
Part 1. Penyerahan Diri
1. Penyerahan Diri
Beberapa tahun sebelumnya…
Angela menatap Gabriel dengan tatapan memuja ketika pria itu mulai melepaskan satu demi satu pakaian yang tengah dikenakannya.
Angela memang masih sangat muda, tapi ia sadar dengan apa yang saat ini tengah dilakukannya saat ini. Ia mencintai Gabriel. Sudah sangat lama ia memimpikan pria itu. Melihat bagaimana Gabriel memperhatikan dan memperlakukannya selama ini, Angela tahu bahwa Gabriel juga memiliki perasaan yang sama dengannya.
Pertemuan mereka di pesta dansa Lady Roselyn menjadi awal dari perasaan yang saat ini Angela rasakan untuk Gabriel. Gabriel adalah sosok pria yang selama ini diimpikannya. Sosok pria tampan dan humoris. Gabriel tidak pernah bersikap dingin padanya. Gabriel selalu bisa membuat Angela tertawa saat mereka bersama.
Dan malam ini, setelah sekian lama mereka saling mengenal dan menjalin kebersamaan yang semakin hari semakin dekat, Angela menyerahkan diri seutuhnya pada Gabriel. Ia tidak peduli dengan omongan orang-orang di luar sana tentang Gabriel yang mata keranjang, baginya, Gabriel tidaklah seperti yang orang-orang itu katakan.
Mungkin Angela masih terlalu muda dan belum banyak memiliki pengalaman dengan pria. Ia baru pertama kali mengikuti season dan mengenal Gabriel. Namun baginya Gabriel adalah pria yang baik dan selalu menghormatinya. Gabriel tidak pernah memaksakan kehendak padanya, tidak juga berlaku tidak sopan padanya. Gabriel adalah bangsawan sejati yang selalu memperlakukan wanita dengan baik. Itulah kenapa Angela menutup mata dengan semua omongan orang-orang.
Terkadang banyak orang yang tidak menyukai apa yang kita raih, bukan? Jadi bersikap tidak peduli adalah cara untuk membuat hidup lebih tenang.
Wajah Angela merah padam saat Gabriel sudah telanjang sempurna di depannya. Ia mengalihkan pandangan kearah lain, tapi telapak tangan Gabriel menyentuh dagunya, membuatnya kembali menatap pria tanpa bisa dihindari lagi.
“Apa kau tidak menyukai pemandangan yang kau lihat sehingga kau memalingkan wajahmu dariku, My Lady?”
“Bu… bukan seperti itu,” jawab Angela gugup.
“Lalu kenapa?”
Angela menggigit bibirnya. Ia tidak tahu harus memilih kata-kata yang tidak membuatnya malu. Ia hanya bisa menundukkan kepala untuk menghindari tatapan sensual Gabriel yang membuat sekujur tubuhnya terasa panas.
Gabriel tiba-tiba tertawa hingga membuat Angela kembali mengangkat wajah, menatap Gabriel dengan bingung.
“Aku tahu ini yang pertama untukmu dan tidak seharusnya aku memaksamu, My Lady. Maafkan aku.”
Angela kembali diam. Ia tidak bisa berkata-kata di depan Gabriel. Ia selalu kehilangan keberanian dan kepercayaan diri saat berhadapan dengan Damien.
Telapak tangan Gabriel berpindah ke kancing gaun yang Angela kenakan. memainkannya dengan jari-jarinya yang panjang. “Bisakah aku membukanya, My Lady?”
Angela menutup mata dan mengangguk.
Manik hazel Gabriel mengunci manik coklat bening Angela. Jari-jarinya masih memainkan kancing gaun yang Angela kenakan. “Jawab aku. Aku butuh jawabanmu, My Lady.”
“Bu…bukalah,” Angela menghela nafas. “Kau bisa membukanya, My Lord.”
Gabriel tersenyum dan Angela bersumpah jika itu adalah senyuman paling menawan yang pernah dilihatnya.
“As your wish, My Lady.”
Dengan gerakan perlahan Gabriel membuka kancing gaun yang Angela kenakan, menelanjangi wanita itu hingga seperti dirinya.
“Tetap di tempatmu dan jangan berpikir untuk menutupi apa pun dariku,” kata Gabriel sesaat setelah ia sedikit menjauh dari Angela untuk mengamati keindahan tubuh Angela.
Seumur hidupnya, Angela tidak pernah berpikir jika ia akan berdiri telanjang di depan seorang pria. Menurutnya itu sangat memalukan, tapi kini ia melakukannya. Ia telanjang bulat di depan Gabriel yang menatapnya dengan tatapan penuh pemujaan yang membuat sekujur tubuh Angela terasa panas.
Angela tidak lagi berpikir ini memalukan ketika melihat bagaimana Gabriel menatapnya. Ia menikmati bagaimana Gabriel memujanya. Ia merasa indah hanya karena tatapan Gabriel.
Gabriel tersenyum melihat keindahan yang terpatri di depannya. Ia memanjakan matanya, menikmati kesempurnaan bak patung yang kini berdiri di depannya.
Kedua payudara Angela yang menggantung sempurna –meskipun ukurannya tidak terlalu besar– terlihat begitu menawan dan menggairahkan semakin menyulut gairah Gabriel.
Ini adalah payudara terindah yang pernah Gabriel lihat dan Gabriel benar-benar harus menahan diri sekuat tenaga untuk tidak menyentuh kedua payudara Angela saat ini juga. Ia harus bersabar sedikit lagi. Bagaimanapun juga ini adalah yang pertama bagi Angela.
Tatapan Gabriel turun menelusuri perut ramping, pusar Angela dan berakhir pada bulu-bulu ikal berwarna kecoklatan yang menutupi kewanitaan Angela.
Pemandangan indah itu membuat darah Gabriel berdesir. Ia tahu, di balik bulu-bulu ikal itu ada kenikmatan surgawi yang sebentar lagi akan diteguknya. Tapi lagi-lagi Gabriel harus menahan diri. Ia masih ingin mengagumi keindahan yang Angela miliki, memuaskan matanya.
Gabriel bergerak memutar ke belakang, memperhatikan lekuk tubuh Angela yang indah dan sempurna. Pinggangnya yang ramping, bokongnya yang cukup besar dan kulitnya yang terlihat sangat putih –nyaris seperti albino– semakin bersinar terkena cahaya lilin.
Gabriel mengangkat tangannya, melepaskan sanggul rambut Angela, membuat rambut coklat keemasan Angela jatuh terurai hingga menyentuh bokongnya yang indah.
Gabriel meraih sejumput rambut Angela, membawanya ke hidung, mencium aromanya yang lembut dan menenangkan.
Lavender…
Aroma rambut Angela seperti lavender, sangat harum, lembut dan menenangkan.
Gabriel kembali melangkah ke depan, menatap Angela dengan tatapan memuja.
“Kau sangat indah, Angela. Kau seperti malaikat, persis seperti namamu.”
Jari-jari Gabriel menyentuh permukaan kulit Angela. Hanya sentuhan ringan namun efeknya sangat luar biasa bagi Angela yang sama sekali belum memiliki pengalaman. Tubuh Angela bergetar, ia meremang, darahnya mengalir deras dan nafasnya mulai memburu. Angela sangat sensitif pada sentuhannya membuat Gabriel semakin bersemangat.
“Apa kau yakin dengan keputusanmu ini, Angela?” tanya Gabriel sekali lagi sebelum ia melangkah lebih jauh. Gabriel tidak ingin hal ini menjadi masalah kedepannya. Ia tidak ingin Angela berharap lebih darinya hanya karena ia adalah pria pertama wanita itu. “Aku tidak akan memaksamu. Kau bisa pergi jika kau ingin pergi.”
“Aku sangat yakin. Aku tidak akan pergi kemanapun,” jawab Angela tanpa pikir panjang. Ia sudah sejauh ini. Tidak mungkin baginya untuk mundur apalagi ia juga sudah sama bergairahnya seperti Gabriel. Ia mencintai Gabriel dan rela memberikan harta paling berharga miliknya untuk pria itu.
Bodoh memang, tapi begitulah Angela. Wanita cantik yang masih sangat muda dan naif memandang dunia.
Gabriel tidak menahan diri lagi. Tangannya menangkup dan meremas kedua payudara Angela yang menggantung indah.
Angela tersengal. Sensasi remasan Gabriel di kedua payudaranya membuat tubuh Angela terasa panas. Apalagi ketika Gabriel dengan sengaja menarik puncak payudaranya, mencubit sambil menatapnya dengan tatapan memuja membuat Angela terasa lemas. Gairah melingkupi tubuhnya, menutupi akal sehatnya.
Angela memekik ketika Gabriel tiba-tiba menunduk dan meraup puncak payudaranya yang mencuat dengan mulutnya.
Sapuan panas lidah Gabriel serta gigitan pelan yang pria itu berikan pada puncak payudaranya membuat Angela benar-benar kehilangan tenaga. Angela nyaris terjatuh jika Gabriel tidak menahan tubuhnya dengan kedua tangan kekarnya.
Angela tahu, perjalanan malam ini masih sangat panjang, tapi ia merasa sudah tidak sanggup lagi menahan serbuan kenikmatan yang Gabriel berikan padanya. Ia ingin semua cepat berakhir, tapi sepertinya Gabriel tidak memikirkan hal yang sama. Terbukti dengan Gabriel yang berlama-lama memainkan kedua payudaranya. Pria itu seolah ingin menyiksanya.
Semua yang Gabriel lakukan, setiap sentuhan Gabriel di tubuhnya membuat Angela nyaris pingsan karena rasa nikmat yang terus menerus Gabriel berikan. Gabriel sangat tahu bagaimana memuaskan Angela. Gabriel tahu titik-titik sensitif Angela di sekujur tubuhnya sehingga Angela hanya bisa pasrah bak batung saat pria itu menggerayanginya. Angela hanya bisa mendesah, menyuarakan rasa nikmat yang membanjiri sekujur tubuhnya tanpa bisa menolak setiap sentuhan Gabriel di tubuhnya.
Malam itu, Angela memberikan seluruhnya pada Gabriel, tidak hanya tubuhnya tapi juga hatinya. Hatinya sudah tertaut pada Gabriel. Hal itulah yang membuat Angela menyerahkan diri pada pria itu.
Ini adalah pengalaman pertama yang tidak akan pernah Angela lupakan seumur hidupnya, dan Gabriel adalah pria pertama yang dicintainya.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
