Menggenggam Rasa

1
0
Deskripsi

Pengenalan Tokoh.

 

Assalamualaikum wr wb ... sebelum saya melanjutkan cerita saya akan perkenalkan tokoh yang ada di dalam cerita yang saya buat. Jangan lupa jika kalian suka dengam cerita yang saya buat mohon dengan ketulusan hati  mendukung cerita saya, supaya saya lebih semangat lagi halunya. Jika nggak suka dengan cerita saya ya gak papa, boleh pindah ke cerita tetangga sebelah. Saya iklas hehehe ... 😁. Saya buat cerita untuk menghibur dan menyalurkan hobi berimajinasi  serta ngehalu saya untuk...

Pengenalan Tokoh.

 

Assalamualaikum wr wb ... sebelum saya melanjutkan cerita saya akan perkenalkan tokoh yang ada di dalam cerita yang saya buat. Jangan lupa jika kalian suka dengam cerita yang saya buat mohon dengan ketulusan hati  mendukung cerita saya, supaya saya lebih semangat lagi halunya. Jika nggak suka dengan cerita saya ya gak papa, boleh pindah ke cerita tetangga sebelah. Saya iklas hehehe ... 😁. Saya buat cerita untuk menghibur dan menyalurkan hobi berimajinasi  serta ngehalu saya untuk para pembaca yang mau baca jika terhibur, jika tidak ya ... hmmm nggak apa-apa juga. Saya ora opo-opo hehehe ...😆. Karena saya sadar bahwa cerita yang saya buat tidak sebagus seperti milik para senior-senior di atas kayangan sana 😂. Sebab mukin cerita saya masih banyak typonya, nyeleneh, gak masuk akal, atau biasa orang-orang bilang cacat logika. Saya juga minta maaf jika cerita saya tidak bisa meresap dalam relung jiwa dan hati terdalam para readers yang kelihatan ataupun yang kasat mata. Karena uothornya ini bukan author ternama melainkan hanya author amatiran yang tersesat😅.

Maaf authornya bacot sekali😃, maklumi saja karena authornya kelaperan. Belum makan karena suaminya belum gajian😆. Bercanda✌🏿🤣  

*Berikut para tokoh-tokoh yang tercantum di dalam cerita 'Menggenggam Rasa' :

~SEKAR NOVIANASARI 
    Adalah tokoh dari seorang wanita istri dari seorang pria bernama Fadhil.

~MUHAMMAD FADHIL BACHTIAR
      Tokoh pria sebagai suami dari Sekar.

~LASMI
     Tokoh wanita sebagai ibunya Fadhil.

~JUWITA, NUR, dan NINING
      Para tokoh wanita sebagai ibu-ibu sosialita rekan arisan Lasmi.

~ADINHE ROSY
     Tokoh Wanita sebagai adik kandung Fadhil.

~WILLYNA APRILIA dan TANTRIN SIMILIKITY
     Para tokoh wanita teman sekolah Rosy.

~IYAN FEBRIYAN
    Tokoh pria sebagai laki-laki yang cinta mati terhadap Rosy juga sebagai teman sekekasnya.

~ZASKIA MIRANI
     Tokoh wanita sebagai teman sekolah lama Sekar.

~ALEXS LEONIEL
     Tokoh pria sebagai bos pemilik lestoran ternama.

~TEDJO SURATMAN
     Tokoh pria sebagai orang terkaya di kota seorang bandar togel.

Cukup itu dahalu para tokoh yang saya tulis, jika ada tambahan tokoh lain akan saya tambah tulis lagi, dengan seiring berjalannya cerita nantinya.

Semoga kalian tidak bengek baca cerita dari saya ataupun kejang-kejang karena keracunan cerita yang saya buat😁.


_Selamat Membaca_

SALAM DARI SAYA

Nelisa A.

Ponorogo, 4 Februari 2022

   
   

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Mengenggam Rasa
1
0
Prolog “Sepanjang napasku ... aku akan tetap mencintaimu, hingga ajalku tiba.”***“Sekar,” sapa Fadhil ketika mendapati Sekar tengah asik melayani pembeli di toko kue yang dikerjai di daerah kota Malang.“Eh, Mas Fadil,” balas Sekar menoleh sebentar ke arah Fadhil yang berdiri di depan elatase toko kue. Lalu Sekar kembali menghadap pada pembeli dan kembali melayani.“Sebentar ya, Mas, tunggu dulu di situ. Aku masih melayani pembeli, sebentar lagi selesai dan waktunya aku istrihat,” ucap Sekar tanpa menoleh pada Fadhil masih melayani pembeli.Fadhil lantas membalikkan badan dan duduk di kursi tunggu yang memang disediakan oleh pemilik toko. Lima menit berlalu Sekar telah beristirahat Sekar berjalan menghampiri Fadhil yang sudah menunggunya di sana. Lantas sekar duduk di samping Fadhil dan duduk di sebelahnya yang menunggunya sampai terkantuk-kantuk.“Mas,” sapanya.Fadhil terperanjat setelah seseorang menyapanya, lalu ia meneggakkan duduknya setelah ia bersandar di sandaran kursi. Fadhil mengucek-ucek matanya, lalu menoleh di sampingnya, Sekar sudah duduk di sebelahnya.Eh, Sekar,” ucapnya.Pasti lelah sekali ya, Mas, menungguku? Maaf ya, sudah membuatmu menunggu.”“Enggak kok. Kamu sedang istrirahat? Aku mau menggajakmu keluar sebentar, untuk makan siang. Pasti kamu belum makan, kan?Fadhil mengajak Sekar sebentar untuk makan siang di luar. Fadhil dan Sekar adalah sepasang kekasih yang telah tujuh tahun menjalin hubungan asmara. Fadhil dan Sekar sama-sama kerja di kota Malang jawa timur, hanya saja Sekar berkerja di sebuah toko kue di sana. Sedangkan Fadhil berkerja di sebuah perusahan besar di sana.Mereka berdua telah sampai di sebuah rumah makan, berbagai hidangan telah tersedia di atas meja setelah memesannya. Masing-masing melahap makanan masing-masing yang sudah dipesannya. Suara sendok dan piring beradu jadi satu menambah suasana kian berasa hidup.“Sekar,” panggil Fadhil setelah beberapa lama tadi terhening.Sekar menghentikan makannya lantas ia menatap Fadhil pacarnya itu yang sudah terjalin selama tujuh tahun.Iya, Mas?” jawabnya.“Rasanya ... sudah lama juga ya hubungan kita?” tanya Fadhil.Sekar tersenyum lantas ia kembali melanjutkan makannya.“Rasanya aku sudah bosan,” ungkap Fadhil.Tiba-tiba Sekar menghentikan makanya, ia menatap ke arah Fadhil yang tertunduk sembari mengetuk-ngetukkan sendok yang dipegangnya di atas piring. Terasa sedikit terkejut Sekar mendengar ungkapan yang Fadhil ucapkan. Apakah Fadhil sudah bosen terhadapnya, karena sudah lama menjalin hubungan tanpa ada kepastian yang lebih lanjut setelahnya. Apakah Fadhil sudah hilang cinta untuknya? Sedangkan Sekar sampai kini masih mencintainya.Sebenarnya di usia Sekar yang sudah dua puluh lima tahun sudah cukup matang untuknya menikah. Ia juga sudah cukup lama menantikan dua tahun belakanggan ini menunggu Fadhil untuk meminangnya. Namun sampai saat ini Fadhil juga belum membicarakan perihal pernikahan. Apakah Fadhil tidak ingin berniat serius terhadapnya untuk sampai jenjang pernikahan? Apakah Fadhil tidak ada niat untuk menikahinya? Apakah Fadhil dekat dengannya hanya untuk sekedar jadi penghibur untuknya.Padahal selama ini, Sekar sudah susah payah bertahan untuk Fadhil menunggu Fadhil sampai siap untuk menikahinya. Demi cintanya terhadap Fadil ia rela menunggu Fadhil sampai kapan pun. Di usia Fadhil yang sudah hampir menginjak dua puluh delapan tahun sudahlah cukup juga untuk segera menikah. Tetapi sampai saat ini Fadhil masih anteng-anteng saja,apakah Fadhil tidak ingin segera menikah?Sekar sampai rela menolak permintaan ibunya, sebelum ibunya pergi meninggal dunia tiga tahun yang lalu karena sakit komplikasi yang dideritanya. Sedang ayah Sekar sudah pergi terlebih dahulu karena kecelakaan. Tinggallah Sekar jadi yatim piatu. Sehingga ia merantau di Malang untuk mencukupi hidupnya. Ikut kerja di Malang bersama Fadhil yang sudah berkerja selama kurang lebih tiga tahun di sana. Awalnya, Sekar menjalin hubungan dengan Fadhil secara jarak jauh dan berjumpa seminggu sekali di tempat tinggal masing-masing yang sama-sama berasal dari kota Surabaya jawa timur. Meskipun mereka kerja di tempat yang berbeda di kota Malang dan Sekar ngekos di dekat kerjanya dengan alasan bisa jumpa setiap saat.Ibunya berpesan kepadannya untuk menyuruhnya segera menikah, ibunya sudah menyiapkan calon untuknya jika Fadhil tak kunjung memperistrinya. Ibunya ingin sekali menyaksikan Sekar menikah, mumpung dirinya masih ada di dunia. Menginggat sakit yang dideritanya makin terasa parah seiring berjalannya waktu.“Nduk, umurmu itu sudah cukup untuk menikah,” tutur Ibunya kala itu ketika usia sekar dua pulah dua tahun.“Iya, Bu, nanti saja Sekar pikirkan lagi. Saat ini Sekar ingin fokus cari duit dulu,” tukas Sekar meyakinkan ibunya. Saat itu ia masih berkerja di sekitaran tempat tinggalnya.“Bukannya duit kamu sudah terkumpul banyak to, Nduk? Kamu sudah lama kerja, masa iya duitnya gak terkumpul,” ucap Ibunya.Sekar tersenyum mendengar pertanyaan ibunya. “Hmmm, uang segitu bisa buat apa to, Bu ... Jaman sekarangkan semua serba mahal. Sekar ingin ngejar karir dulu ngumpulin duit yang banyak supaya bisa merayakan pernikahan yang mewah, dan juga biar tidak merepotkan Ibu.”“Kalau kamu ngejar karir terus, lalu nikahmu kapan? Nikah itu gak perlu mewah-mewah, yang terpenting ... sah menurut hukum dan agama. Buat apa nikah mewah-mewah kalau akhirnya rumah tangga gak harmonis? Mending sederhana saja yang terpenting di dalam rumah tangga itu tentram.” Nasehat Ibunya.Sekar hanya tersenyum kala mendengar nasehat ibunya.“Ibu sudah siapkan calon untukmu kalau kamu bersedia menikah secepatnya.”Sekar menoleh ke arah ibunya terkejut. “Calon? Ah ... Ibu, kenapa Ibu repot-repot carikan Sekar calon. Ibu kan sudah tahu, Sekar sudah ada mas Fadhil.”“Emang mas Fadhilmu itu sudah memberimu kepastian?” tanya Ibunya.  Sekar menggelengkan kepala, Fadhil sama sekali belum pernah menawarinya menikah.“Nah, tidak kan? Kalau kamu nunggu Fadhil, kelamaan. Ibu yakin calon yang Ibu pilihkan untukmu ini calon suami yang tepat, Sekar. Dia sudah siap menikah, dan bakal jadi imam yang baik untukmu, dia orangnya juga mapan tak kalah dari Fadhil,” kekeuh Ibunya Sekar.Sekar berubah menjadi sedih kala mendengar permintaan ibunya. Apakah  Sekar akan menuruti permintaan ibunya menikah dengan laki-laki pilihan ibunya, dan meninggalkan Fadhil pria yang yang dicintainya selama ini? Tidak! Sekar tidak akan mau menikah bersama orang yang tidak dikenalinya, Sekar sudah terlanjur cinta dengan mas Fadhilnya itu. Ia tidak bisa untuk mencintai orang lain, karena mas Fadhilnya itulah alasanya untuk ia semangat menjalani hidupnya.“Berarti, Ibu, tidak merestui hubungan Sekar dengan mas Fadhil? Maafkan Sekar, Bu. Sekar tidak bisa jika harus mencintai orang lain. Sekar sudah terlanjur cinta dengan mas Fadhil.” Sekar menunduk sedih.Sekar menolak permintaan ibunya, kala dirasanya ibunya terlalu memaksakan keiginannya. Ibunya Sekar menghela napas pelan kala mendengar jawaban dari Sekar.“Bukan Ibu tak merestui hubunganmu dengan Fadhil, Sekar. Tapi ... tidakkah kamu melihat Ibumu ini? Fadhil entah kapan menikahimu, sementara Ibu ingin segera menyaksikanmu menikah, mumpung Ibu masih ada, Nduk. Penyakit Ibu makin hari makin parah, Ibu ingin jika suatu saat Ibu sudah tiada, kamu sudah ada yang menjaganya tidak sendirian. Supaya Ibu bisa pergi dengan tenang.”Ada sedikit rasa menyesal di hati Sekar karena Sekar tak bisa mewujudkan keinginan ibunya untuk menyaksikan dirinya menikah. Lantaran ia menolak calon yang ibunya pilihkan. Hingga tiga tahun berlalu ibunya harus menghadap sang pencipta dan belum sempat menyaksikannya menikah.“Ma— maksud, Mas Fadhil, bagaimana?” tanya Sekar memastikan ucapan Fadhil kala bilang sudah bosan.Akankah Fadhil sudah ada wanita lain sebagai pujaan hatinya yang baru? Lantas gimana dirinya yang sudah terlanjur mencintainya hingga rela menunggu sejauh ini. Akankah Fadhil akan rela melepaskan Sekar begitu saja? Pastilah hatinya akan terasa remuk jika itu semua terjadi.Apakah ini salah satu akibat ia mengabaikan permintaan ibunya untuk segera menikah dengan pilihan ibunya kala itu?Fadhil nampak tengah menggaruk-garuk kepalanya sambil matanya fokos menatap piring di atas meja yang makanannya tinggal separuh itu.  “Ya ... Aku sudah bosan, Sekar. Pacaran sudah membuatku bosan. Sudahlah aku capek.” Fadhil mengangkat kedua tangannya.“Lalu,” ucap Sekar gusar. Fadhil beralih menatap Sekar yang sudah tak ada semangat makannya.Sekar meletakkan sendoknya di atas piring, ia tak selera lagi melanjutkan makannya. Sebenarnya makananya tinggal beberapa sendok lagi, tetapi ia sudah tidak kuasa untuk untuk melahapnya lantaran ucapan Fadhil yang barusan terlontar.“Mamah di rumah sudah memburuku untuk segera menikah. Aku gak habis pikir, tak terasa umurku sudah hampir menginjak dua puluh delapan tahun, bisa-bisanya selama ini aku sama sekali tak terpikirkan untuk menikah? Apa karena aku terlalu sibuk kerja dan pacaran sehingga aku lupa tentang salah satu pelengkap hidup itu?” tanya balik Fadhil.Sekar terdiam ia tertunduk lesu, hatinya semakin terasa gusar dan gelisah. Apakah benar Fadhil sama sekali tak terfikir untuk menikah?Itu yangku mau, tidakkah kamu tahu aku sedang menunggumu, Mas? Apa justru kamu akan menikah dengan wanita lain, guman Sekar.Tiba-tiba Fadhil menggenggam erat kedua tangan Sekar, membuat Sekar terkejut menatapnya.“Sekar, aku mau menikah! Apa kamu sudah siap?” tanyanya.“Siap untuk apa? Siap untuk kehilanganmu?” sahut Sekar keluar begitu saja dari mulutnya.“Menikah denganku, Sekar,” balas Fadhil heran mendengar jawaban Sekar.  Sekar ternganga, berasa seperti ada bunga merekah di hatinya. Inilah yang Sekar tunggu-tunggu selama ini, menunggu Fadhil mengajaknya menikah. Saat itu juga, air mata Sekar yang tertahan luruh keluar dengan derasnya. Sungguh ia bahagia Fadhil mengajaknya menikah juga. Ia sempat berfikir Fadhil tak punya niat menikah ataupun berfikir menikah.“Sekar, mengapa kamu menangis? Tidak sudikah kamu menikah denganku?” tanya Fadhil khawatir.Terdengar isakan Sekar dan beberapa kali senggukan nampak terlihat Sekar tengah mengeluarkan semua perasaannya yang menjanggal di hatinya selama ini. Sekar menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.“Justru itu yang kunantikan selama ini, Mas,” ungkap Sekar.Fadhil tampak mendengarkan semua apa yang Sekar ungkapkan. Masih dengan uraian air matanya Sekar keluarkan semua rasa yang ia pendam selama ini.“Kupikir ... kamu tak akan pernah memikirkan untuk menikah. Karena kamu tak pernah menanyakan itu padaku. Kamu tahu, Mas? Aku menantikan itu semua, untuk mengajakku menikah. Tapi kamu tak kunjung mengajaku juga. Sampai almarhummah ibu ingin carikan calon untukku untuk menikah denganku. Tetapi dengan lantang aku menolak permintaan ibu, kamu tahu kenapa? Karena aku terlanjur mencintaimu hingga sampai kini aku rela menunggumu sampai kamu ingat tentang sebuah pernikahan.”Fadhil menghela napas pelan, ia tak menyangka bakal seabai ini melupakan perasaan Sekar yang telah menantikannya selama ini.“Benarkah, Sekar? Oh my god! Maafkan aku, Sekar sampai aku lupa tak memikirkan tentang ini. Thanks, kamu telah rela menungguku yang tak peka sejauh ini.”  ***   Di depan seorang penghulu duduk sepasang mempelai calon pengantin yang siap mengucapkan iklar suci ijab qobol. Lasmi dan Rosy mendampingi Fadhil dalam prosei ijab qobol ini. Sedang ayah Fadhil turut hadir bersama istri barunya untuk menyaksikan pernikahan putranya anak sulung dari dirinya dan Lasmi, Lasmi dan suaminya sudah bercerai sejak enam tahun yang lalu.Lasmi tampak menggenakan gaun dan perhiasan mewah di tangan, anting dan lehernya di acara pernikahan anak sulungnya. Tak hanya itu saja, tusuk konde yang menancap di sanggul rambutnya terbuat dari emas seberat 15 gram, wow!“Bagaimana, apakah sudah siap untuk kita mulai ijab qobul ini?” tanya Pak Penghulu.“Saya sudah siap, Pak,” ucap Fadhil.Ijab qabul berlangsung di sebuah masjid besar di sekitar dekat tempat tinggal Sekar.“Baik, mari kita mulai.”Pak penghulu lantas mulai membacakan iklar ijab qabul. Fadhil menjabat tangan pak penghulu, ijab qabul pun berlangsung.“Bissmillahirrahmmanirrahim. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Muhammad Fadhil Bachtiar bin Rosyid dengan engkau Sekar Novianasari binti almarhum Selasih, dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai tiga belas juta rupiah dibayar tunai!”“Saya terima nikah dan kawinnya, Sekar Novianasari binti almarhum Selasih dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan uang tunai senilai tiga belas juta rupiah dibayar tunai!”“Bagaimana, saksi?”“Sah!”~~~~~~¤¤¤¤¤~~~~~~
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan