
Dini hari awal mula aku berkecamuk melawan derita.Derajat dan deraan sebagai manusia biasa yang terus bercokol ingatan dan trauma akan hari yang berat.Nurani yang berkabung dalam intimnya melarat dan kasihan.
“Tunggu, kau mau kemana Irma?” Tanya seseorang laki-laki membuyarkan imajinasi yang lambat.
“Mau kerja nih, kaya biasa?”
Ya, hati-hati ya neng.
Aku heran pada diriku yang selalu terlihat merapalkan mantra di sepanjang jalan menuju kantor lama ku. Seolah orang sudah terbiasa melihatku dengan aneh....
Dini hari awal mula aku berkecamuk melawan derita.Derajat dan deraan sebagai manusia biasa yang terus bercokol ingatan dan trauma akan hari yang berat.Nurani yang berkabung dalam intimnya melarat dan kasihan.
“Tunggu, kau mau kemana Irma?” Tanya seseorang laki-laki membuyarkan imajinasi yang lambat.
“Mau kerja nih, kaya biasa?”
Ya, hati-hati ya neng.
Aku heran pada diriku yang selalu terlihat merapalkan mantra di sepanjang jalan menuju kantor lama ku. Seolah orang sudah terbiasa melihatku dengan aneh. Wahai diriku andai saja aku punya seseorang untuk berbagi dan menapaki takdir bersama, sejujurnya aku tak seperti kebanyakan wanita lain yang harus mempunyai pria kaya disampingnya, atau pria yang sangat tampan, aku sadar wajahku hanya sebelas-dua belas dengan Putri Delina anak Sule. Tidak mungkin aku mengharapkan pria tampan. Namun hingga 25 tahun berjalan hanya sepi dan kegilaan yang menemani ku.
"Hei sudah jam 4 sore aku mau ke kedai makan depan ,lu mau ikut gak Ir?"Tanya Rahma
“Boleh ko ,nanti gue nyusul, masih banyak kerjaan ini”. Jawab ku singkat.
Tak berapa lama kemudian, aku melihat pria asing yang tadi pagi menyapa ku di ujung gang.
Hi, gimana harinya Ir, capek ya kerja baru, besok aku boleh nemenin kan ,aku kerja di sini juga loh,
Wah iya kebetulan ketemu lagi, kenalan dulu nama kamu siapa ?
Aku Irwan hehe, aku kerja di kantin kantor ini,kamu mau di buatin apa Ir?
Ehmm… sambil berfikir karena tak memegang cukup uang.
Gimana kalo aku traktir. Irwan menimpali Irma yang bingung melihat papan harga di menu kantor.
Indomie goreng?
Dalam hati mana ko bisa tau dari mana kalo Irma suka Indomie goreng..
Mari gitu udah neng jangan ngalamun terus atuh,
Iya makasih. Jawab Irma yang langsung pergi membawa makanan nya ke meja makan.
Seperti nya tak ada yang aneh dengan kantin ini, ramai dikunjungi sejak siang, tapi sore ini hanya beberapa petugas bersih bersih yang datang silih berganti membersihkan kantin. Tak berapa lama Irma di tawari air minum gratis namun Irma menolaknya, dan hendak membayar, tapi telepon genggam yang ia bawa tiba tiba berbunyi.
Halo Ir, di mana sih lu gue tungguin ada kali 3 jam, lu kemana sih, pulang sendiri ya . Rahma panik
Seketika sekeliling tempat Irma berubah menjadi tempat pengap gelap dan tak ada siapapun, basement dua gue.
Tiba tiba telepon mati dan ruang itu pun terkunci…
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
