
Teman masa kecil yang suka mengikat ku (Volume 1 : Aku ingin mengikatmu sekarang) ~ Part 2
0
0
Terkunci
"Gak di sumpal?"
Tanya dia kepadaku.
Dengan sedikit meninggikan alis mata kanan dia miliki tersebut.
Di mana respons wajah tersenyum merayu.
"Boleh ya Kimmy?!"
Aku tunjukkan ke dia yang—
"Untuk kali ini, aku gak akan menyumpal mulut...!"
"Syukurlah."
"Tapi aku tetap akan menutup mulut...!?"
"Kenapa?"
"Karena aku gak mau, kalau ... sampai teriak-teriak nanti!"
"Mana mungkin aku lakukan hal seperti itu, Kimmy."
Ucapku lemas dengan nada bicara yang begitu cepat, aku sampaikan ke dia.
Karena buat apa aku teriak-teriak....
11,801 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Teman masa kecil yang suka mengikat ku (Volume 1 : Aku ingin mengikatmu sekarang) ~ Part 3
1
0
Menarik dengan kuat. Demi bisa memperkuat. Ikatan tali yang menjadi penghubung, antara ikatan punggung, dengan ikatan kedua tangan yang terikat erat di atas kepala dia itu. Tertarik turun sampai berhenti di bagian belakang tengkuk kepala. Kedua tangan dia yang terikat erat. Aku lakukan demi menyelesaikan tahap terakhir dalam mengikat erat dia, yang lalu berkata. Heeh. Boleh juga ikatan ... u.... Meronta-ronta. Segera setelah itu. Dia lakukan dalam upaya dia mencoba kemustahilan. Di mana aku sudah memperhitungkan sebelumnya. Kalau gak mudah lepas dan mungkin saja gak akan bisa terlepas. Apabila perantara bantuan dari yang tidak terlibat ke dalamnya. Tidak dia peruntukan sebelumnya. Bahkan, bisa saja dia akan selamanya atau dalam waktu yang lama, menjadi terikat erat seperti sekarang.Meski perkataan sombong. Kalau begitu Harith! Mari kita mulai saja. Escape challenge tied, yang sudah kita sepakati tadi. Dia katakan sambil raga berat, berputar arah dalam melihat diriku. Dari yang membelakangi diriku yang tentu, aku meminta dia begitu. Agar usahaku dalam mengikat erat dia itu. Bisa aku lakukan dengan mudah dan dengan—Aa.... Sontak dia suarakan. Dalam menunjukkan mulut terbuka dia kepadaku yang hanya diam memandang bingung dia dan semakin bertambah bingung. Mana kala. Aaa.... Dia berlaku'kan lebih besar. Mulut terbuka dia tunjukkan. Kembali dia pergakan. Di mana. Apa yang kau lakukan, Kimmy? Pada akhirnya aku tanyakan ke dia, dengan wajah datar menatap kuat ke arah dia. Dengan nada suara pelan dan sedikit canggung bersama. Tak lupa aku berlaku'kan. Pada sebuah balasan. Dia lalu jelaskan dengan nada suara agak kesal. Perihal sebuah hal. Jangan pura-pura gak tahu ngapa! Aku capek tahu. Kalau harus diikat seperti ini dalam waktu yang lama. Di mana respons bimbang. Terus kenapa? Tadi kau terima dirimu untuk terikat seperti ini? Aku katakan dengan nada suara yang lemas. Pada sebuah jawaban penuh optimisme yang tersenyum di wajah mendangak ke atas dalam melihat remeh diriku. Kalau. Tentu saja! Karena aku ingin melihat wajah malu ... itu! “Ingin melihat wajah malu...?”Iya! Ingin melihat wajah malu mu! Jawab singkat dia, dengan ekspresi angkuh, masih melekat bersama di situ. Sebelum pada kelanjutannya berubah—Saat balas dendammu, untuk balik mengikat erat diriku. Telah berhasil aku gagal kan, dengan aku mudah melepas, ikatan payah mu ini Dia kata dengan tatapan mata tajam, yang menatap tetap, ke arah diriku dengan, ekspresi wajah remeh tak lupa ikut bersama. Di mana.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan