Pengantin Pengganti Bab 25

0
0
Deskripsi

Setelah Crystal selesai berbicara dengan Dante, mereka segera menuju restoran, tidak ingin membuat Sarah dan Amelia menunggu lama. Crystal berjalan lebih dulu masuk ke dalam restoran. Matanya beredar mencari Amelia dan Sarah. Ia tersenyum lebar melihat Sarah yang melambaikan tangan padanya. Ia melangkah mendekati mereka.

 

Sementara Dante berjalan di belakang Crystal. Ia melihat tiga orang wanita itu duduk sambil berbincang dan tertawa. Perlahan mulutnya tersenyum. Mengamati wanita yang ia sayangi. Ya, Amelia dan Sarah adalah wanita yang ia sayangi. Ia menganggap Sarah seperti kakaknya sendiri. Dan kini muncul sosok Crystal yang juga berhasil menempati relung hatinya di luar dugaan. Ia tidak mengira kehadiran wanita itu telah mengubah hidupnya. Wanita itu sungguh berbeda dengan wanita lain yang ia kenal. Hubungan mereka pun terasa unik baginya.

 

Dante masih tidak tahu bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Crystal. Tapi ia tidak menginginkan terjadi perceraian di antara mereka. Ya, ia tidak ingin bercerai. Dan ia tidak tahu bagaimana dengan Crystal. Ia tidak tahu apa yang diinginkan oleh wanita itu. Crystal masih berusia di bawah dua puluh tahun tapi sikapnya seakan ia sudah dewasa. Wanita lain seusianya mungkin lebih menyukai aktivitas seperti jalan-jalan atau sibuk mencari perhatian kaum adam. Tapi Crystal berbeda. Wanita itu tidak pernah melakukan hal seperti wanita lainnya. Crystal hanya sibuk bekerja dan kuliah. Ia selalu dalam dua dunia tersebut, dan tampak menikmati kegiatannya itu.

 

Dante bisa merasakan kalau Crystal giat bekerja karena takut. Ia takut dengan masa depannya. Crystal takut bagaimana jika sesuatu tidak berjalan sesuai rencananya, apa yang akan ia lakukan? Ia juga takut tidak ada seseorang yang akan membantunya secara mental dan fisik. Padahal Dante bersedia membantu dan mendukung Crystal. Ia juga yakin keluarganya akan melakukan hal yang sama. Tapi Crystal tetap khawatir. Meski akhirnya Crystal mau menikah dengannya serta tinggal di rumah keluarga Knight dan mempercayakan keselamatannya pada mereka, Dante tetap bisa merasakan kecemasan wanita itu. Dante menduga masa lalu wanita itu menyebabkannya sulit untuk mempercayai orang, terutama pada orang yang baru dikenalnya.

 

Dan untuk hal ini, Dante merasa penyebabnya adalah papa Crystal. Ia yakin karena sikap papanya yang berselingkuh dan mengusir Crystal, menyebabkan wanita itu menjadi sulit mempercayai orang. Dan semakin parah seiring bertambahnya usia Crystal. Karena ulah papanya, wanita itu jadi tidak bisa menikmati hidupnya sebagai remaja. Dalam usia yang masih muda, Crystal sudah harus bekerja keras dan mengalami trauma. Dante ingin sekali bisa membantunya, menghapus segala rasa risau dan gelisahnya. Tapi Crystal tidak pernah membiarkannya terlibat lebih jauh dalam hidupnya.

 

“Dante, ayo sini!!”seru Sarah melambaikan tangan pada pria itu.

 

Dante tersentak dari lamunannya. Ia tersenyum kecil dan bergegas mendekati mereka. Duduk di antara Amelia dan Crystal. Saat makanan pesanan mereka datang, Dante terperangah melihat makanan yang dibawa oleh pelayan. Di luar dugaan, mereka memesan makanan junk food berupa burger dan kentang goreng dengan minuman cola. Dante sangat tahu kalau Sarah sangat menghindari makanan seperti itu. Dan ia makin kaget melihat Crystal menyantap burger dengan lahap. Ia menaikkan alis melihat isi piring Crystal. Di sana masih ada satu buah burger lagi serta kentang goreng. Apa Crystal akan menghabiskannya, tanyanya dalam hati.

 

Dante tersenyum kecil melihat Crystal makan dengan lahap. Ia pun mulai mengunyah burger miliknya. Melirik ke arah Crystal membuat rasa jahilnya kambuh. “Ma, kurasa kita harus makan burger tiap hari.”

 

“Apa?!”sahut Sarah menatapnya dengan kaget. “Kenapa? Kita hanya boleh makan junk food sesekali saja, bukan tiap hari.”

 

“Benar, Dante.”sahut Amelia.

 

“Tidak, tapi pasti ada seseorang di sini yang menyukai makanan junk food dan bukan makanan sehat yang sudah mama buatkan untuknya.”kata Dante yang menyebabkan Crystal tersedak. Ia melirik ke arah Crystal sambil menyeringai lebar sementara wanita itu melotot padanya.

 

Amelia dan Sarah tertawa.

 

“Ini, minum dulu, Crystal.”kata Sarah menyodorkan botol air mineral pada Crystal yang masih batuk seraya mengusap dada.

 

“Ayolah, nak, biarkan Crystal menikmati makanannya dengan tenang. Mama justru senang melihatnya makan banyak karena selama ini Crystal selalu makan sedikit.”kata Amelia membuat pipi Crystal memerah karena malu.

 

Dante menyeringai melihat reaksi Crystal. Sungguh menggemaskan, batinnya sambil tersenyum lebar. Ia menyukai kenyataan bahwa wajah merona Crystal disebabkan olehnya. Menahan rasa ingin menggoda wanita itu, Dante pun melanjutkan makan. Mereka berempat menyantap makan siang sambil berbincang dan tertawa. Setelah makanan habis, Crystal bersikeras untuk membayar makanannya. Namun Dante menolak. Dan seperti biasa wanita tetap ingin membayar sendiri. Untungnya Sarah berhasil meyakinkan Crystal.

 

Perut mereka sudah kenyang, belanjaan pun sudah banyak, mereka memutuskan untuk pulang karena sudah mulai merasa lelah dan hari makin siang. Mendadak Crystal panik karena tidak menemukan dompet dalam tasnya. Ia mengira dompetnya tertinggal di restoran tadi. Dante menawarkan untuk menemaninya mencari benda itu sementara Sarah dan Amelia menunggu.

 

“Apa kamu marah?”tanya Dante saat mereka berjalan kembali ke restoran. Crystal diam tidak membalas pertanyaannya. “Oh ayolah, aku hanya menggodamu!”

 

Crystal masih diam.

 

“Aku minta maaf.”ujar Dante. Ia melirik pada Crystal yang masih diam. “Hei aku akan membelikanmu burger jika kamu tersenyum!”sambungnya menyebabkan langkah Crystal terhenti dan menatapnya dengan alis berkerut. Dante terkekeh padanya.

 

Crystal mendengus seraya memutar bola mata malas. Lalu ia kembali melanjutkan langkah kakinya.

 

“Aku anggap tatapanmu tadi sebagai setuju dibelikan burger.”kata Dante menyusulnya dan berjalan di samping Crystal. Wanita itu kembali meliriknya dengan dongkol. Ia tertawa pelan.

 

“Apa kamu tidak bisa berhenti bicara?!”tanya Crystal kesal.

 

“Apa kamu tidak bisa berhenti ceroboh?”tanya Dante seraya nyengir lebar padanya.

 

Crystal mendengus. “Setidaknya aku belum jatuh sejak tadi.”sahutnya dengan bangga.

 

Dante tergelak. “Ya ya itu hal yang bagus! Kita bisa mengadakan pesta untuk merayakannya!”ujarnya mencoba menggodanya lagi.

 

Crystal mengerang kesal. “Terserah kamu!”balasnya sebal.

 

Dante terkekeh. Ia mengimbangi langkah kaki Crystal. “Hei aku masih penasaran mengapa kamu tidak pernah makan banyak? Jangan bilang kalau kamu diet!”

 

Crystal tertawa. “Aku makan banyak saat nenekku masih hidup. Nenek sering memasak untukku.”ujarnya dengan nada lembut. “Tapi sejak nenekku meninggal, tidak ada lagi yang memasak untukku. Dan aku selalu kelelahan setelah pulang kuliah dan kerja. Jadi aku jarang memasak. Aku lebih sering membeli makan di luar karena hanya aku sendiri yang makan. Dan aku sering membeli makanan untuk makan siang dan malam, agar aku bisa menabung. Makanya aku sering melewatkan sarapan. Hal itu sudah berlangsung selama dua tahun. Saat Mama menyiapkan makanan yang banyak, aku merasa kesulitan untuk menghabiskannya karena memang sudah terbiasa makan sedikit.”

 

“Aku tidak tahu hal itu.”gumam Dante yang sudah tahu alasan wanita itu selalu makan dalam porsi kecil. “Aku tahu sangat sulit untuk mengubah kebiasaanmu. Tapi kamu jangan terlalu sering makan junk food.”

 

“Ya aku tahu. Setidaknya sekarang aku selalu sarapan.”sahut Crystal meringis.

 

“Apa kamu selalu makan siang?!”

 

“Kadang-kadang.”

 

“Aku akan meminta mama untuk menyiapkan makan siangmu untuk dibawa ke kantor.”kata Dante.

 

“Apa?! Tidak, jangan!”seru Crystal.

 

“Kenapa?!”

 

“Pokoknya jangan!”pinta Crystal.

 

“Ayolah. Aku akan meminta mama untuk tidak memberikan banyak makanan dan menambah kuantitasnya setiap minggu. Supaya perutmu tidak kaget.”

 

Crystal mendengus. Mereka sudah tiba di restoran. Untungnya seorang pelayan menemukan dompet milik Crystal yang memang tertinggal di meja makan. Pelayan tadi menyerahkan benda itu pada atasannya. Crystal mengucapkan terima kasih pada mereka.

 

Saat Crystal dan Dante berjalan keluar restoran, Dante mendapat pesan dari mamanya yang mengatakan bahwa mereka pulang lebih dulu dan meminta Crystal pulang bersama Dante. Seperti biasa, ke dua orang itu kembali berdebat dalam perjalanan pulang ke rumah.

 

 

❤️❤️❤️

 

 

Esok harinya….

 

 

Seharian ini Dante sangat sibuk dari pagi. Ia memiliki jadwal dua meeting yang penting sejak pagi. Namun salah satu klien mengatur ulang jadwal meeting tanpa alasan yang jelas. Sedangkan meeting lainnya tetap berjalan. Lalu ia sempat mengalami hambatan karena sekretarisnya lupa mencetak sebuah dokumen penting. Alhasil ia harus menunggu sekretaris mengprint hingga selesai. Ditambah lagi ia mendapat informasi bahwa salah satu stafnya nyaris membocorkan dokumen penting pada saingan bisnisnya. Dante langsung memecat karyawan tersebut. Tidak peduli dengan permohonan maaf yang diucapkan oleh anak buahnya. Dante tidak bisa menolerir kecurangan dalam bentuk apapun.

 

Hari ini Dante sungguh merasa harinya sangat buruk. Belum lagi ia merasa tidak enak. Ia merasa gelisah dan bimbang. Dadanya serasa sesak, seakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Ia menghela napas. Semoga ini hanya perasaannya saja.

 

Dante sedang menikmati makan siang di sebuah restoran. Ia mencoba pergi keluar untuk mencari udara segar dan mengembalikan moodnya. Namun yang ada ia makin merasa gelisah. Bahkan Dante tidak menghabiskan makan siangnya. Ia mengeluarkan ponsel saat mendengar suara pesan masuk dari Martin. Dahinya berkerut heran. Jika pria itu mengiriminya pesan, berarti ada hal penting. Hatinya berharap tidak ada hubungannya dengan Crystal. Dante membuka pesan dari Martin seraya berdoa. Namun matanya langsung melebar kaget membaca pesan.

 

 

Maddison Kingsley ada di kampus Crystal.

 

 

 

Apa, tanyanya dalam hati. Apa yang dilakukan wanita itu di kampus?! Ia baru saja hendak menelepon Martin saat pesan darinya masuk lagi.

 

 

Maddison mendorong Crystal dari tangga. Aku membawa Crystal ke rumah sakit XXX. Aku tunggu kedatangan anda.

 

 

Jantung Dante serasa mencelos membaca pesan dari sang bodyguard. Ia langsung berdiri dan berlari kencang menuju pintu keluar. Dalam pikirannya hanya ada sosok Crystal. Ia sangat mengkhawatirkan wanita itu.

 

“Bertahanlah, Crystal…..”

 

 

 

Tbc...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Pengantin Pengganti Bab 26
0
0
Crystal Collins Wanita pemberani dan ceria yang berhasil mengatasi masa lalunya yang suram. Ia bekerja sebagai asisten desainer untuk melanjutkan hidup. Ia memiliki mimpi untuk kuliah dan mendapatkan pekerjaan. Tapi tidak pernah ada dalam mimpinya menikah dengan pria asing.Dante Knight Pria tampan dan kaya yang selalu mendapatkan apa yang ia mau. Jiwanya adalah untuk bekerja. Prioritasnya adalah keluarga dan perusahaannya. Karena itu ia menerima perjodohan atas dasar bisnis dengan rekan bisnis sang ayah. Tapi ia tidak pernah membayangkan menikah dengan wanita asing yang membawa warna baru dalam hidup Dante.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan