
Thank you yang masih setia baca Our perfect match…
Happy reading💜❤️
CHAPTER 20
"Kaaar... Sisil niiih video call...!". Nina masuk ke dapur membawa ponselnya yang terpampang wajah sahabat mereka yang baru menikah.
Kara meletakkan pekerjaannya lalu menyapa sahabatnya yang sedang berbulan madu itu. "haaaiii... pengantin baruu... duuh rambut basah Terus kayaknya". goda Kara disambit tawa renyah Nina.
setelah puas mengobrol mereka memutuskan sambungan video call, saat akan kembali ke dalam kedai Kara memperhatikan Kara yang terlihat Sangat berbeda Hari ini.
"niiin!". panggil Kara. Nina menoleh Dan berhenti di sela pintu. "ada yang bedaaa.. coba sini". Kara menghampiri Nina menarik tangannya lalu memutar tubuh Nina yang kelihatan lebih casual Hari ini.
"you look great today Nin". nipuji Kara senang melihat perubahan sahabatnya yang introvert ini.
"serius Kar, ga aneh?". ungkapnya tidak percaya diri.
"haish... you look gorgeous Nin". Kara meyakinkan sahabatnya itu.
Hari ini Nina memakai dress polo shirt selutut berwarna hijau Tosca dipadukan dengan sneakers putih, rambut tergerai cantik Dan Nina melepas kacamatanya.
"lo jatuh cinta ya?" selidik Kara. "sampe pake soft lenses, lo kan Paling sebel sama soft lenses Nin". seru Kara antusias.
Nina hanya tersipu malu mendengar sahabatnya yang Tau segalanya itu berujar. Nina memilih untuk pergi keluar Dari dapur Dan melanjutkan pekerjaannya di kasir.
Kara masih memulas senyumnya melihat kebahagiaan sahabatnya yang Sangat introvert, pemalu tapi galak itu jatuh cinta.
Hobi Dan sisil sedang berlibur di labuan bajo sebagai hadiah pernikahan dari Hobi untuk sisil berbulan madu.
mereka menikmati Hari mereka disana dengan banyak kegiatan, lihat sunset di bukit cinta, lihat Komodo, snorkeling di pulau majerite Dan pulau padar.
Hobi juga menyewa yacht kayu untuk mereka berdua selama tiga Hari di laut.
3 hari terakhir mereka pilih untuk berada di atas yacht yang sudah disewa Hobi.
diatas kapal mewah itu Sisil Dan hobi hanya berdua ditemani beberapa crew kapal.
"sayang, aku Cari Dari tadi disini rupanya". sisil memeluk suaminya Dari samping saat menemukannya sedang duduk di deck belakang kapal menatap indahnya langit malam yang terbentang bertabur bintang.
"hmm sayang". bibir Hobi mengecup dahi wanitanya lekat. "mau masuk? disini anginnya dingin". ajak Hobi. sisil mengangguk. dengan gaya bridal Hobi menggendong wanita nya perlahan masuk ke dalam kamar mereka di dalam kapal.
Direbahkannya tubuh sintal itu di kasur perlahan, "Haus sayang?" Hobi menyodorkan sekaleng beer untuk mereka nikmati berdua. tapi waktu sisil ingin mengambilnya pria itu menaikan tangannya hingga kaleng beer itu jauh diatas kepala mereka.
"ga gitu cara minumnya sayang". ucap Hobi dengan wajah nakal.
laki-laki itu meminum beer nya lalu mendekatkan mulutnya kemulut istrinya, "buka". gumamnya dengan mulut penuh beer.
Sisil membuka mulutnya sedikit lalu menerima kucuran beer dingin Dari mulut suaminya, setelah beer itu habis Hobi melumat bibir istrinya penuh nafsu.
tangan Hobi tidak tinggal diam, dia membuka penutup tubuh istrinya secara perlahan. mulai mengekspose lekukan tubuh sintal wanitanya yang menggoda.
wajah Sisil memerah merasakan sentuhan tangan Dan lidah suaminya yang menjalar di setiap sisi tubuhnya.
Pria itu menyesap menjilat menggigit setiap inci kulit istrinya yang sudah menutut lebih.
erangan terdengar Dari Dua manusia yang sedang merasakan ereksi yang luar biasa Dari sang suami.
Sisil memasrahkan dirinya pada pria yang sudah mengambil bunga nya semenjak Kuliah.
bibirnya melenguh Dan mendesah menyerkan nama laki-laki yang sedang menghentak kencang di sela Kakinya. Sisil Terus meminta lebih, dadanya membusung meneriakkan nama yang sama.
tangan Sisil mencengkram kencang seprai kasurnya tanda orgasme pertamanya selesai.
Hobi Terus gumuli istrinya, malam itu yang terdengar hanya lenguhan, desahan hingga erangan keduanya yang sudah terjun ke lembah nikmat yang mereka ciptakan.
sampai akhirnya lenguhan panjang Dan hentakan keras terjadi menandakan Hobi sudah menuntaskan tugasnya sebagai suami malam itu.
keduanya rebah menikmati peluh yang mereka buat sambil memeluk penuh cinta sampai akhirnya tertidur di atas ayunan ombak laut yang tenang.
CHAPTER 21
"Kar, kamu sibuk ga siang ini?". Tanya Yoga via video call. Karena sekarang yoga sedang berada di Kalimantan untuk meeting proyek tambang barunya.
"enggak kok sayang, kenapa?". jawab Kara.
setiap Kali gadis itu memanggil Yoga dengan sebutan sayang, dia selalu salah tingkah malu-malu kucing.
"haish malam mesam mesem sih pak dudaaaku sayang". ujar Kara semakin menggoda kekasihnya.
"Kar ah, jangan bikin aku Makin kangen sama kamu please". yoga memelas seperti anak kecil.
"hahaha oke oke.. kenapa ga?".
yoga memperhatikan wajah Kara dari layar ponselnya. "kamu capek ya?".
"enggak kenapa? aku kucel banget ya?". Kara langsung mengelap wajahnya yang berminyak dengan tissue.
"kamu capek ya nahan kangen sama aku?". gombalan yoga membuat Kara kesal Dan meninggalkan ponsel nya di meja tapi membuat Kara menahan tawa geli mendengar gombalan Duda kesayangannya itu.
"sayang hei.. kemana lagi ni bocah. Kara.. hahah iya iya aku bercanda". suara tawa pria berkulit putih itu sangat renyah terdengar Dari dalam ponsel.
"tolong ya ekhem.. tolong gombalan bapack-bapack nya ya stop ya". ketus Kara menahan geli.
Yoga meminta tolong Kara untuk menjemput Rivi di sekolah Dan mengantarnya ke tempat Les vocal.
Karena Rivi suka sekali bernyanyi.
"wah udah jam 1, Nin gue titip kedai ya cantik". Kara pamit sama Nina. "putri, tolong jagain Kak Nina ya takut ada yang nyulik soalnya cantik banget". goda Kara sambil terkekeh berlari keluar kedai dia sambut dengan teriakan Nina "hyaaak karaaa... nyebeliiin!".
Kara mengendarai Mobil nya sampai berhenti di parkiran sekolah Rivi, sekolah swasta bertaraf international ini terlihat mahal Dan mewah. fasilitas nya lengkap.
Kara menunggu Rivi di gerbang utama sekolah nya, Kara menikmati siang itu melihat banyak ibu muda atau yang sudah setengah tua menjemput anak mereka yang bersekolah disana.
15 menit kemudian Kara melihat Rivi berjalan lunglai kearah Pagar.
"Rivii...". panggil Kara sambil melambaikan tangannya pada Rivi.
seketika senyum Rivi mengembang cantik sekali.
"Bundaa...". seru Rivi berlari kearah Kara, "he?". gadis itu mematung mendengar kata Bunda terlontar Dari bibir Manis anak Yoga memanggilnya Bunda. "Bundaa". panggil Rivi manja sembari memeluk Kara.
"a aah a.. hai sayang". Kara merasa senang, gugup bingung diwaktu yang bersamaan.
Mereka berdua bergandengan tangan menuju parkiran Mobil. membuat banyak pasang Mata yang memandang Kara Dan membicarakan tentangnya.
'ooh itu bunda barunya Rivi - biasanya si kulkas yang jemput - istrinya biasa aja ya - kapan nikahnya ya-
"haish Ibu-ibu ini bisanya gunjing orang aja". gumam Kara kesal mendengar celotehan mereka.
"Rivi, kata Ayah Hari ini Rivi Les vocal ya?". Tanya Kara saat di perjalanan.
Rivi duduk di kursi penumpang belakang sesuai perintah sang Ayah.
"yes, Bunda anter Rivi kan?". anak itu tetap memanggil Kara dengan sebutan Bunda.
"iya, tante anter Rivi". ujar Kara membenarkan panggilan untuk nya.
"tante ga mau kalau aku panggil bunda ya?". wajah Rivi berubah jadi sendu saat Kara memanggil dirinya tante.
merasa tidak enak Kara Terus melirik ke spion dashboard nya. "aah bukan gitu maksud tan. eh Bunda sayang".
"Terus?". ketus Rivi mempoutkan bibirnya.
drrrt drrrt...
"Rivi Ayah video call nih, Rivi ngobrol ya". ucap Kara memberikan ponselnya kepada Rivi jadi Kara terbebas Dari pertanyaan kritis gadis kecil itu. "fiuuh".
setelah beristirahat di kedai, makan Dan berganti pakaian sore ini Kara Dan Rivi siap berangkat Les vocal.
Nina bingung namun Terus mengulum senyum melihat Kara yang begitu telaten mengurus Rivi, saat Anak Manis itu memanggil bunda kepada Kara, Mata Nina berkaca-kaca. "udah cocok lo Kar". bisik Nina saat Kara sedang mengikat rambut hitam Rivi.
sesampainya di lokasi Les Rivi menggandeng Kara masuk kedalam ruangan Les.
"sayang kok Bunda di ajak masuk?". Kara bingung Karena diruangan kelas masih sepi sampai akhirnya beberapa teman Les Rivi masuk ke ruangan bersama dengan orang tua mereka. tak lama guru Les vocal Rivi masuk keruangan, wanita itu terlihat seumuran Mami dengan kulit eksotis Dan suara yang bombastis.
"so class, tema Hari ini adalah. family recital". pemberitahuan guru Les Rivi membuat Kara tersentak berusaha mencerna semua omongan sang guru.
'family recital? ah shit!'. umpat Kara dalam hati.
"Bunda, dengerin Miss Donna ngomong jangan bengong" bisik Rivi yang melihat Kara menatap kosong sang guru.
Kara sadar lalu mulai fokus mendengar penjelasan Miss Donna tentang family recital yang akan diadakan bulan depan.
jadi setiap peserta Dan keluarganya harus menyiapkan sebuah aransemen musik untuk dinyanyikan bersama diatas panggung. Rivi tersenyum kearah Kara dengan puppy eyes yang Sangat menggemaskan.
"haish". gumam Kara merasa dikejai oleh Yoga.
CHAPTER 22
Menikmati hembusan angin sore di sebuah taman menjadi kebiasaan rutin Nina, gadis itu suka sekali ketenangan yang diciptakan taman kota. suara gesekan daun Karena tiupan angin membuatnya tenang, nyaman sekali sore itu.
"ga dingin Nin?". seseorang mengalungkan jacketnya ke bahu mungil Nina yang sedikit terlonjak kaget. "Maaf, kaget ya". timpalnya Ketika duduk di samping Nina.
Mata Nina berbinar melihat pria yang Dia sukai duduk disampingnya.
"kok Tommy Tau Nina disini?". pertanyaan Nina dibalas dengan kecupan gemas di pipinya, wajah Nina seketika memerah sesaat setelah laki-laki yang awalnya dia fikir menyebalkan itu mencuri kesempatan.
"Tadi aku ke kedai, mau jemput kamu Terus kata staff kamu disini". jelas Tommy.
"ketemu Kara?". Tommy mengangguk. "udah baikan sama Kara?". Tommy menggeleng dengan wajah lucunya. "Terus kapan mau baikan?". lagi-lagi Tommy hanya mengangkat bahunya.
Nina kesal melihat sikap Tommy yang seperti anak kecil didepannya. "ah terserah kamu deh Tom!". ketus Nina kesal Dan ingin pergi meninggalkan Tommy.
"eh kamu mau kemana?". mencegah tangan Nina lalu menariknya lembut kembali duduk di sampingnya. "aku belum siap aja ketemu kak Kara sama Yoga".
DEG
otak Nina langsung bingar dengan banyak pertanyaan Dan fikirannya sendiri. "Tommy masih suka sama Kara?" lirih Nina menunduk menutupi wajah sendunya dengan rambutnya yang tergerai. Nina fikir setelah sebulan ini mereka sering bareng pria itu akan melepas Rasa sukanya pada sahabat Nina, tapi?.
Tommy diam bimbang dengan hatinya sendiri. Hati Nina benar-benar kecewa dengan sikap Tommy, Nina Terus memalingkan wajahnya kearah berlawanan menutupi setiap tetes airmatanya.
"hmm.. selamat berjuang dapetin Kara ya Tom, aku duluan". suara Nina bergetar menahan sesak Karena Tommy masih menyimpan Kara.
Nina melepas jacket Tommy lalu meninggalkan hatinya yang masih diam, Nina kembali menggelung rambutnya sembari berjalan, gadis itu memutuskan pulang kerumah kontrakan sederhana miliknya.
sesampainya disana, dengan wajah datar Nina melakukan kebiasaan-kebiasaan nya saat dirumah.
mencuci tangan, melepas soft lensesnya, Mandi, masak, makan sambil menonton film komedi yang biasanya membuat dia tertawa, tapi Kali ini membuat dia menangis merasakan perih di hatinya.
Nina kembali menjadi sosok introvert, bahkan lebih sendu Dari biasanya. Nina kembali memakai kacamatanya menggelung rambutnya Tanpa makeup, kembali memakai pakaian dengan style membosankan kalau kata Sisil yang memang fashionable.
Keadaan kedai menjadi hening kembali Karena Nina kembali menjadi Nina, Kara menyadari Hal itu Dan membuatnya sedih Karena sahabatnya kembali bersedih.
Nina punya banyak trauma di Masa lalunya, orang tuanya berpisah Ayahnya meninggalkan Nina Dari dia kecil sedangkan Ibu Nina ga ada yang tau dia dimans sekarang, Nina hidup di panti asuhan. Dari SMA Nina Sangat pendiam, Kara berteman dengan Nina Karena dia kesal banyak sekali anak laki-laki yang mendekati dia Karena wajah putih cantiknya itu. Nina yang risih mendapatkan banyak pendekatan Dari laki-laki jadi sering menyendiri di pojok kelas atau kantin.
Kara yang sudah berteman dengan Hobi juga Sisil selalu berusaha mendekat pada Nina, awalnya Nina juga canggung Dan risih tapi lama kelamaan dia mau berteman dengan Kara, Sisil Dan Hobi.
waktu ketiga temannya Kuliah, hanya Nina yang bekerja. dia bekerja di berbagai tempat. Nina Sangat pintar mengatur waktu kerjanya.
dia merubah gayanya menjadi tidak menarik Karena malas dengan tatapan laki-laki.
sampai akhirnya Nina kenal dengan Dokter hewan yang baru masuk menjadi resident doctor di klinik hewan tempat Nina bekerja waktu itu.
gadis muda itu jatuh hati pada sang Dokter, Nina yang terlihat membosankan itu memberikan perhatian lebih pada pria berjas putih itu setiap harinya. kayaknya gayung bersambut si Dokter membalas semua perlakuan Nina dengan manisnya.
sampai pada dimalam Nina memberikan bunga yang Dia jaga untuk suaminya kelak.
setelah berkali-kali menjadi pemuas nafsu sang Dokter dengan kedok pacaran selama 4 bulan. Nina di labrak oleh seorang perempuan yang ternyata istri si Dokter hewan yang tengah hamil besar.
Dari situ keberanian Nina untuk menyukai laki-laki menghilang, Dari situ dia memilih untuk tidak menyukai siapapun selain sahabatnya sampai bertemu Tommy yang membuatnya selalu berbinar dalam diam saat melihatnya.
CHAPTER 23
yoga yang sudah kembali Dari Kalimantan langsung mendatangi perempuan yang Dia rindukan itu.
saat keluar Dari gedung kantornya langkahnya terhenti Karena seorang laki-laki memanggilnya.
"kaaak yoga..!". Tommy berjalan kearah Yoga yang terlihat kesal.
"hmm!". jawab Yoga singkat.
"lo mau ke kedai kak Kara? gue ikut". ucap Tommy adik sepupunya cuek membuat pria berkulit putih itu mendecih namun tersenyum.
"selamat siang selamat datang". ujar Derry salah satu staff kedainya yang sedang berjaga di area dine in. Kara menambah beberapa meja Dan kursi untuk para pelanggannya untuk makan juga minum ditempat.
Yoga Dan Tommy memasuki kedai mencari keberadaan Kara.
"lo ngapain ngikutin gue sih?". ketus Yoga risih dikintili Terus sama manusia aneh dibelakangnya.
"gue mau ketemu kak Kara, kenapa sih!". ujarnya tak mau kalah.
"haish Kara itu calon ipar lo! calon istri gue!" omel Yoga kesal dengan kelakuan sepupu terdekatnya ini.
Kara Dan Nina yang sedang berada di dapur terusik dengan suara ribut Dua pria diluar Sana.
"HEI HEI HEI...". pekik Kara kesal. "kalian tuh bisa dewasa sedikit ga?". Kara mengomel melihat Dua pria dewasa itu sedang adu mulut.
Kara menjewer telinga Yoga Dan Tommy bersamaan. "aw.aw.aw aduh sayang sakit". "aduh aduuuh aah kak Kara sakit!" ucap mereka berdua bersamaan seraya memasuki ruangan dapur.
"DUDUK!". titah Kara kesal. sedangkan Nina menunduk saat melihat Tommy, dengan perlahan Nina beranjak Dari tempatnya berjalan kearah pintu berusaha untuk keluar Dari situasi ini.
tangan Nina ditahan oleh Tommy saan melewatinya. "Nina duduk ya, dengerin apa yang mau omongin sm kak Kara". Kara Dan Yoga bingung sekaligus bengong melihat adegan didepan mereka. Kara melirik kearah Yoga 'ada apa?' bisiknya. dijawab oleh bahunyang terangkat Dari yoga.
Nina berdiri mematung membelakangi mereka bertiga.
"ekhem eghm.. jadi eghm.. Gini...". Tommy berusaha membulatkan suaranya yang sudah nge bass itu supaya terlihat lebih dewasa, membuat yoga menyunggingkan senyum smirk nya sambil menggeleng.
"astaga Adek gue kenapa aneh Gini". gumamnya.
"ssst... kak Yoga diem! yang boleh ngomong cuma gue!". timpal pria berambut cokelat itu Dan yoga menurut.
Kara juga Nina benar-benar menahan sesak untuk tidak tertawa melihat kelakuan random Tommy.
"oke, ntom mau ngomong apa?". ucap Kara menahan tawanya.
"kak karaaa.. diem!". ketusnya kesal.
Kara menaikan jempolnya dengan satu tangan lain menutup mulut.
Tommy menarik nafas dalam lalu.
"aku minta maaf sama kaka Yoga juga kak Kara Karena sudah salah paham, sempet egois sama kalian Karena aku pernah suka sama kak Kara, maaf". Tommy menyelesaikan kalimatnya dengan satu tarikan nafas. yoga Dan Kara tertawa terpingkal melihat Tommy ya g sedang mengatur nafasnya Tanpa melepas tangan Nina yang tubuhnya juga bergetar menahan tawa.
"sssst... gue belum selesai diem!". Tommy memutar tubuh Nina menghadap kearahnya lalu dia berdiri supaya sejajar dengan gadisnya.
Tommy kembali mangambil nafas panjang lalu.
"Nina maafin aku soal kejadian minggu lalu di taman, aku suka sama kamu, sayang sama kamu, Kita pacaran yuk Sandrina Alvaro!" Tommy menghabiskan nafasnya lalu menarik nafas panjang lagi saat Nina mulai membuka mulutnya. "asal kamu kuat di bucinin sama aku, dikintilin sama aku, sabar sama sikap manja Dan randomnya aku sama kuat-kuat hadapin cewe-cewe yang deketin aku saoalnya aku ganteng tapi aku sayang nya sama Sandrina Alvaro". Tommy menuntaskan bicaranya sambil mengatur nafas lagi.
"udah?". Tanya Nina lembut menyentuh pipi Tommy.
"udah hah huh". jawab Tommy menyunggingkan boxy smilenya. "Nina mau?". Nina mengangguk menahan malu yang luar biasa Karena pria aneh didepannya menyatakan cinta dihadapan Kara sahabatnya Dan yoga.
"apa nih?". seru Hobi Dan Sisil berbarengan Ketika memasuki dapur Dan melihat adegan Manis Nina Dan Tommy.
"iniiii Sil, Bi, Nina udah mulai pacar-pacaran". seloroh Kara menggoda Dua manusia yang sedang menahan malu.
"hyaaak Nina! siapa yang berani pacarin Nina!" ketus Hobi menggoda hobi memang Sangat overprotective sama Nina.
Kara menunjuk Tommy dengan bibirnya.
"oke Tommy, you, ikut gue! oh iya yoga sekalian gue tatar kalian biar sah jadi pacar2 sahabat gue!". Hobi menarik Dua lelaki itu keluar Dari kedai.
sedangkan ketiga wanita itu tertawa melihat 2 pria itu pasrah ditarik Hobi.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
