
!! Trigger Warning 18+ !!
note : cerita ini mengandung konten sensitif seperti self harm, kekerasan, pelecehan, kata-kata kasar/umpatan, revenge p*rn, dan depresi.
Cerita ini 100% hanya fiksi.
"Tidak ada jalan keluar bagimu sayang.. duniamu hanya ada aku."
***
Natalie merasa Hiro adalah surga dalam dunianya yang kelam dan penuh ketakutan. Hiro selalu menjadi sosok yang paling sigap dan selalu ada untuknya, dan Natalie pun merasa hanya Hiro yang paling bisa mengerti dirinya. Pemuda itu bagaikan sosok...
PART 5
"what if your biggest nightmares suddenly come?"
Natalie memasuki kamar berniat ingin istirahat, ia lelah karena seharian ia telah berkeliling mal bersama Yura untuk mencari kado yang pas untuk Yona. Tapi niatnya untuk beristirahat itu terurungkan saat ia melihat sebuah shopping bag yang bertuliskan brand butik ternama, terletak di atas tempat tidur dengan sebuah buket bunga mawar merah kesukaannya.
Natalie langsung melebarkan senyumannya, dengan semangat ia mengambil shopping bag tersebut dan langsung melihat isinya.
Sebuah gaun?!
Dengan mata berbinar-binar Natalie langsung mengeluarkan gaun tersebut. Ia benar-benar sangat menyukainya, ia kemudian mulai membuka pakaiannya untuk mencoba gaun tersebut.
Natalie langsung menuju cermin untuk melihat pantulan dirinya yang dibaluti oleh gaun cantik pemberian Hiro. Ia tambah melebarkan senyumannya, ia benar-benar sangat menyukainya. Ternyata Hiro pandai juga dalam memilihkan gaun untuknya.
Natalie kemudian mengambil buket bunga yang belum disentuhnya. Ada note kecil yang menempel pada buket bunga tersebut, Natalie kemudian mengambilnya dan mulai membacanya.
[Sorry for the last night.
I love you
- your future husband ]
Natalie langsung berlarian kecil menuju ruang tengah dimana terdapat Hiro yang tengah duduk di sofa sambil menonton TV. Natalie langsung mengejutkan Hiro dengan tiba-tiba berhambur memeluknya dari belakang.
"I love you too.." bisik Natalie pada telinga Hiro.
Hiro langsung berbalik menghadap ke arah Natalie dan langsung menarik gadis itu sampai jatuh ke pangkuannya. Hiro langsung mendekap erat tubuh Natalie dengan senyuman lebarnya.
"Akhirnya kamu udah gak marah lagi sama aku.." Hiro menghela nafas lega, tapi saat ia melepaskan pelukannya ia malah dibuat sesak nafas. Pasalnya Natalie kini terlihat sangat cantik dengan gaun yang ia belikan. Gaun itu terlihat sangat cocok sekali pada kulit tubuh Natalie yang putih pucat dan mulus.
"Babe, you look so gorgeous.." takjub Hiro dengan mata berbinarnya.
Natalie terkekeh, "Thanks Hiro, aku bener-bener suka banget sama gaun ini."
Hiro tersenyum manis, "Anything for you princess."
Natalie kembali memeluk Hiro, kali ini ia memeluk Hiro sangat erat seakan tidak ada lagi hari esok.
Hiro memang juaranya dalam membuat hatinya tak karuan.
***
Natalie kini tengah berada di salon langganannya bersama Yura. Ia sedang bersiap-siap untuk datang ke acara pesta ulang tahun Yona. Malam ini ia harus tampil sempurna karena ini bukan pesta sembarangan mengingat keluarga Yona itu siapa. Meskipun ia masih merasa agak kecewa karena Hiro tidak bisa ikut datang bersamanya, tapi ia harus tetap bersemangat untuk datang.
"Nat, lo cakep amat pake gaun itu. Ampe silau gue liat lo." ujar Yura yang sedari tadi pandangan matanya terus terarah pada Natalie.
Natalie terkekeh, "Kemarin Hiro beliin gaun ini sebagai permintaan maaf dia. Manis banget kan dia?"
"Jadi iri gue ama lo, coba Lukas juga so sweet kek Hiro. Beuhh.. serasa istri pangeran kali gue."
Natalie tertawa kecil, "Tapi seenggaknya Lukas itu orangnya kocak, gue suka ketawa mulu bawaannya kalo liat dia."
"Kocak sih kocak, tapi saking kocaknya dia suka amnesia sama pacarnya sendiri. Tanggal lahirnya aja dia lupa apalagi sama tanggal jadian kita."
Kali ini Natalie dibuat tertawa terbahak-bahak, menurutnya Yura dan Lukas sama-sama kocak di matanya.
Ditengah-tengah tawanya, perhatian Natalie dibuat teralihkan saat ponselnya berdering dan menampilkan video call masuk dari Hiro. Buru-buru Natalie langsung mengangkatnya.
"Hai babe, gimana? Aku udah cantik banget kan?" ujar Natalie sambil memamerkan rambutnya yang sudah selesai di tata.
Hiro tersenyum lebar dari dalam layar, "Kamu cantik banget sampe bikin aku sesak nafas."
Natalie terkekeh kecil, "Kamu sekarang udah dimana?"
"Di mobil, aku udah sampe depan salon kamu."
"Yaudah kalo gitu aku sama Yura bakalan langsung ke sana."
"Ra, ayo kita ke depan!" ajak Natalie pada Yura.
Mereka berdua lalu berjalan ke luar salon dan langsung mendapati Hiro yang tengah menyender pada mobilnya di depan sana.
Hiro langsung tersenyum cerah begitu melihat Natalie berjalan menghampirinya. Ia langsung merentangkan tangannya dan memeluk erat Natalie begitu gadis itu sudah menghampirinya.
"Kamu kenapa cantik banget sih? Aku jadi gak rela kalo kamu dateng ke pestanya Yona."
"Apaan sih? Kok kamu malah ngomong gitu?"
"Abisnya pasti bakalan banyak cowok yang ngeliatin kamu terus, karena kamu dateng sendirian pasti mereka bakalan pada ngedeketin kamu."
Natalie dibuat terkekeh geli, Hiro ini ada-ada saja. "Suruh siapa malah gak bisa dateng. Lagian kamu tenang aja kok sayang, aku gak bakalan genit sama cowok lain kok."
"Janji ya? Kalo sampe kamu genit awas aja, aku bakalan langsung tau karena aku punya banyak mata-mata." ujar Hiro sambil menangkup wajah Natalie. Hiro kemudian mulai memajukan wajahnya tapi..
"Woy udah napa! Gue disini serasa jomblo yang lagi nonton drama Korea. Nanti aja muah-muah nya!" seru Yura yang sedaritadi dibuat gemas tapi juga iri sekali melihat interaksi Hiro dan Natalie.
"Oh iya gue lupa kalo ada lo. Sorry ya ra." ujar Hiro dengan tampang tak berdosa nya. Seakan ia baru menyadari keberadaan Yura sekarang.
Yura mendengus, "Untung Jennie Blackpink orangnya sabar."
Setelah itu mereka bertiga kemudian segera masuk ke dalam mobil Hiro. Rencananya Hiro akan mengantar Natalie dan Yura ke acara pesta ulang tahun Yona, kebetulan gedung hotel tempat pesta Yona diadakan satu arah dengan bandara yang akan Hiro tuju. Malam ini Hiro akan menjemputnya mamanya yang datang dari Korea.
"Eh Hiro, cewek lo nanti boleh gue culik kan? Gue mau jual dia ke om-om dompet tebel, disana kan bakalan banyak pengusaha-pengusaha tajir. Wkwkwk.." ujar Yura yang mencairkan suasana. Yura duduk sendirian di bangku belakang karena sang nyonya besar memilih untuk duduk di kursi samping kemudi.
"Gila lo, yakali gue ijinin. Yang ada nanti lo gue tandain." respon Hiro yang tengah mencoba fokus mengemudi, pandangannya sedaritadi tak bisa berhenti menatap ke arah Natalie. Hiro terus mencuri-curi pandang pada gadisnya itu.
"Eh Nat, kita nanti cari sugar daddy yuk? Pasti bakalan banyak yang mau ama kita, apalagi ama elu."
Natalie hanya tertawa kecil saja, ia tahu jika Yura sedaritadi terus menggoda Hiro untuk memanas-manasi pemuda itu karena tidak datang.
"Ra, lama-lama gue turunin lo di tengah jalan nih." ancam Hiro yang mulai merasa kesal. Yura dibuat tertawa puas melihat respon Hiro.
"Selo kali, lu kira omongan gue ini serius? Ya kali gue ngajakin Natalie kayak gitu. Baperan amat sih lu."
***
"Pokoknya kamu jangan sampe minum alkohol, jangan mau kalo ada cowok yang ngedeketin kamu, jangan jauh-jauh dari Yura sama Felix. Ok?" pesan Hiro saat Natalie akan turun dari mobilnya.
"Siap komandan." jawab Natalie sambil hormat.
Hiro terkekeh pelan, ia kemudian menangkup wajah Natalie dan mulai mencium lembut bibir gadisnya itu.
"Pulangnya minta anter sama Felix aja, aku gak bakalan tenang kalo kamu pulang sendirian."
"Iya sayang, aku turun ya?"
Hiro mengangguk, Natalie lalu turun dari mobil tapi sebelum itu ia mengecup singkat pipi Hiro terlebih dahulu. Natalie lalu melambai pelan sambil tersenyum saat sudah berada di luar, Hiro balas melambai dan selanjutnya mobilnya mulai melaju pergi.
Natalie dan Yura lalu mulai memasuki gedung hotel dimana acaranya bertempat di ballroom hotel tersebut. Mereka berdua langsung menuju ruangan dimana Yona masih bersiap-siap untuk acara inti.
"HAPPY BIRTHDAY LITTLE BITCH!" seru Natalie dan Yura kompak saat sudah memasuki ruangan. Yona yang tengah dikelilingi oleh para make-up artist ternama hanya memutar bola matanya jengah. Tapi dalam hati ia senang bukan main melihat para sahabatnya itu datang.
"Lo berdua ngagetin gue aja."
"Hehe.." Natalie dan Yura hanya tersenyum kuda lalu mereka berdua mulai memeluk erat Yona secara bergantian.
"Cieeee sweet seventeen nih.. moga gak jomblo lagi ya, kasian tuh Gio lo gantungin terus." ujar Natalie saat sudah memeluk erat Yona.
"Apaan sih lo! Gio terus bosen gue dengernya." kesal Yona tapi ia tidak bisa menyembunyikan senyumannya.
Natalie dan Yura lalu duduk di sofa mengapit Sasha yang sudah terlebih dahulu datang. Yura mulai mengeluarkan ponselnya dan mulai melakukan live ig-nya dengan heboh. Khas Yura.
"Yo guys! Yona sekarang lagi ngadain acara sweet seventeen nya! Lo pada udah pada dateng gak? Ayo buruan dateng sini! Ada Jungkook BTS loh guys!! Ada banyak makanan juga!! Rugi lo semua kalo gak dateng!!" Yura terus heboh sendiri sambil fangirlingan. Yang lainnya dibuat tertawa melihat aksi heboh Yura.
"Eh Nat, kita susulin yang lainnya yuk. Yang lainnya udah pada di ballroom." ajak Sasha yang Natalie angguki.
"Ayo. Woy Yura ayo buruan ke ballroom! Mau ketemu Alexander kagak?!" ajak Natalie pada Yura yang terus asyik heboh sendiri.
"Eh iya tungguin gue!"
Sesampainya di ballroom mereka bertiga langsung menghampiri teman-teman mereka yang tak lain adalah Gio, Wawan, Felix, dan juga Iqbal. Ada Seno juga sang ketua kelas, Seno memang selalu menempel pada Iqbal dimanapun Iqbal berada.
"Astaga bini siapa ini cakep amat?!" heboh Wawan saat melihat Natalie dan yang lainnya datang.
"Bini orang lah, mau dihajar Hiro lo buluq?" ujar Gio seperti biasa pada Wawan. Untung Wawan Gunawan yang gantengnya melebihi babang tamvans ini sudah kebal dengan semua perkataan dan perlakuan Gio padanya. Cinta itu emang buta ya guys?-eh?
"Hiro mana Nat? Tumben lo gak ama dia? Biasanya dia nempel ama lo terus?" tanya Iqbal heran melihat Natalie tidak datang bersama Hiro.
"Dia gak bisa dateng, soalnya malem ini dia harus jemput mamanya ke bandara." jelas Natalie.
"Jangan jauh-jauh ama gue lo, Hiro bakalan ngehajar gue kalo sampe lo ilang." ujar Felix yang sepertinya sudah Hiro kasih mandat. Natalie hanya tersenyum kecil.
"Katanya lo nanti bakalan perform nyanyi ya Nat? Aduh, gak sabar gue pengen liat lo tampil. Nanti gue bakalan jadi fancam masternim dadakan ahh.." ujar Wawan yang lagi-lagi mulai menggoda Natalie. Gio bersiap untuk memukul kepala Wawan dengan penuh cinta tapi Wawan sudah lebih dahulu menjauh.
Yura dan Sasha sudah pergi sedaritadi untuk berburu fotbar bersama para idola dan selebgram favorit mereka. Natalie kini duduk di kursi samping sepupunya, Felix. Gio dan Wawan juga sudah pergi untuk berburu gebetan baru.
"Dek? Pokoknya lo disini dulu jangan kemana-mana ya? Gue mau jemput Alexa dulu ke depan." ujar Felix yang bangkit dari kursinya. Natalie mengangguk.
"Sen, gue titip adek gue bentar ya?" ujar Felix pada Seno yang sedaritadi duduk di kursi samping Natalie.
"Iya lix, sans aja."
Felix kemudian berlalu pergi ke depan, meninggalkan Natalie dan Seno berdua. Iqbal tadi sudah pergi menyusul Gio dan juga Wawan.
Yura terus mengirimi pesan pada ponsel Natalie untuk menyusulnya, tapi Natalie menolaknya karena ia malas berada di tengah-tengah kerumunan orang. Meskipun ia termasuk tipe orang yang mudah bergaul tapi tetap saja aslinya ia tidak suka keramaian.
"Lo kenapa gak nyusul temen-temen lo?" tanya Seno yang memberanikan diri untuk memulai percakapan dengan Natalie.
"Nanti aja nunggu acara intinya dimulai, lagian Yona masih agak lama turunnya."
Selanjutnya Seno terus mengajak Natalie untuk berbincang-bincang, dari mulai membicarakan seputar acaranya, sekolah mereka, politik dalam negeri, bahkan sampai film-film yang belakangan ini banyak mendapatkan penghargaan Oscar.
Tiba-tiba seseorang datang menduduki kursi kosong yang sempat Felix duduki.
"Hai kak Natalie, kakak malem ini cantik banget." ujar orang tersebut yang tak lain adalah Nathan. Nathan tersenyum manis, aura pemuda itu malam ini terlihat sangat berbeda. Mungkin karena mengenakan setelan tuxedo auranya jadi terlihat lebih dewasa.
Natalie tersenyum kecil, "Thanks, btw lo kesini sama siapa aja?"
"Sama Daru kak."
"Oh sama dia, terus sekarang Darunya mana? Kok lo malah sendirian disini?" tanya Natalie berbasa-basi. Sebenarnya ia tengah berniat untuk mengusir Nathan secara pelan-pelan.
"Dia lagi nyamperin temennya yang lain, aku gak banyak kenal sama orang-orang disini jadinya aku samperin kakak aja."
Natalie terpaksa membiarkan Nathan berada disampingnya, sampai akhirnya Yura dan yang lainnya kembali datang yang membuatnya lega.
"Ayo Nat kita ke sana, bentar lagi Yona turun. Dan lo harus siap-siap buat tampil nanti." Yura menarik Natalie dan membawanya mendekat ke arah panggung.
"Lo gak kenapa-kenapa kan? Tadi ada yang gangguin lo gak?" tanya Felix yang kini baru terlihat batang hidungnya. Pemuda itu datang menghampiri Natalie bersama pacarnya, Alexa.
Natalie mendengus, "Ada, tadi ada om-om yang nawarin gue buat jadi sugar baby nya dia."
Felix sontak dibuat kaget bukan main. "Seriusan lo?!"
"Ya kagak lah bego! Gue tadi bareng Seno terus."
"Syukur deh, kirain beneran."
Acara inti kemudian mulai berlangsung, sekarang semua pasang mata tertuju pada Yona yang tengah memasuki ruangan. Sontak semua tamu yang hadir langsung riuh bertepuk tangan.
"Aduh gebetan makin hari makin cakep aja, coba dia bisa lebih peka ama gue." ujar Gio yang kini tengah berdiri di samping Natalie. Mendengar itu Natalie dibuat terkekeh lalu menepuk-nepuk iba bahu Gio.
"Sabar ya Gio."
Yona memulai sambutannya pada tamu-tamu yang hadir, setelah itu acara peniupan lilin dimulai dilanjut dengan acara pemotongan kue. Suapan pertama Yona tujukan untuk kedua orang tuanya, kedua untuk saudara-saudaranya, dan ketiga untuk sahabat-sahabatnya yaitu Natalie, Yura, dan juga Sasha.
Setelah itu Natalie mulai tampil bernyanyi, ia menyanyikan lagu khusus untuk Yona yang tengah berulang tahun.
Setelah Natalie selesai bernyanyi, semuanya langsung riuh bersorak sambil bertepuk tangan. Natalie lalu turun dari panggung karena selanjutnya giliran bintang tamu lain yang tampil. Teman-temannya langsung riuh memuji penampilannya tadi saat Natalie kembali.
"Coba aja Hiro ada disini nontonin lo nyanyi tadi. Beuh tuh anak pasti langsung ngebucinin lo sekarang juga." goda Yura.
"Jangan bikin gue sedih deh ra-"
"Eh Nat, ada yang mau ketemu sama lo." ujar Gio yang tiba-tiba menghampiri Natalie dan merangkul pinggangnya.
"Siapa?"
"Dia katanya fans baru lo."
Natalie dibuat penasaran, ia lalu mengikuti langkah Gio yang membawanya agak jauh dari kerumunan teman-temannya.
"Ini dia orangnya, eh bang ini idola baru lo udah gue bawa ke sini."
Pemuda berperawakan tinggi dan berbadan kekar itu kemudian berbalik menghadap Gio dan juga Natalie. Ia langsung tersenyum ramah begitu sudah menghadap mereka berdua.
Deg
"Hai Natalie.." sapa pemuda yang tengah memegang gelas sampanye itu dengan senyuman ramahnya.
"Nah Natalie.. kenalin dia ini namanya Christopher, dia itu sahabatnya koko gue. Dia katanya langsung ngefans berat sama lo begitu liat lo nyanyi tadi."
Natalie dibuat syok bukan main menatap pemuda dihadapannya ini. Kedua lututnya serasa lemas, dan juga dadanya mulai terasa sesak.
Kenapa dia harus muncul lagi?
"Hai Natalie.."
Christopher atau yang akrab dipanggil Christ mengulurkan tangannya, hendak mengajak Natalie berjabat tangan. Tapi Natalie enggan membalasnya, ia terlalu takut untuk menyentuh tangan pemuda tersebut.
"Nat? Kok lo diem aja? Lo gapapa kan?" tanya Gio yang menyadari tingkah aneh Natalie.
Pertanyaan Gio menyadarkan lamunannya, hal itu membuat Natalie terpaksa membalas jabatan tangan Christ. Ia tidak ingin Gio sampai curiga padanya.
"Natalie." ujar Natalie memperkenalkan dirinya sambil tersenyum tipis.
Christ terus tersenyum manis, ia lalu mengecup punggung tangan Natalie. "Senang ketemu kamu, tadi penampilan kamu sangat luar biasa. Saya sampai tidak bisa memalingkan mata saya dari kamu."
Natalie hanya tersenyum tipis, ia mencoba melepaskan tangannya dari Christ tapi pemuda itu seperti tidak mau melepaskannya. Christ lalu mengirim isyarat pada Gio lewat tatapan matanya. Mengisyaratkan jika ia butuh ruang berdua dengan Natalie.
"Nat, gue pergi tinggalin lo dulu ya. Gue harus temuin temen gue yang lain." ujar Gio yang sepertinya mengerti arti tatapan Christ.
"Tapi Gio.."
"Gue bakal kesini lagi kok, lo tenang aja."
Gio kemudian berlalu pergi meninggalkan Natalie dan Christ berdua di tengah-tengah keramaian. Natalie ingin pergi menyusul Gio, tapi tangannya terus-menerus ditahan oleh Christ.
"Kenapa buru-buru gitu sih? Kamu emangnya gak kangen sama aku?" ujar Christ yang mengakhiri sandiwara mereka berdua.
"Mau lo apa sih? Gak cukup emangnya udah bikin gue ancur?" tanya Natalie dengan suaranya yang mulai terdengar serak. Gadis itu tengah mencoba menahan air matanya agar tidak keluar, ia tidak ingin terlihat lemah di depan orang yang sangat ia benci.
Christ tertawa kecil, ia lalu maju beberapa langkah untuk mensejajarkan dirinya dengan Natalie. Christ lalu merangkul erat pinggang Natalie.
"Kita bicara di kamar atas aja mau? Aku udah pesen kamar khusus buat kita berdua loh." bisik Christ pada telinga Natalie.
Natalie mencoba melepaskan rangkulan tangan Christ dari pinggangnya tapi pemuda itu malah semakin mendekapnya erat dari samping. "Christ.. please.. gue udah bukan mainan lo lagi.." lirih Natalie yang kini pertahanannya mulai runtuh.
"No honey, you're still mine." Christ tersenyum khas, senyuman yang terlihat sangat mengerikan.
***
"Jadi gimana kabar kamu sekarang sayang? Kamu sekarang keliatan cerah banget, pasti gara-gara pacar kesayangan kamu itu ya?"
Hiro yang tengah menyetir tidak bisa menahan senyumannya, Mamanya ini memang pandai sekali menggodanya.
"Apaan sih ma, Mama ini ada-ada aja."
Rebecca terus tersenyum menggoda, "Gapapa kali sayang ngaku aja gak usah malu-malu, Mama kan sering liat ig-story kalian. Apalagi kamu kerjaannya ngeposting foto dia terus."
Hiro tak bisa lagi menahan rona di pipinya, "Udah ma, kenapa sih Mama ini hobi banget ngegodain aku?"
"Iya deh mama gak godain kamu lagi. Oh iya Hiro, Mama denger katanya udah beberapa bulan kamu udah gak tinggal di rumah papa kamu lagi. Kenapa sayang? Apa papa kamu suka sakitin kamu lagi?"
Pertanyaan Mamanya membuat raut wajah Hiro kembali meredup, ia paling malas jika Mamanya sudah membahas tentang papanya.
"Gak kok ma, Hiro cuman pengen tinggal sendirian aja. Hiro pengen belajar mandiri jadinya Hiro putusin buat gak tinggal sama papa lagi."
"Bagus sih kalo gitu, mama juga bisa lebih tenang sekarang. Terus sekarang kamu tinggal dimana? Di apartemen?"
Hiro mengangguk.
"Kenapa kamu gak tinggal di rumah Oma aja sayang?"
"Oma udah tua ma, Hiro gak mau nyusahin Oma."
Rebecca tersenyum bangga, ia lalu mengusap-usap rambut anak kesayangannya tersebut. "Semenjak tinggal di Indonesia kamu emang banyak berubah ya, Mama seneng sekarang kamu udah bersikap dewasa."
"Iya lah ma, Hiro sekarang udah bukan anak manja lagi."
"Bagus kalo gitu, kamu harus bisa tunjukkin ke papa kamu kalo kamu bisa lebih bersikap dewasa dari dia. Jangan sampe kamu ngikutin jejak kakak kamu, kakak kamu itu otaknya udah bener-bener dicuci sama papa kamu."
"Mama tenang aja, Hiro gak bakalan mungkin mau ngikutin jejaknya kak Christ sama papa."
"Ngomong-ngomong soal kakak kamu, katanya dia udah seminggu ini pulang ke Indonesia. Kamu udah ketemu sama dia?"
"Belum ma, malahan Hiro baru tau hal itu sekarang dari Mama."
***
Natalie kini tengah berada di dalam toilet, serangan paniknya kambuh lagi. Ia mencoba untuk menenangkan dirinya tapi bayangan Christ tidak mau hilang dari kepalanya.
Pemuda itu adalah mimpi buruknya, mimpi buruk yang sebenarnya.
Natalie merogoh tasnya untuk mengambil ponsel, awalnya ia ingin menghubungi Hiro karena dalam kondisi seperti ini yang sangat ia butuhkan adalah keberadaan Hiro. Tapi mengingat Hiro sedang bersama Mamanya, Natalie mengurungkan niatnya karena ia tidak ingin menganggu waktu kebersamaan mereka.
Natalie mencari kontak Felix, ia coba hubungi nomornya beberapa kali tapi tidak kunjung di angkat. Natalie mencoba menghubungi Yura tapi nomornya malah tidak aktif.
Dengan terpaksa Natalie harus bisa menguatkan dirinya sendiri. Ia harus bisa menenangkan dirinya sendiri, ia harus bisa mengusir jauh-jauh memori tentang Christ dari kepalanya.
Natalie lalu keluar dari toilet, dan saat sudah berada di luar ia langsung berpas-pasan dengan Seno yang juga baru keluar dari toilet pria.
"Eh Natalie, lo abis dari toilet juga?"
"Sen, gue minta tolong sama lo boleh kan?"
Seno dibuat agak terkejut dengan keadaan Natalie sekarang, gadis itu terlihat seperti tengah panik dan dilanda ketakutan hebat.
"Lo kenapa? Lo gapapa kan?" Seno langsung mendekati Natalie untuk memastikan gadis itu baik-baik saja.
"Tolong jaga gue buat malam ini."
"Maksudnya?" tanya Seno yang dibuat kebingungan.
Natalie tidak menjawab, ia segera merangkul tangan Seno. "Bawa gue keluar dari sini secara diam-diam."
***
Felix sekarang dibuat panik bukan main, Natalie hilang dan kini teman-temannya yang lain termasuk dirinya tengah panik mencari keberadaan Natalie. Tadi sempat ada panggilan tak terjawab dari gadis itu, dan sekarang saat Felix telepon balik nomornya malah tidak aktif.
"Lo gimana sih?! Bukannya lo udah disuruh Hiro buat jagain Natalie?!" kesal Yura pada Felix karena sebelum Natalie menghilang, Felix terus saja disibukkan dengan pacarnya.
"Tadi kan dia dibawa Gio! Salahin tuh anak lah!"
Dengan perasaannya yang sudah tak karuan Yura segera menghampiri Gio yang kini seperti terlihat merasa bersalah dan panik sendiri.
"Eh brengsek! Mana Natalie?!" bentak Yura sembari menarik kerah kemeja Gio.
"Gue juga lagi nyariin, tadi dia gue tinggalin sama bang Christ tapi sekarang bang Christ juga gak ada!"
"Gila lo! Kalo sampe dia diculik gimana?! Lo kenapa bego banget sih malah ninggalin dia gitu aja!!"
"Gue juga gak tau kalo kejadiannya bakalan sampe gini, abisnya bang Christ minta gue buat tinggalin mereka sebentar. Jadinya gue nurut lah!"
"Lo emang bego banget ya! Tega ya lo main ninggalin sahabat lo sendiri sama cowok asing gitu aja! Kalo sampe Hiro tau tentang hal ini lo pasti bakalan langsung abis sama dia!"
"Jangan lah ra, lo jangan sampe ngasih tau hal ini ke Hiro."
"Ya lo cari Natalie sampe ketemu!"
***
Hiro baru saja selesai membasuh badannya. Setelah mengantarkan Mamanya ke rumah sang Oma, Hiro langsung pulang ke apartemennya.
Baru saja ia akan membuka lemari pakaiannya, ponselnya yang tiba-tiba berdering langsung mengalihkan perhatiannya. Hiro langsung mengambil ponselnya dan mendapati panggilan masuk dari Felix.
"Halo lix? Natalie lagi sama lo kan? Sekarang kalian lagi ada dimana? Masih lama acaranya?" tanya Hiro beruntun saat panggilannya sudah terhubung.
"Sorry ro, Natalie tiba-tiba ilang."
"Hah?! Kok bisa?!!" kaget Hiro yang dibuat syok.
"Gio tadi ngenalin dia ke temen kokonya, dan sekarang Natalie ilang sama orang itu."
"Anj*ng! Gio bangs*t!" Hiro segera mematikan panggilannya secara sepihak. Ia kemudian membanting ponselnya dengan keras ke lantai.
Suara pintu apartemennya yang dibuka langsung membuat mata Hiro berbinar. Buru-buru Hiro menuju pintu depan, ia tak memperdulikan penampilannya yang hanya dibaluti handuk kecil yang menutupi area bawahnya.
"Natalie!" Hiro berseru senang dan langsung berhambur memeluk erat gadisnya yang baru datang.
"Kata Felix kamu tiba-tiba ilang, aku baru aja mau pergi kesana buat nyariin kamu."
Hiro tambah mengeratkan pelukannya, saking eratnya ia sampai membuat tubuh mungil Natalie terangkat.
"Aku gapapa kok.." ujar Natalie yang berada dalam dekapan Hiro.
Hiro lalu melepaskan pelukannya, ia lalu menangkup wajah Natalie dan saling menempelkan kening mereka.
Menyadari kini Hiro hanya mengenakan handuk kecil yang menutupi area bawahnya, tubuh Natalie dibuat berdesir aneh.
Terlihat badan Hiro yang masih basah dan juga tetesan air yang mengucur dari rambutnya. Entah kenapa Natalie dibuat menelan ludah dibuatnya, apalagi saat menyaksikan ukiran indah pada perut sosok itu. Dan juga lengannya yang kekar dan berotot.
Itu semua membuat sesuatu dalam diri Natalie tiba-tiba bangkit dan berkobar panas.
Natalie memeluk Hiro erat dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Hiro. Ia menghirup dalam-dalam aroma tubuh Hiro, aroma sabun yang menempel pada kulit tubuh Hiro mulai membuat Natalie kehilangan kesadarannya. Bayangan mengerikan yang terus menghantui kepalanya kini hilang begitu saja. Digantikan oleh perasaannya yang kini menggebu-gebu dan bergejolak panas.
"Hiro.."
"Hmm? What's wrong baby?" jawab Hiro sambil mengusap-usap rambut Natalie.
"I want you.." lirih Natalie yang kini tangannya mulai mengusap-usap kulit punggung Hiro secara sensual.
Hiro dibuat berdesis karenanya, ia mencoba menghentikan gerakan tangan Natalie dan juga melepaskan pelukannya.
"Kamu tadi minum ya? Kan aku udah bilang jangan sampe minum alkohol."
"Aku gak minum kok, coba cium mulut aku. Ada bau alkoholnya gak?"
Hiro lalu mendekatkan wajahnya untuk mencium aroma mulut Natalie tapi gadis itu malah tiba-tiba mencium bibirnya.
"See? Aku gak minum kan?" ujar Natalie saat tautannya sudah ia lepas.
"Tapi kok malam ini kamu aneh banget?"
"Emangnya aneh ya kalo aku ini sangat menginginkan kamu?"
Hiro terdiam menatapi pandangan mata Natalie yang terlihat begitu sayu, tapi ia bisa menemukan sorot luka dari balik sorot sayunya itu.
"Kamu tadi gak kenapa-kenapa kan? Aku denger kamu sempet hilang.." ujar Hiro yang masih terlihat khawatir.
"Aku gapapa kok sayang.. percaya deh. Aku cuman butuh kamu sekarang."
Natalie menangkup wajah Hiro dan mulai mengelusi lembut pipi Hiro. Hiro kembali memeluk erat Natalie, dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher gadis tersebut.
"Kamu pernah tanya kan kenapa aku gak suka sama sikap kamu yang agresif gini? Aku sebenernya suka, tapi aku harus nutupin hal itu dari kamu karena aku gak mau sampe lepas kendali."
"Kenapa emangnya kalo kamu sampe lepas kendali? Bukannya itu malah bagus, tandanya kita ini saling menginginkan."
Natalie melepaskan pelukan Hiro, ia kemudian berbalik badan. "Lepasin gaun aku.."
Hiro menatap ragu resleting pada gaun Natalie, apa ia harus melepasnya?
Dengan ragu-ragu Hiro mulai menarik resleting gaun Natalie ke bawah, menampilkan punggung mulus Natalie yang membuatnya semakin lepas kendali.
Natalie kembali berbalik sambil tersenyum, ia mengalungkan tangannya pada leher Hiro. "I'm yours.. Hiro.."
Kini keduanya benar-benar sudah dibuat kehilangan kesadarannya. Mereka melakukan hal yang seharusnya tak mereka lakukan untuk pertama kalinya.
Hiro sudah lama menahan hal ini dalam dirinya, dan malam ini Hiro benar-benar menumpahkannya habis-habisan.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
