Jodoh dan Takdir - Bab 40, 41, 42

1
0
Terkunci
Deskripsi

“Satu bulan, kira-kira lama gak sih, Cha?” tanyanya sekilas melirik ke arahku.

“Sebentar Mas, cuma tiga puluh hari,”

“Itu lama, Cha. Aku rasanya udah gak sabar ingin menua bersama kamu. Menjalani hari yang tidak lepas dari wajah indahmu, omelanmu, tawamu, dan segala hal yang berhubungan dengan kamu. Aku gak sabar bangun tidur dengan kamu yang menjadi pemandangan pertama dan terlelap dengan kamu yang menjadi akhir dari gelapnya pandanganku. Aku tidak bisa berjanji membuatmu bahagia, tapi aku akan berusaha...

3,276 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
30
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Jodoh dan Takdir - Bab 43, 44
2
0
“Mas Naren nyebelin! Kamu dapat dari mana pakaian sialan ini?!” teriakku geram. Kepalaku benar-benar pening sekarang.Menggunakan lingerie dengan warna hitam itu sungguh bukan solusi yang baik, tapi bertelanjang jelas lebih gila lagi. Pak Naren memang memberiku handuk, tapi kain tebal itu hanya mampu menutupi tubuhku sebatas paha. Dan lagi akan ada kemungkinan melorot jika aku tidak benar-benar kuat memegangnya.“Aku dapat dari koper kamu, loh, Cha,” sahutnya terdengar santai, namun tentu saja aku tidak percaya karena aku jelas mengingat ketika memasukan barang-barangku kemarin. Tidak sama sekali aku menyelipkan kain tipis sialan itu.“Jangan lama-lama di kamar mandi, Cha-Cha, dingin, nanti kamu masuk angin.”“Udah tahu ini dingin, kenapa kasih aku baju kayak gini!” frustrasi rasanya aku sekarang. Andai punya pintu doraemon aku akan menggunakannya untuk masuk ke dalam lemari dan mengambil pakaian sendiri yang tentunya lebih layak.“Di koper kamu cuma ada yang kayak gitu sama beberapa dress. Ya kali kamu tidur pakai dress, Cha. Lagian itu kenapa kamu bawa kalau gak niat kamu pake,”“Aku gak ngerasa masukin baju kayak gini.”“Ya udah sih pake aja. Terus tutup pake handuk kalau kamu memang malu. Ya, meskipun aku berharap bisa liat kamu tanpa handuk, sih,” ujarnya diiringi kekehan jahil. Membuatku refleks menendang pintu yang berakhir menyakiti kakiku sendiri.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan