Dalam gaduhnya gemuruh suara kelas, Arman begitu menikmati kesunyian dalam jiwanya. Ia duduk di atas bangku sambil menopang dagu. Pandangnya menatap lurus ke arah jendela, tepat dimana anak-anak kelas perawat sedang bermain volley. Matanya bukan memandang permainan cantik para gadis kekar, atensinya hanya tertuju pada gadis manis yang duduk sendiri di atas bangku taman. Dia senyum-senyum sendiri lihat meme lucu di ponselnya. Gadis beruntung itu adalah Laras, anak kelas dua perawatan yang ditaksir...
Selanjutnya
Kisah Bullying Di Sekolah Dan Awal Mula Dari Daring
0
0
Warteg Harapan, 9 Maret 2020. Arianty melingkari tanggal-tanggal penting di kalender miliknya. Spidol warna merah merekah yang dipegang bundanya, menarik perhatian Arman yang sedari tadi memperhatikannya. Bunda menandai dengan tiga spidol yang berbeda. Ada yang berwarna merah, oranye dan juga kuning. Setiap coraknya memiliki makna. Bun, lagi ngapain sih? kepo Arman. Ini biasa lagi nandain tanggal. Emangnya buat apa sih? penasaran Arman. Kan, tanpa ditandai pun Bunda tahu ultah Arman. Ya, Bunda tahu ultah Arman. Kalo dikalender, Bunda tandai dengan warna biru. Tangannya menunjuk ke arah tanggal 8 July yang telah ditandai dengan spidol biru yang melingkar. Bun, kalo warna lainnya apa? Merah artinya berhenti, hijau artinya maju, dan kuning artinya bersiap-siap. Lah, Nenek Lampir juga tahu itu warna lampu traffic light Bun! Hijau artinya tanggal arisan bulanan, kuning artinya waktu bayar tagihan KOSIPA, oranye artinya waktu bayar iuran sekolah. Bunda tandai semuanya supaya Bunda gak kelupaan. Terutama yang merah. Kalo yang merah? Arman penasaran. Ohk, ohk. Bunda Arianty terbatuk-batuk, wajahnya nampak begitu lunglai. Sang Bunda masih menatap Arman yang dirundung penasaran. Dengan lembut dia mencubit hidung anaknya. Sekolah aje yang bener Man, ini mah urusan Bunda. Ah, Bunda mah gitu... Arman kecewa. Kalo rapot Arman merah, Bunda gak perlu tahu juga ya? Ye, itu mah beda cerita! kesal Bunda. Awas aja kalo berani boong, Bunda hukum kamu... Dia menggelitiki anaknya dengan jemari-jemarinya yang kasar. Arman tertawa geli. ***** Seminggu berlalu, Arianty semakin lemah. Batuknya terdengar semakin kencang, mengguncang hati anak-anaknya yang mendengarnya. Sakitnya tak pernah dirasa. pun Dia begitu gigih mencintai anak-anaknya dengan penuh cinta kasih. Dia masih jadi Bunda biasanya : bangun jam tiga pagi, dan tutup jam sepuluh malam. Kerja lembur bagai badak walau hasil besar pasak. Bun, nanti siang Bunda ikut Arman ke Puskesmas ya? Arman begitu cemas. Enggak ah Man, Bunda menggelengkan kepalanya. Wajahnya nampak begitu tegang bagi janda phobia jarum suntik. Tenang saja Bun. Dibanding dipukul sama ayah, disuntik itu gak ada rasanya kok Bun. Arman mengangkat luka lama bundanya. Kakak jahat ih! kata Lala yang sedari tadi menguping. Lulu memasang wajah cemberut ke arah kakaknya. Ia pun menasehati, sudahlah jangan ngomongin ayah lagi. Lulu gak suka! Sudah, sudah jangan bertengkar. Bunda bakal ke Puskesmas kok. Supaya Bunda tetap sehat. Hore! Si Kembar tersenyum bahagia melihat Bunda yang rela melawan rasa takutnya demi kembali sehat. Mereka mendekap induknya dengan erat ***** SMK Harapan, 16 Maret 2020. Sebuah pemandangan yang menyedihkan Arman lihat saat dirinya masuk kelas, Bobby sedang ditunggangi oleh Faisal layaknya seekor sapi perah. Sabuk hitam diikatkan ke leher Bobby lalu Faisal menariknya bak seorang kusir kereta kuda. Anak-anak perhotelan hanya bungkam, tak sanggup menghentikan aksi Faisal yang kejam. Beberapa dari mereka memotret lalu mengabadikannya ke socmed. Woy, ngapain lo Sal! sentak Arman. Tiga Bedegul kaget melihat aksi Arman yang berani melawan. Bukannya kita udah bayar ya? Kok lo masih nyiksa Si Bobby sih? Faisal terkekeh mendengarnya. Dia langsung berdiri dari kuda peliharaannya, lalu menyepak pantat gembul Bobby dengan keras. Tubuh Faisal yang jangkung, berdiri gagah di depan Arman yang kurus kering. Bobby memang udah bayar buat biaya keamanan, tapi enggak dengan biaya kenistaan. Kenistaan? Oi, Kring jelasin nih, ma ni bocah! hardik Faisal sambil mendegungkan kepala Arman. Yeah, asal lo tahu ya. Si Bobby sialan ini berani-beraninya ngedeketin gebetan tuan muda Isal! balas Cungkring. Emang siapa yang ditaksirnya, Isal? Larasati, Bidadari Sekolah dari kelas perawatan. Arman begitu shock mendengarnya. Sosok yang dicintai Isal ternyata adalah Laras, gadis manis yang teramat dicintai oleh Arman. Aneh sekali, Bobby yang suka gadis dua dimensi bisa menaksir wanita sungguhan. Arman tak menyangka bahwa orang segarang Faisal punya selera yang sama dengannya. Lah, bukannya kamu sudah pacaran sama Si Yuli, Sal? Arman membicarakan si Yuli, cewek bahenol dari kelas perhotelan yang sudah dipacari Faisal selama tiga tahun lebih. Mereka bahkan berniat ke Disney Land setelah keluar sekolah nanti. Emang salah ya, kalo gue poligami? Faisal menaikan sebelah alisnya. Tangannya menarik kerah Arman dengan kuat lalu menempelkannya ke dinding bak sebuah figura. CKREK! Anak-anak lainnya mengabadikannya dengan kamera. Bobby yang lelah, memegang kaki Faisal lalu memohon padanya, hentikan Sal, ini salah gue! Spada! Terdengar suara guru centil yang berjalan di atas lorong. Dewi Fortuna datang tepat waktu. Cungkring dan Peyang begitu panik dibuatnya. Mereka meminta boss Isal cabut dan pergi meninggalkan ruang kelas. Bobby sujud syukur dilantai, dia akhirnya terbebas dari siksaan. Arman menuntun Bobby menuju kursinya lalu dia pun duduk di sampingnya. Apes banget gue hari ini Man, keluh Bobby pada sohibnya. Niat minta nomor si Laras malah di geprek ama orang kurang waras! Bobby menyindir Faisal. Gila, baru tahu gue, lo naksir juga sama Si Laras!" Arman menepuk bahu sahabatnya.