
Akad Jiwo
Part 2 – Tumbal Galian Mustika
...
Spoiler :
“Sampai begini keadaanya...” ucapku yang sudah keluar keringat, sambil menahan bau binatang, yang anehnya tidak Dewi cium.
Perlahan aku memegang bagian kaki Alda sementara Dewi sedang merapikan rambut Alda dan mengusap berkali-kali.
“Tumbal...” ucapku perlahan, apalagi aku merasakan semakin panas tubuhku dan ketika aku mengeluarkan batu kecil lalu aku tempelkan di telapak kaki Alda, badanya langsung sedikit bergerak.
“Gam! itu keringat kamu lap dulu”...
Meong Hideung Universe (Gama dan Budi)
1.3k
936
114
Berlanjut
Garisan takdir membawa seorang Digjaya Adiguna Gama harus menerima sebuah warisan dari Kakeknya yaitu Ki Duduy, tanpa adanya lagi sebuah pilihan. Tatkala darah daging yang terikat pekat dalam tubuhnya itu menurunkan semua lelaku perjalanan panjang Ki Adiguna Rusdi Langsamana (Ki Langsamana) sebelumnya, yang harus diteruskan oleh Gama.Misteri dan teka-teki datang dari sisi lain kehidupan membawa Gama pada sebuah perjalan hidup baru, ditemani oleh Jalu Kertarajasa (Budi) meneruskan benang-benang kehidupan yang sebelumnya sudah dimulai, keterkaitan masa lalu yang rentan akan marabahaya memberikan Gama dan Budi banyak pelajaran, dari setiap resiko besar yang sudah diambilnya, bersama Meong Hideung (kucing hitam) dan gelang gengge bukan sekedar binatang dan benda warisan yang turun temurun, namun lekat akan sejarah dari mana semua itu berasal.Urutan Judul :Sekutu (suara kelam dari masa lalu)Leuweung SasarKampung Jabang MayitAkad JiwoBangkar SukmaKampung Jabang Mayit 2Leuweung Sarebu LelembutGetih WangiKutukan Sarebu LelembutPunggel IrengKampung Jabang Mayit 3Pagelaran Sarebu LelembutKampung KasarungKampung Jabang Mayit 4Petaka Tanah Hitam
3 file untuk di-download
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Akad Jiwo
Selanjutnya
Akad Jiwo - Part 3
10
5
Akad JiwoPart 3 – Tumbal Galian Mustika... Spoiler : Dengan seketika, kambing-kambing itu seperti ada yang menariknya di dalam rawa yang kini airnya tidak tenang lagi itu, karena kambing-kambing sudah tengelam begitu saja, di susul suara langkah orang yang Budi dengar memberikan tanda kepadaku, apalagi gelang gengge didalam saku celana yang mana pemiliknya itu sudah berada di sampingku terasa dingin.Aku mendengar dengan jelas, suara gerakan kaki berbeda dari sebelumnya kini terbagi dua, yang satu ke arah barusan tiga orang dan satunya lagi ke arah aku dan Budi yang sedang tengkurap, begitu juga hal itu di sadari Budi.“Alda!!!” ucapku perlahan, Alda sudah berjalan bersama Ibu Rohma dan Sobar, juga dua orang lainya yang mengikutinya dari belakang dan aku baru melihat seorang nenek tua sudah berdiri di dekat air rawa tilas, seperti menunggu kedatangan Alda dan Ibu Rohma.“Disini ternyata... akhirnya kepala kamu duluan, sebelum semua kepala keluargaku kamu tebas!!!”Sebuah golok tajam baru saja terdengar suaranya begitu jelas di keluarkan dari sarangnya, kini golok itu tepat mengarah ke leher Budi, bahkan tidak aku ketahui lelaki tua yang pernah aku lihat itu tiba-tiba saja muncul.“Pak Iwan!!!” ucapku kaget, melihat lelaki tua yang kini akan menyalangkan golok itu ke arah leher Budi.“Budi! Jangan!!!” Teriakku.…
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan