“Kamu orang mana? Kenapa kamu bisa ada di rumahku?”
“Ini memang rumahku! Aku sudah ada di sini sejak tahun 1921!”
Saya benar-benar kebingungan. Bayangkan saja, anak yang baru saja berusia 5 tahun, harus dihadapkan dengan situasi seperti demikian.
“Kamu benar-benar bisa melihatku?” tanyanya, memastikan.
Saya hanya menjawab dengan anggukan.
“Kalau aku ini hantu, kamu tidak takut?”
“Kamu hantu?”
1 file untuk di-download
Unlock to support the creator
Choose Your Support Type
150
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Selanjutnya
PERJALANAN "TAKDIR SEORANG ABRAHAM"
1
0
Aku mencari sumber suara tersebut. Namun, setelah aku cari di berbagai sudut, aku tidak menemukan apa-apa. Hanya sebuah ruangan dapur yang sunyi dan sepi.
Jam kini sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Aku mencoba untuk menahan rasa kantuk yang datang. Rasa penasaran ini semakin menjadi, ketika aku kembali ke ruang tamu, dan menemukan barang-barang di sana sudah berserakan di atas lantai.
Lagi, suara berdeham itu terdengar kembali. Suara itu kini berasal dari luar rumah.
Sudah tengah malam. Tidak ada kehidupan di luar rumah. Hanya terlihat lampu di persimpangan jalan yang menjadi tempat lalat buah berkumpul. Benar-benar sunyi tanpa sedikit pun bunyi.
Aku berjalan perlahan menuju teras rumah. Memperhatikan keadaan sekitar. Malam itu, mataku langsung tertuju ke arah di mana pohon beringin itu berdiri.
Benar saja. Dari kejauhan, aku melihat ada sosok hitam yang begitu tinggi besar. Apakah ini yang pernah Septian ceritakan itu? Sosok yang menjadi pengganggu tersebut?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan