anak buah dengan tajam dan serius.
"Dengarkan aku baik-baik."
"Pergunakan seminggu itu dengan baik. Kalian bisa bagi tugas. Yang satu ke San Diego dan lakukan tugas kalian pada kedua adik Temari. Untuk Naruto, aku mau kalian ambil ponsel Naruto dan istrinya tapi jangan apa-apa kan mereka. Kalau mereka sampai terluka kalian mati." Shikamaru memberi penekanan di akhir kalimat kemudian melanjutkan ucapannya.
"Buntuti dan ikuti Naruto ke luar negeri. Jika perlu kemana pun Naruto pergi selama perjalanan bisnis. Pastikan Temari tidak dapat menghubungi Naruto untuk meminta bantuan."
Shikamaru memastikan anak buahnya mendengar perkataannya dengan baik.
"Lakukan pekerjaan kalian pada Naruto sebelum kalian menabrak adik Temari."
"Lakukan pekerjaan kalian dengan baik. Aku tidak mau ada kata kegagalan."
"Dan ingat baik-baik, jangan sampai kedua adik Temari meninggal dan jangan lukai Naruto. Kalau kalian sampai melewati batas habis kalian ditangan ku." Sebelah tangan Shikamaru mengepal di depan wajah. Mengepal kuat-kuat membuat kelima anak buah menelan ludah.
"Kecamkan itu!" Aura membunuh memancar dari mata Shikamaru.
"Siap bos. Kami akan melakukan pekerjaan dengan baik." Ucap salah satu anak buah.
"Hn. Ya sudah pergilah dan kerjakan."
"Baik bos."
Mereka mengangguk patuh, membungkukkan badan menunduk hormat lalu keluar dari ruang kerja Shikamaru.
Sepeninggal anak buahnya Shikamaru menyandarkan punggung pada sandaran kursi, memutar kursi lalu tersenyum miring.
"Dengan begitu Temari akan datang kepada ku dan memohon." Ucapnya.
Tbc...
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
