Getih Wangi - Part 5

5
24
Terkunci
Deskripsi

Getih Wangi Part 5 – Pesta Tumbal

Spoiler :

“Kita hanya melaksanakan tugas saja Mak, sudah cepat!” ucap Mang Amo.

Mak Sari hanya menundukan kepalanya, kemudian membantu Mang Amo meminumkan air hijau dalam botol itu setelah Mang Amo membuka mulut Nur Wangi.

“Mi–minum Nur Wangi!” ucap Mak Sari sambil bergetar, kemudian sisa air itu Mang Amo cipratkan ke seluruh baju yang Nur Wangi kenakan.

Hal yang sama juga di lakukan kepada Rudi dan Zihan masih dengan tatapan kosongnya, dan wajah semakin jelas terlihat...

1 file untuk di-download

Unlock to support the creator

Choose Your Support Type

Paket
129 konten
Akses 30 hari
1,000 (IDR 100,000)
Post
1 konten
Akses seumur hidup
150 (IDR 15,000)
Berapa nilai Kakoin dalam Rupiah?
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Kategori karya
Getih Wangi
Selanjutnya Getih Wangi - Part 6
7
14
Getih Wangi Part 6 – Nyai Gusti Ratu Dewi BentangSpoiler :Seketika seluruh isi dari dalam mulut Nur Wangi di muntahkan ke atas meja cermin, tepat didepan wajah Ni Kanti.“Paehan saha wae anu nganggu! Waktuna teu loba! sered kabeh mayitna ka curug eta jeleman nu aya ditengah imah, lamun sareupna bijil warna bereum di bukit soca bereum waktu kaula beak! Kudu inget maneh Surti! Mun teu ku kaula ditulungan maneh kudu modar dieta gubuk jeng eta tatangkalan! Tebus janji maneh! Sembakeun eta nyawa jang harumna getih nu kudu kacium ku bangsa kaula!”(Bunuh siapa saja yang mengganggu! Waktunya tidak banyak! Bawa semua mayatnya ke curug semua manusia yang ada ditengah rumah, kalau waktu sore keluar warna merah di bukit soca bereum waktu saya habis! Harus ingat kamu Surti! Kalau tidak saya yang menolong kamu, kamu harus mati di gubuk dan di pohon! Tebus janji kamu! Persembahkan itu nyawa untuk getih wangi yang harus selalu tercium oleh bangsa kami!) bisik Nur Wangi dekat dengan telinga Ni Kanti dan rambut putihnya itu.“Arrrghhhh!!!”...“Kek...” ucap Gama.Ki Duduy hanya memberikan pertanda kepada Gama untuk berdiam, kemudian dalam tas kecil yang mengantung di pundak Ki Duduy, ia melepaskan sorban peninggalan Ki Langsamana kepada Gama, dengan mengeluarkan bau wangi yang sangat menyengat, membuat Jujun dan Ajo hanya melihat ke arah Gama.“Sudah minum lagi ini...” ucap Ki Duduy, kembali menuangkan air ke dalam mulut Ajo dan Jujun secara bergantian.“Aaaaaaaaaa!!!!!” “Aaaaaa!!!!!!”Tiba-tiba Jujun dan Ajo mengeluarkan teriakan yang sangat kencang, bersamaan dengan angin di rumah Ni Kanti semakin kencang mengitari halaman rumahnya, kembali berdatangan angin kencang itu menghembus dari arah curug melalui hamparan kebun teh.“Duk! Duk! Duk!!!!”Tiga kali totokan dua jari Ki Duduy mendarat di pundak Ajo dan Jujun membuat ia tidak bisa bergerak sama sekali, tubuhnya bak terkunci, dan tiba-tiba darah dari setiap luka bekas goresan pisau andalan Budi itu keluar darah di tubuh Ajo dan Jujun dengan sangat banyak, mereka berdua hanya bisa membuka mulutnya tanpa bisa berbicara sekalipun mengeluarkan suara erangan.“Lu–lumpuh raga..” ucap Budi perlahan, mengingat satu ilmu bela diri yang pernah Mang Idim ceritakan, yang di kuasai oleh Ki Duduy sebuah warisan dari Ki Langsamana.…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan