
"Jadi, kami janjian ketemu lagi Kamis ini …."
Angelina mendengarkan suara Paul dari gagang telepon sambil bersandar nyaman di atas ranjang. Mata wanita itu mengamati langit pekat di luar jendela yang tidak tertutup tirai. Suara baling-baling helikopter menyelinap masuk entah dari mana dan terdengar samar ke sambungan telepon.
"Angel, apa itu suara helikopter dari atap gedung?"
"Iya," balas Angelina sambil mengamati alat transportasi udara yang kini mendarat dari kejauhan.
Apa mereka peserta pertandingan besok?
Karya ini dilindungi oleh UU Hak Cipta 28 tahun 2014. Siapa yang melanggar akan diproses sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.
"Jadi, kami janjian ketemu lagi Kamis ini …."
Angelina mendengarkan suara Paul dari gagang telepon sambil bersandar nyaman di atas ranjang. Mata wanita itu mengamati langit pekat di luar jendela yang tidak tertutup tirai. Suara baling-baling helikopter menyelinap masuk entah dari mana dan terdengar samar ke sambungan telepon.
"Angel, apa itu suara helikopter dari atap gedung?"
"Iya," balas Angelina sambil mengamati alat transportasi udara yang kini mendarat dari kejauhan.
Apa mereka peserta pertandingan besok?
Angelina menggigit bibir. Wanita itu teringat latihan tadi siang. Ramaik terlihat cukup cekatan dalam menghadapi banaspati api, makhluk mistis Jawa yang berbentuk manusia api.
Tubuh Angelina sontak merinding saat terkenang bau daging terbakar dari lengan kanan Ramaik.
"Although this is only a simulation, Inyiak will still suffer 40 percent of the damage."
"Waktu tinggal lima menit lagi." Suara robot operator membuyarkan ucapan Dokter Galina. Wanita itu mengetatkan rahang saat teringat pembicaraan pribadinya dengan Paul bahkan dimata-matai.
"Angel, sampai besok."
"Iya, Paul, selamat tidur," balas Angelina lemah.
Sambungan terputus. Wanita itu mengembalikan gagang pada tempatnya kemudian mengempaskan tubuh. Dia berbaring terlentang dan menatapi langit-langit kamar.
Ramaik …. Semoga besok tidak terjadi hal buruk.
*****
Waktu baru menunjukkan pukul delapan lewat lima ketika Angelina dengan dijemput Nixon sampai ke kebun binatang rahasia Genma. Fonda sepertinya tidak lagi tertarik untuk mendatangi kamarnya.
Seekor liger yang terlihat sedang bersantai di dalam kandang menatap keduanya tanpa minat sebelum menguap lebar, menampilkan deretan taring yang bersih. Langkah Angelina melambat kala dia mulai mengamati para karnivora jenis kucing itu. Liger, tigon, kucing emas, dan bahkan Ramaik sendiri, terlepas bahwa mereka merupakan binatang aduan. Namun, semuanya terawat dengan baik. Bulu keemasan tanpa penyakit kulit, berat badan ideal, tidak ada infeksi ringan maupun berat, semua ada pada mereka.
Kedua tungkai Angelina terhenti tepat di depan kandang anakan kucing emas. Dan, tatapannya menetap pada sosok perempuan yang sedang bersimpuh di sana dan menelisik dengan cermat lubang telinga salah satu anak kucing emas yang berada di pangkuannya.
Wajah Fonda menunduk dan dia tidak menyadari bahwa dirinya sedang menjadi tontonan. Setelah puas dengan hasil pengamatannya, perempuan itu meletakkan senter di sisi dan secara cekatan membalikkan tubuh si anak kucing kemudian mulai memeriksa kondisi kulit juga bulu binatang itu dengan kedua tangannya yang tidak menggunakan sarung.
Dia mencintai pekerjaannya, simpul Angelina dalam hati. Dokter Erik juga merawat binatang-binatang itu dengan baik.
Angelina melihat interaksi rekan kerjanya dengan para binatang asuhan mereka sebelum keyakinan lain dia rasakan. Fonda dan Dokter Erik mungkin merupakan korban, sama seperti dirinya.
Sebuah ngeongan dari anak kucing emas yang meminta perhatian Fonda membuat perempuan itu menoleh ke arah kaca. dan menyadari kehadiran dari keduanya. Bibir bergincu merah terang yang sedikit melengkung membentuk senyum itu seketika mendatar sebelum pemiliknya meletakkan pasien yang dia pangku ke rerumputan.
Fonda kemudian bangkit berdiri hanya untuk memberikan tatapan malas ke arah Angelina. “Dokter Angelina, bukankah akan lebih profesional bila Anda langsung masuk membantu saya memeriksa hewan-hewan ini dibandingkan Anda berdiri di sana seperti sebuah boneka plastik?”
Aura melankolis yang sempat menyentil Angelina seketika menguap. Mungkin dia salah menyimpulkan dan rekannya itu sama tidak warasnya dengan yang lain. “Saya baru saja sampai, bahkan belum ada lebih dari semenit.”
“Maaf, Dokter, kita sebetulnya sudah berdiri di sini sekitar tiga belas menit,” bisik Nixon sambil merunduk hingga napas hangatnya langsung dapat dirasakan kulit pipi Angelina.
Bulu kuduk Angelina seketika meremang. Wanita itu langsung bergeser untuk menjauh, sedangkan dengkus meremehkan terdengar dari Fonda yang kini bersedekap dan mengamati mereka.
“Jadi, Anda kini merasa layak untuk bertingkah seperti seorang pengunjung kebun binatang?” sindir Fonda secara terang-terangan ketika Angelina belum juga berjalan masuk ke kandang itu.
Wajah masam Angelina semakin berkerut gusar meski dia akhirnya menyentakkan kaki menuju lorong yang mengapit dua kandang. Wanita itu kemudian berdiri di depan pintu masuk kaca dan mencoba mencari tombol untuk membukanya.
Sebuah benda kotak serupa dengan saklar lampu seperti di akses masuk lainnya terdapat di dekat pegangan pintu. Angelina secara otomatis menekan sidik jarinya di sana.
Lampu mungil merah yang ada di atas saklar berkedip hijau. Sebuah sinar merah berbentuk setengah lingkaran tiba-tiba berpedar di sekitar pintu masuk kandang sehingga mengejutkan seekor anak kucing emas yang sebelumnya sedang bermain di area itu.
Binatang sebesar kucing rumahan tersebut langsung mengeong dan berlari terbirit-birit, berlindung di antara kaki Fonda yang hari ini dibungkus oleh stoking hitam dan sudah dikotori oleh beberapa helai bulu keemasan yang rontok dari tubuh penghuni kandang tersebut.
Cahaya merah itu terlihat bergelombang secara samar dan berangsur berubah warna menjadi hijau. Pintu kaca di hadapan Angelina seketika bergeser sehingga sang dokter dapat melangkah masuk sebelum tertutup secara otomatis.
Warna hijau yang menerangi dalam kandang kemudian berangsur menghilang setelah terlihat bergelombang selama beberapa detik. Perhatian Angelina teralihkan pada gerakan seekor anak kucing emas yang kini mendekati kakinya dan mulai menggesekkan tubuh dengan gerakan melingkar.
Lucu sekali. Senyum pada bibir Angelina seketika mengembang. Bulu panjang pada tiap ujung telinga binatang mungil itu menambah keunikan binatang yang sempat dikabarkan punah ini.
“3025.” Suara formil Fonda membuat Angelina sontak menoleh ke arah rekannya. Perempuan itu kini sedang membuka sebuah fail dan membaca berkas di dalamnya.
Kening Angelina seketika mengerut bingung. Dari mana asalnya kertas itu?
Akan tetapi, sebelum mata wanita itu sempat menjelajah isi kandang, Fonda sudah kembali memberikan perintah. “Periksa kondisinya.”
“Hah? Kondisi siapa?” tanya Angelina spontan. “Saya sudah memeriksa Ramaik kemarin. Dia baik-baik saja.”
Ujung mata Angelina tanpa sadar melirik ke arah Nixon yang kini berdiri bersandar di seberang kandang dan menguap lebar. Pria bodoh itu benar-benar tidak peduli saat liger yang ukuran badannya hampir setinggi dia, bahkan tanpa berdiri dengan kedua kaki, sedang membuka mulut lebar-lebar tepat di belakang punggungnya dan berusaha menggigit kepalanya dari balik kaca.
Kilatan jengkel pada mata Fonda menyadarkan Angelina bahwa dia salah menjawab. Wanita itu terpaksa mendengar decak kesal dari rekannya sebelum perintah yang sama kembali masuk ke indra pendengarannya.
“Periksa 3025. Saya harap Anda tidak membuang-buang waktu berharga saya dengan bersikap bodoh.”
“Siapa yang bodoh?!” Kini nada suara Angelina meningkat beberapa oktaf. “Anda tidak menjelaskan dengan baik sehingga saya salah mengerti.”
“Bagaimana bisa kamu salah mengerti? Saya sama sekali tidak menyebut nama Ramaik. Apabila kamu salah menjawab, itu karena kebodohanmu sendiri,” cemooh Fonda sambil memiringkan sedikit kepalanya ke kanan. Dia bersedekap hingga fail berkas yang masih dia pegang berkibar membentuk kipas ke arah bawah.
Pipi Angelina seketika menghangat akibat malu. Dia lagi-lagi kehabisan kata-kata saat berdebat dengan rekannya.
3025 adalah nama salah satu kucing emas ini, simpul Angelina secara cepat. Wanita itu langsung bersimpuh dan menangkap anak kucing terdekat, lalu memeriksa sisi dalam daun telinga. Dugaan dia benar. Sama seperti binatang ternak, anak-anak kucing emas ini pun ditato setelah memasuki usia lepas susu induknya.
Ngeongan manja dikeluarkan binatang mungil itu ketika Angelina sedikit memajukan tubuh untuk meraih senter yang sebelumnya diletakkan Fonda di antara rerumputan. Dia menahan tengkuk sang anak kucing emas kemudian membuka lebar daun telinga binatang itu hingga dapat memeriksa lubang kupingnya dengan saksama.
“Bersih,” ucap Angelina setelah melakukan hal serupa ke kuping satunya. Rasa ragu kembali mengetuk hati wanita itu waktu dia melihat kuku-kuku para anakan kucing emas itu pun tidak melengkung panjang, tetapi terpotong rapi.
Fonda berjalan satu dua langkah sambil membuat gerakan mencentang fail yang dia pegang. Perempuan itu kemudian bergumam pada diri sendiri. “Imunisasi sudah lengkap.”
Gerakan kepala si anak kucing emas yang mendorong lengan Angelina membuat jemarinya langsung meremas gemas tengkuk binatang itu. Angelina hendak membuka mulut sebelum ucapan Fonda menghentikannya. "Hari ini saya yang akan memeriksa dan mengawasi pertarungan Inyiak. Ada beberapa berkas serah terima yang harus Dokter periksa. Saya harap hari ini adalah pertemuan terakhir kita."
"Dokter Fonda benar-benar akan pergi besok?" tanya Angelina dengan mata melebar.
"Saya tidak tahu kalau Dokter merasa kehilangan." Bibir Fonda melengkung sinis. "Saya pikir Anda malah merasa senang."
Rekan kerja yang menjengkelkan, tetapi dapat diandalkan. Bibir Angelina terkatup rapat saat mengamati perempuan di hadapannya. Tugasnya dalam mengurus Ramaik akan lebih berat setelah kepergian seniornya.
Fonda tiba-tiba menarik rok pendeknya dan membuat mata Angelina melebar saat melihat perempuan itu tanpa malu-malu memamerkan paha yang terbungkus stoking hitam. Dia membuka sebuah tas kecil yang terikat di sana kemudian melemparkannya ke dekat rekan kerjanya.
"Hadiah perpisahan, semoga saya tidak menemukan berita tentang kematian Anda di televisi."
*****
12 Maret 2022
Benitobonita
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
