[SEASON TWO] Part 1: Antara Masih Cinta dan Ingin Lupa

1
3
Deskripsi

“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”

Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… 

…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? 

“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”

*****

Mulai Part 1 hingga Part 22, kavernya menggunakan jasa dari...

Baru saja Marsha pulang dari kantor. Ia memilih untuk tidak makan apa yang sudah dipersiapkan oleh ibunya. Ibunya mengomel-ngomel. Tak peduli betapa banyak kata yang keluar dari mulut ibunya tersebut, tetap saja, bagi Marsha, masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. Marsha beralasan ia sudah makan sebelum mobilnya dimasukkan ke dalam garasi. 

“Aduh, Marsha, capek-capek Mama masak.” cerocos ibunya. 

Marsha tak peduli dan malah berkata agak ketus, “Kan, Papa juga belum pulang. Nggak sia-sia, dong, bikin makan malam. Besok pagi, diangetin aja.”

Begitu berkata seperti itu, Marsha naik ke lantai dua dan menuju kamarnya. Tanpa pikir panjang, ia masuk ke dalam kamar mandi. Selepas mandi, ia sudah siap untuk tidur. Piyama dikenakan Marsha. Di saat itulah, ponsel Marsha berdering. Sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Siapa lagi coba kalau bukan?! 

"Have a nice day, Marsha. 

Ada yang puas. ada juga yang tidak. But it's okay. Apapun hasilnya, kamu harus tetap bangga ke diri kamu sendiri. Kalau bukan kamu siap lagi. Kamu itu hebat, karena bisa sampai di titik ini. Tidak semua org bisa ada di titik kamu berdiri sekarang. Meskipun banyak lika-liku yang membuat kamu berpikir 'Dunia begini banget kasih cobaan', aku tahu itu berat sekali untuk kamu. Masalah-masalah yang datang ke kamu, dan kamu luar biasa keren bisa menyelesaikan semuanya itu. Bahkan, ada pencapaian-pencapaian yang kamu lakukan. Benar-benar hebat. I'm so proud of you Marsha.

Terima kasih sudah berproses di tahun ini. Terima kasih sudah bangga ke diri sendiri. Semoga di tahun depan apa yang kamu lakukan akan lebih baik lagi. Terima kasih sudah menjadi diri kamu sendiri di tahun ini. Pokoknya keren! 

Katanya, hidup itu adalah pilihan. Beberapa manusia bertemu pada kemenangan. Mungkin sisanya jatuh pada kegagalan. Entah pilihan apa yang telah mereka pilih untuk terus berjalan pada kehidupan. Bisa jadi mereka hanya berserah pada takdir yang telah ditentukan. Namun, dari sekian banyaknya pilihan, aku akan tetap memilih untuk bertahan. Berjalan sejauh yang aku bisa. Lalu, jika sudah sampai pada ujungnya, aku harap itu adalah akhir bahagia.

Love you, Marsha."

Marsha tersenyum-senyum membaca pesan dari Noel tersebut. Tanpa berpikir untuk membalasnya, Marsha memilih untuk mengisi daya ponselnya, karena menang sudah nyaris sekarat. Tersisa tiga puluh lima persen. Setelah itu, ia memilih untuk tidur. 

Ujar Marsha, “Balesnya di dalam mimpi aja, lah. Toh, kenal dan berhubungan sama dia juga lebih sering di dalam mimpi."

Sebelum tidur, pikiran Marsha begitu liar sekali. Ia berpikir ke arah mana saja. Obyek utama pikirannya adalah Noel. Semuanya dipikirkan. Entah benar atau tidak, dugaan-dugaan Marsha. Hingga akhirnya, dugaan Marsha itu mengantarkan ia sampai ke kesimpulan:

“Apa sebaiknya gue cari cowok lain aja? Gue juga nggak tahu cari dia di mana. Emang nemu sih akun si Noel itu. Tapi, tetap aja, kurang sreg. Malesin aja temenan atau follow-follow-an sama seseorang yang wujudnya aja, gue belum bisa nebak secara pasti. Eh, kalo gue beneran pacaran sama cowok lain, dia sakit hati nggak, yah. Ada sih yang sreg. Si Emir iti boleh, kali, dipacarin. Dia juga, kata Jessica, pernah ke-gap ngelirik gue. Atau, Kenzo juga lumayan. Gue emang ada rasa sama dia. Cuman gue bingung, itu rasa kagum atau beneran gue sayang sama Kenzo. Si El yang kemarin baru aja menang lomba karate, yah, dia lumayan. Good looking iya. Dompetnya juga tebel. Seenggaknya, masih lumayan ketimbang cowok namanya Noel ini. Gue aja nggak tahu dia wujud aslinya kayak gimana. Jangan-jangan kere, ih, malesin banget harus nanggung. Cowok, dong, yang harusnya biayain. Kerjaan si Noel ini juga, yang gue lihat-lihat, nggak jelas juga."

*****

Noel sepertinya tak peduli. Laki-laki itu tetap saja aktif mengirimkan pesan ke Marsha. Ia terus melakukan hal itu, karena secara insting, ingin saja dan terus ingin melakukan hal tersebut. Toh, menurut dirinya, apa yang dia lakukan juga tidak melanggar hukum. 

Yang begitu selesai menuliskan pesan untuk  Marsha, Noel kembali aktif di Mobile Legends. Selain menulis banyak puisi, kesukaan lainnya adalah bermain Mobile Legends atau Free Fire. Kedua mobile game itu sanggup menenangkan batin Noel yang sering berkecamuk karena perasaannya ke Marsha, yang entah sampai kapan tersampaikan. Terkadang pula, Noel merasa cintanya tak terbalas. Hanya sepihak. Di sisi lain juga, Noel merasa cintanya ke Marsha seperti tak tergapai. Ia merasa seperti tengah jatuh cinta dengan bidadari yang datangnya dari galaksi lain saja. 

Sebelum masuk ke Land of the Dawn, Noel berkata kepada dirinya sendiri, “Apa sebaiknya gue sudahi kejar-kejar cewek yang bahkan jarang banget bales pesan gue? Mungkin Marsha emang nggak suka sama gue. T'rus soal sosok Marsha di mimpi itu, cuekin aja kali, yah. Apa yang ada di mimpi itu nggak bisa dipegang secara pasti.”

Noel mendesah. Ia sontak menangis. Di bayangannya, tiba-tiba muncul bayangan Marsha yang membentuk tanda hati bersama laki-laki lain. Di dalam penglihatannya tersebut, terlihat Marsha cukup mesra dengan laki-laki tersebut. 

I love you, El." ujar Marsha mendelik mesra ke arah laki-laki yang akrab disapa El tersebut. 

Love you, too, Marsha. Aku akan tetap mencintai kamu. Kamu mau, yah, nikah sama aku?” balas El, yang sepertinya hendak mengeluarkan sesuatu dari dalam kantung. Mungkin itu cincin kawin. 

Sontak Noel tersentak dari lamunannya yang muncul mendadak di dalam kepalanya. Seketika itu pula, Noel kembali gelisah. Mungkin ada baiknya ia tidak bermain dulu. Ia memutuskan untuk tidur saja. Apalagi memang sudah di atas jam sembilan malam. Sebelum tidur, Noel menuliskan sesuatu di dalam buku catatan mimpinya. 

 

Ini dilema! 

Betapa susah lupakan kamu

Kamu itu siapa? 

Sementara artis Hollywood saja,

bisa kuabaikan

 

Namun, kamu beda

Padahal kamu dan aku itu

tak ada kontak berarti

Tanpa SMS

Tanpa miscall

Tanpa cumbu rayu di dunia nyata

Argh! 

 

Sudah, sudah! 

Aku muak! 

Menjauhlah dari aku! 

Jangan muncul lagi di mimpi aku! 

Aku dan kamu itu, 

sudah berakhir

 

End

Kita berakhir

Karena memang belum pernah dimulai

 

Jangan membuat aku dilema

Satu sisi, ingin kamu

Sisi lain, coba lupakan kamu

Menyiksa aku sekali! 

 

Batinku tertekan

Sekarang pun uring-uringan

Hei, kamu itu siapa? 

Mengapa susah digapai? 

Bisakah aku memiliki kamu? 

 

*****

 

Di saat itu, Marsha masih saja belum terlelap. Ia masih tenggelam dalam pikirannya sendiri, yang semakin berkecamuk. Di saat itu pula, ada sebuah pesan masuk ke dalam ponsel Marsha. Kali ini bukan dari Noel. Dari laki-laki lain, yang bernama Emir. 

"Selamat malam, Marsha. Gimana harinya? Must be a tough day. Aku tadi lihat Story Instagram kamu, soalnya. Wah, pasti ada banyak banget hal yang kamu usahain untuk hari ini. 

Anyway, mungkin sebagian ada yang terkabul. Sebagian lainnya mungkin belum ada jawabannya. It's okay, as long as your trying. Bagiku, kamu udah keren banget bisa bertahan sampai sekarang. Aku cuman mau bilang terima kasih sudah mau berproses tanpa banyak protes. Terima kasih sudah percaya kalau takdir tuhan adalah yang terbaik. Terima kasih sudah percaya ke diri sendiri sejauh ini.

Kamu tahu, nggak, Marsha, kamu keren banget? Kamu itu cewek terkeren yang aku pernah aku kenal. Kamu berhak mendapatkan hal-hal manis untuk apapun yang kamu kerjakan. Sekarang kamu tidur, yah, Marsha. 

Eh, memang boleh memimpikan kamu, sementara kita belum jadian?

Haha. Intinya, selamat tidur, yah, Marsha. Baru beberapa jam lalu, kita ketemu, eh, aku sudah merindukan kamu, Marsha."

Marsha kaget. Ini apa yang sedang terjadi? Baru saja ia memikirkan seandainya Emir menjadi pacarnya, Emir sudah mengirimkan Marsha pesan. Lalu, apa maksudnya ini pula? Sukakah Emir ke Marsha? 

 

 

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya [SEASON TWO] Part 2: Saingan Noel
1
0
“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… …selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? “Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”*****Tomi - Honda Permata Hijau0878-8261-1570  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan