264. Hampir

4
0
Deskripsi

Hampir.

Alaksa tidak pernah merasa sebersalah ini, ketika selepas mengantar zetta laki-laki itu tak benar-benar tidur ketika sampai dirumah, menunggu hingga pagi tiba terlalu lama, maka membuat keributan jam 4 subuh adalah jalan ninjanya. Bahkan ketika ia dimarahi abi dan umi pikirannya hanya satu, zetta mau maafin gue gak yah? Maka untuk menebus rasa bersalahnya, alaksa di jam 4 subuh untuk pertama kalinya membangunkan semua anggota keluarga hanya untuk minta diajarin cara membuat cookies, alaksa ingat azmi pernah mengatakan zetta sangat suka cookies buatannya, maka mengganggu azmi di jam 4 subuh juga termasuk rencananya, alhasil ia di maki habis-habisan oleh kakak tengahnya. Keinginan alaksa berhasil diwujudkan umi tepat pada pukul enam pagi, di bantu azmi tepat saat pukul tujuh, dan sekarang alaksa sudah tepat berada dihadapan gadis berambut poni—si pelaku keributan alaksa di jam empat pagi.

Aksa terus memandang wajah gadis dihadapannya ini dengan ragu, ketika gadis itu mengunyah cookies buatannya yang dibantu umi, jantung laki-laki berdegup kencang, ini pertama kalinya ia membuat cookies untuk seseorang, maka menunggu reaksi zetta adalah hal yang mendebarkan bagi alaksa. Terlebih lagi bentuk cookies buatanya, ini semua ide gila azmi. Katanya, biar sweet aja gitu.

“enak?” alaksa mencoba membuka percakapan, dia penasaran rasa cookies buatannya, dan zetta hanya diam tak menampilkan ekspresi apa-apa, namun tangannya kembali mengambil satu cookies lagi untuk dimakan. 

Alaksa menghembuskan nafasnya pelan, “maaf yah.” ujarnya. Zetta hanya diam, memandang laki-laki itu sembari menikmati cookies buatan aksa, kembali mengingat bahwa ternyata dia bukan satu-satunya orang yang dihadiahi cookies dari alaksa. Bodohnya sekesal apapun gadis itu, alaksa punya cara ampuh meluluhkan hatinya, sialan ni cowok.

“zee, maafin dong.” Alaksa masih terus membujuk, wajah laki-laki itu tampak memelas. Melihat sikap aksa yang seperti itu, zetta lantas menoleh kesamping kanan dan kiri, mencoba memastikan kembali bahwa dirumah ini hanya ada mereka, bunda, ayah sudah lebih dulu pergi sedangkan nabila sudah berangkat ke sekolah.

“ze.” Alaksa masih kembali mencoba. Sorot mata laki-laki itu sendu, “gue minta maaf.” Ujarnya sekali lagi, “gue semalem lagi banyak pikiran , gue gak tau mau lampiasin kemana jadinya gue ikut ajakan temen-temen gue buat ke club.” Alaksa menjeda ucapannya, menarik napas lalu menghembuskannya perlahan, “gue kaget waktu liat lo tiba-tiba masuk kedalam club bareng cowok, pikiran gue kalut, gue gak suka cewek yang gue kenal masuk club, apalagi cewek itu mau jadi istri gue.” Sorot mata alaksa lurus menatap gadis dihadapannya, “pikiran gue kacau, malah liat lo masuk ke club bareng cowok, maaf gue lampiasin semua ke lo.” Alaksa menunduk, “maaf zetta.”

Zetta mati kutu. Jantungnya berdebar tak karuan, sekarang dia tidak tau harus menjawab apa. Gadis itu bahkan merasa kaku sekedar kembali menyuap sisa cookies ditangannya.

“Nayya—“

“ZETTA NAYYARAAAA!! BUKA PINTU GERBANGNYA!!”

Kedua insan yang sedang berada di dapur itu sama-sama melotot, menoleh kearah yang sama bersamaan ketika suara yang terasa familiar terdengar dari luar rumah. Zetta berdiri panik, “aduh sa, itu kaziel!!” panik gadis itu.

“ze, gimana dong!??” alaksa ikutan panik.

Zetta menggigit bibir bawahnya, mencoba mencari ide sebelum kaziel benar-benar masuk kedalam rumahnya. Dan ketika ide itu muncul, zetta dengan cepat menarik aksa, membawa laki-laki itu menuju kamarnya, “lo diem disini! Jangan keluar sampe gue dateng!!” peringat zetta, alaksa mengangguk patuh. Pintu lalu ditutup, membuat laki-laki itu bernapas legah ketika langkah zetta mulai menjauh.

Hampir saja, tapi—tunggu!! Ini kamar zetta! Kedua bola mata alaksa membulat, baru menyadari bahwa dirinya sedang berada di kamar seorang gadis. Ini pertama kalinya aksa masuk kedalam kamar cewek, jujur! “Anjing, dosa gak yah masuk kamar cewek?” guman laki-laki itu.

Matanya melirik seluruh sudut kamar zetta. Bersih tapi tidak sepenuhnya bersih, kasur yang masih berantakan, beberapa tumpukan buku dimeja belajar dibiarkan tergeletak diatas meja dengan beberapa spidol dan pulpen, laptop yang masih menyala menampilkan sebuah video performace dua artis tanah air, aliando dan prilly. Hanya itu, selebihnya terlihat rapi dan tersusun dengan baik. Alaksa melangkah mendekat kearah lemari sedang yang diatasnya terdapat beberapa pigura serta koleksi boneka-boneka zetta. Laki-laki itu tersenyum tipis melihat foto-foto zetta yang dipajang gadis itu, ada foto dari bayi, foto zetta saat mengenakan seragam merah putih hingga foto gadis itu mengenakan seragam putih abu-abu.

Dahi alaksa mengernyit melihat ada banyak sekali foto kaziel bersama zetta yang dipajang gadis itu. Melihat foto-foto itu, alaksa sadar seberapa dekat kedua insan itu ketika masih remaja, bahkan hanya ada foto kaziel disini, seolah khusus area ini berisi kenangan bersama sahabatnya. Kaziel memiliki tempat spesial di hati zetta, aksa sepertinya paham kenapa zetta selalu menolak kaziel, gadis itu hanya tidak ingin kehilangan teman baiknya.

Disisi lain, zetta berusaha mati-matian mencari jawaban untuk kaziel saat laki-laki itu bertanya perihal mobil siapa yang terparkir didepan rumahnya. “umm i—itu mobil tetangga hehe iya mobil tetangga.” Zetta bahkan merasa bodoh saat ini, raut curiga kaziel membuatnya gugup.

“mobil tetangga?” ulang laki-laki itu.

Zetta mengangguk sekali lagi, “hehe iya.” Balasnya yang masih tak bisa menghilangkan raut curiga dari wajah kaziel. laki-laki itu jelas mengenal siapa pemilik mobil yang terparkir jelas didepan rumah zetta, mobil itu jelas mobil alaksa, kaziel kenal mati plat mobil temannya.

“lo sendiri?” tanya kaziel lagi.

“eh—haha iya sendiri.” dalam hati gadis itu mengutuk dirinya yang gelagapan dihadapan kaziel. namun melihat ponsel aksa yang tergelat tepat diatas meja makan, zetta berseru keras, “KAZIEL!!” pekik gadis itu.

“jir, apasi.” Balas kaziel.

“em—gue, gue mau makan coto.”

Kaziel mengernyit, “coto?”

“iya coto! coto makassar, gue lagi bm makan itu.”

“yaudah ntar gue gofood—“

“IH GAK MAU!!”

“lo kenapa sih? Teriak-teriak mulu, gue denger kali.”

Gadis itu mengerjabkan matanya, “emm iya sorry-sorry tapi jangan gofood!! Emm anu gua mau lo yang beli langsung, please!!!”

Kaziel mengenyit menatap gadis itu curiga, “lo—“

“gue lagi pms! sumpah lagi pengen makan coto tapi maunya lo yang beli langsung, lo kan tau gue kalo lagi pms nyebelin, kan lo yang bilang sendiri.”

“tapi—“

“ayolah masa minta tolong beliin coto aja gak mau, pelit banget, lo gak saya—“

“iya-iya!” zetta bernapas legah, kaziel mau menurutinya. Setidaknya untuk mengeluarkan alaksa dari rumah ia harus bersusah payah mengusir kaziel dari rumahnya. 

“tapi—“ kaziel menunjuk tepat diwajah zetta, “pas gue balik lo udah siap-siap, lo bentar mau ke kampus kan?” kedua insan itu mulai belangkah keluar rumah.

“ohh hahaha i—iya haha iya iya, tenang aja abis ini mau mandi kok hehe hati-hati yah.” ujar gadis itu, tangannya melambai ketika kaziel mulai menaiki motornya menjauh. Gadis itu mengusap dadanya, kaziel sudah hilang dari pandangan, “wah gilak, nyembunyiin aksa kek nyembunyiin aib aja dah.” Guman gadis itu lalu memilih kembali masuk kedalam rumah.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya 340. Akad
5
0
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan