Yang Muda Yang Berkarya

0
0
Deskripsi

Menjadi generasi muda adalah suatu karunia dan juga tuntutan secara bersamaan. Karunia, karena generasi muda adalah generasi dengan jiwa yang penuh  semangat, pemikiran yang luas dan berisi banyak kreatiftas. Menjadi generasi muda adalah suatu kebanggan dimana tonggak kebangkitan bangsa berada ditangan kita. Muda memberikan kita kesempatan untuk berkarya, menyalurkan segala potensi yang ada selama proses pencarian jati diri. Karna muda adalah kita.
 

Selain sebagai suatu  karunia, menjadi...

Menjadi generasi muda adalah suatu karunia dan juga tuntutan secara bersamaan. Karunia, karena generasi muda adalah generasi dengan jiwa yang penuh  semangat, pemikiran yang luas dan berisi banyak kreatiftas. Menjadi generasi muda adalah suatu kebanggan dimana tonggak kebangkitan bangsa berada ditangan kita. Muda memberikan kita kesempatan untuk berkarya, menyalurkan segala potensi yang ada selama proses pencarian jati diri. Karna muda adalah kita.
 

Selain sebagai suatu  karunia, menjadi generasi  muda juga memiliki tuntutan tersendiri. Generasi muda merupakan harapan untuk perubahan bangsa. Pada pundak-pundak kita inilah dititipkan amanah untuk bisa memikirkan bagaimana bangsa ini kedepannya. Jika kita baca kembali sejarah kemerdekaan Indonesia, momentum ini mungkin tak akan terjadi jika Ir. Soekarno tidak diculik dan dibawa ke Rengasdengklok. Saat itu para pemuda secara gamblang menyampaikan rencana untuk menyegerakan proklamasi kemerdekaan., bahkan terkesan memaksa. Namun semua sepakat, jika tanpa adanya tekanan-tekanan seperti ini, kemerdekaan Indonesia takkan tercetus pada 17 Agustus 1945. 

Pemuda yang dapat mengembangkan potensi dirinya untuk bisa menjadi sosok-sosok kreatif, inovatif, tangguh dan profesional merupakan aset penting bagi bangsa ini. Salah satu jalur pengembangan ini dapat dilewati pada jenjang pendidikan tinggi ini. Universitas sejatinya adalah miniatur suatu negara, dimana terdapat mereka yang menjadi stakeholder, pelaksana dan pengawas jalannya pemerintahan (aturan yang berlaku). Selain wawasan sesuai bidang yang digeluti, kepekaan terhadap pemerintahan dan isu politik juga dapat dibangun selama berada dibangku perkuliahan.

Pemuda adalah jiwa bangsa. Bangsa yang hebat adalah bangsa yang didalamnya terdapat barisan para pemuda yang senantiasa memberikan inovasi dan ide-ide terbarukan. Jiwa-jiwa dengan pemikiran luar biasa ini sebenarnya telah tersedia dan siap untuk diberdayagunakan demi kemajuan bangsa. Pendidikan yang kini bukanlah hal yang sulit lagi untuk didapatkan, menjadi prasarana utama dalam mencetak insan-insan terbaik untuk masa depan.

Para civitas akademika sejatinya adalah bibit-bibit pemimpin masa depan yang tengah dipersiapkan akal dan mentalnya untuk menjadi generasi terbaik dimasa mendatang. Pendidikan tidak hanya berbicara tentang otak dan rasionalitas, namun juga tentang karakter dan kepribadian. Civitas akademika harus menjadi yang terdepan baik dari segi wawasan dan pemikiran, sikap yang kritis, serta jiwa nasionalisme yang kuat. Betapa banyak pemuda Indonesia yang luar biasa namun berkarya di negri orang, meninggalkan bangsanya dengan segala permasalahan yang ada.

Insan yang kreatif, inovatif dan mempunyai keinginan besar dalam memajukan Indonesia adalah mereka yang kini dirindukan sosok-sosoknya dimasyarakat. Faktanya kini banyak pemuda yang mengalami degradasi moral hingga terlena dan lupa akan tanggung jawab terhadap bangsanya, tanah tumpah darahnya. Kemajuan IPTEK yang seharusnya mempermudah mencapai kemajuan-kemajuan lainnya justru menjadi faktor penyebab kemunduran-kemunduran kualitas pemuda bangsa.

Keterlenaan membuat kita lupa bahwa diluar sana ada korupsi yang merajalela, penguasa yang bertindak semena-mena, atau rakyat yang merintih kelaparan dan kedinginan. Keterdiaman membuat keberadaan kita tak bermakna. Ada dan tiadanya kita tak lagi menciptakan situasi yang berbeda. Pendidikan hanya menjadi ajang peningkatan gengsi belaka. Gelar sarjana hanya menjadi hiasan dan pajangan di sudut lemari. Bagaimana sesungguhnya jiwa pemuda Indonesia ?

Jiwa-jiwa yang kritis serta pemikiran-pemikiran yang solutif dan inovatif dapat diasah seiring dengan proses menuntut ilmu. Mahasiswa adalah cerminan masyarakat dimasa mendatang. Jika Mahasiswa selalu aktif dan tampil memberikan solusi-solusi terhadap permasalahan, baik itu dengan pengembangan IPTEK maupun kepekaaan sosial, maka seperti itulah gambaran para pemimpin dimasa mendatang. Namun jika Mahasiswa hanyalah kumpulan pemuda yang terlena akan zaman ‘kekinian’ dan selalu pasif terhadap permasalahan disekitanya, maka seperti inilah gambaran masyarakat yang apatis dan hanya manut terhadap pemerintahan yang tak selamanya benar.

Generasi muda yang berkarya adalah tumpuan harapan bangsa di masa yang akan datang. Berkarya bagi perubahan bangsa merupakan harga mati yang harus dilaksanakan setiap pemuda, terutama para civitas akademika.  Berkarya tidak hanya mengahasilkan barang dalam  bentuk fisik, tapi juga bisa melalui kepekaan sosial dan isu politik sehingga tidak ada lagi masyarakat yang dengan gampangnya dibodoh-bodohi oknum pemerintahan. Mahasiswa harus sanggup menyampaikan aspirasi, siap memikirkan keadaan bangsa untuk perubahan Indonesia yang lebih baik !

Ditengah kondisi pemerintahan yang amburadul sudah sepantasnya jiwa-jiwa merasa terpanggil untuk melakukan perbaikan. Suatu aspirasi dapat menyatukan jutaan pemikiran yang tadinya berbeda Suatu suara dapat mengkomandoi jutaan massa. Tetes keringat hingga darah suci amat  dirindukan  oleh Bumi Pertiwi. Gebrakan nyata para pemuda, calon pemimpin masa mendatang selalu ditagih seiring bergulirnya masa.

Pemuda sejatinya adalah mereka yang memiliki semangat juang dalam  mewujudkan perubahan, bukannya mereka yang diam dan apatis terhadap kondisi bangsa. Pemuda ialah mereka yang tidak segan-segan turun ke jalan demi memperjuangkan aspirasi, bukannya mereka yang bungkam hanya karena gertakan dan ancaman kosong belaka. Bangkitlah para pemuda ! Bersiap untuk menjadi agen perubahan bangsa !

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Cara Muslimah Memperjuangkan Cinta
0
0
Cinta adalah suatu kelumrahan bahkan fitrah yang diciptakan Allah bagi setiap insan di dunia ini. Cinta kemudian melahirkan perwujudan kasih sayang dan pengorbanan bag mereka yang merasakannya. Sebagai muslimah, adalah wajar dan normal jika merasakan jatuh cinta, terutama kepada lawan jenisnya. Namun sebagai muslimah pula, segala aspek dalam kehidupan telah ada aturan yang mendasari setiap perbuatan serta solusi bagi setiap permasalahan, termasuk dalam hal cinta.Islam mengatur dengan tegas batasan dalam konteks pergaulan antara laki-laki dan perempuan dalam kesehariannya. Batasan yang dimaksud diantaranya adalah menahan pandangan, mengenakan pakaian yang sopan sesuai syari’at serta mematuhi adab-adabnya, menjauhkan diri dari bau-bauan yang harum, tidak berduaan serta sebatas keperluan yang dikehendaki bekerja sama.  Menghindari perkataan yang merayu, berjalan dengan tidak memancing pandangan, serta tidak berlenggak-lenggok merupakan bagian dari adab yang harus dipatuhi dalam pergaulan.Lantas bagaimana tatkala adab tersebut telah dipatuhi namun benih-benih cinta tetap bersemi ? Berbahagialah, karena itu merupakan bagian dari ketetapan-Nya.  Allah yang menciptakan rasa cinta itu untuk kemudian membuat insan saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Didalam Q.S Adz-Dzariyat ayat ke-49 Allah telah menginformasikan bahwasanya setiap kita diciptakan saling berpasangan untuk mengingat kebesaran-Nya.Banyak sekali dalil yang menceritakan dan menjadi landasan hukum dalam memaknai cinta, dan pada akhirnya ketika cinta yang dibahas adalah cinta kepada lawan jenis, akan selalu bermuara kepada kebahagiaan dan saling melengkapi dalam suatu ikatan pernikahan. Cinta menuntut suatu pembuktian baik dari ungkapan secara lisan maupun bentuk perilaku yang sinkron dengan perasaan cinta yang dirasakan. Perwujudan perasaan itu adalah dengan segera mengikat kedua insan dalam suatu pernikahan.Tatkala keduanya belum mampu menunaikan, maka cukuplah diam dan mengalihkan euforia cinta kepada semangat memperbaiki diri dan melakukan kegiatan bermanfaat lainnya. Adalah salah jika cinta kemudian dijadikan alasan untuk melegalkan zina, baik perbuatannya secara langsung maupun perbuatan yang menjadi pintu-pintu masuknya, seperti perkhalwatan (berdua-duaan) atau campur baur yang tidak memenuhi aturan Islam. Cara terbaik untuk menyikapinya adalah dengan menyadari bahwa perasaan tidaklah bersalah selama tidak diiringi dengan perbuatan yang bertentangan. Meluruskan niat akan cinta yang dirasakan, menjaga pandangan serta menjauhi zina, mendekatkan diri kepada Allah, memperbaiki diri dan kesibukan yang bermanfaat adalah bagian dari upaya memperjuangkan cinta  karena-Nya.Sudah menjadi kisah yang diketahui bersama tentang bagaimana seorang Fatimah Az-Zahra yang menjaga rapat-rapat rahasia hatinya yang senantiasa bergejolak setiap bertemu pemuda bernama `Ali bin Abu Thalib. Bahkan mahsyur diceritakan bahwa Syaitan sekalipun tidak mengetahuinya tatkala mereka belum dinikahkan. Perintah menikahkan keduanya yang datang dari Allah secara langsung telah membuktikan bahwa menjaga kesucian cinta semata-mata karena-Nya pasti akan mendapat balasan yang baik dan sepadan atas pengorbanan yang diberikan dengan tidak mengumbar rasa cinta bukan pada tempatnya. Hal ini bisa dicontoh para muslimah dalam memperjuangkan sebuah cinta dalam diamnya.Kesabaran akan selalu diuji tatkala rasa cinta itu semakin menggebu. Terkadang ujian hadir untuk memantaskan diri kita sebelum menerima dan merealisasikan serta membuktikan rasa cinta. Begitu cinta menyapa Zainab binti Jahsy, hatinya langsung dipatahkan dengan kehadiran Rasulullah yang dicintai ternyata datang meminangnya untuk  Zaid bin Haristsah yang merupakan putera angkat Beliau sendiri. Berkat kesabarannya dalam menerima takdir dan perintah Allah, akhirnya mereka berpisah dan Zainab kemudian mendapatkan cintanya kembali bahkan dimuliakan dengan gelar Ummul mu’minin.  Sungguh cinta itu harus diperjuangkan dengan kesabaran dan keyakinan yang kuat bahwa tidak akan tertukar jodoh yang telah ditakdirkan untuk kita. Yakin, bersabar dan senantiasa berprasangka baik atas segala ketetapan-Nya. Adapun ketika seorang muslimah telah merasa siap secara fisik, psikis maupun aspek-aspek lainnya untuk melaksanakan pernikahan, maka tiada salahnya seorang musimah menyatakan perasaan sesuai aturan Islam (kepada mahram dan pihak bersangkutan) disertai pernyataan keinginan untuk menunaikan suatu pernikahan. Seperti hal nya yang dilakukan oleh Khadijah binti Khuwailid yang bersimpati dan kemudian jatuh hati terhadap akhlak mulia Rasulullah ketika berbisnis bersama.  Khadijah menyampaikan perasaan kepada sahabatnya Nafisah binti Munabbih yang kemudian menemui Rasulullah sehingga akhirnya Beliau datang meminang bersama keluarga Bani Hasyim. Memperjuangkan cinta tidaklah harus menunggu pihak laki-laki saja, seorang muslimah pun dapat melakukannya dengan ikhtiar yang benar tanpa melanggar syari’at Islam dan norma yang berlaku.Berkaca dari berbagai kisah muslimah pada masa lalu seharusnya menjadi pembelajaran untuk menyikapi kejadian dimasa kini dan mendatang. Meski dalam bentuk, kisah, sosok dan jalan cerita yang berbeda, sejarah akan selalu berulang dengan esensi dan pembelajaran yang sama. Muslimah yang baik tentu akan memetik hikmah dari berbagi kisah tersebut dan menjadikannya teladan dalam memperjuangkan cinta sesuai syari’at-Nya. Wallahu a’lam bisshowab.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan