
Teman masa kecil yang suka mengikat ku (Volume 1 : Aku ingin mengikatmu sekarang) ~ Part 3
1
0
Terkunci
Menarik dengan kuat.
Demi bisa memperkuat.
Ikatan tali yang menjadi penghubung, antara ikatan punggung, dengan ikatan kedua tangan yang terikat erat di atas kepala dia itu.
Tertarik turun sampai berhenti di bagian belakang tengkuk kepala.
Kedua tangan dia yang terikat erat.
Aku lakukan demi menyelesaikan tahap terakhir dalam mengikat erat dia, yang lalu berkata.
"Heeh. Boleh juga ikatan ... u...."
Meronta-ronta.
Segera setelah itu.
Dia lakukan dalam upaya dia mencoba kemustahilan.
Di mana aku...
5,774 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Teman masa kecil yang suka mengikat ku (Volume 1 : Aku ingin mengikatmu sekarang) ~ Part 4 End
1
0
Terserah Harith saja. Mau menyumpal mulutku pakai...! Apa Kimmy yakin tentang ini? Kenapa aku harus gak yakin, sama keputusan aku sendiri! Ya, siapa tahu Kimmy mau request dulu gitu? Wajah merenung pasrah, yang berada di posisi menunduk ke bawah. Dia lantas peragakan. Untuk kemudian. Suara pelan nan lembut berkata penuh puitis rasa, dalam menyampaikan sebuah kata. Tentang. Gak ada bagi seorang tawanan untuk meminta sesuatu pada yang menahan. Kecuali yang menahan menawarkan sesuatu pada tawanan nya! Mendengar hal itu. Suara pelan nan bingung. Lantas aku kata lalu. Kalau. ... aku sudah melakukan apa yang katakan, ini. Sebentar.Naik ke atas dalam sekejap, walau tak sampai terbang ke angkasa. Wajah dia punya. Terlakukan saat itu juga. Sebelum pada kelanjutannya, wajah dia punya. Kembali menatap dengan terang, kedua mata terbuka, pada diriku tentu saja. Untuk sebuah kata, dia lalu suarakan, penuh keyakinan dalam meyakinkan. Diriku tentang. Intinya itu, Harith! Cepat kau sumpal aku sekarang. Agar aku bisa memulai melepas ikatan erat ... ini ... akhirnya, aku pun bisa balik menyiksamu, sesuka hatiku. Mendengar hal itu, aku pun dengan perasaan–lantas berseru. Baiklah Kimmy, baiklah. Akan aku lakukan segera, menyumpal mulut mu, sesuai yang kau mau. Di mana sebuah balasan. Terimakasih ya, Harith, karena sudah mau me ... keinginan ku.... Dia lalu ucap, dengan begitu lembutnya, wajah terang, yang masih tergambar di wajah. Di aku kemudian mengambil sebuah kain sutra, hitam warnanya. Untuk berlanjut memberkan dan membentuk kain sutra tersebut. Dari yang awalnya terlipat rapi kotak, menjadi persegi panjang. Di terus berlanjut aku menghampiri dia, untuk kemudian bersiap menutup mulut dia. Dengan wajah menahan malu tak lupa aku kuatkan. Karena dengan jarak yang begitu dekat seperti ini. Tidak menutup kemungkinan, kalau aku bakal mudah ter–dengan ke–dia, bukan begitu. Intinya itu. Aku hanya khawatir saja. Jika nantinya. Aku malah berbuat yang tak senonoh ke dia, walau itu menutup kemungkinan. Di lalu aku meminta untuk menutup bibir dia, dengan begitu rapat. Saat aku akan mempelkan kain sutra ini ke depan bibir dia yang kini sudah tertutup mengikuti arahan yang aku katakan. Untuk kemudian aku lilitkan kain tersebut, sampai seluruh kepala dari mengenai lilitan kain sutra itu, sebanyak satu kali bertemu. Lalu aku ikatan masing-masing sudut kain sutra tersebut. Hingga. Uhmmpp.... Erangan suara kesakitan yang begitu kencang tersuarakan. Dapat terdengar kemudian. Berasal dari pada dia yang terjadi saat, aku baru selesai mengikat, tali yang membungkam mulut dia. Di mungkin saja ikatan simpulnya terlalu erat aku lakukan. Hphmmpp-hphmm. Gumam dia memanggil diriku, di tengah aku menanyakan sesuatu. Tentang kondisi dia. Baik-baik saja atau sebaliknya. Setelah aku selesai dengan ikatan kain sutra untuk membungkam mulutnya. Di mana.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan