
"Sialan!" Umpatnya yang kesekian kali seraya memukul sandaran sofa. Merogoh saku jas nya untuk mengambil ponsel. Memencet nomor lalu menempelkan di telinga.
"Siapkan aku seorang wanita cantik sekarang dan antarkan ke hotel seperti biasanya."
"..."
"Kau ini tuli ya? Aku bilang sekarang ya sekarang. Dan lakukan dengan cepat setelah itu kabari aku lagi," ucapnya mengakhiri panggilan dan meletakkan ponsel begitu saja di sofa.
Disclaimer : Masashi Kishimoto.
Warning! 18+
Chapter ini terdapat konten dewasa, mohon kebijaksanaannya dalam memilih dan memilah bacaan yang tepat. Terima kasih.
.
.
Happy reading...
"Ck sial! Kenapa bisa ketahuan? mengurus itu saja tidak becus kalian. Bodoh sekali!" Teriaknya marah sambil melempar selembar map yang tak berdosa ke atas lantai. Membuat semua kertas yang ada di dalam map itu berhambur berantakkan.
Manik kelamnya yang sipit menatap tajam ke arah segerombolan pria bertubuh kekar yang tengah berdiri dihadapannya.
"Maaf Tuan boss kita sudah berusaha keras mengelebahui pihak petugas keamanan dan kita sudah menghindari pemeriksaan. Tapi petugas keamanan itu sangat pintar boss." Seorang Pria yang memiliki postur badan lebih kekar dan berotot dari pada yang lainnya berbicara.
Brakkk!!!
Kursi kebesaran jatuh tergeletak tak berdaya saat sang pemilik menendang dengan keras.
"Dasar bego!" Umpat nya marah. Pria itu menatap tajam seraya berkacak pinggang.
"Asal Kalian tahu gara-gara kebodohan kalian aku harus berpikir keras untuk bisa mendapatkan senjata itu lagi. Arrgghhhh.... sial! " umpatnya sambil menendang meja.
"Kami minta maaf Tuan boss." Sekarang pria berambut gondrong yang berbicara.
"Minta maaf ? Memangnya dengan minta maaf kalian bisa membuatku tidak berurusan dengan badan penengak hukum hah!"
"Kalau begini mau tak mau aku harus mencari opnum badan penengak hukum yang bisa di ajak bekerjasama."
"Maafkan kami Tuan."
ucap Pria berkumis tebal. Kelima pria bertubuh kekar itu menundukkan kepala, takut.
"Cih! "
"Kalian bisanya cuma minta maaf saja."
Dia berjalan pelan sambil melipat tangan di dada. Matanya menatap sinis ke arah anak buahannya. Sedetik kemudian seringai tipis muncul di bibirnya.
"Karena kalian sudah membuat ku marah jadi.... ini hukuman untuk kalian semua!
Plak!
Plak!
Plak!
Suara Tamparan keras menggema memenuhi ruangan. Seakan-akan suara itu mampu memekakkan telinga seseorang yang mendengarnya karena saking keras Tamparannya.
"Sekarang cepat cari opnum penengak hukum yang bisa disuap. Kalau perlu cari juga orang yang mau jadi korban untuk mempertanggungjawabkan ini semua. Awas kalau namaku sampai kebawa-bawa. Mati kalian semua," Peringat nya tajam.
"Iya Tuan."
"Ayo cepat kerjakan! Kenapa masih tetap di sini!" Bentaknya.
Bugh!
Pria itu menendang kaki salah satu anak buahannya yang terdekat dengan dirinya.
"Cepat pergi. Sialan!"
"Baik Tuan." Kelima orang bertubuh kekar itu langsung lari terburu-buru keluar ruangan sang bos.
Suara helaan nafas panjang terdengar. Pria itu menyugar rambut hitamnya sambil berjalan ke arah sofa dan langsung menghempaskan tubuhnya begitu saja.
"Sialan!" Umpatnya yang kesekian kali seraya memukul sandaran sofa. Merogoh saku jas nya untuk mengambil ponsel. Memencet nomor lalu menempelkan di telinga.
"Siapkan aku seorang wanita cantik sekarang dan antarkan ke hotel seperti biasanya."
"..."
"Kau ini tuli ya? Aku bilang sekarang ya sekarang. Dan lakukan dengan cepat setelah itu kabari aku lagi," ucapnya mengakhiri panggilan dan meletakkan ponsel begitu saja di sofa.
Pria itu menengadah kepala ke atas, menatap langit-langit ruangan kerjanya.
Shikamaru Nara, Seorang Pria berusia 31 tahun. Dia adalah Founder dari Nara Group. Perusahaan yang bergerak dalam bidang properti. Terutama Villa dan Resort. Selain itu dia juga memiliki restoran, cafe ,dan kelab yang tersebar di berbagai kota California dan bahkan luar negeri.
Selain menjadi Founder dan Owner Shikamaru juga adalah seorang Mafia, lebih tepatnya 5 tahun yang lalu saat usianya 26 tahun. Dia mendirikan sebuah organisasi kejahatan dan ia menjadi pemimpin di sana. Sudah banyak sekali kejahatan yang telah di lakukannya bersama organisasi. Mulai dari Penjualan senjata ilegal, transaksi jual beli obat-obatan terlarang, perdagangan manusia, menyediakan jasa pembunuhan bayaran, dan lain sebagainya. Semua itu di lakukannya untuk mencari keuntungan dan kesenangan semata.
Shikamaru menengakkan tubuh sambil mendengkus kesal. Tangan kanannya memukul meja dengan keras. Ia masih emosi karena kebodohan anak buahannya. Sebulan yang lalu dia membeli senjata dari Sydney. Entah ini kesialannya atau bukan senjata itu di sita oleh pemerintahan. Biasanya Shikamaru tidak pernah ketahuan karena ia berkerjasama dengan pihak dalam, melakukan manipulasi data dan cara licik lainnya. Tapi sekarang senjata itu di sita oleh pemerintah. Ia marah besar pada anak buahannya dan kemarahan nya belum meredam sampai sekarang. Satu-satunya cara agar amarahnya meredam adalah having sex.
Drt... drt... drt...
Shikamaru mengalihkan pandang ke arah ponselnya yang berdering lalu mengambil cepat ponsel itu.
"Haloo"
"..."
"Oke."
Shikamaru bangkit berdiri lalu keluar dari ruangan.
.
.
.
Sebuah mobil Ferrari warna hitam baru saja terparkir di basement suatu gedung hotel bintang lima yang terkenal di kota Los Angeles. Seorang Pria tampan keluar dari mobil itu kemudian berjalan dengan langkah terburu-buru memasukki lobi hotel. Mengabaikan bagian resepsionis hotel pria tampan itu langsung saja melangkah menuju lift yang akan membawanya ke kamar nomor 525 di lantai 10 .
Di depan kamar nomor 525 dia bisa melihat seorang pria kekar berdiri disana. Pria tampan itu langsung saja berjalan menuju kamar tersebut.
"Selamat Sore Tuan Shikamaru. Silakan ini cardlock nya tuan dan dia sudah ada didalam kamar." Ucap pria itu sambil menyerahkan sebuah kartu pada Shikamaru.
"Hn." Ucap Shikamaru singkat seraya mengambil kartu. Kemudian ia menatap pria itu dengan tajam.
"Kenapa kau masih tetap berdiri disini ? sudah sana pergi! Bentak Shikamaru membuat pria kekar itu berjengit kaget.
"Ah ... iya, baiklah Tuan, Saya permisi pergi." Pamit nya sambil membungkukkan badan, hormat. Kemudian berlalu pergi meninggalkan Shikamaru.
"Ck, dasar bodoh!"
Sesaat setelah membuka pintu Shikamaru melihat seorang wanita dengan pakaian seksi berdiri menghadap ke arah kaca besar yang menyuguhkan indahnya pemandangan kota Los Angeles, memunggunginya dari belakang.
"Ehm..." Shikamaru berdeham mencoba mengalihkan pandang wanita itu dari pemandangan kota Los Angeles. Namun tak berhasil membuat sang wanita menoleh ke arahnya. Dengan sedikit kesal ia berjalan pelan menuju sang wanita. Memeluk erat dari belakang dan langsung memutar tubuhnya ke hadapannya. Tanpa aba-aba apapun Shikamaru langsung saja menciumnya rakus, membuat wanita itu membelalak kaget. Kedua tangannya tak tinggal diam begitu saja, ia dengan cepat merobek drees merah marun sang wanita lalu melemparkan dress itu sembarangan. Membawa tubuh wanita itu ke arah ranjang sembari tangannya bergerilya memainkan tubuh sang wanita, melepaskan kaitan bra wanita dalam dekapannya dan melempar sembarangan. Meremas salah gundukan kenyal itu dengan kuat.
"Aaaahhh Tuan... sakiitt!" wanita itu mendesah seraya menjerit saat Shikamaru mengigit lehernya dengan keras.
Menghempaskannya begitu saja ke atas ranjang. Shikamaru melepas jas dan kemeja dengan tak sabaran. Tangan kanannya merogoh saku celana untuk mengambil sesuatu dan melemparkannya tepat di wajah sang wanita. Wanita itu kaget, lalu meraih bungkusan yang dilempar oleh tuannya di atas wajahnya sambil menatap Pria tampan itu.
"Cepat pakaikan aku itu!" Perintah nya. Shikamaru menurunkan resleting celananya.
Sang wanita langsung saja merobek bungkusan itu dengan giginya. Memenuhi perintah tuannya untuk segera memakaikan kondom.
.
.
.
Shikamaru memberhentikan mobil ferrari hitamnya ke sebuah halaman parkir club malam.
Fairy Club, salah satu club malam yang terkenal ramai di kota Los Angeles.
Suara dentuman musik disko masuk memenuhi pendengaran Shikamaru ketika ia baru saja memasukki club malam, suara bising dari pengunjung yang tengah berdansa semakin meramaikan suasana club. Bau asap rokok dan minuman berakohol menyambut indra penciumannya seolah-olah mengundangnya masuk lebih dalam lagi untuk menikmati kehidupan malam yang menyenangkan. Shikamaru mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru club sambil melangkah kaki ke arah bar.
"Hei bung!" sapanya sambil menepuk pundak seseorang.
Seorang bartender yang tengah meracik minuman mendongak untuk melihat siapa gerangan yang tadi menyapa dan menepuk pundaknya.
"Oh, Hai Kak Shika." Sapanya balik.
Shikamaru duduk diatas kursi sambil mengedarkan pandang ke sekelililng club, "Oh ya, dimana boss mu itu konohamaru?" Tanya Shikamaru.
"Kak Naruto sedang pergi ke San Diego Kak." Jawab Konohamaru sambil menuangkan cocktail yang telah diraciknya ke dalam cocktail glass.
"San Diego? Untuk apa dia kesana?" Tanya Shikamaru. Pria itu mengerutkan alis, bingung. Ada keperluan apa sahabatnya itu pergi kesana.
Konohamaru menyerahkan cocktail ke hadapan pria yang duduk bersebelahan dengan Shikamaru kemudian menatap Shikamaru sambil menjawab pertanyaannya, "Biasa Kak mengunjungi panti asuhan peninggalan Kakek kak Naruto."
"Oh." Ucap Shikamaru hanya ber'oh' ria saja. Pria itu mengangguk-anggukkan kepala.
"Oh iya Kakak mau minum apa?" Tanya Konohamaru.
Shikamaru menyeringai tipis mendengarkan pertanyaan Kohomaru.
"Seperti Biasanya dan jangan lupa sediakan wanita cantik juga, oke." Jawabnya sambil mengedipkan mata. Shikamaru bangkit berdiri kemudian berlalu pergi menuju private room berada.
"Ya ampun Kak Shikamaru! Mau sampai kapan dia seperti ini, suka jajan diluar. Kenapa tidak cari istri saja daripada jajan diluaran. Tidak takut apa terkena penyakit yang berbahaya.
Padahal umurnya pun juga sudah tua loh sudah sepatutnya untuk menikah kan." Konohamaru mengeleng-gelengkan kepala seraya melihat punggung Shikamaru yang kian menjauh. Pemuda berusia 20 tahun itu segera menyiapkan minuman untuk Shikamaru.
Mengambil beberapa botol champagne lalu meletakkannya diatas nampan dan tak lupa juga meletakkan Lowball Glass serta Champagne Flute. Setelah itu Konohamaru memanggil seorang wanita cantik yang tengah berjalan menuju bar.
"Ada apa?" Tanya wanita cantik itu.
"Kau tidak ada pelanggan malam ini kan?" Bukannya menjawab pertanyaan dari wanita cantik itu Konohamaru justru melayangkan pertanyaan lain.
Wanita cantik itu menganggukkan kepala pelan.
Konohamaru tersenyum senang seraya menyondorkan nampan, "Bagus, kalau begitu tolong antarkan ini ke Tuan Shikamaru Nara yang ada di Private room dan layani dia dengan baik."
"Oke." Ucap wanita cantik itu sambil tersenyum manis. Meraih nampan dan membawanya pergi menuju private room tempat dimana Tuan Shikamaru berada sekarang. Senyuman manis masih tersungging dibibirnya. Akhirnya ia mendapatkan pelanggan juga malam ini. Bagi seorang pekerja seks komersial pelanggan adalah alat untuk menghasilkan uang. Apalagi pelanggan seperti Shikamaru Nara. Pria tampan yang kaya raya, terkenal akan tatapan matanya yang tajam dan sikap dinginnya. Pria itu juga terkenal kejam, walaupun begitu pesona Seorang Shikamaru Nara sangat luar biasa dan menggairahkan.
Tok tok tok
"Permisi Tuan." Ucapnya setelah mengetuk pintu.
"Iya, masuk." Suara dari dalam menyahut.
Wanita cantik itu segera memutar kenop pintu lalu membukanya pelan. Seketika itu juga Ia harus menelan ludah susah payah melihat pemadangan yang tersaji dihadapannya. Shikamaru, pria itu tengah duduk di pinggir ranjang sambil menghisap cerutu dengan bertelanjang dada. Lihatlah otot-otot ditubuhnya, sangat seksi. Benar-benar gagah. Rasanya ia ingin cepat-cepat menyusuri tubuh kekar itu dengan jari jemarinya.
"Kemarilah. Kenapa kau hanya diam disitu." Ucap Shikamaru dingin setelah meletakkan cerutu kedalam asbak yang ada di atas nakas.
Wanita itu mengerjabkan mata, ucapan Shikamaru tadi berhasil membuyarkan lamunannya.
Shikamaru menatap tajam wanita cantik yang tengah menutup pintu dan berjalan pelan ke arahnya. Wanita itu meletakkan nampan berisi beberapa botol minuman alkohol dan gelasnya di atas nakas.
"Berikan aku minuman." Ucap Shikamaru.
Ia melihat wanita cantik itu yang langsung membuka penutup botol champagne lalu menuangkan kedalam gelas.
"Ini Tuan."
Shikamaru meraih gelas itu lalu meneguknya sampai tandas. Meletakkan gelas yang sudah kosong itu di atas nakas. Shikamaru bangkit berdiri kemudian menarik pinggang wanita cantik itu, memeluknya erat. Mengelus bibir tipis itu dengan tangan kanannya lalu menciumnya rakus. Melumat dan menghisap bibir itu. Mengigit bibir bawah wanita itu sedikit kuat yang membuat wanita cantik itu membuka mulutnya.
"Aww! Ahhh...," desah wanita cantik itu saat lidah mereka saling berperang.
Ciuman itu semakin panas. Tangan kiri Shikamaru merobek kasar gaun berwarna hitam itu untuk melepasnya. Membuang gaun itu sembarangan. Melepas kaitan bra dan membuangnya.
Memeras gundukan kenyal milik wanita itu dengan kuat. Mencubit, menarik, memelintir puting sang wanita yang membuat wanita itu kian mendesah nikmat atas perlakuan tangan Shikamaru. Ciumannya turun ke leher wanita itu.
Shikamaru menghempaskan tubuh sang wanita ke ranjang.
Tangan kanannya merogoh saku celana untuk mengambil sesuatu dan melemparkannya tepat di wajah sang wanita. Wanita cantik itu meraih bungkusan yang dilempar oleh Tuan Shikamaru di atas wajahnya sambil menatap Pria tampan itu yang sedang tersenyum miring.
"Cepat pakaikan aku itu! Dan puaskan aku."
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
