“Apa yang tersisa dari cinta, jika yang kau pertahankan hanya diam dan doa?”

Naina tak pernah tahu bahwa satu langkah kecil menuju rumah masa lalunya justru akan menyingkap luka yang nyaris membatu.

Ishaq memilih diam, bahkan ketika kejujuran bisa menyelamatkan lebih dari satu hati yang hampir hancur.

Farah terlalu sering mengalah, hingga lupa bagaimana rasanya diperjuangkan.

Dan Qiana—gadis kecil bermata bening itu, hadir membawa rahasia yang tidak semestinya ia simpan sendiri.

Di antara benang-benang kusut masa lalu, janji yang belum selesai, dan doa yang tak pernah terjawab… mereka bertiga harus memilih: bertahan dalam luka, atau menyembuhkan dengan cinta yang tak biasa.

Tapi, bagaimana jika cinta itu datang dengan pengorbanan yang tak adil?

"Selimut Hujan di Ujung Senja" bukan sekadar cerita tentang cinta. Ini adalah kisah tentang penantian, kehilangan, keikhlasan… dan perjalanan pulang yang tak selalu berupa rumah.

Dalam Takdir Yang Menepi