
Getih Wangi Part 6 – Nyai Gusti Ratu Dewi Bentang
Spoiler :
Seketika seluruh isi dari dalam mulut Nur Wangi di muntahkan ke atas meja cermin, tepat didepan wajah Ni Kanti.
“Paehan saha wae anu nganggu! Waktuna teu loba! sered kabeh mayitna ka curug eta jeleman nu aya ditengah imah, lamun sareupna bijil warna bereum di bukit soca bereum waktu kaula beak! Kudu inget maneh Surti! Mun teu ku kaula ditulungan maneh kudu modar dieta gubuk jeng eta tatangkalan! Tebus janji maneh! Sembakeun eta nyawa jang...
Meong Hideung Universe (Gama dan Budi)
1.2k
917
111
Berlanjut
Garisan takdir membawa seorang Digjaya Adiguna Gama harus menerima sebuah warisan dari Kakeknya yaitu Ki Duduy, tanpa adanya lagi sebuah pilihan. Tatkala darah daging yang terikat pekat dalam tubuhnya itu menurunkan semua lelaku perjalanan panjang Ki Adiguna Rusdi Langsamana (Ki Langsamana) sebelumnya, yang harus diteruskan oleh Gama.Misteri dan teka-teki datang dari sisi lain kehidupan membawa Gama pada sebuah perjalan hidup baru, ditemani oleh Jalu Kertarajasa (Budi) meneruskan benang-benang kehidupan yang sebelumnya sudah dimulai, keterkaitan masa lalu yang rentan akan marabahaya memberikan Gama dan Budi banyak pelajaran, dari setiap resiko besar yang sudah diambilnya, bersama Meong Hideung (kucing hitam) dan gelang gengge bukan sekedar binatang dan benda warisan yang turun temurun, namun lekat akan sejarah dari mana semua itu berasal.Urutan Judul :Sekutu (suara kelam dari masa lalu)Leuweung SasarKampung Jabang MayitAkad JiwoBangkar SukmaKampung Jabang Mayit 2Leuweung Sarebu LelembutGetih WangiKutukan Sarebu LelembutPunggel IrengKampung Jabang Mayit 3Pagelaran Sarebu LelembutKampung KasarungKampung Jabang Mayit 4Petaka Tanah Hitam
1 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Getih Wangi
Selanjutnya
Getih Wangi - Part 7
8
13
Getih Wangi Part 7 – Getih SakralSpoiler :“Gam sekarang” ucap Budi sudah menganggukan kepala memberikan pertanda kepada Gama.Gama langsung mendekat ke arah Dewi yang sudah semakin menjadi di rasuki mahluk yang di kendalikan Ni Kanti di dalam rumah itu, apalagi Mang Amo kini sudah berjalan perlahan ke arah mereka berdua.“Cepat Gam, cepat” ucap Budi sekuat tenaga menahan tuuh Dewi.Gama dengan cepat mengambil pisau andalah Budi dari balik punggungnya, tanpa melepaskan sorban dan gelang gengge dalam genggaman tangannya.“Maafkan Wi, ini harus terjadi...” ucap Gama sambil meneteskan air matanya melawan rasa sakit di hatinya, namun tidak membuat Dewi memperdulikan ucapan suaminya itu, malah matanya semakin menyala merah dan tubuhnya berubah semakin panas.“Sreeeettttt!!!” Ujung pisau nan tajam itu mendarat di kulit pergelangan tangan Dewi, membuat darahnya langsung memancar bukan hanya mengenai pisau Budi melainkan terkena lantai keramik.“Lepaskan Budi!” ucap Gama sudah melihat Mang Amo semakin mendekat.Dengan cepat Budi menendang golok yang sebelumnya tergeletak, hingga Mang Amo tidak bergerak ke arah Dewi melainkan ke arah golok itu.“Maafkan aku Wi” ucap Gama, melihat istrinya itu sedang menundukan kepala hingga rambut panjangnya menutupi wajah, dengan keadaan darah yang terus mengalir di pergelangan tangannya. *Tersisa satu part lagi menuju akhir.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan