
“Pasti Mas Sena akan bujuk-bujuk lagi. Kemarin ngenalin Saga, besok jangan-jangan Sagu.”
Wisnu terkekeh. “Kalau Sagu nggak berhasil, ganti Sagon.”
Tak urung aku tertawa.
“Mas Sena sudah janji nggak akan bujuk-bujuk kamu lagi.”
Aku menoleh, menatap Wisnu. Kulihat kesungguhan di wajahnya.
“Kamu cepetan balik. Mas Sena stres mikirin kamu.”
“Nggak mungkin.”
“Beneran. Dah turun tiga kilo dia.”
“Baguslah, aku bantu dia diet.”
“Come on, Han. Aku nggak lagi bercanda.”
***
Luka di hati Hanindya membuatnya tidak...
4,300 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Cerpen
Selanjutnya
Hotel La Luna (When The Memories Begin) - Bab 8: Kebohongan yang Menyakitkan #UnlockNow
1
0
“Jangan-jangan kalian sudah menikah diam-diam makanya Mas Pras ngehindar terus dari aku?” Ujung mata Savira sempat melirik Rei. Pandangan Hana beralih sesaat ketika Maya lewat di belakang Savira dengan membawa nampan. Sorot mata gadis itu seolah berkata, “Perlu bantuan?” Maya beringsut pergi ketika kedua mata Hana mengerjap dan Pras yang tadi sempat ke dalam sudah berada di samping Hana. “Aku akan jelaskan semuanya.” Pras mengambil alih pembicaraan tepat ketika Hana hendak membuka mulut. “Kita ngobrol di luar. Kamu yang nentuin tempat.”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan