
Freya sudah lama mematung di depan sebuah rak barang, matanya tidak berkutik dari apa yang di depannya. Pikirannya masih mengingat momen bertemu dengan kedua bocil yang memberi pengalaman baru bagi Freya.
“Sayang, kamu nggak papakan?” seorang cowok memanggil dan menyentuh pundak Freya yang dari tadi mematung. Cowok itu adalah Leo, ia adalah pacar Freya.
“Nggak papa kok Sayang, yuk lanjut nyari barangnya.” Freya tersadar dari lamunannya, dengan senyum khas karamelnya dapat menghipnotis siapa saja yang memandangnya.
“Kalau ada masalah bilang ya, jangan dipendam aja.” Leo sedikit khawatir dengan pacarnya, Freya sedikit berbeda dari sebelum- sebelumnya.
“Aku baik-baik aja kok Sayang, kamu nggak usah mikir aku kenapa-kenapa.” Freya tersenyum sambil menggandeng lengan pacarnya itu. Leo hanya bisa membalas senyum karamel Freya dengan senyuman yang ia miliki.
Sekitar 5 menit berputar-putar untuk mencari barang yang akan dibeli mereka, tiba saatnya mereka berdua membayar di kasir. Keadaan sepi membuat mereka tidak harus repot mengantri yang bisa memakan waktu mereka.
Sambil menunggu kasir yang menghitung total biaya belanjaan. Mata Leo melirik barang-barang yang ada di dekat kasir, mulai dari coklat, permen dan lainnya. Hingga tak sengaja Leo menemukan sebuah barang yang membuatnya tersenyum, dipikiran Leo mungkin Freya akhir-akhir ini sering melamun karena sangat jarang diberi kepuasan pada dirinya.
Post ini tidak mengandung file untuk diunggah/baca ataupun tulisan panjang.
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
