
Akad Jiwo
Part 3 – Tumbal Galian Mustika
...
Spoiler :
Dengan seketika, kambing-kambing itu seperti ada yang menariknya di dalam rawa yang kini airnya tidak tenang lagi itu, karena kambing-kambing sudah tengelam begitu saja, di susul suara langkah orang yang Budi dengar memberikan tanda kepadaku, apalagi gelang gengge didalam saku celana yang mana pemiliknya itu sudah berada di sampingku terasa dingin.
Aku mendengar dengan jelas, suara gerakan kaki berbeda dari sebelumnya kini terbagi dua, yang satu...
Meong Hideung Universe (Gama dan Budi)
1.3k
936
114
Berlanjut
Garisan takdir membawa seorang Digjaya Adiguna Gama harus menerima sebuah warisan dari Kakeknya yaitu Ki Duduy, tanpa adanya lagi sebuah pilihan. Tatkala darah daging yang terikat pekat dalam tubuhnya itu menurunkan semua lelaku perjalanan panjang Ki Adiguna Rusdi Langsamana (Ki Langsamana) sebelumnya, yang harus diteruskan oleh Gama.Misteri dan teka-teki datang dari sisi lain kehidupan membawa Gama pada sebuah perjalan hidup baru, ditemani oleh Jalu Kertarajasa (Budi) meneruskan benang-benang kehidupan yang sebelumnya sudah dimulai, keterkaitan masa lalu yang rentan akan marabahaya memberikan Gama dan Budi banyak pelajaran, dari setiap resiko besar yang sudah diambilnya, bersama Meong Hideung (kucing hitam) dan gelang gengge bukan sekedar binatang dan benda warisan yang turun temurun, namun lekat akan sejarah dari mana semua itu berasal.Urutan Judul :Sekutu (suara kelam dari masa lalu)Leuweung SasarKampung Jabang MayitAkad JiwoBangkar SukmaKampung Jabang Mayit 2Leuweung Sarebu LelembutGetih WangiKutukan Sarebu LelembutPunggel IrengKampung Jabang Mayit 3Pagelaran Sarebu LelembutKampung KasarungKampung Jabang Mayit 4Petaka Tanah Hitam
3 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Akad Jiwo
Selanjutnya
Akad Jiwo - Part 4
8
2
Akad JiwoPart 4 – Mahar Nyawa Keluarga... Spoiler : “Sesakti apa memangnya kamu ini Gama... mau ikut campur urusan ini, peduli setan kamu masih keturan siapapun, Alda sudah mati sejak menjadi mahar nyawa keluarganya, pilihannya mendingan kamu pulang dan jangan pernah kembali...” ucap Bi Jenab sambil membenarkan posisi Alda yang masih tertidur.“Hanya ikhtiar Bi, tidak ada yang sakti, kecuali yang menciptakan kita... sebelumnya datang suaminya ke rumah saya Bi, bersama Alda, wajar saya harus kembali kesini...” jawabku sambil terus merasakan bahwa makhluk di dalam rumah Bu Rohma perlahan akan menunjukan wujudnya.“Apa tidak cukup malam kemarin di Talaga mengganggu ritual Ibu Rohma!” tanya Bi Jenab menatap tajam ke arahku, apalagi jaraknya sudah sangat dekat.Aku langsung terdiam mendengar ucapan Bi Jenab yang ternyata mengetahui malam kemarin kedatanganku.“Bah Dewo sudah cerita banyak! Tapi sayang, mungkin sekarang sudah akan mati di tangan Sobar dan Bu Rohma yang barusan pergi ke rumahnya... membereskan satu persatu, malam ini paling kepalanya di kubur juga disini, percuma... yah selanjutnya juga kamu...” ucap Bi Jenab dengan sangat dingin.“Bukannya Bah Dewo bapak Bi Jenab!” ucapku dengan tegas, tanpa sedikitpun ada rasa takut dari ucapan Bi Jenab itu.“Iyah, tapi kesalahannya berbicara dengan kamu malam itu di lihat Sobar...” jawab Bi Jenab tersenyum ke arahku sangat menakutkan.“Jenab!!! Cepat kesini!!!” tiba-tiba terdengar suara teriakan Bu Rohma dari arah pintu depan sangat kencang sekali.Bi Jenab dengan cepat berjalan ke arah suara Bu Rohma dengan tergesa-gesa.“Obati luka Sobar cepat! Itu luka di tangannya, jarinya hampir putus!” terdengar suara Bu Rohma sangat panik....
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan