[SEASON TWO] Part 12: Noel Coba Nembak Marsha

1
0
Deskripsi

“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”

Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… 

…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? 

“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”

*****

Ingat Toyota, Ingat Ajie Su

0813-8354-2951

Kembali di atas danau buatan lagi. Cuacanya sedang tidak bagus. Walau sederas apa pun hujannya, tetap saja itu tidak mengubah segala hal. Mungkin sudah menjadi takdir mereka berdua untuk sering temu kangen di atas danau buatan, dalam sebuah perahu.

Mereka. Yah, mereka itu Noel dan Marsha. Selalu sama. Pasti Noel yang mendayung. Cukup begitu terlihat bahwa Noel amat menikmati sekarang knu dengan kegiatan mendayung. Tak peduli seberapa deras hujannya, tetap saja ia mendayung. Bodohnya pula, ia mendayung tak tentu arah. Semakin ia mendayung, semakin pula ia dan Marsha menjauh dari daratan.

Marsha tertawa.

Noel mengernyitkan dahi. "Kenapa ketawa?"

"Aku bukan mentertawakan kamu loh, Noel. Aku cuma mentertawakan kita. Aku dan kamu."

"Kadang apa yang terjadi di antara kita itu lebih sering menarik gelak tawa."

"He'eh. Untung kamu paham sama apa yang aku maksud. Jarang-jarang lihat kamu sepikiran sama aku."

"Sering, ah. Kamu saja yang menurut aku nggak peka. Kamu terlalu asyik sendiri."

"Eh, itu bukannya kamu? Jangan memutarbalikkan kenyataan. Menurut aku, kamu malah yang kurang peka dengan apa yang ingin kamu lakukan."

"Oke, kamu menang. Mereka memang benar. Laki-laki dan perempuan itu seperti sepasang makhluk dari dunia yang berbeda. Laki-laki dari Mars, sementara perempuan dari Venus. Seperti aku dan kamu. Yang kelihatannya saja tidak cocok, tapi tetap saja kita sering ketemu di atas danau ini. Kalau bukan jodoh, namanya apa? T'rus, andaikan jodoh, betapa sering kita bertengkar dan menemukan perbedaan pendapat."

Marsha menghela nafas. Ia perlahan-lahan melihat ke arah sisi yang lainnya. Terlihat di pandangan matanya, ikan-ikan yang memoncongkan mulutnya ke permukaan seolah-olah Marsha sedang memberikan makanan ke ikan-ikan tersebut.

"Marsha," desah Noel yang sepertinya terlihat menyesal.

"Hmm," Marsha menoleh ke arah Noel lagi. Memaksakan diri untuk tersenyum.

"Kalau aku belum bisa menjadi apa yang kamu harapkan, aku minta maaf." Noel mengucapkan itu sembari agak tertunduk kepalanya.

Marsha tertawa kecil. "Kenapa sekarang mendadak minta maaf? Takut, kah, aku pergi begitu saja dari hidupmu demi seorang laki-laki yang jauh lebih baik?"

Noel hanya mengangguk kecil.

"Tenanglah. Kamu nggak usah khawatir. Aku bahkan nggak berniat buat cari laki-laki lain."

"T'rus, mimpi-mimpiku selain mimpi di atas danau ini? Yang kulihat, kamu lagi mesra-mesraan sama cowok ini, cowok itu."

"T'rus kamu cemburu?"

Noel terdiam. Merah sekali kedua pipinya.

Marsha tertawa.

Entah kenapa Noel ikut tertawa.

"Terima kasih atas kejujuran kamu, Noel. Aku hargai. Aku juga masih tetap menyayangi kamu. Cuma--"

"--cuma?" Noel mulai gemetar lagi. Ia takut segala kekhawatirannya terbukti. Bukankah setiap manusia diizinkan untuk tidak berkata jujur?

"Kamu nggak usah tegang. Aku tahu pikiran kamu, kok, kayaknya. Pasti kamu lagi mikir ada seseorang di hati aku. Yah, kan?"

Noel mengakui dengan anggukan malu-malu.

Marsha menggeleng tegas. "Mungkin tetap sama kamu, yang mungkin selamanya. Yang aku mau bilang itu, kadang nggak gampang menyesuaikan segala sesuatunya, entah apa yang ada di alam mimpi maupun di dunia nyata. Mungkin karena itulah kamu beranggapan aku ini cewek aneh yang hobi bikin kamu kesal, yang punya kepribadian yang aneh banget. Aku juga punya pergumulanku sendiri. Kamu sudah tahu aku anak sulung?"

Noel menggeleng dan wajahnya makin memerah. Di saat itulah, ia baru tahu kesalahannya. Mungkin selama ini ia lebih mementingkan dirinya sendiri. Jujur, selama ini harus ia akui dirinya cenderung memaksakan kehendak. Baru kali ini ia menyadari jarang sekali mengorek-ngorek sesuatu tentang Marsha. Yang selama ini Noel lakukan itu hanyalah terus menerus mengirimkan Marsha pesan sembari terus berharap Marsha tergerak untuk mengikuti apa kemauannya. Tanpa peduli apa yang menjadi kesulitan Marsha agar setiap hal yang terjadi di alam mimpi ini bisa benar-benar terimplementasikan ke dunia nyata masing-masing dari mereka berdua.

"Sekarang, kok bengong, Mas?" goda Marsha terkekeh-kekeh.

Wajah Noel makin memerah saja.

"I love you so much, Noel."

Noel sepintas berkata, "I love you, too, Marsha."

"Makanya jangan ceroboh. Jangan main ambil kesimpulan sendiri sebelum tahu kesulitan aku itu apa. Coba, deh, kamu di posisi aku. Aku saja masih mau mengerti kebiasaan kamu yang suka kirim pesan sebanyak-banyaknya ke aku dan itu lebih sering kamu lakukan di malam hari. Kamu tahu, nggak, kamu itu ganggu orang tidur saja?!"

Noel spontan terkekeh-kekeh, "Yah, maaf, Marsha. Soalnya aku merasa waktu terbaiknya itu malam hari. Aku kurang percaya diri kalau kirimnya itu di siang hari."

"Tapi, terima kasih atas pesan-pesan kamu. Aku selalu memperhatikan curhatan kamu, kata-kata motivasi dari kamu, dan, yah, apa pun dari kamu. Waktunya saja, yang menurut aku, kurang tepat."

"Sama-sama, Marsha."

"Bersabarlah, Noel. Jangan buru-buru. Aku kan sudah pernah bilang, jangan begitu terobsesi dengan aku. Fokus saja ke kehidupan kamu. Dan, aku selamanya akan menjadi milik kamu. Tidak akan pernah di pikiran aku, cari laki-laki lain selain kamu. Percaya sama aku, yah."

***

Noel terbangun. Jam di ponselnya sudah menunjukkan pukul 02:30 subuh. Sebetulnya ia ketiduran saat sedang bermain Mobile Legends (yang sedang push rank). Tahu-tahu pertandingan daring tadi sudah berakhir. Tim yang ia terlibat di dalamnya memang menang. Namun, ia harus mendapatkan sanksi dari Moonton selaku pengembang Mobile Legends, karena terdeteksi melakukan pelanggaran AFK (alias away from keyboard).

"Mimpi itu lagi." desah Noel kelihatannya bahagia. "Sebetulnya Marsha itu siapa, sih? Kalau bukan jodoh, kenapa bisa terus mimpiin dia? T'rus, kenapa jarang banget dia ngikutin maunya gue? Sombong banget. Kadang suka sok tengil. Resek tuh cewek."

Noel terdiam, lalu tersenyum dan kedua pipinya berona merah. "Tapi, kayaknya gue beneran jatuh cinta sama dia. Waktu nggak sengaja ketemu dia di depan restoran Jepang itu, itu rasanya senang banget. Ngeselin sih emang ngeselin. Tapi--"

Secepat kilat ia mengambil ponsel yang masih sedang dalam pengisian daya. Ia mengetikkan beberapa kata untuk dikirimkan ke Marsha.

"I love you, Marsha. Maaf, jika aku kembali mengirimkan pesan ke kamu di jam-jam yang menurut kamu tidak sewajarnya. Begitu aku terbangun di sekitar jam dua subuh, aku langsung terpikirkan kamu dan ingin sekali mengucapkan kata-kata di awal pesan ini. Eh, sepertinya aku jarang bilang 'I love you' ke kamu, yah?

Bahkan, aku juga jarang bertanya langsung apa saja yang kamu lakukan seharian. Eh, omong-omong, ada kegiatan apa kamu hari ini? Semangat, yah. Jangan melupakan sarapan kamu juga.

Oh iya, bolehkah aku memanggil kamu 'Babe'? Iya, Baby, aku pengin lebih mengenal kamu mulai detik ini, setelah e-mail aku ini benar-benar sampai kamu. Izinkan aku mengorek-ngorek informasi tentang kamu, Marsha Cahaya Hati aku."

***

Lalu, di tempat Marsha, tak biasanya ia terbangun hanya karena pesan Noel tersebut. Saat membacanya, rona wajah Marsha berubah. Ia tersenyum sendiri dan spontan saja menuliskan balasannya, "I love you, too, Mas,"

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya [SEASON TWO] Part 13: Segitu Bahagianya Noel dan Marsha
1
0
“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… …selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? “Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”*****Ready! Bumbu Black Truffle! Rumah Vins 0896-9956-0080
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan