Mie Ayam Remba, bukan Rambo.

0
0
Deskripsi

Adakah kanti-kanti pembaca setia The Daily Jambi yang suka makan mie ayam pangsit? The Daily Jambi mendapat tips makan mie ayam pangsit supaya mendapatkan citarasa otentik. Bagaimana tipsnya? Baca saja artikel The Daily Jambi berikut ini.

Om Hendrik sudah berdagang Mie Ayam Remba sejak tahun 2006. Sejak berdiri hingga kini belum membuka cabang dan pindah lokasi di Lorong Remba, Jalan Tarumanegara No.3 RT.14, Kel. Tanjung Sari, Kec. Jambi Timur, Kota Jambi. Selain menu mie ayam, Om Hendrik juga menyediakan mie goreng, nasi goreng, kwetiau goreng, capcay, ayam penyet, dan tom yam. Namun, menu yang disebutkan terakhir sudah tidak dijual lagi karena kewalahan sudah tidak dapat dihandle olehnya. 

Mie Ayam Remba buka Senin-Sabtu mulai pukul 06:30 WIB hingga paling lama pukul 12:00 WIB. Hari minggu Mie Ayam Remba tutup dan bulan Ramadhan libur sebulan penuh. Kalau kanti-kanti datang jam 10:00 WIB ternyata sudah habis, jangan heran karena memang begitulah kondisinya. Untung saja The Daily Jambi datang sejak pukul 08:00 WIB, itupun sudah ramai oleh pelanggan yang datang dari kalangan karyawan kantor bank, kantor instansi pemerintahan (Kepolisian), dan masyarakat umum lainnya. 

Kata Om Hendrik kondisi ramai akhir pekan mampu menghabiskan 40-50 Kg mie sedangkan kondisi hari biasa sekitar 20 Kg. Sejak pagi hari (sebelum buka) mie diproduksi dan langsung habis siang itu juga. Bahan-bahan yang dipakai berupa tepung terigu, telur, dan garam tanpa tambahan bahan pengawet sehingga kualitasnya selalu terjaga baik. Om Hendrik membuat dan mengolah sendiri mie yang disajikan (kecuali kwetiau).

Mie Ayam Remba tersedia dalam berbagai ukuran. Mie ayam pangsit porsi jumbo seharga Rp.27.000; porsi ¾ seharga Rp.23.000; porsi ½ seharga Rp.20.000; sedangkan mie goreng seharga Rp.25.000.

Tips Makan Mie Ayam Pangsit

Om Hendrik memberikan tips makan mie ayam pangsit supaya mendapatkan citarasa otentik. Menurutnya mie ayam pangsit harus kering. Kuah mie ayam pangsit tidak perlu dicampur ke mangkuk sampai banjir. Kalau perlu cukup tuangkan 1-3 sdm kuah untuk membasahi mie. Supaya lebih terasa otentisitasnya, sebaiknya tidak menambah kecap atau sambal. Namun hal itu bukan aturan mutlak, tergantung selera lidah masing-masing orang. Kuah beserta daging dan sayur menjadi bagian terakhir yang dimakan. Boleh langsung dihabiskan atau dinikmati seruput demi seruput sembari mengunyah mie. Sedangkan pangsit menjadi variabel bebas yang boleh dimakan bersamaan mie. Karena pangsit bukan biscuit, jadi tak perlu diputar dan dijilat dahulu, bisa juga langsung dicelupkan ke kuah. Begitulah Om Hendrik menjelaskan tips versinya. Lantas kami mempraktekkan langsung di hadapannya.

Hidup Saling Menghidupi

Jangan mencari Mie Ayam Remba di aplikasi layanan pesan antar makanan daring karena memang tidak tersedia disana. Om Hendrik bekerjasama dengan ojek pangkalan untuk layanan pesan antar. Pembeli bisa pesan melalui kontak WhatsApp: 0813-6673-5608, lalu diantarkan oleh ojek pangkalan dengan biaya antar merujuk kepada aplikasi tersebut. Ini merupakan praktek simbiosis mutualisme seperti prinsip hidup yang saling menghidupi.

Update Pengetahuan

Om Hendrik sendiri memiliki latar belakang pernah bekerja menjadi chef salah satu hotel ternama di Jakarta sebelum membuat Mie Ayam Remba. The Daily Jambi banyak belajar pengetahuan memasak dari Om Hendrik. Sosoknya murah senyum dan tidak pelit membagi pengalaman dan pengetahuan mengenai bahan-bahan makanan. Bagian menyenangkan bagi tim The Daily Jambi, ketika kami berkenalan dan membangun hubungan silaturahmi bersama orang-orang baru dengan segudang pengalaman dan berbagai latar belakang sehingga bisa menyerap banyak ilmu pengetahuan dari mereka yang sebelumnya tidak kami ketahui.

Dukungan kanti-kanti pembaca setia The Daily Jambi tentu saja membuat kami selalu senang juga. Nantikan artikel menarik lainnya dari The Daily Jambi, ya!

#thedailyjambi

#mieremba

#jambi

#culinary
 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Sebelumnya Jambi: Sebuah Nama Sebuah Kisah Sejarah
0
0
“Tak kenal, maka tak sayang.” Begitulah pepatah berbunyi. The Daily Jambi mengajak kanti-kanti untuk mencari asal usul nama Jambi supaya lebih mengenal dan mencintai negeri Sepucuk Jambi Sembilan Lurah. Apakah kaitan antara Jambi dan Tiongkok, negeri nun jauh disana? Siapa yang memberikan nama Jambi? Dan bagaimana sejarah dibalik nama Jambi itu?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan