— 256

2
0
Deskripsi

Narasi au the dark side part 256

— 256

"BANGGG REGAAANNNN!!!!!“

Han memekik heboh begitu melihat Regan berdiri di ujung lorong dengan satu tangannya yang bersandar pada dinding, menahan berat tubuhnya yang tidak bertenaga.

Regan berpaling, matanya membulat begitu melihat Han berlari ke arahnya dengan wajah berseri-seri, juga dengan tangan kanannya yang diangkat tinggi-tinggi untuk melambai ke arahnya dengan penuh semangat. Namun keterkejutan tersebut hanya terjadi sebentar begitu ia menyadari ada sosok lain di belakang Han, seseorang yang persis seperti dirinya. Regandrio Davka tengah berlari tergopoh-gopoh menyeimbangi langkah kaki Han yang terlampaui cepat.

Menyakinkan dirinya bahwa itu adalah Davka, Regan berjalan tertatih ke arah mereka berdua sampai tubuhnya dihantam sesuatu yang membuatnya mundur selangkah.

Han melompat memeluk Regan sekencang ikatan tali, melampiaskan segala perasaan yang tumpah ruah memenuhi benaknya. Disela-sela pelukannya itu, Regan mencoba melepaskan diri dari jeratan kedua tangan Han yang masih mendekap tubuhnya erat.

Tangan Regan menyentuh jidat Han dan mendorongnya cukup kuat. "Han, gue ke sini bukan buat nerima pelukan."

Han lantas melepaskan pelukan setelah bertahan bermenit-menit, berjalan sedikit menjauh dan bersedekap dada, wajahnya ia palingkan ke arah lain. "Iya, maaf yang nggak mau nerima pelukan."

Kemudian, Han tersadar bahwa tubuh bagian depannya terasa basah. Segera ia alihkan atensinya pada Regan.

"Bang, lo habis kecebur di mana?" Han bertanya penasaran, dipikir secara logika rasanya mustahil datang ke mari dalam keadaan basah kuyup, apalagi di sekolah ini tidak ada kolam renang dan sekelilingnya pun kering.

"Jangan bilang lo mandi di sini? Kurang kerjaan banget lo bang mandi di sini?" tanya Han lagi, menautkan kedua alisnya kebingungan.

"Gue nggak mandi."

"Terus?"

"Habis tenggelem."

Han mengusap-usap dagunya, agak ragu untuk percaya. "Ah, oke, tenggelem."

"Bisa gak bahas itunya nanti?" Davka bersuara.

"Gue udah inget siapa Keirasya Nala,” sahut Regan kemudian.

Mendengar itu, keduanya lantas menaruh seluruh atensinya kepada Regan.

"Soal semicolon butterfly juga tahu?" Yang bertanya itu Davka.

Regan mengangguk, sambil menyugar rambutnya ke belakang dia menjawab, "Iya, simbol itu dari gue buat dia. Kalian sendiri udah tahu kan makna dari semicolon itu apa?"

Han hanya diam ketika Regan menatapnya.

"Itu simbol yang digunain untuk orang-orang yang lagi berjuang sama kesehatan mental mereka," balas Davka.

"Iya, dan Kei salah satu dari orang-orang yang lagi berjuang melawan itu." Regan menambahkan.

"Tapi gimana bisa? Project semicolon adanya waktu tahun 2013, sementara K udah meninggal di tahun 2012 dan lo sendiri yang—"

"Gue juga nggak paham, waktu itu di atap gue iseng gambar dan Kei juga iseng nambahin kupu-kupu karena dia suka kupu-kupu. Di pertengahan tahun 2013 gue baru tahu kalau ternyata ada yang namanya project semicolon, dan keduanya juga memiliki makna yang mendalam soal kesehatan mental —titik koma sama kupu-kupu itu!"

Regan menyandarkan punggungnya pada tembok yang dingin, satu tangannya memijat pelipis karena pening yang tiba-tiba menyerangnya.

"Ini salah gue...." Tubuh Regan merosot ke bawah dan ia duduk di lantai. "Gue pergi tanpa pamit ke dia dulu, gue nggak tahu kalau itu malah bikin dia tambah kacau sampai berakhir jadi kayak sekarang ini. Seandainya waktu itu gue ngasih tahu dia pelan-pelan dan ngabarin dia begitu masalah gue selesai, Kei masih hidup sampai sekarang."

Regan menengadah, menatap kedua cowok di depannya dengan air yang menumpuk penuh di pelupuk mata, sekali berkedip air itu akan luruh ke sisi wajahnya.

Han berjongkok di samping Regan, diikuti oleh Davka yang lebih memilih menyilangkan kedua kakinya.

"Adek gue, Argan. Dia meninggal di akhir tahun 2012. Gue nggak tahu apa penyebab dia meninggal sampai gue mendengar pembicaraan rahasia kedua orang tua gue sama tukang kebun." Regan menutup wajahnya dengan kedua tangan, terdengar helaan napas berat yang dikeluarkan dari mulutnya. "Adek gue jadi tumbal atas keserakahan mereka berdua. Dan nggak lama setelah gue tahu fakta itu, gue dengar kalau mereka juga bakal bikin gue jadi tumbal selanjutnya."

"Gue nggak terima begitu tahu kebenaran dibalik kematian Argan, dan gue gelap mata. Saat itu yang terpikirkan sama gue adalah balas dendam."

"Gue bunuh mereka berdua pas perjalanan menuju ke puncak."

Tidak ada yang bersuara ketika Regan mengucapkan kalimat terakhir. Regan tertawa hambar, menatap keduanya dengan air muka yang sulit dijelaskan.

"Itu kecelakaan kok," lanjut Regan santai. Han dan Davka yang sebelumnya menahan napas kini mulai bernapas kembali dengan normal.

"Kecelakaan yang disengaja." Regan menambahkan. "Karena kecelakaan itu juga gue dipertemukan sama mantan pastor yang berakhir jadi gue yang sekarang."

Regan menepuk kedua tangannya, mengakhiri cerita. Kemudian bangkit berdiri dan bilang pada keduanya. "Keira ada di atap kan? Ayo selesaiin ini biar Han cepet pulang."

Regan mengulurkan tangannya pada Davka. Cowok itu hanya mendongak dan mengerjap beberapa kali, mengamati wajah Regan yang sangat mirip dengannya itu.

"Iya, ayo ke atap ketemu K!" Han berseru, memberi semangat untuk dirinya sendiri. "Bang, sekarang di sana tanggal berapa?"

"Tiga belas,” balas Regan, menoleh pada Han namun tangannya masih terulur pada Davka.

Han nyaris terbelalak. "Tanggal tiga belas kan ulang tahun gue, Bang!"

Davka menerima uluran tangan tersebut dan bangkit berdiri.

"Iya, lo sih lepas gelang segala nggak jadi tiup lilin kan sekarang." Regan menepuk-nepuk bahu kanan Han dengan iba. "Kasian."

Han merengut sebal. "Gue lepas gelang juga buat ngebuktiin kalo yang di sekolah itu Bang Regan bukan Davka."

"Makanya lain kali nggak usah aneh-aneh, ya, Hanniel Laksmono." Regan berbisik rendah ke dekat telinga Han. "Bekas tamparan Mama lo masih kerasa sampe sekarang. Nanti begitu lo bangun gue gampar balik elo, ya, biar impas."

Han meneguk salivanya berulang kali.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya — 263
2
0
Narasi au the dark side part 263
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan