Love After Marriage S01 E03 - E05

4
2
Deskripsi

"Auwhhh Mew, kamu tahu aku sekarang sedang merasa takut dan kamu tega meninggalkan aku sendirian?"

"Kamu melarang aku untuk melakukannya dan aku sedang merasa bosan karena duduk di sini tanpa melakukan apapun."

"Kamu kan sedang menjilati dan menghisap putingku sedari tadi dan kamu bilang bahwa kamu tidak melakukan apapun?"

"Itu tidak cukup..."

"Huffttt...."

"Aku pergi yaa....

"Baiklah-baiklah, Lakukanlah sesuka hatimu!!!"

E03

Author Point Of View On

Tak terasa waktu telah berlalu dengan cepat dan hari kini telah menjelang siang. Sinar matahari kini terasa sangat terik dan membuat Mew merasa silau ketika sedang menyetir, untung Mew menggunakan mobil yang di berikan oleh Papanya untuk hadiah pernikahannya dengan Gulf, jadi dia tidak merasa kepanasan. Papa Mew sengaja memberikan mobil itu untuk kendaraan mereka berdua.

“Duh, Gulf pasti akan memarahiku karena menunggu sangat lama apalagi di luar terlihat sangat panas.”

Mew kini sedang melewati jalan masuk ke dalam kampus di mana Gulf berkuliah dan menuju parkiran fakultas teknik untuk menghampiri Gulf. Sesampainya di parkiran fakultas anak teknik, Mew memarkirkan mobilnya lalu keluar dari dalam mobilnya dan berjalan menghampiri Gulf.

Gulf yang sudah menunggu Mew sedari tadi di parkiran itu, kini merasa kesal karena Mew datang terlambat. Mew yang mengetahui bahwa Gulf sedang merasa kesal kepadanya akhirnya merayu Gulf dengan cara yang romantis.

"Apakah kamu sudah lama menungguku di sini?" Tanya Mew kepada Gulf.

"Belum..." Ucap Gulf dengan ketus.

"Tapi kamu terlihat sangat kesal sekarang. Eihh, kamu pasti sudah lama menunggu aku kan?"

"PANAS!!" Ucap Gulf

"Sini-sini sayangnya aku!” Kata Mew sambil menarik tangan Gulf agar mendekat ke arahnya, “Mau aku kipasin?" Tanya Mew

"Hmm..." Kata Gulf yang kini mulai bersikap manja kepada Mew.

Gulf kira Mew akan mengeluarkan sebuah buku untuk mengipasi Gulf, tapi ternyata Mew mengambil tisu dari dalam tasnya lalu mengusap wajah Gulf dengan tisu-tisu itu. 

“Huh?”

Mew juga mengambil sebuah kipas portable mini di dalam tasnya dan langsung menyalakan kipas itu lalu mengarahkannya kepada Gulf. Gulf yang melihat hal itu hanya bisa diam dan bertanya-tanya di dalam batinnya.

Kenapa ada tisu dan juga kipas di dalam tasnya? Sejak kapan tasnya berubah menjadi tas doraemon?” Batin Gulf

"Sejak kapan kamu mulai membawa tisu dan juga kipas portable mini itu di dalam tasmu?" Tanya Gulf kepada Mew.

Gulf terlalu penasaran, sehingga tidak bisa menyimpan rasa penasarannya itu.

"Sejak kita berdua sudah menikah. Kamu kan sering sekali berkeringat dan merasa gatal setelah itu, jadi aku sengaja membawa ini semua hanya untukmu."

"Kamu terlihat seperti orang asing bagiku sekarang, Mew. Aku selalu merinding ketika mendengar kata-katamu yang manis itu apalagi saat kamu berusaha untuk bersikap romantis kepada aku."

"Ini karena aku mencintaimu, kalau tidak, mana mungkin aku melakukan hal ini. Apalagi aku bukan tipe yang melakukan apapun demi orang yang aku cintai." Ucap Mew

"Saat kamu berpacaran dengan mantanmu dulu, kamu tidak pernah memperhatikan mereka seperti ini. Mereka selalu mengeluh saat menjadi kekasihmu dan merasa bersyukur setelah menjadi mantanmu. Terkadang kamu terkesan sangat cuek kepada mereka, tapi kenapa saat dengan aku sepertinya berbeda?"

"Apakah kamu benar-benar ingin tahu alasannya?" Tanya Mew yang kini menatap ke arah Gulf dengan tatapan serius.

"Hmm...."

"Aku tidak memiliki alasan apapun saat aku mencintaimu, jadi aku tidak bisa memberikanmu sebuah alasan. Lagipula kalau bersama dengan mantanku dulu, aku hanya menyukai mereka bukan mencintai, jadi tidak butuh alasan untuk menahan mereka lebih lama. Kalau mereka mau pergi ya silahkan.."

"Tch, mulutmu terlalu manis, tapi kamu sebenarnya sangat jahat. Apa kamu menyadari hal itu?"

"Kamu kan menyukai seseorang yang seperti aku.."

“Aku tidak pernah bilang seperti itu.” Ucap Gulf

“Kamu pernah mengatakan jika kamu menyukai seseorang yang berpenampilan dan bersikap layaknya bad boy. Kamu bilang itu keren. Aku mencoba menarik perhatianmu dengan cara seperti itu.”

“Iya tapi tidak dengan menyakiti mantan-mantanmu kan? Lagi pula kamu bukannya memang seorang playboy sebelum kita berteman?”

“Aku? Playboy? Aku bergonta-ganti pasangan hanya untuk mencari perhatian seseorang.”

“Huh? Siapa?”

“Kamu...”

“Ihh, kenapa aku?”

“Ya karena memang harus kamu.”

“Tapi mantan-mantanmu itu sangat mengerikan.”

“Setidaknya karena mereka, kamu selalu dekat dengan aku dan melindungi aku.”

“Beberapa mantan-mantanmu itu adalah psikopat.”

“Aku tahu..”

“Aku penasaran tentang sesuatu hal.”

“Apa?”

“Kamu memiliki banyak mantan, tapi kenapa kamu tidak pernah berhubungan intim dengan mereka dan malah melakukannya dengan aku?”

“Sudah aku jelaskan bahwa aku hanya menyukai bukan mencintai. Aku tidak mau memberikan hal yang sangat berharga untukku kepada mereka.”

“Lalu bagaimana dengan aku? Kenapa harus aku?”

“Ahaha, itu karena aku sangat mencintaimu, Gulf. Aku baru menyadari bahwa aku benar-benar sudah jatuh cinta kepadamu dan perasaan ini tidak hanya sekedar perasaan suka setelah kita melakukannya pertama kalinya.”

Awal perkenalan mereka berdua itu sebenarnya seperti kebanyakan orang. Mereka sebenarnya tidak terlalu dekat karena Mew adalah seorang siswa yang sangat populer sedangkan Gulf adalah siswa yang biasa saja.

Namun tiba di suatu saat, Gulf tiba-tiba saja melindungi Mew dari kesadisan mantannya. Gulf sengaja berada di depan Mew ketika salah satu mantan Mew ingin memukul Mew dengan botol minuman beralkohol.

“Tch...”

“Gulf ku yang tampan, nanti malam..” Ucap Mew sambil mengedipkan matanya.

"Diamlah!" Kata Gulf yang mulai tersipu malu karena sifat genit sang suami.

Gulf kini mengajak Mew masuk ke dalam sebuah ruangan yang telah dipenuhi oleh orang-orang. Selama berada di dalam ruangan itu, banyak sekali yang memperhatikan Gulf. Mew merasa sangat kesal melihat mereka semua karena selalu memperhatikan ke arah Gulf. Setelah rapat itu selesai, tiba-tiba ada seseorang senior yang berjalan menghampiri Gulf.

"Gulf..." Panggil orang itu dengan nada yang lembut.

Tidak hanya Gulf yang menoleh setelah mendengar panggilan itu, tapi Mew juga ikut menoleh menatap tajam ke arah seseorang yang memanggil nama suaminya dengan nada yang lembut.

"Ya Phi Kao, ada apa ya?"

"Bolehkah kita berbicara berdua?"

"Bol....." Kata Gulf yang tiba-tiba terhenti karena Mew langsung memeluk pinggang Gulf dengan erat.

Mew menarik tubuh Gulf lalu mendekatkannya pada dirinya, Kao memutuskan untuk pergi setelah melihat sinyal amarah dari Mew itu.

"Ah sorry..." Kata Kao yang langsung pergi dari tempat itu.

Gulf menatap ke arah Kao dengan tatapan bingung. Gulf membalikkan kepalanya dan langsung melihat ke arah Mew yang kini sama-sama merasa bingung sama seperti dirinya. Gulf dan Mew akhirnya memutuskan pulang ke rumah setelah acara itu selesai. Sesampainya mereka berdua di rumah, Gulf langsung keluar dari dalam mobil dan meninggalkan Mew. Mew yang khawatir kepada Gulf juga langsung keluar dari dalam mobil lalu menghampiri Gulf dan langsung memeluknya.

"Ada apa?" Tanya Mew

"Kamu yakin mau seperti ini terus hm? Sejujurnya saja aku mulai capek.."

"Kenapa?"

"Dia hanya ingin berbicara padaku, Mew."

"Aku melihat ada maksud lain darinya. Kamu tidak bisa melihat hal itu karena kamu terlalu polos."

"Siapa juga yang akan menyukaiku kalau dia tahu bahwa aku sekarang sedang hamil hm? Dia pasti akan langsung menjauhiku, Mew!"

"Ak-aku hanya takut kalau kamu akan pergi dan berpaling dariku."

"Kamu terlalu berlebihan. Aku tidak akan melakukannya.."

"Katakan kalau kamu mencintaiku! Kalau kau masih belum bisa, jangan salahkan aku kalau aku bersikap seperti ini!!" Ucap Mew

"Maaf aku belum bisa melakukan pa yang kamu minta."

"Hufffttttt...."

"Sudah aku katakan ini tidak mudah untukku Mew, kamu adalah sahabatku yang tiba-tiba saja sudah menjadi suamiku dalam semalam."

“Tidak dalam semalam, tapi kita telah melalui proses panjang.”

“Tapi tetap saja semua ini terasa tiba-tiba.”

Mew yang kecewa kepada Gulf pada akhirnya memutuskan untuk pergi dari dalam kamar itu dan menuju ke kamar lain di dalam rumah itu untuk menenangkan dirinya. Gulf hanya mengusap rambutnya dengan kasar karena merasa bersalah setelah berkata kasar kepada Mew.

Beberapa Jam Kemudian...

Gulf kini berjalan menghampiri Mew di kamar lain atau lebih tepatnya tempat persembunyian Mew ketika sedang marah kepada Gulf. Gulf membuka pintu ruang belajar milik Mew lalu masuk ke dalam ruangan itu. Gulf melihat Mew kini sedang tertidur di meja yang sudah penuh dengan buku-buku tentang aliran darah manusia dan juga anatomi tubuh manusia. 

"Dia harus menghapalkan semua ini dan aku masih memarahinya karena terlalu bersikap posesif kepadaku." Kata Gulf yang sedang merasa bersalah sekarang.

Gulf mengusap kepala Mew dengan lembut. Gulf sesekali mencium pucuk kepala milik Mew dan merasa menyesal dengan apa yang dia lakukan tadi. Mew sebenarnya telah terbangun dari tidurnya saat kepalanya diusap namun dia tetap pura-pura tertidur.

"Kau telah menyukaiku hanya saja kau tidak menyadarinya Gulf. Bagaimana caraku membuatmu menyadarinya hm?" Batin Mew

"Mew...”

“ZZZzzzzzzz....”

“Mew sayang...”

“.....”

“Ayo bangun!!" Kata Gulf yang kini sedang berusaha untuk membangunkan Mew.

"Memanggilnya dengan panggilan sayang hanya membuatku merinding." Batin Gulf

"Ehhmmmm.... Ada apa?" Tanya Mew yang kini sudah terbangun dari tidurnya dan sedang meregangkan otot-ototnya.

"Kamu belum makan kan dari tadi?"

"Hm?"

"Ayo makan! Aku lapar!"

Gulf mengajak Mew ke dalam ruang makan untuk mengajaknya makan siang yang sudah sangat terlambat itu. Mereka berdua kini berjalan menuju ke meja makan dan langsung duduk di kursi meja makan itu. Mereka berdua kini sudah duduk dan seorang maid langsung datang menyiapkan makanan yang telah selesai di masak di meja makan itu.

"Tumben makanan kita hampir semuanya berbahan baku sayuran, biasanya kebanyakan daging." Ucap Mew

"Aku yang menginginkannya."

"Bukannya kau tidak menyukai sayuran?"

"Kata Ibu, sayuran bagus untuk tumbuh kembang bayi kita, jadi aku harus memakan ini semua agar bayi kita sehat."

"Dan susu-susu itu juga Ibu yang menyuruhmu untuk meminumnya?"

"Bukan Ibu..." Ucap Gulf

"Lalu siapa yang menyuruhmu?"

"Dokter kandunganku."

"Untuk apa?"

"Aohh, kamu adalah seorang calon dokter! Kamu pasti tahu fungsi susu kehamilan itu untuk apa!!!" Kata Gulf dengan kesal.

Gulf sebenarnya ingin berbaikan, namun Mew malah membuat Gulf merasa kesal lagi kepadanya. Setelah mereka berdua makan siang bersama-sama, mereka berdua lalu masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri mereka bersama-sama.

"Apakah kamu ingin mandi bersama dengan aku?" Tanya Mew

"Hmmm...."

Gulf sengaja mandi bersama dengan Mew. Upaya ini dia lakukan karena Gulf ingin menebus rasa bersalahnya kepada Mew. Setelah mandi bersama, mereka berdua langsung memakai pakaian santai mereka masing-masing lalu pergi menonton tv. Mew kini sedang duduk di atas sofa dan Gulf kini sedang tertidur di atas sofa dengan kepala yang menyandar di pangkuan Mew.

"Gulf, apa kamu tahu kalau aku..."

"Mild mengirimkan video porno kepadamu lagi kan?"

"Bagaimana kamu ta.....”

“Heishh, sudah aku duga.”

“Tapi bukan itu yang ingin aku bicarakan sekarang denganmu."

"Lalu apa yang kamu ingin bicarakan hm?"

"Banyak pria maupun wanita yang menggodaku di kampus saat kita memutuskan untuk tidak menggunakan cincin pernikahan kita."

"Lalu apa tujuanmu mengatakannya kepada aku?"

"Apa kamu tidak cemburu kepadaku?" Tanya Mew yang kini menatap ke arah Gulf dengan tatapan serius sekarang.

"Aku tidak merasa cemburu kepadamu sekarang, melainkan aku marah kepadamu."

"Awh, kenapa kamu marah kepadaku hm? Aku tidak memiliki salah apapun kepadamu."

"Kamu harusnya mengatakan kalau kamu telah mempunyai istri, bukannya hanya diam."

"Sudah, tapi mereka tidak percaya kepadaku. Aku harus bagaimana untuk menghadapi mereka sekarang, Gulf?”

"Huffftttt...."

"Gulf, apakah kamu mau menggunakan cincin kita sekarang? Mungkin dengan cincin itu orang-orang akan mempercayai bahwa aku telah memiliki pasangan."

"Hmm..."

"Benarkah?" Ucap Mew sambil tersenyum ke arah Gulf.

"Hmmm, tapi..."

"Tapi apa?"

"Kamu tahu kan aku adalah seseorang yang ceroboh. Aku tidak ingin menggunakan cincin bukan karena aku ingin menyembunyikan pernikahan kita tapi karena aku tidak ingin menghilangkan cincin pernikahan kita."

"Tenang, aku sudah mempunyai solusi untuk itu."

Mew mengambil kotak cincin pernikahan mereka berdua di dalam saku celananya. Gulf yang melihat hal itu hanya menatap ke arah Mew dengan tatapan bingung.

"Kau membawanya selama ini?"

"Hmmm...."

“Kenapa?”

“Karena aku ingin selalu mengingat kalau aku sudah punya kamu di hidupku, jadi aku tidak akan berani berselingkuh dengan orang lain.”

Gulf yang mendengar hal itu tidak percaya dengan apa yang dia dengar saat ini. Entah sejak kapan tepatnya Mew mulai mencintainya, tapi perkataan Mew itu seperti Mew sudah menyukai Gulf selama bertahun-tahun.

Author Point Of View Off


 

 

E04

Author Point Of View On

Mew dan Gulf kini sedang duduk sambil berhadapan di atas sofa. Mew mengambil salah satu cincin lalu memasangkan kalung yang berliontinkan cincin pernikahan mereka itu ke leher Gulf dan begitu pula dengan Gulf yang melakukan hal yang sama dengan mengambil salah satu cincin lainnya lalu memasangkan ke jari Mew. Mew tersenyum lebar setelah Gulf selesai memasangkan cincin di jari manis tangannya lalu mencium kening Gulf.

Cupppp...

“Terima kasih sayang...” Ucap Mew kepada Gulf

“Tidak perlu berterima kasih, lain kali jika kamu memiliki masalah langsung katakan saja kepadaku ya!”

“Hmm, aku janji..”

“Jangan menyimpan masalah apapun lagi di dalam otak dan hatimu!”

“Oke...”

"Jika ada yang mendekatimu lagi, katakan bahwa kamu telah memiliki istri yang masih sehat dan sedang hamil yaa..." Kata Gulf yang kini kembali tidur lagi di atas sofa sambil menyandarkan kepalanya di kedua paha Mew.

"Kamu juga harus mengatakan jika kau telah mempunyai suami yang sehat dan kaya." Kata Mew

"Bukan suami yang cemburuan dan kekanak-kanakan?"

"Kamu bisa mengatakan apapun sesuka hatimu. Asal jangan mengatakan kalau kamu ini seorang janda.." Kata Mew sambil mengecup punggung tangan Gulf.

“Tch dasar!”

“Kamu mau jadi janda di usia muda?”

“Yaa nggak!”

Gulf membawa salah satu tangannya ke tengkuk leher Mew dan menyuruhnya menunduk. Gulf lalu mendekatkan wajah Mew ke wajahnya lalu mencium serta melumat bibir Mew. Gulf melepaskan ciuman di antara dia dan juga Mew ketika merasakan udara sudah mulai menipis.

"Oiya apa kamu mau mengantarkan aku lagi ke kampus besok?" Tanya Gulf

"Tentu saja, aku akan mengantarkanmu setiap hari. Sejujurnya saja aku merasa tampan ketika sedang mengendarai mobil itu, jadi aku akan senang hati mengantar dan menjemputmu setiap hari.."

“Pantas saja, tapi kamu terlihat seperti sugar daddy.”

“Tidak masalah, karena aku kaya.”

“Iya deh yang kaya..”

“Tapi aku kan suami kamu, jadi aku hanya akan menjadi sugar daddymu.”

"Oiya, tentang video porno yang dikirim oleh Mild..." Kata Gulf

"Aku berjanji, aku tidak akan memintanya lagi kepada Mild. Maafkan aku yaa..." Kata Mew

"Bukan itu maksudku, Mew."

"Lalu apa?"

"Kamu tahu kan kalau perutku kini semakin membesarkan. Tidak semua adegan atau gaya sex dapat kita lakukan. Apalagi kehamilanku ini masih trisemester pertama, jadi sangat rawan untuk melakukannya saat janin masih berusia sangat muda."

"Aku tahu, karena aku adalah seorang calon dokter. Aku tidak akan mementingkan nafsuku dari pada akal sehatku."

"Syukurlah jika kamu paham, aku takut kalau kamu akan kecewa kepadaku karena hal ini."

"Tapi Gulf..." Ucap Mew yang kini malah menggantung.

"Hm? Ada apa?" Tanya Gulf

"Aku baru saja menonton video porno yang dikirim oleh Mild beberapa hari yang lalu."

"Lalu?"

"Di video itu, mereka melakukannya di dalam dapur. Aku ingin melakukannya denganmu."

Seseorang baru saja mengatakan bahwa dia tidak akan mementingkan nafsunya, tapi sekarang kenapa dia memiliki pikiran ini. Gulf lupa kalau yang berada di hadapannya ini adalah seseorang yang membuatnya hamil dan menjadi suami rumah tangga. Gulf hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap ke arah suaminya itu.

"Kita mempunyai dua orang maid ya Mew, jangan aneh-aneh! Apa kamu tidak merasa malu?"

"Aku ingin melakukannya di kamar saja kalau begitu." Kata Mew yang kini menunduk dengan lesu.

“Mew, apa kamu lupa kalau aku masih berada di trisemester pertama kehamilanku?”

“Aku ingat sayang, tapi besok kan kehamilanmu sudah memasuki bulan ketiga. Jadi tidak apa-apa melakukan hal ini, selama melakukannya dengan pelan-pelan.”

"Kamu bisa meliburkan mereka besok jika kamu sangat menginginkannya. Kita bisa memesan makanan kalau kita lapar atau meminta mereka memasak lebih dulu."

"Benarkah?" Tanya Mew

"Hmm, lagi pula kita berdua besok libur kan? Aku tidak memiliki tugas, jadi aku bisa bersantai-santai besok."

“Aku juga sama..”

“Jangan lupa untuk menyiapkan beberapa barang yang kita butuhkan untuk besok!”

"Baiklah."

"Oiya, belinya besok saja bareng sama aku. Aku baru ingat kalau kita harus belanja bulanan besok, karena semua persediaan hampir habis."

"Siap boss...."

Mereka berdua kini melanjutkan kegiatan mereka berdua dengan menonton film. Mew terkadang mengelus perut Gulf saat sedang fokus menonton film itu. Gulf juga ikut mengelus perutnya sendiri ketika Mew mulai menyentuh perutnya.

Keesokan Harinya....

Sebelum dua orang maid itu di liburkan, mereka berdua membersihkan rumah dan juga memasak terlebih dahulu. Sebelum kedua Tuan mereka kembali dari supermarket, rumah sudah bersih dan mereka sudah pergi dari rumah itu. Gulf dan Mew sekarang sedang berada di supermarket.

"Kamu sedang memilih sayuran apa?" Tanya Mew kepada Gulf.

"Sayuran apa kira-kira yang bagus untuk perkembangan otak anak kita?"

"Semua sayuran bagus untuk membantu pertumbuhan bayi kita."

"Sebaiknya kita akan membeli semua sayuran yang ada di sini." Ucap Gulf

"Kamu yakin bisa memakan semuanya? Kamu yakin kamu akan suka memakan sayuran-sayuran itu?"

"Tentu saja aku yakin. Aku sangat yakin!"

"Beli saja beberapa...”

“Awh, kenapa nggak sekalian?” Tanya Gulf

“Kita bisa membelinya lagi setiap beberapa hari sekali Gulf dan kita tidak harus membelinya langsung dalam jumlah yang banyak, agar sayuran yang kita makan tetap segar."

"Aah iya, kamu benar. Tidak sia-sia aku menikahi calon dokter sepertimu. Hehe.."

"Kamu baru menyadarinya ya kalau kamu itu adalah seseorang yang sangat beruntung karena telah mendapatkan aku?"

"Tch, jangan besar kepala ya!"

“Memang benar kan?”

“Terus kamu yang nggak beruntung karena dapat aku gitu?”

“Bukan begitu maksudku. Aku juga beruntung kok karena dapetin kamu.”

“.....”

“Jangan marah! Kamu tambah jelek tahu kalau lagi marah.”

“Bagus deh biar kamu nggak minta jatah mulu!”

“Hehe lucu..”

“Aneh...”

Mew memeluk Gulf dari belakang sambil mencium tengkuk leher Gulf. Gulf yang masih sibuk memilih sayuran yang segar, kini mulai merasa risih. Mew mulai bersikap manja dengan bergelayut di tubuh Gulf.

“Ihhh berat!”

“Tidak kok sayang..” Ucap Mew

"Mew, berhenti melakukan ini! Ini tempat umum!" Ucap Gulf kepada Mew

"Aku tidak peduli!"

"Kita tidak akan jadi melakukannya nanti jika kamu masih tetap seperti ini!" Ancam Gulf

"Gulf..."

"Lepaskan!!”

“Ishhh...”

“Kamu hanya membuatku tidak fokus berbelanja." Ucap Gulf

"Baiklah..." Kata Mew yang langsung menjauhkan dirinya dari Gulf.

Gulf kini masih berkeliling dengan membawa sebuah kertas berisi daftar belanjaannya. Gulf melihat Mew kini sedang cemberut sambil mengikutinya dari belakang. Gulf yang melihat hal itu langsung berjalan menghampiri Mew lalu menggenggam tangannya.

"Gulf..." Panggil Mew dengan lembut.

"Aku tidak ingin ada seseorang yang datang dan menggoda suamiku yang tampan ini."

"Aku hanya milikmu..." Kata Mew sambil tersenyum.

“Aku tahu..”

Gulf membalas senyuman Mew lalu melanjutkan kegiatannya yaitu mencari barang-barang yang mereka perlukan. Setelah selesai mencari barang-barang itu, Mew membayar semua belanjaan itu dan mereka pun akhirnya pulang ke rumah. 

Sesampainya di rumah, Mew membantu Gulf menurunkan barang-barang dari dalam mobil lalu membawa barang-barang itu masuk ke dalam rumah. Mew juga membantu Gulf membereskan barang-barang itu dan menatanya ke dalam lemari.

"Apa yang ingin kamu makan hari ini?" Tanya Gulf

"Terserah kamu saja, aku sedang tidak menginginkan makanan apapun. Apa kamu ingin memesan atau memasak makanan itu sendiri?"

"Aku ingin memasaknya sendiri lagi pula aku tinggal memanaskan kembali masakan Bibi tadi karena mereka sudah masak tadi."

"Apa kamu tidak merasa lelah? Kita bisa membeli dan memesan online jika kamu merasa lelah."

"Tidak perlu, aku hanya menghangatkan makanan bukan memasaknya, jadi aku tidak akan kelelahan."

“Baiklah...”

Gulf mulai membersihkan beberapa sayuran dan juga bahan lainnya untuk di simpan di kulkas. Gulf juga tidak lupa menyalakan kompor untuk mulai menghangatkan beberapa makanan. Saat sedang sibuk di dapur tiba-tiba saja Gulf merasakan ada dua tangan yang memeluk pinggangnya dan menciumi tengkuk lehernya.

"Pekerjaan ini tidak akan selesai, jika kamu terus mencumbui aku seperti ini. Sebentar lagi! Aku mohon bersabarlah!"

"Aku sudah tidak peduli dengan makanan itu. Aku hanya ingin memakanmu saat ini." Ucap Mew

Mew langsung membalik badan Gulf dan menggendongnya ala bridal style. Mew mendudukkan Gulf di atas meja makan yang masih tampak kosong. Mew membuka apron serta seluruh pakaian Gulf. Mew membuka kedua paha Gulf lalu melakukan penetrasi pada lubang milik Gulf dengan jarinya.

"Euhmm.. pe-pelan! Anak kita.. kondom jangan lupa!”

“Iya sayang, sudah aku siapkan kok.”

“Aaghh...”

"Apakah kamu merasa sakit?" Tanya Mew

"Tidak hmmp apa-apa, aku baik-baik saja.."

"Aku akan mengambil pelumas sebentar ya." Kata Mew yang ingin mencabut jarinya namun ditahan oleh Gulf.

"Ti-ti.. ngh.. dak perlu! Kamu hanya akan merusak moodku! Lakukan saja sekarang!!"

"Baiklah..."

Mew menggerakkan jarinya dengan lembut dan melebarkan lubang milik Gulf dengan jarinya yang telah di balut dengan kondom. Mew tadi hanya membeli kondom karena dia masih memiliki pelumas di dalam kamar, jadi yang dia gunakan untuk bermain saat ini hanya kondom, karena Gulff melarang Mew untuk mengambilnya. 

"Eungghh..."

"Aku akan mulai memasukkannya ya.."

“Pelan-pelan Mew!”

“Iya sayang..” Ucap Mew yang kini sedang mencium kening Gulf untuk menenangkannya.

Mew perlahan-lahan memasukkan miliknya ke dalam lubang milik Gulf. Gulf menggenggam erat bahu Mew ketika Mew memasukkan miliknya. Gulf tanpa sadar mulai melingkarkan kakinya ke pinggang Mew.

"Uhh haaa uhh hhaaa.."

“Kenapa sayang?”

“Tunggu sebentar! Masuknya rada susah!”

“Ini karena kita jarang melakukannya.”

“Kalau aku tidak sedang hamil, mungkin...”

Mew mulai menggerakkan pinggangnya maju dan mundur setelah memastikan miliknya yang telah terbalut kondom telah berhasil masuk semuanya ke dalam tubuh Gulf. Mew kini mencium bibir Gulf dan melumatnya sambil terus menggerakkan pinggangnya dengan perlahan-lahan.

"Hngh.. se-sebentar lagi.."

“Apa sayang yang sebentar lagi?”

"Aaghh.. AAHHH....." Gulf kini telah mencapai klimaks dan langsung memeluk Mew. 

Mew masih terus menggerakkan pinggangnya dengan perlahan-lahan dan tidak berani menggerakkannya dengan cepat. Mew kini mengangkat kedua kaki Gulf dan melebarkannya agar semakin mudah mengakses lubang Gulf.

"U-sudah Mew! Nghh..."

“Be-belum sayang, bentar lagi..”

“Hiks.. Hiks.. ja-jangan lama-lama!”

Mew menurunkan Gulf dari atas meja dan langsung membalik tubuh Gulf. Mew kini menegakkan tubuh Gulf lalu melebarkan sedikit kaki Gulf. Mew menyentuh salah satu puting Gulf dan junior Gulf dengan kedua tangannya sambil menggerakkan pinggangnya dengan pelan.

“Aaghh.. Ahhh...” Mew akhirnya mencapai klimaks dan menghentikan kegiatan mereka berdua.

Mew tidak berani melakukan lebih karena takut terjadi sesuatu kepada bayinya nanti. Mereka berdua tidak sadar kalau makanan yang Gulf panaskan tadi berakhir dengan gosong karena Gulf lupa mematikan kompor. Pada akhirnya Gulf memilih untuk memesan makanan karena makanan mereka gosong semua.

Author Point Of View Off

 


 

 

E05

Author Point Of View On

Dua Bulan Kemudian..

Usia kandungan Gulf kini telah memasuki usia lima bulan. Mew kini sedang sibuk menghujam lubang Gulf yang selalu saja membuatnya kecanduan. Entah berapa ronde yang mereka lakukan hingga melewatkan makan siang. Gulf telah terbaring lemas di atas meja makan sambil mengelus perutnya sekarang. 

"Kamu tidak apa-apa kan sayang? Apa kamu ingin aku memanggilkanmu seorang dokter?"

"Aku tidak apa-apa, tapi aku sangat takut jika terjadi sesuatu dengan bayi kita."

"Maafkan aku ya sayang, ak-aku kehilangan akalku sendiri. Sepertinya aku harus tinggal di rumah Papa dulu deh sampai kamu melahirkan karena aku takut tidak bisa menahan nafsuku sendiri."

"Kamu terlalu bernafsu padaku!" Ucap Gulf dengan kesal.

"Kita akan memeriksakannya ke dokter nanti ya. Sekarang kamu mau makan apa hm?"

"Som Tam, Tom Kha Kai, dan Massaman Curry." Ucap Gulf

"Sudah? Hanya itu?"

"Hmm..."

Mew langsung memesan makanan melalui aplikasi online. Gulf kini berjalan masuk ke dalam kamar untuk membersihkan dirinya sendiri. Setelah selesai memesan, Mew juga berjalan menuju ke dalam kamar untuk membersihkan dirinya.

Satu Jam Kemudian... 

Makanan yang tadi Mew pesan kini sudah datang. Gulf yang menerima makanan itu dari satpam langsung menyajikan semua makanan itu di atas meja.

“Sudah datang ya?” Tanya Mew yang baru saja turun setelah membersihkan dirinya sendiri.

“Hmmm...”

“Kelihatannya enak.”

“Aku juga sudah tidak sabar memakannya.” Ucap Gulf

Setelah Gulf selesai menyajikan semua makanan itu, Mew dan Gulf kini duduk di kursi meja makan lalu mulai menyantap makanannya.

“Enak?” Tanya Mew kepada Gulf

“Huh? Hmmm, lumayan..” Kata Gulf

Setelah mereka berdua selesai makan, mereka berdua kini mulai bersiap untuk pergi ke dokter untuk memeriksakan kandungan Gulf. Sesampainya di Rumah Sakit, Mew dan Gulf langsung masuk ke dalam ruang dokter spesialis kandungan karena sebelumnya mereka telah mendaftar melalui aplikasi.

“Bagaimana dok dengan kandungan Gulf? Apakah baik-baik saja?” Tanya Mew yang kini merasa sangat khawatir.

"Bayinya tumbuh dengan baik tanpa kurang satu apapun." Kata Sang Dokter

"Syukurlah.." kata Gulf

"Apa kalian tidak penasaran dengan jenis kelamin anak kalian berdua?"

"Memangnya jenis kelaminnya sudah bisa dilihat di usia janin yang masih berusia lima bulan, dok?”

“Hmmm, sudah.”

“Memangnya apa jenis kelamin anak saya, dok?" Tanya Mew.

"Dia adalah seorang laki-laki."

Mew dan Gulf kini hanya saling pandang lalu tersenyum, namun di otak mereka telah merencanakan hal besar untuk anak mereka berdua nantinya. Mereka berdua tidak saling mengungkapkan hal apa yang ingin mereka berdua lakukan kepada anak mereka berdua nanti.

"Ehmm dokk.." Panggil Mew dengan penuh keraguan.

"Ada apa?"

"Tentang melakukan sex, seberapa sering itu boleh dilakukan?"

"Tiga kali seminggu." Jawab Sang Dokter.

"Ahh baiklah.." Ucap Mew

"Memangnya seberapa sering kalian berdua melakukannya?"

"Seminggu sekali dengan intensitas waktu yang lumayan cukup lama." Kata Mew.

"Sebaiknya jangan terlalu lama."

"Baiklah dok..."

Mereka akhirnya keluar dari ruang dokter kandungan itu dan pulang ke rumah setelah melakukan konsultasi. Sesampainya di rumah, Mew kini mengelus-ngelus perut Gulf sambil meminta maaf kepada bayinya yang masih kecil itu.

Keesokan Harinya...

07.00

Gulf kini berangkat ke kampus dan diantar oleh Mew dengan menggunakan mobil. Sesampainya di kampus, Gulf langsung mencium bibir Mew sebelum keluar dari dalam mobil itu. Mew kini terdiam dan sesekali tersenyum setelah mendapatkan ciuman dari Gulf.

Cupppp....

"Hati-hati di jalan ya! Ingat jangan melamun!" Ucap Gulf

"Baiklah.."

Mew tersenyum dan melambaikan tangannya kepada Gulf ketika Gulf sedang berjalan masuk menuju ke dalam kelasnya. Gulf juga melakukan melambaikan tangannya membalas lambaian tangan Mew.

"Perlahan tapi pasti..." Batin Mew

Setelah memastikan Gulf masuk, Mew kini melajukan mobilnya menuju ke kampusnya. Meskipun kampus Gulf rada jauh dari kampus Mew, Mew tidak pernah mengeluh ketika sedang mengantarkan Gulf.

Satu Bulan Kemudian...

Usia kehamilan Gulf kini telah memasuki akhir trisemester kedua. Usia kandungan Gulf kini telah genap berusia 6 bulan. Untuk merayakan hal itu, Gulf dan juga Mew kini sedang menghabiskan waktu bersama dengan menonton film horor. 

Mew sedang duduk di atas sofa sekarang sedangkan Gulf sedang duduk di depan Mew sambil menyandarkan badannya. Mew mulai menggigit dan menjilati telinga, pipi dan leher Gulf sambil menonton film.

"Apa kamu merasa lapar sekarang?" Tanya Gulf kepada Mew.

"Huh? Tidak..."

"Lalu kenapa kamu menggigit telingaku, pipiku dan juga leherku hm?"

"Ti-tidak apa-apa."

"Berhentilah menggigitku!! Aku tidak bisa fokus menonton filmnya!!" Ucap Gulf dengan kesal.

Beberapa Menit Kemudian...

Mew kini mulai berhenti menggigit dan menjilati telinga, pipi dan tengkuk leher Gulf. Namun beberapa menit kemudian dia mulai melakukannya lagi.

"Huffftttt..." Gulf hanya dapat menghela nafas dengan kasar.

Sepanjang film itu Mew menggigit dan menjilati ceruk leher Gulf hingga menimbulkan tanda di hampir seluruh leher Gulf. Entah apa yang dipikirkan Mew sekarang, padahal besok Gulf harus berangkat kuliah.

"Mew, berhentilah melakukannya! Lihatlah!! Bagaimana aku berangkat kuliah besok huh?" Tanya Gulf

"Tidak usah berangkat kuliah!!"

"Apa kamu sudah gila? Semester depan aku sudah mengambil cuti. Dan besok kamu menyuruh aku untuk membolos?"

"Maafkan aku, aku akan membelikan BB cream atau apapun itu untuk menutupi kissmark itu yaa...”

“Nggak tahu ahh! Aku kesal denganmu!”

“Jangan marah, sayang..."

"Hmmm...." Ucap Gulf, tapi di dalam hatinya kini masih merasa sangat kesal kepada Mew.

Tiba-tiba saja di rumah mereka berdua mengalami mati listrik. Mew ingin melihat meteran listrik di rumah mereka, namun Gulf menolak untuk ditinggalkan.

“Mew, kamu mau kemana?” Tanya Gulf

"Aku mau pergi dan melihat meteran listriknya sebentar. Tunggu di sini ya!"

"Tidak..”

“Gulf..”

“Jangan tinggalkan aku yaa!" Kata Gulf sambil menggenggam tangan Mew.

"Ada apa?"

"Pokoknya jangan pergi!!"

"Sudah aku katakan jangan menonton film horor bila kamu merasa takut. Kamu selalu saja keras kepala jika kuberitahu!!"

"Mew, ta-tapi aku merasa penasaran!! Kata Mild Filmnya sangat bagus."

"Huffftt...."

Mew dan Gulf kini tak bergerak sama sekali dan tetap duduk di atas sofa itu. Mew yang merasa bosan tiba-tiba saja menyelusupkan tangannya ke dalam tubuh Gulf tanpa peringatan apapun. Mew kini sedang meraba perut suaminya itu dan mencubit kecil puting Gulf.

"HNGGGHH... MEW!!!" Teriak Gulf

"Kenapa?"

"Jangan lakukan itu!! Aku tidak suka melakukannya saat keadaan gelap!!" Ucap Gulf yang tidak suka jika Mew mulai berbuat mesum kepadanya tanpa meminta terlebih dahulu pendapatnnya.

"Apa kamu merasa takut jika ternyata hantu yang melakukannya kepadamu??"

"Diamlah!! Kamu hanya menambah rasa ketakutanku saja!!"

Mew tidak bisa diam, tangannya masih terus meraba-raba dada dan perut Gulf. Nafsu Mew tidak tertahan lagi. Mew membalik badan Gulf dan menghadapkan ke arahnya. Mew mulai membuka baju Gulf dan menghisap kedua putingnya secara bergantian.

"Ssshhhhhh, Mew....."

"Gulf, sepertinya keluar sesuatu dari putingmu!!" Ucap Mew yang kini sedikit merasa terkejut ketika merasakan sesuatu keluar dari dalam tubuh Gulf melalui putingnya.

"Benarkah?"

"Apa kamu akan menyusui anak kita nanti?"

"Entahlah, aku juga tidak tahu."

Mew terus menghisap dan sesekali menggigitnya. Mew juga terus mengelus perut Gulf dengan lembut. Mew lalu turun dan mengelus tubuh bagian bawah milik Gulf.

"Sayang, lihatlah!”

“Huh?”

“Bayi kita sedang bergerak di dalam perutmu!!" Ucap Mew yang merasakan ada sesuatu yang bergerak di dalam perut Gulf.

"Benarkah? Pantas saja sedikit terasa sakit."

"Baik-baik di dalam ya...”

“......”

“Jangan nakal sama Papa ya sayang!!"

Mew kini mulai menunjukkan senyum jahatnya ketika tangannya mulai turun menuju junior milik Gulf. Mew menyelusupkan tangannya ke dalam celana Gulf dan mengelus lembut junior Gulf.

"HNGHH Mew!!! Jika aku bilang jangan ya jangan!!" Ucap Gulf yang mulai kesal kepada Mew.

Masalahnya listrik belum juga nyala dan Gulf kini sedang dalam keadaan takut setelah menonton film horor tadi. 

"Aku lebih baik pergi mengecek meteran listrik kalau kamu melarangku untuk melakukan..."

"Auwhhh Mew, kamu tahu aku sekarang sedang merasa takut dan kamu tega meninggalkan aku sendirian?"

"Kamu melarang aku untuk melakukannya dan aku sedang merasa bosan karena duduk di sini tanpa melakukan apapun."

"Kamu kan sedang menjilati dan menghisap putingku sedari tadi dan kamu bilang bahwa kamu tidak melakukan apapun?"

"Itu tidak cukup..."

"Huffttt...."

"Aku pergi yaa....

"Baiklah-baiklah, Lakukanlah sesuka hatimu!!!"

"Huh?"

Itu adalah sinyal yang sedari tadi Mew inginkan. Dia menunggu Gulf mengizinkannya melanjutkan kegiatan mereka berdua tadi karena sudah tidak sanggup menahan nafsunya.

Author Point Of View Off

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
BxbMpreg
Selanjutnya Love After Marriage S01 E06 - E08
5
1
Rasanya aneh...Gulf kini melepas tautan di antara dia dengan Mew dan beranjak dari atas pangkuan Mew lalu melepaskan celananya. Setelah selesai melepaskan celananya, Gulf lalu duduk kembali ke atas pangkuan Mew. Kamu benar-benar ingin melakukannya? Tanya Mew kepada Gulf.Aku sudah membuka celanaku untukmu dan kamu masih mempertanyakan tentang aku ingin atau tidak melakukan hal ini?“Tapi kita melakukannya di tempat yang sangat gelap. Bukankah kamu sedang merasa takut sekarang?”“Selama itu kamu dan ada kamu di sini, aku tidak masalah.” Ucap Gulf
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan