
“Aaaaahhh…..”
“Aduh!!!”
“Astaga!!”
“Apa yang kamu lakukan?!!!”seru Henry seraya mengusap bokong akibat perbuatan Alexa. Bagaimana lelaki itu tidak marah jika mendadak tubuhnya ditendang hingga terguling jatuh ke lantai saat tidur dengan nyenyak?! Untungnya lantai di bawah tempat tidur ada lapisan karpet sehingga tidak terlalu sakit.
Alexa masih kaget. Tapi ia segera bangun dan berjalan memutari tempat tidur. Menghampiri suaminya dengan rasa bersalah. “Maafkan aku! Aku tidak sengaja! Apa masih sakit?! Aku periksa ya!”
Henry mendengus seraya mendelikkan mata dengan kesal. “Kenapa kamu mendorongku?!”ujarnya seraya berdiri. Menepis tangan Alexa yang ingin menuntunnya berdiri.
“Hmmm aku….aku kaget melihat kamu tidur di sebelahku….”gumam Alexa dengan nada tidak enak.
Henry mendesah. “Karena biasanya kita tidak tidur satu ranjang?!”
Alexa mengangguk.
“Aku mau ke kamar mandi!”kata Henry.
Alexa hanya bisa menatap punggung suaminya. Rasa bersalah masih ada dalam benaknya. Tapi ia memang terkejut saat membuka mata dan langsung bertatapan dengan wajah Henry.
Setelah perdebatan kecil semalam, akhirnya Henry dan Alexa tidur dalam satu tempat tidur. Henry tidak ingin ada yang memilih tidur di sofa karena ruangan tersebut terlalu banyak angin. Ia tidak ingin ada yang sakit. Mereka tidur dengan guling diletakkan di bagian tengah kasur sebagai pembatas.
Awalnya Alexa merasa tidak nyaman. Ia tidak bisa langsung tidur. Matanya sudah terpejam namun rasa kantuk seakan menguap pergi. Beberapa kali ia berganti posisi dan akhirnya hanya berbaring sambil mengingat pengalaman pertama mereka jalan sore tadi. Matanya menatap langit malam melalui jendela hingga tanpa terasa kantuk mulai menguasai dirinya.
Alexa mendengar suara air dari dalam kamar mandi. Sepertinya Henry langsung mandi. Ia masih merasa tidak enak karena sudah menendang suaminya tadi. Sikapku sungguh keterlaluan, pikirnya seraya menepuk dahi. Untuk menebus rasa bersalahnya, Alexa memutuskan untuk menyiapkan sarapan dan secangkir kopi untuk Henry. Sembari menunggu suaminya keluar, Alexa memanaskan air di teko. Lalu ia membuka kulkas dan berniat untuk membuat spagetty bolognese. Dalam waktu cepat, aroma daging bercampur bumbu dapur yang gurih dan harum pun tercium di area dapur itu.
"Hm...harum...."
Alexa menoleh ke belakang dengan kaget. "Bagaimana dengan bokongmu? Apa masih sakit? Apa bagian tubuhmu yang lain ada yang sakit juga?"tanyanya dengan nada cemas dan bersalah menaruh spatula lalu menghampiri Henry.
Pertanyaan Alexa yang beruntun menjadikan ingatan Henry kembali ke saat badannya ditendang oleh istrinya sendiri. Wajahnya kembali menekuk kesal. "Aku sudah tidak apa."
"Yakin?"
"Ya. Pastikan saja kamu tidak akan melakukannya lagi, Alexa."
"Baiklah. Maaf ya. Aku benar-benar tidak sengaja."ujar Alexa meringis minta maaf.
Henry bergumam seraya duduk. Meraih cangkir kopi dan langsung menyeruputnya. Alexa menarik napas lega karena suaminya sudah tidak membahas ulahnya tadi. Ia langsung mengambil piring dan menuang spagetty ke atas piring. "Ini sarapanmu."ujarnya seraya menaruh piring di depan Henry.
"Kamu tidak sarapan?"
"Aku tidak lapar."sahut Alexa. Jujur nafsu makannya jadi hilang karena kejadian memalukan tadi pagi. Dan ia memang belum ingin makan.
Mata Henry menyipit menatapnya. "Makanlah."
"Tapi aku tidak lapar."tukas Alexa.
"Kamu tetap harus makan. Kalau kamu sakit, malah jadi repot. Papa dan mamamu sudah memberi pesan padaku agar menjagamu. Jadi jangan rewel seperti anak kecil dan makanlah!"pinta Henry dengan nada memerintah.
Alexa melongo menatap suaminya. Ia merasa benar-benar seperti anak kecil yang sedang dimarahi. Henry memberi tanda padanya untuk segera mengambil sarapan. Dengan bibir cemberut, akhirnya ia berdiri dan mengambil makan. Lalu kembali duduk di depan Henry dan menyantap sarapan.
“Selamat pagi, tuan dan nyonya!”
“Selamat pagi, Teguh!”sahut Alexa tersenyum ketika mereka sudah siap untuk jadwal hari ini yaitu mengunjungi lokasi pembangunan hotel.
“Bagaimana tidur kalian tadi malam?”tanya Teguh dengan senyum lebar yang membuat wajahnya tampak riang dan semangat.
“Ng…pulas….”ujar Alexa seraya melirik Henry dengan tidak enak karena teringat ulahnya. Untung saja tendangannya tidak meninggalkan bekas luka atau memar.
“Ayo kita jalan.”kata Henry melangkah memutari mobil dan membuka pintu lalu masuk ke dalam.
Alexa menyaksikan ulah suaminya dengan melongo. Lelaki itu tidak ingat untuk mengandeng atau sekadar membukakan pintu baginya. Dasar beruang kutub, makinya dalam hati.
Teguh yang melihat hanya tersenyum mengangguk. Ia sudah hapal dengan sikap majikannya. “Mari, nyonya!”ujarnya membukakan pintu untuk Alexa.
“Terima kasih.”sahut Alexa langsung mendekat dan masuk ke dalam mobil.
❤️❤️❤️
Tiba di lokasi, ke dua orang itu langsung disambut dengan senyum serta tepuk tangan oleh para pekerja serta manajer yang bertanggung jawab di lokasi. Mereka melakukan penyambutan dengan mengalungkan kalung bunga kepada Henry dan Alexa. Alexa mengulas senyum.
“Terima kasih, Pak Nyoman!”ujar Henry tersenyum seraya menjabat tangan lelaki dengan kemeja putih serta celana panjang hitam.
Sedetik Alexa sempat melongo. Jika ia tidak berada di depan umum, mungkin sekarang ia sudah mendengus atau memutar bola mata dengan malas. Tumben suaminya mau berjabat tangan dan tersenyum lebar pula. Alexa menarik napas. Merasa lebih baik dan semangat karena menghirup udara yang segar serta tanpa polusi.
“Udara di sini masih segar ya! Pemandangan juga masih indah.”kata Alexa.
Nyoman tersenyum lebar mendengar perkataan Alexa. “Sungguh suatu kehormatan anda menyukai tempat ini. Lokasi ini memang masih asri. Saya akan mengantar anda berkeliling.”
“Lokasinya benar-benar cocok untuk hotel ya. Para wisatawan bisa menginap di sini sambil rehat menikmati pemandangan.”kata Alexa.
“Iya, betul, nyonya.”Sahut Nyoman.
“Ayo kita mulai berkeliling.”kata Henry.
Alexa mendelikkan mata pada lelaki yang berdiri di sampingnya. Padahal ia masih ingin berbincang dengan pak Nyoman. Tapi suaminya malah mengajak mereka mulai bekerja. Henry membalas tatapannya dengan alis mata terangkat. Alexa mendengus kecil dan melangkah lebih dulu.
Tanpa di sangka, Henry mengamit tangan dan mengandengnya. Kaki Alexa langsung berhenti merasakan tangan Henry yang besar dan hangat menggenggam tangannya. Ia menoleh heran pada Henry. Sedetik kemudian ia sadar bahwa suaminya hanya bersandiwara agar semua orang tahu bahwa mereka pasangan suami istri yang mesra. Dan usaha Henry memang berhasil. Alexa bisa melihat banyak pasang mata menatap mereka. Banyak para pekerja yang sibuk bekerja menghentikan kegiatannya untuk menyapa mereka saat Alexa dan Henry melewati lokasi.
“Hati-hati.”ujar Henry melihat sebuah batu di lokasi proyek yang memang tidak rata dan banyak tanah serta batu.
“Terima kasih, sayang!”sahut Alexa tersenyum padanya sambil memegang lengan Henry. Ia menahan geli mendengar dengusan kecil dari sang suami.
“Mari anda bisa rehat di kantor saya.”kata Nyoman setelah beberapa jam meninjau lokasi.
Hari memang sudah mulai siang dan matahari mulai terik. Keringat pun sudah membasahi dahi serta punggung Alexa. Ia mengikuti langkah kaki Nyoman menuju sebuah bangunan berwarna putih yang cukup luas. Bangunan tempat Nyoman bekerja bersama para admin lainnya.
“Selamat siang, tuan dan nyonya!”sapa seorang gadis yang tadi ikut menyambut kedatangan mereka.
“Selamat siang.”
“Ini Putu. Admin yang membantu di sini.”jelas Nyoman.
“Ah selamat siang, Putu!”ujar Alexa.
“Saya sudah siapkan minuman untuk anda. Silakan.”kata Putu seraya menyodorkan nampan dengan tiga buah gelas berisi minuman berwarna kuning dengan es batu.
“Wah terima kasih!”sahut Alexa dengan semangat mengambil satu gelas untuknya dan satu buah gelas lagi yang ia sodorkan pada Henry.
“Thanks!”kata Henry.
Alexa menyeruput gelas berisi es jeruk. Membiarkan minuman dingin itu membasahi tenggorokan dan rasa segar pun merambat ke seluruh badannya. “Ah segar sekali!”Ujarnya lega.
Alexa menoleh ke arah Henry. Gelas di tangannya sudah kosong dari tadi. Ia terkekeh. “Sepertinya kamu kehausan sekali!”godanya. Ia melihat keringat membasahi kening Henry. Alexa meraih sehelai tisu dan mengusapnya. Mengundang lirikan serta senyuman dari Putu, Nyoman serta staf lainnya yang berada di sana.
“Biar aku saja yang lap.”kata Henry.
“Oke!”sahut Alexa tersenyum lebar.
“Silakan duduk, tuan dan nyonya.”kata Putu.
Henry dan Alexa duduk di bangku sementara Nyoman memperkenalkan staf lainnya. Ada dua orang admin yang bekerja di sini. Putu dan Asih. Dan ada Daniel yang membantu Nyoman. Mereka berbincang topik ringan hingga Henry mengadakan meeting kecil-kecilan. Menanyai kendala yang ada serta masalah lainnya.
Henry melihat laporan proyek yang baru saja diberikan oleh Nyoman. Ia membaca kertas-kertas tersebut sementara Alexa berbicara dengan Putu. Membicarakan rencananya selama di Bali. Mendengar ide dari Putu dan Asih mengenai tempat wisata yang harus dikunjungi selama di Bali. Serta rekomendasi tempat makan yang enak.
“Aku melihat ada yang aneh dalam laporan ini. Tolong periksa lagi dan kirim melalui email.”pinta Henry pada Nyoman. Jarinya menunjuk beberapa bagian yang ia coret dengan pensil.
“Baik, tuan! Saya akan segera periksa lagi.”
“Baiklah. Sementara sudah cukup. Untuk kekurangan material, nanti saya minta Alexa untuk bantu cek. Kalau ada hambatan lagi, jangan sungkan untuk katakan padaku. Aku tidak ingin ada kekurangan dalam proyek ini.”
“Baik, tuan!”
“Terima kasih ya atas minumannya! Juga untuk semua bantuan kalian.”kata Alexa ikut berdiri melihat suaminya beranjak bangun.
“Sama-sama, tuan dan nyonya!”sahut Putu dan Nyoman mengantar tamu kehormatan mereka keluar dan menuju mobil.
Alexa dan Henry pamit kepada para pekerja yang melambaikan tangan atau membungkuk hormat pada mereka ketika lewat. Lalu mereka masuk ke dalam mobil.
“Ke restoran milik mamaku ya, Guh. Kami ingin makan siang di sana.”pinta Henry setelah mobil melaju pergi.
“Siap, tuan!”sahut Teguh semangat.
❤️❤️❤️
Alexa melihat papan nama restoran milik mama Henry. Sebuah bangunan yang cukup luas dengan taman dan lapangan parkir di depan. Saat tiba, suasana sudah ramai karena memang sudah waktunya makan siang. Ia memasuki rumah makan dengan nuansa khas Bali. Tercium aroma makanan dari area dapur. Menyebabkan perutnya langsung protes minta diisi.
Sekali lagi ia mendapat sambutan dari para pelayan dan staf yang bekerja di rumah makan milik mertuanya ini. Ia tahu semua orang yang bekerja di sana pasti sudah mengetahui bahwa anak majikannya sudah menikah dan penasaran dengannya. Alexa menyapa serta tersenyum pada mereka.
Seorang lelaki yang menjabat sebagai manajer menyambut dan mengantar mereka ke meja makan yang sudah disiapkan. Meja makan itu terletak dekat taman belakang restoran. Berhadapan langsung dengan taman kecil yang dihiasi kolam ikan serta dekorasi taman lain. Siapapun yang duduk bisa menyantap hidangan sambil memandangi taman indah.
Alexa dan Henry duduk. Mereka segera memesan menu makan siang. Sembari menunggu, Henry berbicara dengan manajer tadi. Menanyakan kabar dan keadaan di restoran.
Beberapa pasang mata pelayan yang melewati mereka menatap dengan kagum dan iri. Kagum melihat kecantikan Alexa serta ketampanan Henry. Iri melihat pasangan suami istri itu yang tampak begitu sempurna. Seakan mereka sudah ditakdirkan untuk bersama. Sikap para pelayan itu membuat Alexa merasa tidak nyaman. Beberapa kali ia menyadari ada saja orang yang memperhatikan mereka berdua.
“Abaikan saja.”gumam Henry yang melihat Alexa kembali melirik ke arah samping dan mendapati pelayan restoran milik keluarganya menatap ke arah meja makan mereka.
Alexa menoleh padanya. Mata Henry tetap menatap ke arah piring. Ia merasa heran bagaimana Henry bisa tahu?! “Aku juga inginnya begitu. Tapi rasanya tidak bisa. Apa ada yang salah dengan diriku hari ini? Apa aku salah memakai baju?”tanyanya menatap ke arah pakaiannya. Hari ini ia mengenakan dress bermotif floral dengan warna dasar putih.
“Tidak. Kamu cantik hari ini.”
“Heh?!”sahut Alexa mendongak kepada Henry. Lelaki itu berbicara tanpa menatapnya. Henry masih fokus dengan makanannya.
Henry menyadari Alexa malah menatap ke arahnya dengan mata lebarnya. Wanita itu tampak kaget dan shock. “Kamu kenapa? Sejak kemarin kaya orang linglung?!”
“Oh tidak, tidak apa.”sahut Alexa kembali menyantap makan siangnya.
❤️❤️❤️
Menjelang sore hari, Henry dan Alexa mendapat jadwal kosong dan memilih untuk bersantai di pantai. Kebetulan saat itu ada pasangan yang sedang melakukan foto prewedding dengan seekor kuda putih. Alexa menatap wanita bergaun kuning dengan pasangannya berdiri di samping kuda putih. Mereka berbincang sementara sang photographer beraksi dengan kamera.
“Hoi Henry!”sapa sang photographer melambai ke arah mereka setelah selesai mengambil foto dan berbicara dengan pasangan tersebut.
Alexa menoleh ke arah suaminya dengan heran. “Kamu mengenalnya?!”
Henry membalas melambaikan tangan. “Dia teman kuliahku dulu.”
“Ah begitu….”sahut Alexa sambil menganggukkan kepala dan melihat lelaki tadi menghampiri mereka.
“Hei sejak kapan lo kemari?!”tanya lelaki itu.
“Kemarin.”
“Sombong lo tidak bilang-bilang ya?!”
“Gue ke sini untuk kerja ya!”sahut Henry.
“Lalu ini siapa di samping lo?!”tanya lelaki tadi seraya melirik ke arah Alexa sambil nyengir.
“Ini Alexa, istriku.”
Mata lelaki itu melebar. Ia menatap Alexa dan Henry bergantian dengan mimik tidak percaya. Alexa menduga lelaki ini tidak mengetahui bahwa temannya sudah menikah.
“Serius?! Kok gue tidak diundang ya?!”
“Lo lagi foto ke Turki.”
“Ah benarkah?! Kalau begitu, salam kenal, gue Jeffry, teman suami lo dulu!”katanya seraya mengulurkan tangan.
Alexa tersenyum dan menyambut tangan Jeffry. “Halo, gue Alexa!”
“Henry beruntung banget dapat istri kaya lo. Cantiknya…..”
“Tangan lo, Jeff!”
Jeffry melepas jabat tangannya sambil tertawa. “Maaf gue kelamaan ya?! Jadi ini yang lo bilang kemari untuk kerja?! Sama istri lo?! Kerja bikin anak ya?!”godanya ngakak.
Henry mendengus sambil menjitak kepala temannya dengan enteng. Alexa tertawa melihat tingkah ke dua orang pria itu. Pembicaraan mereka berganti mengenai kabar dan kesibukan masing-masing belakangan ini. Alexa mendengar cerita Jeffry yang memang bekerja sebagai photographer. Dan ia baru saja selesai melakukan pemotretan foto prewedding.
"Cantik sekali kuda itu! Apa gue boleh menunggangnya?!”tanya Alexa melihat kuda putih yang cantik.
“Memang kamu bisa menunggang kuda?”tanya Henry.
“Tidak.”sahut Alexa meringis. “Tapi kan aku bisa sekalian belajar.”
“Kamu tidak bisa naik kuda. Jangan main-main, Alexa.”desis Henry.
“Hanya sebentar saja, Henry.”ujar Alexa menatap dengan penuh permohonan pada suaminya. “Ya boleh ya?! Lagipula kan ada yang bantu jaga juga.”sambungnya seraya bergelayut dan menyandarkan kepala dengan manja di lengan Henry. Tindakan yang sebenarnya hanya akting agar meyakinkan di hadapan orang-orang. Dan Jeffry meringis melihat mereka.
Henry mengeram kesal. “Jangan macam-macam, Alexa.”bisiknya.
“Lo tenang saja. Ada anak buah gue yang akan menjaga Alexa saat menunggang kuda. Gue juga bisa bantu menjaga.”kata Jeffry.
“Nah kan?! Benar kan apa kataku?! Pasti ada yang membantu menjaga, Henry. Boleh ya…ya?!”
Henry mendesah. Tidak punya pilihan lain dan ia pun mengangguk dengan terpaksa. “Baiklah. Tapi hati-hati!”
Alexa tersenyum lebar penuh kemenangan. “Tentu saja, sayang!”sahutnya semangat dan dengan gerakan cepat serta refleks kakinya berjinjit mencium pipi Henry.
Mata Henry melebar. Seketika tubuhnya diam kaku merasakan benda hangat, kenyal serta basah menyentuh pipinya. Ia melihat Alexa tersenyum padanya. Mendengar Jeffry berdehem jahil membuatnya salah tingkah. Henry berusaha menekan ekspresi terkejutnya. Bibirnya mengulas senyum seraya mengusap rambut Alexa.
“Duh kalian mesra amat sih?! Bikin gue jadi pengen cari pacar dah!”protes Jeffry tertawa.
“Makanya cari pacar. Jangan pacaran sama kamera terus!”kata Henry.
“Gue kan cari dana buat menikah.”
“Sudah, ayo gue sudah tidak sabar menunggang kuda nih!”ujar Alexa sebelum suaminya kembali saling meledek dengan Jeffry.
Ke tiga orang itu pun berjalan mendekati kuda putih yang masih dipegang oleh seorang lelaki muda. Jeffry berbicara dengan pemuda itu yang ternyata anak buahnya. Lalu pemuda itu membantu Alexa menaiki punggung kuda putih. Alexa mendengar instruksi dari pemuda itu sementara Henry hanya bisa memperhatikan dengan mata tajamnya.
Alexa mencoba mempraktekkan teknik berkuda dari lelaki tadi. Awalnya kuda itu berjalan dengan santai menyusuri tepi pantai. Henry mengikuti dari belakang bersama Jeffry. Namun kemunculan mendadak seorang anak perempuan yang berlari mengejutkan Alexa. Ia menarik tali kekang kuda terlalu kencang dan panik sehingga sang kuda menjadi tidak stabil. Alexa kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
“Alexa!!”teriak Henry berlari kencang menghampirinya.
Tubuh Alexa jatuh ke atas pasir. Tubuhnya memang tidak merasakan sakit, namun kakinya terkilir. Ia mengerang saat bergerak dan merasa ngilu di pergelangan kaki. Henry berlutut di samping. Memegangi kakinya yang sudah merah dan bengkak.
“Apa sakitnya di sini?!”tanya Henry mencoba meluruskan kaki Alexa dengan perlahan. Tapi wanita itu kembali mengerang.
“Kakimu terkilir. Apa kamu bisa mengerakkan kakimu?”tanya Henry dengan nada cemas.
“Tidak…”gumam Alexa meringis kesakitan.
“Alexa harus diperiksa oleh dokter.”kata Jeffry.
Tanpa diduga Henry melakukan sesuatu yang mengejutkan. Lelaki itu menyelipkan tangan di kaki Alexa dan tangan satu lagi merangkul bahunya. Lalu ia menggendong Alexa dengan bridal style.
“Apa yang kamu lakukan?!”tanya Alexa panik.
“Tentu saja mengendongmu! Kamu pikir kamu bisa jalan ke villa dengan kaki seperti ini?!”
Alexa langsung menutup mulut mendengar nada ketus Henry. Ia paham suaminya hendak membantunya. Tapi ia merasa ganjil dengan perlakuan Henry yang mengendongnya.
“Gue bantu panggil dokter ya?!”kata Jeffry.
“Baiklah. Thanks ya!”sahut Henry sembari melangkah menuju villa.
Sampai di villa, Henry langsung membaringkan Alexa di tempat tidur dengan hati-hati. Lelaki itu memeriksa kaki Alexa lagi. Menanyakan dan mengecek apa ada luka lain di tubuh Alexa. Lalu ia pergi dan kembali dengan membawa baskom berisi es batu. Henry membungkus es batu dengan sapu tangan lalu menempelkan di kaki Alexa yang terkilir.
Alexa menatap perlakuan Henry yang aneh. Matanya sedari tadi hanya memperhatikan suaminya. Tingkahnya bukan lagi sedang berakting. Terlihat dari bagaimana lelaki itu merawat kakinya yang sudah memar.
Tbc
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
