Penumpang kapal sedang makan malam.

Piggie
Aku bilang pada pemimpin koalisi bahwa kita butuh pria yang bisa melakukan sesuatu… >> Piggie sedang membicarakan sesuatu yang serius tentang pekerjaan. Tapi dia tiba-tiba berhenti dan angong.

Lorelei dan Dorothy memasuki ruang makan. Piggie terdiam, terkesima dengan pesona kedua perempuan itu.

Lady Beekman
Selesaikan ceritamu, Sayang >> Lady Beekman heran dengan Piggie dan malu karena tamu lain melihat tindakan aneh Piggie.

Para penumpang lain juga terpaku dengan Lorelei dan Dorothy. Mereka berdua melihat sekeliling dan berjalan dengan penuh percaya diri. Bahkan para musisi gagal fokus karena mereka. Lorelei dan Dorothy sangat cantik, sehingga semua orang terpaku dengan mereka.

Pelayan
Mejamu, Nyonya >> Pelayan menghormati Lorelei dan Dorothy sebagai tamu.

Ernie
Selamat malam, Nona Lee dan Nona Shaw. Ini adalah Tuan Crossley, Tuan Franklin, Tuan… >> Ernie sudah berkenalan baik dengan tamu yang semeja dengannya. Dia melakukan pekerjaannya dengan baik; mendekati Dorothy dan memata-matai Lorelei.

Tuan Mason
Mason, apa kabar? >> Tuan Mason memperkenalkan dirinya dengan formal.

Tuan Brooks
Tuan Brooks >> Tuan Brooks memperkenalkan dirinya dengan formal.

Lorelei dan Dorothy
Apa kabar? >> Lorelei dan Dorothy juga bersikap formal. Tapi mata Lorelei berbinar dan Dorothy hanya bersikap sopan.

Lorelei
Apakah Tuan Spofford sudah di sini? >> “Aku sudah tidak sabar mempertemukan Tuan Spofford dengan Dorothy.”

Ernie
Belum. Tapi ini kursinya >> Dengan elegan, Ernie berusaha mengatakan, “Sabar, nanti Tuan Spofford duduk di sini.” Dia tidak merasa marah, tersinggung, atau ilfeel karena tugas dia hanya memata-matai Lorelei. Drama Lorelei memanfaatkan harta laki-laki itu urusannya dengan Gus, bukan dia. Ernie hanya fokus dengan Dorothy.

Tuan Franklin
Kamu di sini, Nona Lee >> Tuan Franklin menghormati Lorelei dan menyisakan tempat duduk untuk Tuan Spofford.

Tuan Mason
Nona Shaw, kamu di sini >> Tuan Mason melakukan hal yang sama dengan Tuan Franklin.

Lorelei
Maaf, apakah temanku boleh duduk di tempatmu? >> “Dorothy seharusnya duduk di situ, supaya dia duduk dekat calon jodohnya, Tuan Spofford.”

Tuan Crossley
Tentu saja >> Tuan Crossley tidak bermasalah dengan tempat duduk, jadi dia menuruti Lorelei.

Lorelei
Dia jatuh sakit jika dia naik di belakang >> Lorelei membuat alasan yang tidak benar agar Dorothy nanti bisa duduk dekat Tuan Spofford.

Dorothy
Maafkan aku >> “Temanku selalu repot.”

Tuan Crossley
Tak apa >> Tuan Crossley tidak tahu apa yang dimaksud Lorelei, jadi dia menurut.

Dorothy
(kepada Ernie) Bagaimana kita di meja yang sama? >> Dorothy kagum dengan effort Ernie untuk menemuinya lagi. Dia tahu kalau banyak laki-laki yang ingin duduk bersamanya dan Lorelei.

Ernie
Aku dipilih di kursi ini >> Ernie berbohong kalau Kepala Pelayan yang mengatur tempat duduknya untuk semeja dengan Dorothy.

Dorothy
Berapa harganya? >> Sekali lagi, Dorothy kagum dengan effort Ernie untuk menemuinya. Karena Dorothy tahu harga sewa meja sangat mahal, dia pikir Ernie memang kaya. Effort ini, ya, ujung-ujungnya soal uang lagi. Jadi perempuan, walaupun tidak matre, mereka akan senang jika ada laki-laki yang mengorbankan hartanya demi perempuan. Jadi, semua perempuan menyukai laki-laki royal dan penuh dengan effort. Untuk menjadi laki-laki royal, laki-laki butuh uang, kan?

Ernie
Aku tidak bisa bilang >> “Pokoknya mahal. Aku tidak mau menjawab itu. Tapi setidaknya aku bertemu denganmu, kan?” Kamu, kok, jadi sombong? >> “Aku tahu kamu kaya, kamu tidak perlu menantangku.”

Lorelei
Selamat menikmati perjalanannya, Tuan Franklin. Sudah berapa kali kamu menyebrang? Apakah tidak kesepian di laut? Aku suka bercakap-cakap, bukan? >> Kalau Dorothy bergaul dengan para atlet untuk menunjukkan ketertarikannya terhadap laki-laki tampan, Lorelei bergaul dengan om-om kaya untuk menunjukkan ketertarikannya terhadap laki-laki kaya. Mengapa tidak? Lorelei pun punya selera.

Kepala Pelayan
(datang) Nyonya, Tuan Spofford sudah di sini >> Kepala Pelayan tahu Lorelei mengincar Tuan Spofford. Jadi khusus Tuan Spofford, Kepala Pelayan mengumumkannya kepada Lorelei. Dia menghormati Lorelei, jadi dia menepati janjinya untuk menempatkan Tuan Spofford di meja Lorelei dan Dorothy.

Lorelei
Dorothy >> Lorelei girang karena sebentar lagi dia akan berhasil mendidik Dorothy. (kepada tamu lain) maaf aku harus berbisik >> “Maaf, aku punya privasi dengan temanku. Kalau aku tidak berbisik, aku akan ketahuan ingin memanfaatkan harta kalian dan kalian akan menjauh dariku.” Cobalah untuk membuat kesan yang baik >> “Pokoknya jangan jutek sama Tuan Spofford. Aku sedang mendidikmu untuk menjadi wanita berkelas.”

Dorothy
Baiklah >> “Terserah kamu.” Dorothy sudah jenuh dan cuek dengan tindakan Lorelei.

Kepala Pelayan
Baiklah, di sini, Tuan Henry Spofford >> Kepala Pelayan menunjukkan Tuan Spofford mejanya, sekaligus memperkenalkan Tuan Spofford pada tamu lain.

Tuan Spofford datang. Lorelei dan Dorothy terkejut karena ternyata Tuan Spofford masih anak-anak.

Dorothy
Tuan Spofford, apa kamu pergi sendirian? >> Dorothy bertanya duluan kepada Tuan Spofford karena dia tahu Lorelei masih shock. Walaupun awalnya terkejut, Dorothy perlahan merasa lega karena Lorelei tidak jadi mendidiknya. Dorothy juga pasti penasaran, anak-anak seperti Tuan Spofford berangkat sendirian di kapal.

Tuan Spofford
Tidak, aku punya pelayan, pembimbing, dan pelatih >> Dari kata-katanya, Tuan Spofford yang masih kecil sudah bersikap dewasa. Dia pasti dibesarkan di keluarga kalangan atas yang menekankan nilai-nilai moral tinggi.

Dorothy
Ya, setelah mendengar banyak tentangmu, aku kira kamu lebih tua >> “Dari gaya bicaramu, sih, sudah dewasa. Tapi aku kira kamu om-om yang diidamkan Lorelei. Ternyata kamu masih anak-anak.”

Tuan Spofford
Aku sudah cukup tua untuk menghargai gadis cantik >> “Walaupun aku masih anak-anak, aku sudah belajar tata karma secara ketat. Aku bahkan diajarkan bagaimana memperlakukan wanita dengan cara yang berkelas.” (memakai lap di jasnya) Perjalanan ini cukup menjanjikan >> “Aku terlibat dalam urusan keluarga, maka dari itu aku ikut perjalanan ini.” Secara pribadi, aku tidak bermaksud melewatkan makan malam >> “Tapi sesibuknya aku, aku tidak akan melewati makan malam. Aku sudah terbiasa makan tiga kali sehari, secara teratur.”

Dorothy
(melirik Lorelei) Bagaimana aku melakukannya? >> Menyindir Lorelei, “Apa yang harus aku lakukan ketika sahabatku gagal mendidikku?” sekaligus berbasa-basi dengan Tuan Spofford.

Lorelei ingin memperkenalkan Dorothy kepada Tuan Henry Spofford. Ini adalah cara Lorelei mendidik Dorothy. Tapi Lorelei gagal karena Tuan Spofford masih anak-anak, tapi sikapnya sudah sangat dewasa dan sopan.

Ada yang menarik dari Dorothy; dia kagum dengan effort Ernie, supaya mereka bisa satu meja. Sedangkan harga sewa meja mahal. Effort yang dilakukan Ernie akan membuat perempuan bahagia dan merasa dihargai. Perempuan juga suka dengan laki-laki royal, walaupun si perempuan sama sekali tidak ada rencana untuk memanfaatkan harta si laki-laki. Tentu saja, ada rasa berhutang kepada si laki-laki, tapi laki-laki royal membuat perempuan klepek-klepek. Rasa klepek-klepek inilah yang dirasakan Dorothy yang tidak matre. Dari laki-laki royal, perempuan bisa belajar menerima dan melatih sisi femininnya.

Lorelei, Dorothy, dan Ernie masuk ke dalam bar yang ramai.

Ernie
Ada tempat duduk di sana >> Ernie menyuruh mereka berdua untuk cepat-cepat duduk di meja kosong.

Dorothy
Ernie, bisakah kamu membeli rokok? >> Logisnya, Dorothy memang ingin membeli rokok, tapi mereka bertiga harus cepat-cepat duduk di sana supaya meja itu tidak direbut orang lain. Tapi dengan uang siapakah, rokok itu dibeli? Dengan uang Ernie. Menurut buku Men are from Mars, Women are from Venus karya John Gray, laki-laki senang jika perempuan meminta tolong padanya. Mereka merasa dibutuhkan oleh si perempuan dan mereka punya kesempatan untuk memberi.

Ernie
Baiklah >> Dengan rasa dibutuhkan tadi, Ernie menurut kepada Dorothy.

Lorelei
Aku tidak bisa melupakan daftar penumpang >> Lorelei masih kesal dengan daftar penumpang yang dia baca tadi pagi. Memangggil seorang bocah dengan sebutan “Tuan.” >> Dia bahkan menyalahkan cara didik atau cara pelayan memperlakukan Tuan Spofford. Mengapa anak-anak seperti Tuan Spofford perlu dipanggil seformal itu, sehingga dia mengira Tuan Spofford sudah dewasa? Seorang gadis bisa saja merusak seluruh perjalanan ke Eropa >> “Kalau Tuan Spofford adalah calon jodohku, aku akan sangat marah.”

Dorothy
Mungkin kita lupakan pemikiran itu? >> “Sudahlah. Cinta tidak memandang harta. Kamu tidak perlu repot mendidikku lagi.”

Lorelei
Kalau dia berusia 16 tahun, kamu bisa menikah dengannya di Tennessee >> “Setidaknya dia sudah bujang dan cukup umur menikah denganmu. Kamu akan hidup bahagia di Tennessee bersamanya.” Lorelei tidak peduli dengan kata-kata Dorothy dan tetap setia dengan pemikirannya.

Ernie
Minum sepertinya ide yang bagus. (membawa minuman dan rokok) >> Ernie tidak hanya membawa rokok, tapi juga minuman. Ernie punya effort yang besar untuk Dorothy dan dia bahkan tidak lupa untuk membelikan Lorelei minuman.

Dorothy
Oh, kamu laki-laki yang sangat baik >> Dorothy luluh dengan tindakan Ernie karena Ernie adalah laki-laki yang peka.

Lorelei
Apa kalimatmu, Tuan Malone? >> Lorelei melihat potensi baik dalam diri Ernie.

Ernie
Kalimatku? >> Ernie merasa ragu-ragu. Aku bilang pada seorang gadis bahwa dia punya rambut seperti disiksa saat tengah malam, bibirnya seperti sofa merah di istana gading, dan aku kesepian. Lalu aku biasanya menangis. Sangat jarang berhasil >> Ernie menceritakan gombalannya terhadap wanita, tapi gagal.

Dorothy
(tersenyum kepada Ernie) Kamu orang bodoh >> Dorothy bercanda.

Lorelei
Aku sangat senang. Dorothy belum pernah tertarik dengan seseorang yang berharga >> “Akhirnya Dorothy menemukan jodoh yang tepat. Dia seharusnya mencari pasangan kaya.”

Ernie
(kepada Dorothy) Tidak ada selera? >> “Kamu ternyata benar-benar tidak suka dengan laki-laki kaya, ya?”

Dorothy
Bukan, aku kolektor Hobo. Aku mungkin mencari uang untukmu >> Hobo adalah pekerja migran Amerika Serikat, gelandangan. Jadi maksud Dorothy adalah dia tidak bahkan tidak masalah memulai hubungan dengan laki-laki yang secara finansial di bawah dia. Dorothy bisa menjadi pencari nafkah untuk si laki-laki karena dia adalah perempuan yang mandiri. Ini adalah tindakan dari hyper-independence.

Lorelei
Dia bercanda, bukan? >> Lorelei menganggap Dorothy bodoh.

Ernie
Aku harap tidak. Aku bergantung dengan itu >> “Tidak masalah juga, kan, kalau perempuan yang menjadi pencari nafkah? Masa kita mau terjebak di hubungan tradisional terus-menerus? Di mana laki-laki yang mencari nafkah dan perempuan yang mengurus rumah? Bukankah kita harus keluar dari stereotipe itu?”

Lorelei
Beberapa orang tidak mengerti lawakannya >> Lorelei sebut “lawakan” karena dia sedang menyindir Dorothy yang bodoh. Jadi Lorelei berusaha mengatakan, “Orang lain setuju dengan Dorothy. Orang lain juga bodoh, ya?”

Ernie
Aku akan mencobanya >> Ernie tidak paham dengan istilah “lawakan” yang dimaksud Lorelei.

Lorelei
Bagus >> “Nah, coba sana pahami ‘lawakan’ Dorothy.” Lorelei menganggap Ernie juga sama bodohnya dengan Dorothy dan orang lain. Dorothy adalah teman yang paling baik dan setia yang pernah aku punya. Dia akan menjadi istri baik, kau tahu >> “Aku kenal baik dengan Dorothy. Dia akan menjadi pencari nafkah, sekaligus ibu rumah tangga kalau kalian menikah. Jadi, kamu sebagai suami, tinggal duduk diam saja. Kalau Dorothy membuat kesalahan, kamu boleh marah dengannya karena dia tidak akan melawan.” Baiklah, aku harus pergi >> “Ada janji yang harus aku tepati.”

Dorothy
Pergi? Ke mana? >> “Kok, tiba-tiba mau pergi? Kamu mau merebut laki-laki kaya lain lagi?”

Lorelei
Jangan khawatir denganku >> “Aku tidak perlu diawasi karena aku tahu apa yang aku lakukan.” Aku hanya khawatir dengan kalian berdua >> Kembali lagi ke buku John Gray. Laki-laki adalah pemberi dan perempuan adalah penerima dalam sebuah hubungan. Ini bukan stereotipe, melainkan naluriah. Bayangkan kalau Ernie, sebagai laki-laki, malah lebih sering menerima. Pasti dia akan merasa bersalah terus-menerus karena dia tidak bisa memberi kepada Dorothy. Rasa bersalah inilah yang menjadi sumber stres Ernie, lalu dia akan berlaku kasar kepada Dorothy untuk melampiaskan amarah dan stresnya. Kalau Ernie tidak merasa bersalah karena dia tidak mencari nafkah dan memberi, itu berarti Ernie, sebagai laki-laki, sudah mati rasa. Dalam Alkitab, 1 Timotius 5:8 berkata, “Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.” Kalau Ernie tidak berusaha mencari nafkah, Dorothy sebagai perempuan akan merasa sangat tertekan. Dia mengurus rumah, keluarga, dan mencari nafkah. Kalaupun Dorothy sebagai perempuan sanggup melakukan itu semua, seharusnya dia tidak melakukan itu. Dorothy tidak akan pernah belajar menerima dan mulai menganggap Ernie tidak berguna. Ada bulan yang indah >> “Silahkan kalau kalian ingin melanjutkan hubungan kalian. Kalian berdua bisa bermesraan di bawah bulan yang indah. Sesudah itu, kalian menikah dan hidup sengsara.”

Piggie
(datang) Wow, wow, wow, wow. Ternyata kamu di sini. Nona Lee, maukah kamu berdansa denganku? >> “Aku datang ke sini untuk menepati janji kita. Kita akan berdansa lagi, kan?” Ini yang menyebalkan dari Piggie. Yang dia pikirkan hanyalah berdansa, bersentuhan dengan Lorelei. Orang yang tidak berwawasan hanya bisa berpikir tentang sentuhan fisik, lebih parahnya lagi, seks.

Lorelei
Dengan senang hati. Kalau bukan kamu yang mengajakku, aku yang akan mengajakmu >> Tapi Lorelei tidak terlihat takut atau risih dengan Piggie. Karena misinya adalah memanfaatkan harta Piggie. Lorelei ingin memberi pelajaran untuk Piggie, “Kalau mau tertarik dengan perempuan, jangan modal harta saja. Harus modal ilmu juga. Bagaimana tidak dimanfaatkan perempuan, kalau kamu sendiri bodoh?”

Piggie
Sungguh? Baiklah, demi Jove! Baiklah, bolehkan aku permisi sebentar? >> Piggie tentu saja tidak tahu apa yang ada dalam benak Lorelei. Dia pikir, dia hanya perlu memamerkan hartanya, demi menarik perhatian Lorelei. Setelah itu, dia bisa mendapatkan hal-hal biologis dari Lorelei. Padahal Lorelei sama sekali tidak tertarik dengan Piggie.

Dorothy dan Ernie berusaha untuk keluar dari mental naluriah laki-laki dan perempuan, dalam sebuah hubungan. Mereka anggap laki-laki yang memberi dan perempuan yang menerima adalah sebuah stereotipe. Padahal itu terjadi secara naluriah dan ini dibuktikan dalam buku John Gray, Men are from Mars, Women are from Venus. Bukti lain adalah ketika Dorothy meminta tolong kepada Ernie, untuk dibelikan rokok. Tapi Ernie tidak hanya membelikan rokok, tapi juga minuman. Ernie merasa maskulin ketika dia memberikan sesuatu yang lebih kepada Dorothy dan Lorelei.

Dorothy belum siap menerima karena ada stigma perempuan matre yang berlaku di kalangan masyarakat. Untuk menghindari stigma itu, Dorothy yang mandiri secara finansial, menjadi terlalu mandiri. Dia secara terang-terangan menyatakan kalau dia tidak butuh harta laki-laki. Dia bahkan bisa membiayai laki-laki.

Sedangkan Ernie beranggapan bahwa tidak apa-apa kalau perempuan keluar duit. Kalau perempuan mencari nafkah untuk keluarga pun, itu tidak menjadi masalah. Tapi masalah besarnya adalah di tahun 1950-an, apakah laki-laki mau menjadi bapak rumah tangga? Bukankah mencari nafkah tetap menjadi tanggung jawab laki-laki, walaupun perempuan juga bekerja?

Aku juga ingin menambahkan, akar pemikiran laki-laki menerima dan perempuan memberi dalam sebuah hubungan adalah adanya individualisme. Atau yang kita kenal adalah 50/50 atau kencan split bill. Para individualis ini berpikir kalau laki-laki perlu berhenti memberi dan perempuan perlu berhenti menerima. Mereka perlu membayar apa pun dengan uang sendiri. Ini berasal dari stigma perempuan matre itu tadi. Kalau laki-laki memberi, dia takut hartanya akan dimanfaatkan si perempuan. Sedangkan kalau si perempuan menerima, dia akan dicap matre dan tidak mandiri. Aku curiga, kencan split bill ini adalah pembenaran dari laki-laki yang belum siap memberi dan perempuan yang belum siap menerima. Mereka tidak belajar menerima dan memberi, lalu mereka anggap itu adil. Aku punya pertanyaan untuk perempuan; maukah kamu kalau pasangan laki-lakimu membelikanmu hadiah, walaupun hadiahnya sederhana? Jangan bohong, kalian pasti menjawab, “Ya.” Kalian adalah Dorothy di dunia nyata.

Kencan split bill ini, lebih ekstremnya adalah ketika perempuan memberi dan laki-laki menerima.

Kesimpulan:

Film Gentlemen Prefer Blonde mengkritik hubungan asmara, di mana perempuan memberi dan laki-laki menerima. Hal ini bertentangan secara naluriah karena laki-laki diciptakan untuk memberi dan perempuan diciptakan untuk menerima. Hubungan ini direpresentasikan lewat hubungan Dorothy dan Ernie.

Ernie yang tertarik dengan Dorothy, melakukan apa pun untuk bersama Dorothy. Dia membayar sewa meja makan yang mahal, agar dia bisa makan malam bersama Dorothy. Di bar, Ernie membelikan Dorothy dan Lorelei rokok dan minuman. Dorothy senang dengan effort Ernie. Tapi mereka berdua menentang gaya berpacaran yang mereka anggap kuno; laki-laki memberi dan perempuan menerima. Mereka menganggap itu hanya stereotipe. Jadi Dorothy mengungkapkan kalau dia mau mencari nafkah untuk seorang laki-laki dan Ernie mau menerima penghasilan Dorothy. Penyebabnya adalah Dorothy terlalu mandiri dan Ernie ingin dilayani. Padahal, kalau kita perhatikan lagi Dorothy dan Ernie, gaya berpacaran “kuno” itu bukan stereotipe, melainkan tindakan naluriah.

Setelah Lorelei gagal menjodohkan Dorothy dengan Tuan Spofford yang ternyata masih anak-anak, Lorelei berharap pada Ernie untuk membahagiakan Dorothy. Sayangnya, mereka tidak paham dengan tindakan naluriah mereka sebagai laki-laki dan perempuan.

Adegan 6: Perempuan Cantik Berhak Mendapat Laki-laki Kaya