DIVERSUM BAB 1

4
9
Deskripsi

Pelangi indah karena berwarna-warni. Bunga cantik karena tak serupa. Manusia bertoleransi pada perbedaan asalkan bukan dirinya sendiri dan berpikir untuk mencapai kebahagiaan haruslah memiliki persamaan.

Jeanne Noura menyukai Hilarion Praharsa sejak SMA. Satu halangan besar menghalangi mereka bersatu hingga Jeanne terpaksa menerima pinangan Haika Mahardika, pengusaha dan anggota DPR meski hanya menjadi istri siri.

Bertahun-tahun kemudian, Jeanne kembali bertemu Rion. Perasaannya masih sama. Kali ini Jeanne tidak menyerah. Halangan sebesar apa pun tak akan menghalanginya mendapatkan hati Rion.

November 2023

Akhir tahun menjelang di depan mata. Satu minggu lagi memasuki Desember yang ceria, Desember yang penuh warna, Desember yang membawa hawa liburan. Rion menyukai Desember, lebih dari sebelas bulan lain di kalender. Bulan ini mengingatkan pada masa kecilnya, masa di mana dia hanya tahu bermain serta belajar.

Rion anak yang rajin. Ibunya mendorong agar dia tak bermalas-malasan supaya ketika dewasa nanti hidupnya tidak susah. Rion tak paham arti kata ‘susah’ pada waktu itu. Apa hubungannya antara belajar yang rajin dengan kemudahan hidup setelah dewasa. Dalam penglihatannya, orang dewasa sangat mengasyikkan. Punya uang sendiri, mau apa saja tinggal beli, tidak usah mengerjakan PR.

Begitulah, apa yang dilihat biasanya tak seindah kenyataan. Sang waktu lah yang menjawab, bahwa masa kecil adalah masa terbaik dalam hidup. Bahwa tumbuh dewasa berarti harus siap dipusingkan dengan satu masalah besar: Uang.

Ratusan lamaran Rion kirimkan baik melalui e-mail maupun diantar sendiri. Ratusan kali pula dia tertolak dengan berbagai alasan. Sampai akhirnya Rion terdampar di lembaga bantuan hukum pembela hak perempuan.

Lembaga Bantuan Hukum ini tidak menjanjikan apa-apa. Direkturnya menyarankan Rion mengambil profesi advokat. Rion menurut karena sudah putus asa. Tak menyangka kehidupan orang dewasa begini kerasnya.

Dengan penghasilan teramat kecil, Rion mengambil kesempatan lain mendapatkan uang, menjadi driver ojol.

"Turun sini aja, Mas." Sebuah suara wanita muda memaksakan berteriak demi mengalahkan deru mesin kendaraan bermotor yang bersahut-sahutan.

Penumpang ketiganya mengenakan rok sepan selutut. Lantaran tertutup jaket, Rion tidak dapat melihat kemeja yang dikenakan. Namun melihat tujuan di aplikasi, Rion yakin mbak ini bekerja di pusat perbelanjaan.

“Motornya tinggi amat, Mas, jadi susah turunnya.” Penumpang itu mengomel.

Rion meringis, teringat janjinya dalam hati bahwa kalau tabungannya cukup suatu hari nanti, dia ingin mengganti motornya dengan tipe yang lebih nyaman bagi pelanggan. Malah kalau bisa mau beli motor listrik saja. Dengar-dengar pemprov Jakarta mau memajaki bensin sebesar 10% dan ada wacana pajak kendaraan berbahan bakar bensin akan dinaikkan.

Rion mengembuskan napas. Apalah arti rakyat jelata seperti dirinya. Semua kebijakan pemerintah kian mencekik, memosisikan jutaan warga menengah ke bawah dalam posisi sulit. Bertahan pada keadaan sekarang, biaya hidup melambung. Mau transisi mengikuti anjuran pemerintah, butuh modal besar sehingga akhirnya hanya bisa pasrah meratapi nasib.

"Udah bayar pakai Gopay ya, Mas." Si Mbak menunjukkan ponsel seraya menyerahkan helm warna hijau.

"Makasih, Mbak."

"Nih buat masnya." Penumpang itu memberikan selembar uang berwarna hijau sebagai tips. “Ditabung, Mas, buat ganti motor.”

Jajan anak SMA pun rasanya lebih banyak daripada ini. Namun Rion senang bukan main. Lumayan bisa untuk tambahan beli bensin atau mengikuti saran mbak karyawan mall, ditabung untuk beli motor.

"Makasih, Mbak." Rion menempelkan lembaran uang kertas ke keningnya. Ada saja orang baik di dunia ini.

Melanjutkan perjalanan mengais tambahan Rupiah, Rion melajukan motor. Notifikasi aplikasi ojolnya menginformasikan ada orderan baru. Rion memutuskan mengambil satu penumpang lagi sebelum melanjutkan perjalanan ke LBH.

Syukurlah lokasinya dekat, di Pisangan Baru. Malasnya, Rion perlu menyeberangi perlintasan kereta Stasiun Pondok Jati. Padat, macet, dan rawan kecelakaan. Kondisi lalu lintasnya semrawut sebab dilewati jalur kendaraan dari lima arah.

Dari jauh sudah terlihat kepadatan antrian kendaraan berebut masuk. Rion tidak mau kalah. Motornya dia selipkan di antara kerumunan kendaraan roda empat dan roda dua lainnya. Klakson bersahutan. Seakan tak menghargai nyawa, pengendara menggeber gas menerabas peringatan. Tak peduli kereta akan melintas.

Rion bersama pengendara lain menunggu. Sirene peringatan kereta akan lewat berbunyi nyaring. Palang pintu perlintasan turun. Rion berada di barisan terdepan sekarang. Bisa saja dia mengikuti jejak pemotor nekad itu, tapi dia memilih menanti sampai kereta berlalu.

Hal yang tak Rion sangka terjadi. Seorang perempuan muda turun dari Tesla merah yang terjebak macet. Kejadiannya begitu cepat. Rion menyangka si perempuan mencari pertolongan sebab mobilnya mogok. Namun perkiraannya salah. Perempuan itu berjalan tergopoh-gopoh ke tengah rel.

Mungkin pikiran Rion sama seperti pengemudi lain, bertanya-tanya apa mau Mbak itu?

Tidak, perempuan muda itu tidak ingin mencari bantuan. Dia berhenti di tengah rel kereta. Memejamkan mata. Merentangkan tangan. Memberi isyarat silakan tabrak saja dirinya.

Klakson-klakson berbunyi nyaring memberikan peringatan. Teriakan membahana.

"Awas, Mbak, ada kereta!"

"Woy, minggir lo, mau mati?"

"Astaghfirullah, mau bunuh diri itu cewek!"

Rion tak sempat berpikir lagi apa tujuan perempuan itu, yang terlintas di kepalanya cuma menyelamatkan nyawa manusia. Rion melompat turun dari motor. Dipeluknya pinggang si wanita. Sekuat tenaga menariknya. Waktu yang sangat tepat.

Sepersekian detik kemudian kereta melesat bagai peluru. Begitu cepatnya hingga Rion merasa akan terhisap. Rion melemparkan dirinya ke tepi. Tubuhnya mendarat di tanah berbatu, masih mendekap si wanita asing. Angin begitu kencang menerbangkan debu.

Kereta itu akhirnya menjauh. Rion terduduk di hamparan kerikil yang keras, hanya satu meter dari lokasi wanita tadi mau mengumpankan diri.

Wanita muda dalam pelukan Rion gemetar.

"Mbak nggak apa-apa?" tanya Rion begitu gemuruh kereta hilang sepenuhnya.

Napas memburu itu pecah menjadi tangisan. "Kenapa kamu nolongin aku? Harusnya biarin aja aku mati."

"Jangan bilang gitu, Mbak," balas Rion.

"Astaghfirullah, Mbak, mau bunuh diri ya? Nggak boleh gitu. Malu sama hijabnya!" Seorang ibu mendatangi Rion dan wanita yang tidak dikenal itu. Jemarinya menudung-nuding disertai amarah.

Tangis wanita semakin keras, sementara kerumunan penonton menyemut ingin tahu.

“Kenapa? Mau bundir ya?” tanya seorang pelajar SMA.

“Iya kayaknya.”

Serbuan pertanyaan senada riuh rendah bersahutan. Wanita itu menutupi wajahnya.

"Udah, udah, bubar." Rion menghalau orang-orang yang mengerubunginya.

“Bubar, bubar.” Laki-laki tambun yang tampaknya adalah penjaga perlintasan kereta mengusir dengan tongkat kayu.

"Non Jeanne, astaghfirullah, Non." Laki-laki berambut tipis dan beruban mendekat. Raut wajah paruh bayanya tampak khawatir. Laki-laki itu membantu sang wanita berdiri.

"Kenal, Pak?" tanya Rion.

"Majikan, Mas. Saya juga nggak nyangka Non Jeanne nekad keluar dari mobil."

Alih-alih pergi, beberapa tangan memanfaatkan momen ini untuk membuat konten media sosial. Tanpa bertanya, mereka merekam kejadian menghebohkan itu dengan ponsel, berniat memviralkan.

"Jangan rekam, heh!" hardik Rion.

Bersama pria paruh baya yang mengenal wanita itu, Rion menuntunnya ke Tesla. Sisa tangis si perempuan masih ada. Namun tampaknya dia sudah lebih tenang. Ketika kepalanya menengadah lantas tatapannya bertemu dengan Rion, gantian dirinya yang syok.

"Jeanne? Kamu Jeanne Noura?" bisik Rion.

“Kak Rion?” Jeanne menjawab, sama terkejutnya.

“Sudah, Non, dicariin Bapak.” Pria paruh baya itu tergesa masuk ke dalam mobil, meninggalkan Rion tanpa ucapan terima kasih.

🌙 ⭐🌙⭐🌙 ⭐🌙⭐🌙 ⭐🌙⭐🌙 ⭐🌙 ⭐

Hello, Sexy Readers,

Gimana bab 1-nya? Komen yang banyak yaps!

Lanjutannya baca di sini:

https://karyakarsa.com/BelladonnaTossici/diversum-bab-2

Love, 
💋 Bella 💋

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori karya
Jeanne Rion🍕
Selanjutnya DIVERSUM BAB 2
4
3
Lanjutan Diversum
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan