
Bagi Alfatih, hidup dengan Safiyah adalah misinya dan pergi dengan Safiyah adalah tujuannya. Namun, sepertinya Alfatih harus mengubur tujuannya sedalam mungkin. Dua belas tahun lalu, menjadi tahun paling buruk baginya. Kehilangan anak bungsunya, mertuanya dan istrinya.
Sangat berat bahkan sangat sulit untuk berkata ikhlas menghadapi takdir yang menimpanya. Kini, ia hanya menikmati hari tua tanpa istri di sisinya. Menikmati hidup dengan dua anaknya dan hidup dengan kesunyiannya.
Pernikahan baginya...
1,000 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses