Kampung Jabang Mayit - Part 4

15
10
Terkunci
Deskripsi

Kampung Jabang Mayit

Part 4 – Ritual (rahasia di balik kampung)

Spolier :

...

“Disini Arya...”

“Disini!!!”

Tiba-tiba sudah duduk di sebelahku, dengan rambut panjang berwarna putih terurai kusut hampir menutupi setengah wajahnya, membuatku ingat pertama kali melihat Ni Itoh di belakang rumahnya.

“Ni Itoh!!!” ucapku kaget, dengan nafas yang sudah tidak teratur lagi.

Tangan Ni Itoh bergerak cepat sudah berada di leherku, cengkramannya bahkan sangat kuat untuk ukuran seorang nenek, apalagi menggunakan satu...

1 file untuk di-download

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
154 konten
Akses 30 hari
1,000
Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Kampung Jabang Mayit - Part 5
10
2
Kampung Jabang MayitPart 5 – Terekan Janin (arwah tersesat)Terekan adalah calon anak yang keluar terpaksa dari rahim, belum dimasukan roh, sukma namun sudah mempunyai tempat dan karena yang mengalami itu tidak mengerti, maka di anggpalah sebuah masalah sepele, tidak diurus yang akhirnya jadi sasaran tempat kasap jin, roh-roh yang tersesat tanpa mempunyai tempat, membentuk seperti wujud anak-anak atau bayi. Spolier :...“Bukan, tunggu sebentar harusnya terdengar sampai sini, kamu harus mendengarkannya sendiri” ucap Budi dengan kepalanya melihat ke arah belakang rumah.Aku masih kebingungan dengan maksud yang Budi ucapkan apa lagi beberapa jam barusan berada di dalam rasa ketakutan.“Nah ini! Dengarkan Arya biar kamu juga percaya!” bentak Budi tiba-tiba.“Apa Bud tidak mendengar apapun...” ucapku.Tiba-tiba tangisan bayi aku dengar namun cukup pelan.“Suara tangisan bayi Bud?” tanyaku.Budi tidak menjawab hanya menganggukan kepalanya saja.Perlahan suara tangisan itu semakin jelas aku dengar, sesekali berbarengan dengan suara teriakan perempuan yang pernah aku dengar sebelumnya di rumah Ni Itoh sangat percis sekali, membuat bulu pundakku berdiri begitu saja. Tiba-tiba terdengarlah suara Nenek yang sedang tertawa sangat kencang masuk ke dalam telingaku yang langsung membuat sekujur tubuhku merinding, apalagi suara-suara itu membawa aku kembali pada ingatan semua kejadian aneh di kampung ini, dari arah hutan tepat rumah Ni Itoh berada.“Bud!” ucapku tiba-tiba saking ketakutannya, karena pikiranku sudah tidak terkendali memikirkan keadaan Bapakku sendiri.“Karena ulah kakek kamu meninggalkan semua ini!!! dilanjutkan oleh anaknya Ageng dan sekarang akan dilanjutkan juga oleh Bapak kamu Akbar!!!” ucap Budi membentak dengan wajah yang kesal melihat ke arahku.…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan