
Part 5 – Tumbal Janin
Spoiler :
Sebuah golok yang aku ingat sebelumnya tersimpan dibawah bantal Akbar, tiba-tiba melayang dengan sendirinya ke arah Budi.
“Arrrghhh! Tidak akan mempan!!!” bentak Budi langsung menangkap golok tajam itu oleh satu tangannya dan menjatuhkannya sekuat tenaga, hingga terpental di keramik.
Tiba-tiba terlihat bayangan mendekat di ujung pintu dan perlahan menampakan wujudnya, wujud nenek tua sambil tertawa cekikikan ke arahku dan Budi, hanya berdiri mengenakan satu kaki sebelah...
Meong Hideung Universe (Gama dan Budi)
1.2k
917
111
Berlanjut
Garisan takdir membawa seorang Digjaya Adiguna Gama harus menerima sebuah warisan dari Kakeknya yaitu Ki Duduy, tanpa adanya lagi sebuah pilihan. Tatkala darah daging yang terikat pekat dalam tubuhnya itu menurunkan semua lelaku perjalanan panjang Ki Adiguna Rusdi Langsamana (Ki Langsamana) sebelumnya, yang harus diteruskan oleh Gama.Misteri dan teka-teki datang dari sisi lain kehidupan membawa Gama pada sebuah perjalan hidup baru, ditemani oleh Jalu Kertarajasa (Budi) meneruskan benang-benang kehidupan yang sebelumnya sudah dimulai, keterkaitan masa lalu yang rentan akan marabahaya memberikan Gama dan Budi banyak pelajaran, dari setiap resiko besar yang sudah diambilnya, bersama Meong Hideung (kucing hitam) dan gelang gengge bukan sekedar binatang dan benda warisan yang turun temurun, namun lekat akan sejarah dari mana semua itu berasal.Urutan Judul :Sekutu (suara kelam dari masa lalu)Leuweung SasarKampung Jabang MayitAkad JiwoBangkar SukmaKampung Jabang Mayit 2Leuweung Sarebu LelembutGetih WangiKutukan Sarebu LelembutPunggel IrengKampung Jabang Mayit 3Pagelaran Sarebu LelembutKampung KasarungKampung Jabang Mayit 4Petaka Tanah Hitam
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Kampung Jabang Mayit 2
Selanjutnya
Kampung Jabang Mayit 2 - Part 6
15
12
Part 6 – Rahasia PetakaSpoiler : “Jangan teriak! Nikmati saja rasa sakitnya!” bisik Budi di dekat telinga Didik, berbarengan darah semakin banyak keluar dari tengah perut Didik.Aku dengan cepat melangkah keluar kamar, langsung menyalakan lampu dapur agar melihat semakin jelas keadaan Didik, Diikuti oleh Arya dan Kang Panjul yang langsung keluar kamar, membuat Didik yang masih tertutup mulutnya oleh Budi itu kaget, apalagi ketika melihat Arya, sementara Banu sudah tidak sadarkan diri dibawa oleh Kang Panjul ke dalam kamar Mak Ela. “Apa yang mereka cari! Katakan! sebelum kamu mati! Katakan cepat!” ucap Budi sambil melepas bekapan di mulut Didik.“Arya!!! Sialan!!! Harusnya kamu mati!!!” ucap Didik sekuat tenaga sambil kini tangannya memegang perut yang keluar banyak darah, menatap penuh amarah pada Arya.Budi dengan perlahan memberikan pisau Didik yang tergeletak di lantai kepada Arya, lalu menganggukan kepalanya memberi pertanda untuk Arya menghabisi Didik malam ini juga.“Tunggu!” bentakku tiba-tiba.“Katakan siapa Nita, dan untuk apa kalian melakukan semua ini!” tanyaku didepan wajah Didik yang sudah ketakutan.Didik hanya tersenyum saja, tidak langsung menjawab ucapan aku.“Nita, ha-ha-ha...” jawab Didik memaksakan tertawa sambil menahan rasa sakitnya....
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan