
Bab gratis lagi, Guys! Plus, ada tutorial lengkap cara isi kakoin, pembelian paket, dan cara pakai voucher harian yaa ♡
CHAPTER 4
Catherine Toussaint membuka pintu mobilnya, keluar, lalu menutup pintu pelan-pelan. Tenang. Segala sesuatunya harus dihadapi dengan tenang. Jika dia tidak bisa menjaga ketenangan dalam menghadapi lawan, maka dia yang kalah. Ditambah lagi, Kat membayangkan raut wajah tidak setuju Kakek Auguste jika sampai perempuan itu marah-marah di muka umum.
Catherine mengambil napas panjang, kemudian mengembuskannya perlahan. Wanita cantik itu masih mengusahakan sebuah kesabaran sebelum melangkah masuk ke dalam Charles Le Grande, sekolah swasta elit tempat ia menyekolahkan putri-putrinya.
"Ini dia datang!" Mrs. Bennet, istri seorang pengusaha ritel asal Inggris berkata dengan bahasa Prancis patah-patah saat melihat kedatangan Catherine. "Bonjour—Selamat siang, Catherine. Apakah kau begitu tidak becus mendidik anak-anakmu? Lihat ini. Baru setengah hari, tetapi anak-anakmu sudah mencelakai anak orang lain. Kau ini mendidik putri-putrimu untuk menjadi kriminal atau bagaimana?"
Pemandangan di hadapan Catherine begitu mengerikan. Kedua putrinya, Anastasia dan Tatiana, yang berwajah cantik serta sangat menggemaskan, bersembunyi di belakang guru mereka, Mme. Gaelle. Bahkan, ketua yayasan sampai ikut turun tangan menangani kasus ini.
"Mamaaaa!!!" Anastasia dan Tatiana buru-buru menghambur pada Catherine begitu melihat wanita itu datang.
Catherine berjongkok, bersiap menangkap kedua putrinya, lalu memeluk mereka berdua sekaligus.
"Apa yang terjadi? Mengapa kalian—?"
Belum selesai Catherine bertanya, Mrs. Bennet mendengkus kesal. "Apa yang terjadi? Kau bertanya pada mereka apa yang terjadi? Lihat di sini! Putriku Claudia terjungkal dari kursinya karena didorong oleh salah satu dari mereka. Lalu, kau tidak lihat ikat rambut Claudia berantakan akibat jambakan tangan putri-putrimu?!"
Catherine berdiri, lalu tersenyum pada Mrs. Bennet. "Saya minta maaf. Saya akan mengganti biaya pemeriksaan Claudia di rumah sakit, bila perlu. Tolong maafkan putri-putri saya." Kemudian, Catherine menoleh pada Mme. Gaelle. "Boleh saya lihat CCTV saat kejadian?"
Mrs. Bennet mendengkus. "Permintaan maafmu sama sekali tidak tulus, Catherine Toussaint. Inilah mengapa seharusnya kau memakai pengaman saat bercinta—daripada menghasilkan anak-anak kurang ajar yang—"
"Saya minta lihat CCTV saat kejadian, Mme. Gaelle." Catherine berkata dengan tegas. "Jika Anastasia dan Tatiana sampai berbuat seperti itu, pasti ada sebabnya. Anak-anak saya memang sangat aktif, tapi tidak pernah jahat pada orang lain. Mereka adalah dua anak yang memiliki hati paling murni yang pernah saya tahu."
"Kau ibunya! Tentu saja kau akan berkata seperti itu tentang anakmu sendiri!" Mrs. Bennet semakin kesal saja. Tapi, pada akhirnya wanita itu mengangguk pada Mme. Gaelle. "Baiklah. Tampilkan saja CCTV-nya. Dia pasti akan malu saat melihat sendiri kelakuan putri-putrinya pada putriku."
Mme. Gaelle mengedikkan bahu, lalu berputar arah dan berjalan masuk lebih dalam ke gedung sekolah. "Silakan ikuti saya."
Namun, Kat melihat Mrs. Bennet masuk diiringi kedua bodyguard-nya. Perempuan itu jadi meradang.
"Sebaiknya hanya orang-orang yang berkepentingan saja yang masuk ke dalam, Mrs. Bennet. Jika kedua pengawal Anda ikut, anak-anak saya bisa merasa takut. Lagipula, saya bisa memperkarakan pengancaman pada anak-anak saya." Catherine berkata.
Mrs. Bennet melirik Catherine sekilas. "Bilang saja kau merasa iri karena tidak bisa membayar pengawal? Kudengar kau bahkan tinggal di sebuah gedung apartemen yang bukan milikmu sendiri. Sungguh malang nasibmu. Seharusnya orang-orang miskin sepertimu tidak perlu berusaha terlalu keras untuk menyekolahkan anak-anakmu di sekolah mahal seperti ini!"
Catherine menahan lidahnya. Miskin. Tidak pernah seumur hidupnya ia disebut sebagai orang miskin. Catherine lahir di sebuah keluarga bergelimang harta. Toussaint. Nama keluarga ayahnya begitu harum semerbak dari Belgia hingga seluruh dunia. Belum lagi, ibunya adalah Lady Louise—seorang bangsawan murni putri seorang Earl dari Belgia.
Akan tetapi, pada kenyataannya, kini memang Catherine harus bekerja keras untuk bisa hidup layak. Pendidikan anak-anaknya adalah yang paling utama. Kat menyewa apartemen di sebuah gedung lawas di arrondisement 7. Bukan membeli. Harga sewanya saja sudah selangit. Akan tetapi, bagi kebanyakan wali murid Charles Le Grand, sewa sebuah apartemen adalah hal yang ... tidak berkelas. Rata-rata, mereka semua mampu membeli gedung apartemennya. Tidak hanya menyewa satu atau dua lantai.
Catherine mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Dia mungkin tidak memiliki uang sebanyak Mrs. Bennet, tapi dia tidak takut. "Saya juga membayar mahal untuk menyekolahkan Anastasia dan Tatiana di sini, Mrs. Bennet. Jadi, anak-anak saya seharusnya mendapatkan hak yang sama dengan putri Anda."
"Itulah yang tadi aku bilang, Catherine. Astaga. Kau ini miskin. Sekolahkan saja anak-anakmu di tempat lain. Charles Le Grande seharusnya hanya menerima murid dari kalangan tertentu! Kau bahkan tidak memberikan nama keluargamu pada anak-anakmu sendiri. Kenapa? Kau ini buangan dalam keluarga?" Mrs. Bennet mulai menyerang personal.
Francis de Ligne, ketua yayasan, sekaligus rekan sebangsa dan setanah air Catherine, angkat bicara. "Maaf, Nyonya Bennet. Sebaiknya kita—"
"Diamlah, Mr. de Ligne! Kau sama saja dengan para ayah yang anaknya bersekolah di sini. Mudah tersihir kecantikan dan sifat penggoda si pelacur murahan ini!" Mrs. Bennet menunjuk muka Catherine dengan berang. "Apakah kau sudah tidur dengannya, Francis? Itukah sebabnya kau selalu membelanya setiap kali Anastasia dan Tatiana membuat ulah pada putriku?!"
Francis menghela napas. "Nyonya Bennet, hati-hati dengan apa yang Anda ucapkan. Saya sudah mengenal Catherine Toussaint sejak kecil. Lingkungan pergaulan kami sama. Dan dia berasal dari keluarga baik-baik."
"Kalau dia memang berasal dari keluarga baik-baik, di mana suaminya?! Kenapa anak-anak dengan garis keturunan yang tidak jelas seperti mereka bisa masuk ke dalam sekolah ini? Saya dengar yayasan ini milik mendiang Duke of Ligne dari Belgia, bukan begitu? Reputasinya sangat bagus sampai saya rela pindah dari London ke Paris demi menyekolahkan anak saya di sini! Tapi, apa yang kalian lakukan? Kalian justru menodai reputasi sekolah dengan menerima murid seperti mereka." Mrs. Bennet menunjuk Anastasia dan Tatiana penuh kebencian.
Catherine melangkah pergi menggandeng kedua putrinya—mengikuti Mme. Gaelle menuju ruang CCTV. Omongan Mrs. Bennet memang sebaiknya tidak perlu ditanggapi, karena hanya akan memancing emosi dan tidak memiliki faedah apa pun.
Francis de Ligne, putra pertama Duke of Ligne, mengejar Catherine. "Kat, tunggu!"
Catherine tidak berhenti. Jadi, Francis dan Mrs. Bennet mau tak mau ikut berjalan cepat menuju ruang CCTV.
"Putarkan." Catherine berkata dengan nada memerintah yang tidak bisa dibantah. Sebuah nada memerintah yang hanya bisa diucapkan oleh seseorang yang terbiasa dilayani seumur hidupnya.
Mme. Gaelle menghela napas. Namun, wanita itu mengangguk pada para petugas di ruang CCTV dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dalam kalimat singkat.
Semua orang kini bisa melihat kejadiannya. Anak-anak sedang berada di kelas. Ini adalah jam istirahat. Kebanyakan dari mereka bermain dan tertawa bersama teman-temannya. Begitu pula dengan Anastasia dan Tatiana pada awalnya. Kemudian, Claudia dan teman-teman gadis cilik itu mendatangi si kembar yang sedang bermain lego. Mereka berkelompok melontarkan kalimat-kalimat ledekan yang membuat telinga Catherine memerah panas.
"Hey, anak kembar haram! Di mana ayah kalian? Kalian tidak punya ayah, ya?"
Anastasia dan Tatiana saling berpandangan. "Tentu saja kami punya. Mama bilang, setiap anak pasti punya ayah dan ibu. Kalau tidak, mereka tidak bisa lahir." Tatiana menjawab.
Claudia berkacak pinggang. "Kalau begitu, kenapa kalian tidak pernah dijemput oleh ayah kalian?"
Anastasia yang menjawab. "Karena ayah kami sedang kerja! Mama bilang, Papa sibuk membuat pesawat jet!"
Claudia dan teman-temannya tertawa bersama-sama. Lalu, mereka pergi duduk di tempat masing-masing. Tawa mereka begitu keras, seolah mengejek jawaban yang dilontarkan oleh si kembar.
"Mana buktinya? Kalau ayahmu membuat pesawat, maka ayahku bisa membuat roket!" Claudia menyulut pertengkaran lagi.
Anastasia mulai geram. Gadis cilik itu berdiri, kemudian berjalan cepat menghampiri Claudia di tempat duduknya. "Kami tidak bohong!"
Claudia menjulurkan lidah. "Aku tidak percaya kalau tidak lihat sendiri ayah kalian. Mamaku bilang, aku seharusnya tidak main dengan kalian karena kalian anak haram dan ibu kalian pelacur!"
Anastasia dan Tatiana tidak tahu apa arti kata ‘haram’ dan 'pelacur', akan tetapi mereka cukup tahu bahwa apa yang dibilang Claudia adalah kalimat yang buruk. Jadi, Anastasia mendorong Claudia sekuat tenaga hingga gadis cilik itu terjungkal. Lalu, Tatiana menjambak rambut Claudia.
Teman-teman Claudia menjerit-jerit panik—tapi, tidak ada yang berani membantu. Mereka semua sebetulnya takut pada si kembar Anastasia dan Tatiana yang terkenal beringas. Jadi, yang mereka lakukan adalah berhamburan keluar keras sembari berteriak seperti orang kesetanan.
Catherine terdiam lama setelah rekaman itu diputar. Mrs. Bennet menyipitkan mata marah, tetapi ada sedikit rasa bersalah terlintas di wajahnya. Hanya sedikit.
"Mrs. Bennet." Catherine berbalik perlahan-lahan, lalu mulai berkata dengan nada memperingatkan. "Apa yang kau ajarkan pada anakmu itu bukan sesuatu yang baik. Pertama, Anastasia dan Tatiana bukan anak haram. Aku sempat menikah dengan papa mereka. Dan kedua, aku bukan pelacur. Berapa pria yang pernah menghangatkan ranjangmu, Mrs. Bennet? Aku rasa, jumlah pria yang pernah tidur denganku lebih sedikit daripada jumlah pria yang pernah tidur denganmu. Karena aku hanya pernah menghabiskan malam dengan satu pria. Papa dari Anastasia dan Tatiana."
***
CHAPTER 5
Anak-anak Catherine memang tidak memiliki nama belakang. Kat memberikan nama Lyubova, yang pada awalnya dimaksudkan sebagai nama tengah, untuk nama belakang mereka. Kakek Auguste bilang, kedua anaknya tidak pantas menyandang nama Toussaint, karena lahir di luar ikatan pernikahan yang sah.
Catherine nyaris putus asa dan ingin dengan nekat diam-diam menyematkan nama Alexandrovna pada nama belakang putri-putrinya, tapi dia takut.
Bagaimana jika Vladimir tahu? Bagaimana jika pria itu marah besar dan berakhir nekat? Catherine tahu seberapa dahsyat kemarahan seorang Vladimir Alexandrov.
Dia pernah merasakannya sendiri.
"Tolong hubungkan aku dengan Kakek Auguste, Ash."
Catherine berkata sore itu pada pengasuh anak-anaknya, Ashley Morgans. Perempuan itu yakin bahwa sang kakek masih menyayanginya. Atau, setidaknya masih memiliki sedikit rasa belas kasihan untuknya selama ini. Jika tidak, tidak mungkin Kakek Auguste mengirimkan asisten kepercayaannya, Ashley Morgans, untuk mendampingi Kat selama ini?
Ashley Morgans bergeming di tempatnya berdiri. "Sudahlah, Nona Kat. Masalah yang tadi siang kan sudah selesai. Tidak perlu mengusik macan yang sedang tidur. Pernikahan Tuan Axel tinggal hitungan minggu. Tuan Auguste pasti sedang sibuk dan—"
"Kakek tidak akan mengangkat jika tahu aku yang menghubunginya, Ash. Tapi, lain halnya dengan kau. Tolonglah aku. Aku sudah muak menghadapi orang-orang yang menghina Anastasia dan Tatiana. Mereka tidak bersalah. Aku dan Vladimir Alexandrov juga tidak bersalah. Aku benar-benar lelah, Ashley ...." Catherine terduduk di sebuah sofa mahal dengan kepala bertumpu pada kedua tangannya. "Setidaknya aku hanya ingin putri-putriku diizinkan memakai nama Toussaint. Mereka bukan anak haram, Ash ...."
Ashley Morgans terdiam. Hatinya ikut merasa sakit mendengar nada pilu dalam suara Catherine.
"Nona—"
Catherine menelan ludah. "Mon Dieu. Ash, tolonglah aku sekali ini saja. Please?—Tolong?"
Sudah enam tahun berlalu semenjak Catherine terakhir menginjakkan kaki di kastil Toussaint—sebuah rumah sebesar istana abad pertengahan yang merupakan kediaman utama keluarganya.
Rindu. Catherine rindu sekali bisa berada di sana. Wanita itu kerap membayangkan anak-anaknya dapat berlarian di padang rumput yang luas. Lalu, bisa dikenalkan dengan kuda-kuda terbaik yang berada di istal Toussaint. Atau, jika itu pun tidak bisa, Kat hanya ingin anak-anaknya dapat dengan bangga menyebut diri mereka keturunan Toussaint.
Toussaint The Great—Toussaint Yang Agung.
"Hanya sebentar." Ashley Morgans akhirnya mengalah.
Jujur saja, demi Catherine, wanita itu sudah banyak mengalah. Dia memang berasal dari panti asuhan milik Toussaint dan disekolahkan tinggi oleh Toussaint. Tapi, seharusnya dia menjadi asisten di perusahaan. Bukan menjadi baby sitter. Ashley terpaksa mematuhi perintah Tuan Auguste untuk mendampingi Catherine—meski dirinya tidak suka! Namun, Nona Catherine sungguh menyebalkan dan tidak pernah bisa membuatnya tenang barang sekejap saja.
Catherine melompat dari sofanya, lalu menghampiri Ashley dengan wajah berbinar-binar. "Benar. Hanya sebentar saja. Kalau Kakek tidak mau bicara denganku, kau saja yang bicara. Tolong bilang bahwa Catherine sangat merindukannya. Come on, Ashley—Ayolah, Ashley!"
Ashley Morgans menghela napas. "Baiklah."
Catherine Toussaint menghabiskan satu jam penuh dalam panggilan telepon ke rumah. Dan hasilnya sungguh di luar dugaan. Kakek Auguste paling tidak suka melihat ada orang yang menentang kehendaknya. Jadi, Catherine merendahkan diri sendiri dan memohon. Wanita itu mengiba sebanyak mungkin agar diizinkan pulang.
Kat dulunya sangat idealis dan berharga diri tinggi. Namun, sekarang tidak lagi. Demi anak-anaknya, Catherine rela melakukan apa pun. Meski itu mengoyak seluruh nilai yang ia junjung selama bertahun-tahun ini.
Pada musim semi, enam tahun setelah Catherine terusir dari kastil Toussaint, pada akhirnya wanita itu mencetak rekor pertama dalam hal memperoleh izin untuk kembali.
***
Kepulangan Kat ke kastil Toussaint disambut meriah. Ayah dan ibunya, Anthony Toussaint dan Lady Louise, berdiri paling depan. Mereka berdua rutin mengunjungi Kat di Paris mungkin dua atau tiga bulan sekali. Begitu pula dengan Dietrich, kakak laki-laki Catherine. Saudara kandung Kat satu-satunya.
"Catherine!" Dietrich merentangkan tangan lebar-lebar.
Begitu Kat turun dari mobil, perempuan itu berlari memeluk Dietrich. "Hey! Long time no see, Di!—Lama tidak berjumpa, Di!"
Dietrich balas memeluk Catherine erat-erat. "Kami merindukanmu. Selamat datang kembali! Kau sungguh hebat karena bisa kembali kemari! Bagaimana caramu membujuk Kakek?"
"Aku tidak akan bilang. Nanti bisa-bisa kau tergoda untuk mencobanya juga." Catherine tertawa-tawa meledek.
"Sialan, kau, Kat!" Dietrich menggelitiki Catherine habis-habisan sampai perempuan itu meminta ampun.
Catherine selanjutnya memeluk kedua orang tuanya. Ayah dan ibunya berlinang air mata haru. Sementara itu, kedua putri Kat menghampiri paman mereka, Axel, Jr.
Axel sungguh luwes bersama dengan anak-anak. Lelaki itu pernah bercerita bahwa dia punya cita-cita memiliki banyak anak dengan Moira. Dan kini, menurut sumber-sumber berita terpercaya alias gosip-gosip yang dibawa oleh pelayan, Axel memang sedang menantikan buah hati pertamanya dengan Moira Lucy!
"Selamat untukmu, Axel! Akhirnya kau mendapatkan kebahagiaan yang sudah sepantasnya kau dapatkan. Aku sungguh turut berbahagia dengan rencana pernikahanmu ini." Catherine memeluk Axel erat-erat setelah memeluk keluarganya yang lain.
Axel memeluk mereka bertiga—Catherine, beserta dua gadis cilik kembarnya. "Terima kasih banyak, Kitkat. Aku juga berdoa semoga kau mendapatkan kebahagiaanmu sendiri."
Catherine tertawa geli. "Tidak perlu. Aku sudah bahagia sekarang bisa kembali kemari. Masa depan putri-putriku mendapatkan jaminan. Dan mereka tidak akan diejek lagi. Tidak ada yang berani menghina Toussaint."
"Tidak akan ada. Aku berjanji." Axel, yang kini telah resmi menjabat sebagai kepala keluarga menggantikan Kakek Auguste, berkata pada Catherine. "Kalian aman di sini."
Catherine mengangguk. "Hanya itu yang aku inginkan."
"Bagaimana dengan dirimu sendiri?" Axel bertanya pelan. Hanya Catherine yang bisa mendengarnya.
Catherine mengedikkan bahu. "Memangnya kenapa dengan aku? Aku tidak butuh apa pun dan hidupku sudah komplit."
"Catherine! Kakek Auguste memanggilmu di ruang duduk." Terdengar suara Lady Louise dari belakang.
Saat Catherine melangkah pergi, Axel bergumam pelan. "Jangan menipu dirimu sendiri lebih lama lagi, Kat."
***
Catherine tidak hanya diperbolehkan pulang, tapi juga berakhir diberikan mandat oleh sang kakek untuk mengurus pesta pernikahan Axel Toussaint, Jr. Dalam sekejap, Catherine menjadi sibuk. Kesuksesannya membawakan pesta-pesta besar di Paris rupanya telah sampai di telinga sang kakek. Namun, bukan hanya itu. Kakek Auguste rupanya tidak memercayai orang lain, selain orang-orang yang memiliki darah Toussaint, untuk memegang keuangan keluarga dan mengatur jalannya pesta di kastil.
Semua anaknya laki-laki. Dan, Kakek Auguste tidak bisa percaya pada menantu-menantu perempuannya.
Catherine adalah cucu perempuan pertama dalam keluarga, dan pada akhirnya Kakek Auguste berkata, "Tunjukkan bakatmu dalam mengatur pesta pernikahan Axel dan Moira."
Jadi, di penghujung minggu, Catherine mulai sibuk. Banyak sekali hal yang perlu diurus. Seluruh timnya didatangkan dari Paris untuk membantu. Natalie Casiraghi dan Chiara Brignone juga datang. Pesta diadakan tujuh hari tujuh malam. Daftar tamu undangan sangat panjang hingga Catherine tidak sempat memeriksa satu per satu.
Pada minggu berikutnya, Catherine berdiri mengawasi jalannya pesta sementara Dominique Wijaya, kakak sepupu mempelai wanita, menyodorkan daftar tamu yang diajukan oleh keluarga Wijaya pada Kat.
Catherine memeriksa daftar itu sambil lalu. Hampir semuanya berisi orang-orang penting dari Indonesia—mulai dari rekanan bisnis, hingga saudara dan teman-teman dekat keluarga.
"Mm-hm. Daftar apa lagi ini?" Catherine tertawa saat Dominique tampak tak enak hati membuka daftar selanjutnya.
"Aku memang tahu diri dan tidak mengundang siapa-siapa selain orang-orang yang penting dalam bisnis. Tapi, adik dan sepupu-sepupuku rupanya tidak. Yang ini adalah tamu yang diundang oleh Dimitri." Dominique berkata.
Dimitri Wijaya sudah lama tinggal di New York bersama istri dan dua anaknya. Jadi, kali ini, undangan dalam daftar tidak lagi berisi orang-orang Indonesia.
Hati Catherine berdebar takut. Wanita itu tahu bahwa Dimitri Wijaya punya hubungan baik dengan seseorang di New York. Dan Kat merasa takut sekali apabila dia harus melihat sebaris nama itu di dalam daftar undangan.
Sialnya, apa yang ditakutkan oleh Catherine justru terjadi. Dia melihat nama itu dalam daftar undangan yang diajukan oleh Dimitri Wijaya.
Vladimir Alexandrov.
"Kurasa aku sedikit pusing." Kat berkata pada Dominique.
Dominique Wijaya mengernyit, tapi pada akhirnya menngangguk paham. Ini adalah acara puncak dari rangkaian pesta pernikahan panjang yang digelar di kastil. Catherine sudah bekerja keras sejak lama.
"Sebaiknya kau istirahat dulu, Kat." Lelaki itu berkata dengan nada prihatin.
Catherine mengangguk, tersenyum was-was, kemudian menimpali dengan tegang. "Terima kasih atas pengertianmu, Dom. Aku akan kembali ke kamar dengan putri-putriku. Tolong awasi jalannya pesta. Kami akan kembali nanti malam."
Kat mengatakan itu semua sembari menyilangkan jari di belakang punggung.
Tidak. Dia tidak berniat kembali. Dia berniat kabur dari tempat itu selama mungkin.
Mon Dieu, ini gawat.
"Anastasia! Tatiana! Ayo, Sayang, sudah saatnya kalian tidur!" Catherine memanggil, menyambar tangan anak kembarnya, lalu menggelandang mereka berdua menuju kamar anak.
"Mama! Ini masih sore!" Anastasia memprotes, ketika mereka kini berada di lorong khusus kamar anak-anak.
Tatiana juga ikut merengek. "Mama, izinkan kami main! Kami ingin bermain dengan Devon. He's so cool—Dia sangat keren!"
Anastasia mengangguk penuh semangat. "Devon keren sekali! Dia pintar, Mama!"
"Kami mau main dengan Devon! Kami janji tidak akan nakal!" Tatiana menarik-narik lengan gaun ibunya. "Izinkan kami main, Mama!"
Catherine menghela napas dan menggeleng tegas. "Tidak."
Wanita itu membukakan pintu kamar anak kembarnya, lalu memasukkan dua bocil hiperaktif tersebut ke dalam. Setelah memastikan kedua anaknya aman di dalam, Catherine mengunci pintu dan menyimpan kuncinya di kantong baju. Pada seorang pelayan yang lewat, Catherine menitipkan pesan.
"Meskipun anak-anakku menjerit minta keluar, jangan bukakan pintu. Kalau mereka bilang lapar, itu bohong karena di dalam kamar aku telah menyediakan banyak makanan. Dan kalau mereka bilang ingin buang air, kita semua tahu ada kamar mandi dalam ruangan. Paham?"
Para pelayan tersebut mengangguk cepat. "Baik, Nona Catherine."
Kat menghela napas lega. "Beritahu pada semua pelayan yang ada. Jangan sampai ada yang membukakan pintu untuk mereka."
Para pelayan mengangguk patuh sekali lagi.
Catherine baru saja merasa tenang. Jalannya sudah lebih lemas, tak setegang sebelumnya. Akan tetapi, saat Kat sampai di ujung koridor quartier kamarnya sendiri, ada sebuah suara serak bernada rendah yang memanggil namanya.
“Catherine.”
Oh, Dieu. Suara itu bukan suara biasa. Suara itu selalu membuat Catherine terbangun di tengah malam dalam desahan panjang penuh keputusasaan.
Tanpa berbalik pun, Catherine tahu siapa pemilik suara tersebut.
Papa dari anak-anaknya. Vladimir Alexandrov.
***
CARA PEMBELIAN KAKOIN:
⚠️TUTORIAL BUKA BAB/PURCHASE KAKOIN ANTI SKIP⚠️
.
Hayoo, siapa di sini yg masih bingung cara buka bab atau beli Kakoin di Karya Karsa? Gampang banget Guys caranya, dan ini adalah platform berbayar paling murce daripada Dreame/Innovel atau NovelMe/NovelAku dsb. Aku kasih harga palinggg murah deh beneran.
.
- PAKET ALL IN [900 Kakoin atau 90 ribu rupiah untuk buka semua bab]
1. Buka karyakarsa.com di google/safari/opera/dsb ya guys, bukan di aplikasi/apk (biar dapat harga paling murah nggak kena charge dari google playstore/appstore).
2. Login dulu guys pake email & password kalian.
3. Cari nama aku (bisa ke pencarian, ketik Alana Nourah)
4. Klik di bawah profil aku yg tulisannya PAKET. Terus scroll ke bawah sampai nemu paket Obsessed With You harga 900 kakoin.
5. Kita coba buka paket di harga 900 kakoin atau 90rb rupiah yaa.
6. Klik di tulisan 900 Kakoin di kotak warna merah.
7. Pilih metode pembayaran. Ada banyak metode, sesuaikan dengan yang kamu punya atau yg paling gampang buat kamu. Ada opsi e-wallet, mobile banking, atau kalau nggak ada bisa pilih pembayaran via Alfa/Indomaret.
8. Di sini aku coba pakai yg biaya admin termurah yaitu shopeepay. Pastikan dulu saldonya ada ya guys, kalo ga ada jelas gatot alias gagal total.
9. Langsung klik lanjut lanjut ajah. Otomatis saldo kepotong, pembayaran berhasil, dan balik lagi ke WEB Karya Karsa.
10. VOILA! Semua bab sekarang bisa dibaca kayak di Fizzo. Kalau kalian beli paketan, nanti setiap aku update nggak perlu bayar lagi, tinggal buka bab aja. Aku up sekitar midnight atau dini hari tiap hari ya Guys. Bukan berarti langsung bisa baca sampai tamat, tetep nunggu update harian karena ini masih on going. Happy reading!
.
- PAKET PRETELAN [24 ribuan isi 12 bab, ada 4 paket: paket bab 6-17, paket bab 18-29, paket bab 30-41, & terakhir paket bab 42-52 end]. Kalau mau baca sampai end belinya 4 paket ya guys.
.
1. Buka karyakarsa.com di google/safari/opera/mozilla/dsb ya guys, bukan di aplikasi/apk (biar dapat harga paling murah nggak kena charge dari google playstore/appstore).
2. Login dulu guys pake email & password kalian.
3. Cari nama aku (bisa ke pencarian, ketik Alana Nourah)
4. Klik di bab terkunci. Nah, ada 2 pilihan pil ♥️ merah untuk paket ALL IN buka semua bab, atau pil biru 🩵 untuk buka 1 bab aja.
5. Kita coba buka 12 bab harga 240 kakoin atau 24rb rupiah yaa.
6. Klik yang sebelah kiri warna merah.
7. Pilih metode pembayaran. Ada banyak metode, sesuaikan dengan yang kamu punya atau yg paling gampang buat kamu. Ada opsi e-wallet, mobile banking, atau kalau nggak ada bisa pilih pembayaran via Alfa/Indomaret.
8. Di sini aku coba pakai yg biaya admin termurah yaitu shopeepay. Pastikan dulu saldonya ada ya guys, kalo ga ada jelas gatot alias gagal total.
9. Langsung klik lanjut lanjut ajah. Otomatis saldo kepotong, pembayaran berhasil, dan balik lagi ke WEB Karya Karsa.
10. VOILA! Semua bab sekarang bisa dibaca kayak di Fizzo. Kalau kalian beli paketan, nanti setiap aku update nggak perlu bayar lagi, tinggal buka bab aja. Aku up sekitar midnight atau dini hari tiap hari ya Guys. Bukan berarti langsung bisa baca sampai tamat, tetep nunggu update harian karena ini masih on going. Happy reading!
- PER BAB [Buka bab satuan. Bayar 3k rupiah untuk membuka 1 bab]
- 1. Buka karyakarsa.com di google/opera/safari/mozilla/web bawaan hape ya guys, bukan di aplikasi/apk (biar dapat harga paling murah nggak kena charge dari google playstore/appstore).
2. Login dulu guys pake email & password kalian.
3. Cari nama aku (bisa ke pencarian, ketik Alana Nourah)
4. Klik di bab terkunci. Nah, ada 2 pilihan pil ♥️ merah untuk paket ALL IN buka semua bab, atau pil biru 🩵 untuk buka 1 bab aja. [Update terbaru: pil biru sudah habis terjual, sisa pil merah paket ALL IN untuk membuka semua bab dalam 1 novel].
5. Kita coba buka bab satuan harga 30 kakoin atau 3rb rupiah yaa.
6. Klik yang sebelah kanan warna biru.
7. Pilih metode pembayaran. Ada banyak metode, sesuaikan dengan yang kamu punya atau yg paling gampang buat kamu. Ada opsi e-wallet, mobile banking, atau kalau nggak ada bisa pilih pembayaran via Alfa/Indomaret.
8. Di sini aku coba pakai yg biaya admin termurah yaitu shopeepay. Pastikan dulu saldonya ada ya guys, kalo ga ada jelas gatot alias gagal total.
9. Langsung klik lanjut lanjut ajah. Otomatis saldo kepotong, pembayaran berhasil, dan balik lagi ke WEB Karya Karsa.
10. VOILA! Bab yang kamu buka sekarang bisa dibaca kayak di Fizzo. Happy reading!
Nanti bakal ada 46 bab berbayar. Untuk buka bab satuan, harga satuan reguler 3 ribu rupiah, tapi kalau pake voucher harian harga jadi dapat diskon seribu rupiah. Jadi harganya 2 ribuan aja guys udah kayak bayar kang parkir di pasar deh pokonya murah banget.
Voucher harian akan aku terbitkan bersamaan atau sebelum bab berbayar terbit. Voucher harian hanya berlaku 2x24 jam setelah bab terbaru terbit, jadi harus cepet dipake yaa. Cara pake vouchernya gimana, Lan?
.
Cara pakai VOUCHER HARIAN
- Klik purchase (khusus pembelian bab satuan warna biru).
- Klik use voucher.
- Masukin voucher yang aku bagikan di tiap pembukaan bab berbayar (misal VAMBIE6 untuk bab 6, VAMBIE7 untuk bab 7, dst).
- Terus klik top up & support.
[Update terbaru 2025: pil biru sudah habis terjual, sisa pil merah paket ALL IN untuk membuka semua bab dalam 1 novel].
.
Sekali lagi aku ingetin BELINYA LEWAT WEB ya Sayang (bisa di google/google chrome/mozilla/opera/safari/web bawaan hape/dsb) biar lebih murah. Klik karyakarsa.com/alananourah di google/mozilla/opera/safari dsb jadi beli harga 20rb dapat 200 kakoin, 50rb dapat 500 kakoin, dst. Jangan beli lewat aplikasi karena kena tambahan charge dari google play yaa ♡
Ada yang masih belum jelas? Bisa ditanyakan langsung ke admin Alana Nourah di instagram @alananourah_admin, bakal dibantu tata cara pengisian Kakoin sampai berhasil. Kalau masih bingung cara isinya, jangan khawatir. Mau minta tolong diisikan Kakoin kamu oleh Admin aku juga bisa loh. Ketuk DM instagram @alananourah_admin aja, bilang, “Kak Admin, mau diisikan Kakoin yg full bab novel Lana,” gitu. Nanti payment bisa via transfer bank.
Thank you, Sayang ♡
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
