Freya - Bocil pt.2

13
11
Terkunci
Deskripsi

Freya sudah lama mematung di depan sebuah rak barang, matanya tidak berkutik dari apa yang di depannya. Pikirannya masih mengingat momen bertemu dengan kedua bocil yang memberi pengalaman baru bagi Freya.

“Sayang, kamu nggak papakan?” seorang cowok memanggil dan menyentuh pundak Freya yang dari tadi mematung. Cowok itu adalah Leo, ia adalah pacar Freya.

“Nggak papa kok Sayang, yuk lanjut nyari barangnya.” Freya tersadar dari lamunannya, dengan senyum khas karamelnya dapat menghipnotis siapa saja yang memandangnya.

“Kalau ada masalah bilang ya, jangan dipendam aja.” Leo sedikit khawatir dengan pacarnya, Freya sedikit berbeda dari sebelum- sebelumnya.

“Aku baik-baik aja kok Sayang, kamu nggak usah mikir aku kenapa-kenapa.” Freya tersenyum sambil menggandeng lengan pacarnya itu. Leo hanya bisa membalas senyum karamel Freya dengan senyuman yang ia miliki.

Sekitar 5 menit berputar-putar untuk mencari barang yang akan dibeli mereka, tiba saatnya mereka berdua membayar di kasir. Keadaan sepi membuat mereka tidak harus repot mengantri yang bisa memakan waktu mereka.

Sambil menunggu kasir yang menghitung total biaya belanjaan. Mata Leo melirik barang-barang yang ada di dekat kasir, mulai dari coklat, permen dan lainnya. Hingga tak sengaja Leo menemukan sebuah barang yang membuatnya tersenyum, dipikiran Leo mungkin Freya akhir-akhir ini sering melamun karena sangat jarang diberi kepuasan pada dirinya.

Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
120
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori
Freyajkt48
Selanjutnya Shani - Sibling pt.10
5
0
Yang nama cewek pasti kebanyakan hobi belanja, bahkan saat ini juga Shani masih niat untuk berbelanja pada sebuah mall. Mall ini yang akan digunakan acara pada esok hari, beberapa sudah ada pekerja yang menyiapkan yang akan digunakan untuk acara besok. Pastinya aku diajak juga untuk menemani Shani berbelanja, untungnya lokasi hotel dan mall tidak jauh-jauh amat, guna meminimalisir tenaga kami yang terkuras.“Tadi Anin ngabarin aku katanya dia satu hotel sama kita.”“Serius? nomor berapa kamar dia?”“Nggak tau, cuma ngabarin gitu doang.” Akhirnya kami berdua masuk ke toko baju di mall ini, Shani begitu antusias melihat pakaian-pakaian yang ada di sini. Aku cuma bisa mengikuti dia dari belakang, beda denganku yang tidak antusias karena toko ini khusus menjual pakaian wanita. Jadi cuma bisa lihat-lihat saja tanpa membuat diriku tertarik di sini.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan