
Salah satu pemenang #TantanganKarina. Cerita mini yang mengisahkan petualangan Karina yang tersesat di hutan, terinspirasi dari komik karya Agustian Noor @HatiBajaComic.
Karina menemukan dirinya berada di tengah hutan, entah sejak kapan dia di sana. Ia sama sekali tidak ingat mendekati sebuah hutan, apalagi memasukinya. Hal terakhir yang diingatnya… adalah pulang dari hang out dengan rekan-rekan kreator KaryaKarsa.
Wanita muda berambut hitam sebahu itu kebingungan, ditambah ponselnya habis baterai. Ia menoleh ke sana kemari berusaha memahami lokasinya berada. Sejauh mata memandang hanya rerumputan tinggi, semak belukar, dan pohon-pohon raksasa menjulang dengan dedaunan nan rimbun, yang hanya menyisakan sedikit ruang bagi sinar mentari menerobos ke bawah. Sepengetahuannya, tidak ada hutan kota serimbun ini di Jakarta.
Meski ragu, Karina mulai menyusuri satu-satunya jalan setapak yang ia temukan, berharap jalan tersebut akan membawanya keluar hutan. Semakin jauh Karina melangkah, semakin ia merasa mengenali hutan tersebut. Ada perasaan nostalgia di hatinya. Karina berjalan sambil terus berusaha menggali ingatannya.
BRAK!
Karina menoleh ke arah sumber suara, yang ternyata tumpukan kayu bakar yang dijatuhkan seorang pemuda. Ia, pemuda yang kelihatannya lebih tua dari Karina, mengenakan ikat kepala dan baju lengan panjang putih yang sudah memudar dan sedikit kotor. Wajahnya tampak tidak asing, tetapi lagi-lagi Karina tidak bisa ingat. Ia merasa frustrasi dengan ingatannya hari itu.
"Karina?" panggil pemuda itu ragu.
"Ya? Mas kenal saya?"
"Ternyata betul. Kenapa Kamu di sini?" tanya pemuda itu, mendekati dan kemudian memegang bahu Karina. "Kenapa Kamu kembali?" tanyanya lagi, menatap erat mata Karina. Karina melihat ada kegusaran bercampur khawatir di matanya, mengingatkannya pada orang tuanya sewaktu dulu ia pulang larut tanpa kabar.
Karina tidak tahu harus menjawab apa. Jangankan alasan kenapa ia berada di sini, tempat ini ada di mana pun ia tidak tahu. Sebaliknya, segudang pertanyaan memenuhi kepala Karina, tetapi ia tak tahu harus mulai dari mana.
"Eh, apa itu?" Mata Karina terbelalak ketika menyadari ada sosok tinggi besar yang sedang mengintip mereka dari balik pohon. Sosok berbadan kekar yang bertelanjang dada itu tingginya tidak kurang dari tiga meter, kepalanya bukanlah kepala manusia melainkan kepala sapi.
"Tsk," decak si pemuda yang segera berbalik badan dan menghunuskan golok yang terselip di pinggangnya. "Pergi!" perintahnya pada Karina. "Aku akan mengulur waktu, Kamu pergilah!"
"Tapi…"
"Tidak ada tapi-tapi, cepat pergi!"
Sadar ketahuan, sosok berkepala sapi tadi keluar dari persembunyiannya dan merangsek ke arah mereka. Raungan keras yang dikeluarkannya membuat Karina bergidik.
"Tunggu apa?! Pergi!" desak si pemuda lagi.
"Maaf, terima kasih," kata Karina yang segera berlari menjauh. Ia merasa bersalah meninggalkan si pemuda, namun tinggal di situ pun ia tahu tidak akan bisa membantu.
Karina berlari tidak lama. Kabut putih yang awalnya tidak ia sadari semakin pekat dan mulai mengganggu penglihatannya, ia tidak berani terus berlari di tanah yang tidak rata dan banyak akar pohon mencuat. Ketika jarak pandang tinggal satu meter, Karina bergerak sangat perlahan sambil tangannya meraba-raba ke depan.
TIIIN!
"Hey! Mau mati apa? Ngapain diam di tengah jalan?" hardik seorang pengendara motor.
Kabut sudah hilang sama sekali, Karina menemukan dirinya berdiri di tengah sebuah jalan raya. Ia telah menyebabkan kemacetan dan menjadi pusat perhatian para pengguna jalan, tidak sedikit dari mereka yang menggerutu. Karina pun cepat-cepat minggir ke trotoar.
Aku… sudah kembali?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
