BL : UNDERGROUND IDOL #2

0
0
Deskripsi

Arka dan Cakra adalah sepasang saudara kembar dan mereka saling membenci, bahkan jika dibolehkan membunuh, mereka berdua tak akan segan untuk saling membunuh. Semua itu dimulai sejak mereka mulai menggeluti pekerjaan sebagai penyanyi, tapi karena wajah mereka yang sama, maka hanya boleh ada satu orang yang bersinar dengan wajah itu.

UNDERGROUND IDOL #2

 

****

 


“Ini adalah solo debutku, harusnya kau bahagia.”

Meski terlambat, Cakra sudah memberi tahunya bahwa dia akan menjadi anggota EXIST kedua yang akan melakukan solo debut setelah Leo.

“Bara kau tak bahagia melihatku bahagia?”

Cakra tengah tidur terlentang di kamar Bara, di apartemen mewah laki-laki itu, dia bersikap selayaknya berada di rumahnya sendiri.

Bara merapikan kamarnya, membiarkan Cakra berlaku sesukanya di atas kasur. Dia kemudian melirik Cakra yang tengah terlentang dengan kakinya yang dia sandarkan pada tembok.

“Aku mengkhawatirkan para pembencimu.”

“Yah, kau lebih perhatian pada mereka ketimbang aku?”

“Sejak Arka muncul, kamu menjadi target bullyan baru, semua hal negatif tertuju padamu.” Bara berjalan menghampirinya Cakra. “Aku pikir ini bukan waktu yang tepat untuk berdiri di atas panggung.”

Dia inisiatif mencium kening lebar sang kekasih.

“Kalau begitu aku akan mengajakmu berdiri di sana,” celetuk Cakra yang langsung membersihkan keningnya. “Astaga liurmu menempel dikeningku!”

Bara tertawa kecil dan memeluknya. “Cakra ku kembali cerewet? Kamu pasti sangat bahagia sekarang.”

Cakra membalas pelukan itu. “Tentu saja!”

“Sekarang, apa kamu ingin menjelaskan sesuatu padaku?”

Cakra mengerutkan keningnya. “Tentang?”

“Arka.”

Secara khusus setelah mendengar nama itu, Cakra melepaskan pelukannya. Bara merasa tersinggung.

“Aku menceritakan semua hal padamu, bahkan tentang apa saja yang aku lakukan semasa berpacaran dengan orang lain.”

Cakra membuang wajahnya. “Aku akan cerita, namun bukan saat ini.”

Bara merebahkan tubuhnya di samping Cakra yang tengah duduk bersila. “Kenapa?”

Cakra menatap Bara kesal. “Semua orang akan membenciku termasuk kamu—”

Duk!

“Awww!”

Cakra mengeluh ketika kaki Bara menendangnya dan kemudian malah tertawa melihatnya kesakitan, laki-laki itu menatapnya dendam, namun amarah itu secepat angin tertiup lenyap kala Bara menariknya dalam dekapannya sambil berbaring, meletakkan kepalanya di atas dadanya.

“Katakan sekali lagi bahwa aku akan membencimu, lalu akan aku perkosa dirimu,” kelakarnya, “diamlah, dan nikmati semua kasih sayang yang aku berikan.”

“Pinggangku masih terasa nyeri,” keluh Cakra, “itu gara-gara kamu.”

Bara langsung duduk dan membiarkan Cakra tetap terlentang, secara paksa membuka baju Cakra dan memeriksa lukanya. Dia agak menyesal kala mendapati sedikit luka kebiruan dipinggang Cakra.

“Menurutmu ringan, tapi kamu kan atlet Silat,” kesal Cakra, “kira-kira, dong, kalau bercanda.”

“Aku minta maaf.” Bara merasa sangat menyesal, dengan lembut dia menciumi bekas tendangannya pada pinggang Cakra. “Aku akan menyembuhkanmu.”

Sambil berusaha menyingkirkan kepala Bara, Cakra tertawa kegelian. “Tidak usah, ini geli sekali!”

“Kenapa? Ini menyenangkan.” Bara menggodanya dengan mengecup dan menjilati pinggang Cakra, membuat laki-laki itu terus tertawa kegelian sambil protes.

“Bara, jangan ini geli! Bara! Baraaaaa!”

Akhirnya yang ditunggu-tunggu, laki-laki itu mulai merengek-rengek seperti bocah umur 5 tahun yang keinginannya tak dituruti.

“Kalau kamu terus melanjutkannya aku akan marah! Marah sekaliiii!”

Namun sama sekali tak didengarkan oleh sang kekasih, itu semakin kacau ketika keduanya jadi sama-sama terangsang. Bara tak lagi mampu menahan gairahnya apalagi melihat Cakra yang kelelahan tertawa di bawahnya dengan keringat, dia lalu mencium bibir Cakra tanpa permisi, awalnya hanya mengecup lalu menjilati, tapi lama-lama jadi menyedotnya. Sementara kedua tangannya diam-diam melepaskan celananya sendiri.

Mereka sudah pernah melakukan seks beberapa kali, bahkan sebelum resmi pacaran, jadi kali ini pun juga tak ada kecanggungan, masing-masing sudah paham betul titik sensitif sang kekasih. Pun dengan Cakra yang langsung paham bahwa Bara menginginkannya, dia sebenarnya tidak begitu ingin malam ini, tapi bukan berarti Cakra akan menolak permintaan Bara.

“Tapi jangan beri aku kiss mark, aku harus syuting, kau tahu kan Mbak Wandah yang membuat konsep albumku ini suka sekali memberiku baju yang belum selesai dijahit,” ucap Cakra memberi syarat.

Sayangnya dia lupa tak memberi tahu Bara untuk tidak terlalu banyak menggempurnya dan itu akan Cakra sesali di masa depan karena dia jadi harus syuting sambil duduk.

“Ay, ay, Kapten!” Bara tersenyum puas, malam ini Cakra sepenuhnya akan menjadi miliknya sebelum dia sibuk promosi solo debut. “Kamu mau di bawah atau di atas?”

Cakra berpikir sejenak. “Terserah, tapi jangan melakukan seks di kamar mandi lagi.”

Dia masih trauma tentang insiden terpleset di kamar mandi yang membuat kaki Bara terkilir karena harus menahan berat tubuhnya.

“Lalu jangan di mobil juga.”

“Sekarang kita ada di kamarku.”

Bara membantu Cakra melepaskan celana pendeknya dan membuang celana itu, menyisakan celana dalamnya yang ketat berwarna pink.

“Apa kamu mau kita merekam ini?”

Refleks Cakra mencubit lengan Bara. “Tidak mau! Bara, kamu gila, ya! Nanti kalau ada sasaeng yang membobol ponselmu gimana!” omelnya.

“Tidak kelihatan wajah, kok. Itu nanti hanya akan terlihat seperti video bokap biasa. Janji!”

Bara mengambil ponselnya sendiri, tapi dengan cepat Cakra membungkam bibirnya hingga membuat Bara teralihkan, diam-diam dia tersenyum, jadi dengan pintar dia melempar ponselnya menjauh dan memegang kepala Cakra agar membuat ciuman mereka lebih dalam.

Keduanya sudah sama-sama telanjang bulat, sepasang penis itu juga sudah saling menegang, berdiri tegak dengan cairan putih kental di ujung.

Cakra melenguh ketika merasakan sebuah tangan memasuki area terlarangnya, menekan-nekan bagian daging dalam itu seperti tengah mencari sesuatu lalu meremasnya.

Seluruh otot-otot tubuhnya menegang, merasakan panas dengan jantung berdebar-debar. “Bara ... aku, oh, pleaseee, oh, Bara, Oh My God!”

Tubuh Cakra bergetar pelan dengan pinggang dan kakinya yang melengkung kala Bara berhasil menemukan dan meremas prostatnya.

Setelah dirasa dubur Cakra sudah sangat basah, dengan perlahan Bara membuka lebar selangkangan Cakra di depan wajahnya, dia mengendus sebentar aroma khas yang disukainya sebelum akhirnya mengarahkan penis miliknya masuk ke dalam anus Cakra.

Perlahan-lahan dan lama-lama semakin masuk jauh ke dalam, dia melenguh nikmat ketika penisnya merasakan kehangatan yang berdenyut-denyut di dalam sana.

Bara mulai memaju-mundurkan bokongnya, membuat peπisnya keluar-masuk, seakan tengah menggoda lubang surgawi sang kekasih yang terbuka-tertutup dengan puisi-puisi romansa abad 21.

Tak mau hanya menerima dan membiarkan Bara bekerja sendiri, Cakra juga menggerak-gerakkan pinggulnya, membiarkan dirinya relaks dengan segala kenikmatan yang tubuhnya dapatkan. Keduanya begitu mencintai kegiatan ini.

“Cakra, Cakra!” Bara menambahkan tempo gesekannya, membuat sang kekasih yang berada di bawahnya tubuhnya terhentak-hentak seirama.

Tak lama kemudian sesuatu yang hangat, lumer, dan kental mengaliri bagian dalam anusnya, rasanya sangat penuh, berbeda dengan penis Bara telah melepas, penis miliknya masih menegang, Cakra belum keluar karena tangan kiri Bara menahan ujungnya.

Cakra jadi merengek karena rasanya sungguh tak enak dan sangat sakit. “Baraaaa!”

Tangannya berusaha menyingkirkan tangan Bara dari peπisnya, tapi laki-laki itu justru terkekeh.

“Belum saatnya untukmu.”

Dengan masih memegang penis Cakra, Bara membuat sang kekasih menungging dan sekali lagi, penisnya yang sudah lemas tiba-tiba berdiri tegak kembali dan kali ini, Bara benar-benar memperkosa kekasihnya tanpa sekali pun membiarkan Cakra keluar.

Beberapa jam kemudian, setelah belasan kali Bara mengalami orgasme, akhirnya dia juga membiarkan Cakra mendapatkan kenikmatannya untuk pertama kali malam ini. Dia terkekeh ketika mendapati Cakra sudah tertidur lelap, dia terlihat begitu kelelahan. Dengan sayang, Bara mengelus rambutnya dan mencium keningnya penuh rasa sayang.

Pukul 2 dini hari, Bara bangkit untuk memakai baju dan membersihkan dirinya dari sisa-sisa percintaan mereka.

Awalnya hatinya begitu senang sampai akhirnya Bara menyadari bahwa dia tidak menutup jendelanya, Bara yang tinggal di lantai 26 berjalan mendekati jendela, menatap panorama malam diibu kota Seoul itu.

Matanya yang sipit kian menyipit kala menyadari bahwa di gedung sebelah, seseorang seperti tengah berdiri di balkon dengan teropong mengarah tepat ke kamarnya.

Tubuh Bara membeku ketika memikirkan apa yang sejak tadi pria itu lihat di ujung sana dengan sebuah teropong dan kamera ditangan, dugaannya semakin kuat kala pria itu seperti terburu-buru masuk ke dalam kamarnya, menghindari tatapan Bara.

“Sialan! Berengsek! Bajingan!”

Pikiran buruk tentang apa yang seharusnya tidak terjadi menyergap kepalanya, dengan terburu-buru Bara mengambil jaket, masker, serta topi, dan keluar dari apartemen, berlari kencang menuju gedung di sebelah.

Berjam-jam mencari pria itu ke sana ke mari diselimuti dinginnya malam hingga hampir pagi dengan hasil sangat mengecewakan, malam itu dia sama sekali tak bisa tidur.

Tepatnya pukul delapan pagi ketika Bara yang ketiduran di sofa setelah kelelahan mencari pria itu semalaman terbangun karena terkejut akibat bantingan pintu di kamarnya, dia langsung beranjak dari sofa ketika menyadari bahwa yang baru saja keluar itu adalah Cakra dengan aura begitu marah.

Tak berselang lama ponselnya berdering, itu adalah ratusan panggilan dari para manager dan member EXIST juga pesan-pesan baru yang berdatangan setiap menitnya. Ketika melihat kasurnya yang masih berantakan akibat semalam, Bara menemukan ponsel Cakra yang tertinggal, tak jauh beda dengan ponsel miliknya, Cakra juga mendapatkan telepon dari semua orang.

Hari itu adalah kiamat bagi Bara dan Cakra, apa yang dia takutkan sudah terjadi bahkan lebih cepat dari dugaannya. Orang itu menyebarkan semua hal yang dia ketahui, foto-foto dan video percintaan mereka semalam terekam, itu diperkuat dengan bukti chat mesra mereka sejak tahun 2017 yang kini tersebar luas diinternet.

***
 


Hari itu adalah kiamat bagi Bara dan Cakra, apa yang dia takutkan sudah terjadi bahkan lebih cepat dari dugaannya. Orang itu menyebarkan semua hal yang dia ketahui, foto-foto dan video percintaan mereka semalam terekam, itu diperkuat dengan bukti chat mesra mereka sejak tahun 2017 yang kini tersebar luas di internet.

Para penggemar kemudian berbondong-bondong cocokologi beberapa kemesraan mereka yang awalnya hanya dianggap fanservice.

Satu-satunya panggilan yang dia angkat adalah dari perusahaan yang menyuruhnya menunggu.

"Jangan pergi ke mana-mana, tetaplah di apartemenmu sampai manager Joko menjemputmu. Ada banyak wartawan dan penggemar di mana-mana."

Bara berteriak pada layar ponsel. "Bagaimana dengan Cakra!"

Hening. "Dia tidak ada bersamamu?"

"Tidak, dia baru saja keluar entah ke mana tanpa memberitahuku. Aku pikir dia pergi menemui kalian." Bara menjambak rambutnya frustasi.

"Kalian berdua harus tetap bersembunyi dan biarkan agensi menyelesaikan ini, aku akan pergi mencari Cakra. Tetap tinggal di apartemen."

Tanpa menjawab lebih lanjut, Bara menutup teleponnya. "Sepertinya aku tahu kamu pergi ke mana, Cakra."

Dari semua anggota EXIST, Cakra adalah member paling tertutup, dari semua orang, dia sangat tertutup, bahkan mungkin pada dirinya sendiri, dia sangat tertutup dan tak jujur. Jauh berbanding terbalik dengan kepribadian ceria dan malaikat yang selama ini penggemar ketahui melekat padanya.

*****
 


Berbohong itu risikonya tinggi, satu kali berbohong maka kita membutuhkan kebohongan lain untuk menutupi kebohongan sebelumnya.

Tidak akan pernah ada akhir, semakin lama akan semakin membesar dan menjerat siapa pun yang melakukan kebohongan dalam penderitaan. Tidak akan ada lagi siapa pun yang mempercayai, sekali pun keduanya sama-sama pembohong.

Sejak kecil keduanya tumbuh bersama di panti asuhan, Cakra dan Arka adalah saudara kembar indentik yang kompak, siapa pun yang melihatnya akan merasa senang, itu juga yang membuat sepasang suami-istri mandul rela mengadopsi keduanya. Cakra dan Arka dibesarkan dengan penuh kasih sayang.

Berbeda dengan Cakra, Arka tidak terlalu berbakat, dia mewarisi semua kepayahan yang orang tua biologis mereka miliki; kesialan. Ketika dirinya harus melihat sang kakak bersinar terang disoraki ribuan penggemar yang mencintainya, dia malu pada dirinya sendiri, dia iri pada saudaranya sendiri.

"Seharusnya aku juga memiliki kehidupan yang seperti itu."

Dia yang seharusnya berdiri bersama 11 anggota EXIST itu, karena dia yang pertama kali melakukan audisi dan mengajak Cakra untuk melakukannya juga. Keduanya memiliki cita-cita yang sama, namun hanya ada satu yang berhasil.

"Mungkin aku sudah menjadi penyanyi yang hebat sekarang andai saja Cakra tidak memboikot ku dari hampir semua agensi hiburan di Indonesia."

Bersama miras dan makanan ringannya, Arka tertawa-tawa sendiri.

"Dipikir berapa kali pun masih tidak habis pikir, bisa-bisanya dia melakukan itu padaku, kakak macam apa dia."

Brak! Brak! Brak! Brak!

Arka terkekeh geli ketika menyadari siapa yang datang sepagi itu dan mengebrak-ngebrak pintu rumahnya.

"Malas membukanya, ahh." Dengan santai dia justru memejamkan matanya sambil tiduran di atas sofa.

BRAK! BRAK! BRAK!

"Berisik!" Meski setengah hati, Arka membuka pintu rumahnya. Rasanya seperti mengalami deja vu ketika lagi-lagi Cakra mendorongnya hingga jatuh dengan aura marah.

"Apa yang kamu lakukan!" geram Cakra, "kau menghancurkan hidupku!"

Arka bangkit. "Maksudnya?"

"Munafik! Kamu yang menyebarkan hubunganku dengan Bara ke publik, kan!"

Cakra mengeram marah, saat ini karirnya, Bara, dan EXIST tengah dipertaruhkan.

"Jawab aku!"

"Kalau iya, kenapa?" Arka memiringkan kepalanya. "Sekarang siapa yang munafik? Ini hanya seperti kotak Pandora, Cakra. Siapa yang memulainya? Itu kamu."

Cakra mendecih. "Kenapa kamu tidak membiarkan saja ini berlalu dan berjalan seperti semestinya? Kamu sama saja denganku!"

Arka mengembuskan napas kesal. "Harusnya aku yang berbicara seperti itu, kamu sudah benar-benar menjadi diriku seutuhnya, ya."

"Karena kita saudara kembar?"

Semua itu berawal dari beberapa tahun silam ketika tanpa sengaja Arka mendapatkan kalung misterius dari salah satu anggota EXIST yang akhirnya sekarang menjadi orang paling berharga dalam hidupnya, Arka sudah sangat lama iri dengan Cakra.

Kalung itu membuatnya sangat egois, tanpa memikirkan hubungan persaudaraan mereka lagi, Arka meminta kalung itu melakukan pertukaran nasib.

Cakra tiba-tiba berada di kontrakan kecil milik Arka dan ketika dia melihat televisi, Arka sudah berdiri di atas panggung bersama anggota EXIST lainnya sebagai dirinya. Tidak ada siapa pun yang mempercayainya, dia hanya akan terlihat seperti pembual aneh.

Yang lebih membuat kesal adalah fakta bahwa Arka berkerjasama dengan Sudjianto untuk memblokirnya dari banyak agensi hiburan.

"Jangan balas dendam," ucap Arka atau yang sekarang sudah menjadi Cakra.

Sementara Cakra yang kini berstatus sebagai Arka membuka kulkasnya yang kosong, hanya ada beberapa telur dan makanan cepat saji di dalamnya, dia mengambil botol berisi air mineral.

"Aku butuh alasan."

"Debut solomu sukses, orang-orang menyukai warna musikmu." Cakra menunduk. "Lalu, aku mencintai Bara dan kamu kan menyukai orang lain."

Arka duduk disamping Cakra yang tengah menyandar pada tembok. "Andai dia tidak memberimu kalung ini aku mungkin juga akan tertarik padanya."

Cakra mengerutkan keningnya. "Kalung ini? Bara juga memberikannya padamu?"

Arka mengeluarkan kalung yang tengah dikenakannya. "Kan aku sudah bilang, ini hanya seperti kotak Pandora. Semua masalah berawal dari kalian berdua."

Hening. Kedua bersaudara itu sibuk dalam pemikiran masing-masing, sampai akhirnya Arka kembali memecah hening.

"Kamu tidak pernah bertanya padanya dia dapat kalung ajaib ini dari mana?"

Cakra menggeleng, setelah emosinya cukup reda, dia baru merasakan area belakangnya yang sakit akibat bergumpalan panasnya semalam.

"Padahal kan kalian beruda selalu bersama, kamu menyia-nyiakan kesempatan emas."

"Aku tidak berani."

"Kenapa? Apa dia akan langsung mengulitimu jika kamu bertanya?"

"Itu berlebihan. Meski dia selalu memberikan aura cerah pada penggemar, tapi kalau dibelakang panggung dia bukan orang yang seperti itu."

"Kamu tidak merasa curiga padanya?"

"Untuk apa? Dia selalu melindungiku."

Dalam hati Arka berdecih, adiknya itu yang sekarang sudah menjadi kakaknya benar-benar telah dibutakan oleh cinta.

"Jadi ...." Cakra menggantung kata-katanya, dia harus segera menyelesaikan ini. "Kamu akan tetap balas dendam padaku, Arka?"

"Dan pada Bara," ralat Arka, "iya."

Cakra bangkit dari posisi terduduk, dia memandang Arka dengan tatapan kesal.

"Padahal hidupku mungkin sekarang sudah hancur, sebentar lagi aku akan ditendang dari agensi jika penggemar menentang hubungan terlarang ini. Belum lagi mereka yang mulai mengetahui bahwa aku tidak pernah mengakuimu sebagai saudara."

"Maka dari itu." Arka ikut bangkit. "Jika kita kembali ke masa lalu dengan perantara kalung ini, semuanya akan baik-baik saja karena insiden yang terjadi sekarang pasti juga akan lenyap." Dia kemudian tersenyum mengejek. "Ide bagus, 'kan?"

"Semuanya tidak akan pernah berakhir."

"Jadi, kamu masih tidak ingin melepaskan hidupmu yang sudah hancur, Arka—eh, maksudnya, Cakra?" ejek Arka dan Cakra menatapnya tanpa berkedip.

"Mungkin—tidak, ini memang sepenuhnya salahku yang egois."

Cakra berlutut dihadapan Arka dengan penuh penyesalan.

"Aku yang tidak berbakat ini iri padamu, aku yang terlalu egois merebut kehidupanmu dan menghancurkan semua kesempatanmu. Aku yang munafik tidak pernah mau menerimamu dalam hidupku dan membiarkanmu berjuang seorang diri."

Seseorang yang baru sampai, menguping pembicaraan kedua kakak-beradik itu di luar pintu dalam kebisuan.

"Aku mohon jangan balas dendam," mintanya sekali lagi, "maafkan aku yang egois ini. Tapi kamu pasti juga sadar kan Cakra, sekali pun kali ini kamu berhasil balas dendam, di masa yang akan datang, aku harus melakukan hal yang sama padamu; balas dendam. Karena kalung itu, ini tidak akan pernah ada habisnya. Salah satu diantara kita harus menyudahinya, kamu adalah yang paling dewasa diantara kita berdua, jadi aku memohon dengan sangat padamu untuk menghentikan ini."

Cakra bahkan menyebut nama asli Arka, untuk kali ini, dia tidak akan membiarkan Cakra kehilangan jati dirinya lagi.

Selama beberapa menit lamanya, tak ada satu pun dari kedua orang itu yang bersuara hingga Bara yang sejak tadi bersembunyi di belakang pintu akhirnya tak tahan dan memutuskan untuk keluar.

Dia hanya berkata untuk menjemput Cakra dan membawanya bersembunyi dari para wartawan dan penggemar tanpa sedikit pun mengungkit apa saja yang sudah kedua saudara itu bicarakan.

Agensi yang menaungi Arka adalah Andara Entertainment, itu membuat Arka banyak memiliki interaksi dengan banyak penyanyi papan atas.

Sementara itu, Cakra dan Bara yang telah membuat seluruh dunia gempar karena hubungan mereka dihiatuskan dengan jangka waktu yang tidak ditentukan hingga menunggu publik kontra mereda. Sasaeng gila yang sebenarnya adalah Arka, secara khusus Cakra membayar seseorang dengan sangat mahal untuk menyerahkan diri dan mengantikan hukuman yang seharusnya Arka terima.

Arka yang mengetahui tindakan gila saudaranya tersenyum geli. "Mau menebus rasa bersalah, huh?"

Dia tengah online dan di saat yang berdekatan seseorang mengirimkan pesan padanya.

Aku dan Bara akan kembali ke dunia hiburan tidak lama lagi.

[Kakak masih bisa mengcover lagu-lagu EXIST karena popularitas kami tidak akan pernah memudar.]

Arka mengerutkan keningnya ketika menunggu Cakra yang tengah mengetik cukup lama, tapi ternyata pesan itu akhirnya tidak pernah sampai padanya.

Seperti yang telah Cakra katakan padanya, dua personel EXIST itu akhirnya kembali meramaikan jagat hiburan setelah sama-sama menyelesaikan masa hiatus mereka, tidak begitu banyak perubahan dalam formasi mereka kecuali fakta bahwa dua laki-laki itu kini tidak lagi menyembunyikan hubungan mereka pada publik.

Pro-kontra masih banyak terjadi, tetapi anggota EXIST lainnya masih bersikukuh mempertahankan dua main vokalis grup itu sehingga agensi pun juga tak bisa melakukan apa-apa.

Di salam ruangan make up, Arka tengah berganti pakaian untuk promosi mini album keempatnya yang berjudul years. Kalung pemberian Bara beberapa tahun silam itu masih sering melekat manis pada lehernya. Ketika dia keluar, seseorang memberitahunya untuk melepaskan kalung itu karena tidak cocok dengan style yang tengah dikenakannya.

"Simpan kalung itu dikotak ini dulu," ujar sang style.

"Baik."

Arka menurut, lepas-pakai kalung ini adalah hal yang biasa dia lakukan. Tetapi berbeda dengan kali ini, Arka merasa kalungnya jadi semakin mengecil dan mencekik lehernya.

Dia tidak tahu dengan pasti apa ya sudah terjadi, tapi kalung itu tidak mau lepas dan semakin lama rasanya semakin panas. Seakan-akan kalung itu terbakar dan kemudian membakar kulit lehernya.

"Toloooong!"

Arka berteriak, memanggil siapa pun, tapi tak ada yang menghampirinya. Dia kemudian tersungkur, terbatuk-batuk karena kalung yang mencekiknya.

Dunia seakan amblas, jatuh semakin dalam ke kerak bumi yang panas. Arka merasakan tubuhnya seakan melayang dengan pandangan berkunang-kunang.

Misi gagal.

Sebuah suara anak kecil terdengar menggema di ruangan itu.

Aku akan mengambil nyawamu sebagai ganti.

Arka dapat mendengar suara tawa Cakra.

Tidak ada kesempatan kedua, bergabunglah bersama mereka yang gagal di neraka.

"AAARRGGHHH!"

Sejak awal semua yang Cakra ucapkan adalah kebohongan yang sempurna dan Arka mempercayai kebohongan itu.

Beberapa menit setelah para crew dan manager Arka mendengar teriakan Arka di dalam ruang ganti, mereka langsung berbondong-bondong membuka pintu, namun yang mereka dapati hanya baju-baju sang idola dengan ribuan kalung serupa milik Arka yang tergeletak di lantai dengan genangan darah mendidih.


 

SELESAI!
 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya BL : LITTLE BITCH #1
0
0
Bintang tersingkir dari line up debut Boy Paradise dengan alasan yang dianggapnya sangat diskriminatif. Tapi sang pemegang saham tertinggi Buana Entertainment Group tiba-tiba menawarinya sebuah pekerjaan yang akan menjamin debut Bintang, yakni dengan menjadi simpanannya.Tidak ada yang bisa mencegah Bintang untuk debut, maka dari itu dia akan menghalalkan segala cara!
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan