“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”
Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya…
…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah?
“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”
*****
Ingat Toyota, Ingat Ajie Su
0814-8354-2951
Datang lagi. Maksudnya, pesan dari laki-laki itu.
"Hei, tolong baca ini.
Tidak apa-apa untuk bersedih. Sampai sekarang aku masih sering meneteskan air mata setiap ada momen yang memang membuat hatiku patah. Tak ada yang melarang kamu untuk bersedih. Namun, jangan berlarut-larut, Sayang.
Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan. Itu wajar, kok. Semua itu sudah menjadi keinginan setiap manusia. Ingat, di keadaan apa pun kamu tidak boleh menyerah. Mengeluh boleh, sedih boleh, menyerah jangan.
I hope I can be your home and contain all the pain you have. Consider me so, because I want you to consider me completely. We fight together, right?
Never think badly about life. The happiness doesn't just come once. And, thank you for what you have done today. I'm proud of you. In my humble opinion, you are the human being who deserves to be proud. I even can't give my best.
Jangan pernah berpikir kamu sendirian. Di antara banyaknya orang, pasti ada sebagian yang sayang dan peduli ke kamu. Salah satunya adalah aku. Jangan berlarut-larut dalam bersedih.
I love so much, Light of My Heart!"
Marsha mengernyitkan dahi. Tahu dari mana Noel, ia sedang dalam kondisi hati yang tak bagus? Noel ini bisa meramal atau menerawang isi batin seseorang, apa?
Kali ini, ada dorongan tersendiri untuk Marsha yang tak bisa ia bendung. Secepat kilat jemarinya mengetikkan balasannya.
“Meski belum pernah ketemu kamu langsung, nggak apa-apa kan ngomong ‘I love you, too’? Makasih banyak perhatiannya, Mas. Aku senang banget dapet perhatian kayak gini, walau orang yang ngirim, aku nggak gitu kenal akrab. Kamu juga semoga sehat dan bahagia selalu."
*****
Entah sekarang jam berapa, di alam ini, semuanya serba rancu. Mungkin sesuatu yang tidak rancu adalah perasaan Noel yang cukup menggebu-gebu untuk Marsha.
Di sebuah--di atas sebuah danau buatan.
“I love you.”
“If I say ”I miss you", will you miss me too?"
“Kocak, ah."
“Kenapa kocak?”
“Aku bilang cinta, kamu bilang kangen. Seolah-olah kita tidak akan pernah ketemu-ketemu.”
“Doa, tuh, yang positif. Nanti kembali ke kita itu positif juga.”
“Okay, okay, tuan-pendayung-perahu-yang-kadang-suka-sok-tahu!”
“Sekarang kamu itu yang lucu.”
“Hufftt…”
“I don't know what else to say because I'm not a rich guy. There I just wanted to say I love you, Marsha.”
“So sweet kamu, ah. Tapi, di lain waktu, bikin aku cemberut.”
“Masa?”
“Coba bikin lagi aku melayang-layang.”
“Aku nggak berbakat, membuat orang terbang ke angkasa.”
“Cuma perumpamaan, Noel. Bukan terbang betulan.”
“Kukira, terbang betulan. Nanti susah aku tangkapnya.”
“Jadi, kalau aku pergi, bakal kamu uber-uber terus?”
“Mau kamu begitu?”
“Posesif!”
“Bukan posesif namanya, kalau itu kemauan kamu.”
“Sok tahu! Sokide! Sokiye! Bikin orang emosi saja!”
“Hahaha."
“Oh iya, ada kegiatan apa kamu hari ini? Semangat kegiatannya!”
“Mengagumimu.”
“Kamu makin lama kayak orang nggak punya kehidupan selain aku. Apa itu istilahnya? Nolep?”
“No life doesn't a big deal to me. It's a very big matter, if you leave me alone, Marsha.”
“Didn't ever I say to you, don't too obssessed to me. You are too obssessed, Noel. It's not good. Wake up. You have another life except me.”
“Mengabaikanmu itu luar biasa sulit, Marsha.”
“Segitu cintanya sama aku?”
Noel mengangguk.
“Tapi, jangan sampai lupa makan atau mandi. Aku benci cowok bau."
“Aku sekarang hobi pakai parfum karena kamu.”
“Oke, aku tersentuh. Have a good day, Noel."
"I love you so much."
“And, always love you, too.”
*****
Noel terbangun lagi. Ia selalu saja sama. Berjalan menuju dispenser, minum segelas air putih, dan kembali ke dalam kamar. Yang membedakan itu hanya sekarang dia sepertinya tebersit untuk membuka akun salah satu media sosialnya.
Logged in.
Ada yang berulangtahun, ternyata. Noel lincah mengucapkan sesuatu.
“Happy birthday. Semoga yang disemogakan tersemogakan. Oh iya, kamu keren banget, karena sudah bertambah satu level!"
Sekonyong-konyong pesan dari seseorang yang sudah lama Noel tunggu, masuk ke dalam ponselnya. Siapa lagi jika bukan Marsha. Noel sungguh bersabar menunggu keajaiban. Lalu, keajaiban itu akhirnya datang. Kekuatan sebuah penantian yang luar biasa memesona.
“Meski belum pernah ketemu kamu langsung, nggak apa-apa kan ngomong ‘I love you, too’? Makasih banyak perhatiannya, Mas. Aku senang banget dapet perhatian kayak gini, walau orang yang ngirim, aku nggak gitu kenal akrab. Kamu juga semoga sehat dan bahagia selalu."
Noel memicing-micingkan mata. Dahinya berkerut pula. Tak percaya ia membaca balasan pesan dari Marsha, seseorang yang sering ia umpamakan sebagai sebuah cahaya hati. Sekarang ini, ingin rasanya Noel berloncat-loncatan.
Tak ada angin, tak ada badai. Tak dipikirkan pula reaksi orang di seberang sana. Main Noel telepon temannya, Roni. Roni sebetulnya senang dengan kebahagiaan Noel, tapi tidak pukul dua subuh harus ditelepon. Mana beberapa jam lagi, ia akan mengikuti satu upacara penting yang akan ia kenang seumur hidup.
“Iya, iya, gue tahu lu lagi seneng. Tapi, nggak jam dua subuh juga ngehubungin gue. Gila lu, Bro. Lu pikir gue nggak punya kehidupan apa? Siangan nanti, lu kan tahu, gue bakal nikah.” ujar Roni yang dari nada bicaranya, sepertinya sewot. “Kira-kiralah kalau mau telepon orang!”
“Yah, sorry, Bro, kalau terganggu.” kata Noel yang sepertinya menyadari kekeliruannya.
*****
Marsha terbangun dari tidur yang hanya sekitar lima belas menit. Tidak biasanya ia tertidur di jam kerja. Untungnya tak ada yang memergoki dirinya tertidur di dalam kubikelnya.
Tadi saja Marsha bermimpi lagi. Siapa lagi kalau bukan Noel yang ia mimpikan. Di dalam mimpinya, Noel mengambek seperti bayi saja.
“Jangan pergi, Marsha. Please, jangan meninggalkan aku. Nanti kalau kamu pergi, aku cerita ke siapa kalau bukan ke kamu? Jangan, yah, Marsha. Please. Bakal kutunggu selama apa pun itu. Tapi, jangan pergi jauh-jauh dari hidup aku. Kalau kamu capek, yah, istirahat. Pergi itu bukan solusinya. Masalah itu dihadapi. Jangan malah lari."
Marsha terkekeh-kekeh sembari mengerjakan tugas yang diberikan kepada dirinya.
“Ada-ada saja kelakuan cowok itu. Kadang kayak gentleman. Kadang kayak bocil. Tapi, kalau dilihat-lihat, selain dia cute juga, ngangenin dia itu. Kadang nyenengin, kadang juga nyebelin.”
Sebentar Marsha membuka Instagram. Ada yang posting seperti ini dengan caption berbunyi:
“Masalah itu dihadapi. Jangan lari dari masalah. T'rus, kalau capek, istirahatlah, bukannya main kabur begitu saja."
Perempuan itu tersentak. Ada apakah ini? Mengapa bisa sama dengan yang Noel ucapkan? Si empunya akun Instagram memiliki hubungan apa dengan Noel?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰