PART 19: Akhirnya Marsha Bertemu Noel Juga

1
0
Deskripsi

“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”

Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… 

…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? 

“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”

*****

Promo Menarik dari Allianz

👉 Khusus Tangerang dan sekitarnya:
Fanny 08111817121

👉 Khusus Surabaya dan sekitarnya:
Gloria 0818858944

“Kangen…” 

Begitulah ujar Marsha di atas danau buatan. Yah, lagi-lagi di atas danau buatan. Bersama laki-laki yang Marsha cintai. Sudah pasti Noel. Siapa lagi. 

“Aku kangen kamu.”

“Tapi, aku ada di dekat kamu, Marsha.”

“Begitu bangun, kamu pasti hilang.”

“Bersabarlah. Ikuti saja alur demi alurnya.”

“Noel,"

“Ya,”

“Nggak apa-apa. Manggil aja.”

Noel nyengir dan terus mendayung. 

“Aku nggak apa-apa.”

“Yah, bagus.”

“Cuma itu? Padahal aku sekarang lagi capek, tahu. Kelihatan, kan, dari raut wajahku.”

“Yah, kan, ada aku. Pasti capeknya kamu hilang.”

“Memang kamu pikir kamu siapa? Malaikat apa? Begitu lihat kamu, capeknya aku hilang begitu saja?”

“Yah, anggap saja begitu, Marsha.”

I love you so much, Noel."

Love you, too, Marsha.”

*****

Noel sontak terbangun. Suara teman bermainnya yang membangunkannya. Ia memang sudah berjanji akan bermain Mobile Legends bersama si teman dan beberapa orang lainnya. Makanya, sejak jam satu pagi, ia sudah bermain Mobile Legends. Yang sayangnya, di tengah-tengah permainan, Noel malah tertidur. Si teman kesal dan berteriak untuk membangunkan. Noel tanpa sengaja melakukan pelanggaran: away from keyboard--alias AFK. 

“Woy, bangun, Bang!”

“Ada yang AFK, nih. Report rame-rame, yok.”

“Orang pundung dimutilasi bagus nggak, sih?”

Noel terbayang-bayang wajah Marsha lagi. Hanya karena mendengar kata ‘pundung’, ia pasti teringat Marsha. Sebetulnya bukan kata ‘pundung’ tersebut yang dipermasalahkan, melainkan asal kata itu yang berasal dari bahasa Sunda. Apakah Marsha di sana terbiasa dengan bahasa dan logat Sunda? 

Teman-teman bermain Noel kembali berceloteh. 

“Perasaan tadi anak kesetanan, deh, bukannya kesehatan.”

“Ah, lu ngomong apaan sih, Njing?!"

Pundungin aja terus gue!"

*****

Marsha terkaget-kaget. Tiba-tiba saja adiknya, Stanley, main masuk begitu saja ke dalam kamarnya. Memang tadi Stanley sudah mengetuk pintu. Tetap saja, kan. Marsha belum mengijinkan masuk. 

“Ada apa, sih?” protes Marsha cemberut. “Lain kali jangan gitu, dong. Bisa aja gue lagi ganti pakaian. Lagian gue cewek, lu cowok, Stanley. Hargai.”

“Iya, maaf, Kak.” ujar Stanley nyengir. 

“Ada apa? Pasti mau curhat lagi.”

“Hehehe."

“Yah, udah, sok atuh, ngomongin aja.”

“Hari ini gue pundungin dua orang sekaligus. Eh bukan, deh. Maksudnya gue, bikin dua orang pundung maksudnya.”

“Astaga."

"Masalahnya gue bingung sekarang, Kak. Yang gue pundungin anak dekan. Gue disuruh ngadep ke ruang dekan. Bareng ortu. Gimana caranya ngomongin ke Papa sama Mama, yah?"

"Itu urusan lu!"

"Kok gitu, Kak? Nggak ada apa mau nyemangatin gue?"

"Capek gue, Stanley. Lu susah betul dibilangin. Uruslah sana masalah lu sendiri."

"Ayo, dong, Kak, bantuin gue."

"Bodo amat!"

"Gue bilangin Papa sama Mama, night, soal si cowok misterius itu."

"Aduin aja. Udah ah, gue mau berangkat dulu." 

Dalam hati, Marsha bergumam, gue mau jadi jahat ke adik sendiri, ah. Saatnya bertingkah

Tiba-tiba Marsha meringis. “Lidah gue sakit. Nggak sengaja kegigit.”

“Rasain!" umpat Stanley. “Kualat sih sama adek sendiri!"

“Apaan, sih?!”

Adiknya main melipir begitu saja--yang sebetulnya sambil berteriak, “Ma, Kak Marsha dihubungi cowok itu lagi!”

“Bodo, lah!” desis Marsha pelan. Yang selanjutnya, bibir Marsha tiba-tiba saja menderaskan kata-kata berikut, “Aku kangen kamu, Noel. Meski kadang aku berpikir untuk bersama kamu mungkin tak akan pernah bisa.”

Marsha tersentak lagi. Untuk sejenak ia terpekur. “Ngomong apa sih gue? Gue juga nggak kenal-kenal amat sama cowok yang namanya Noel itu.”

Di saat itu, pesan dari Noel datang lagi. Seolah-olah untuk memperingati Marsha, hubungan antara Noel dan Marsha itu sangat mungkin terjadi. Selain untuk memberitahukan Marsha bahwa Noel itu nyata. 

"Morning, Cahaya Hati aku. Have a nice day. Sudah sarapan pagi? Kalau belum, ayo makan dulu. Tidak boleh di-skip. Awas saja."

Tanpa membalas pesan Noel tersebut, Marsha berkata, “Aku sudah makan, kok, Noel sayang. Kamu juga jangan lupa sarapan. Aku berangkat dulu, yah.”

Marsha berkata seperti itu seolah-olah Noel berada di sekitarnya. Terkadang begitulah cinta. Cinta kadang memiliki daya magisnya tersendiri. 

*****

Pukul 12:00,di restoran all-you-can-eat itu lagi. 

“Sekarang mau curhat apa lagi, Jes?”

“Gue beneran kesel banget sekarang. Banyak haters di akun Instagram gue, masa? Eh, t'rus om-om itu menghilang."

“Makanya kurang-kurangin cari gara-gara. Mulut lu direm sedikit, Jes. Kalau gue nggak bener-bener anggep lu bestie gue, udah gue tinggal.”

“Yah, jangan dong,…”

“Lagian, bagus dong, om-om yang udah punya istri itu ninggalin lu.”

“Yah, nggak ada bisa gue mintain duit lagi, dong.”

Sekonyong-konyong Marsha merasa jantungnya berdebar tiga kali lebih cepat dari biasanya. Kedua mata Marsha mengedarkan pandangan ke sekitar. Entah mengapa Marsha merasa kenal dengan laki-laki berkacamata yang baru saja masuk dan melintasi ia dan Jessica. Dalam hari, Marsha berkata, apa itu Noel, yah

“Woy, orang lagi cerita, malah bengong.”

Sorry."

“Kenapa lu? Lu kenal sama cowok berkacamata itu?”

Marsha menggeleng. 

“Oh, gue ngerti. Lu naksir dia?”

Rona wajah Marsha memerah. 

“Lumayan manis sih, dia.”

Tanpa sengaja bibir Marsha kembali berkata dengan sendirinya, yang seolah-olah ada yang menggerakkannya. "

“Noel, I miss you. I love you.”

“Hah? Katanya nggak kenal. Kok pake ‘I miss you’ segala. Ya udah, samperin, gih.”

Doa Marsha tadi tampaknya didengar Tuhan. Laki-laki berkacamata itu memperhatikan Marsha pula. Dalam jarak yang agak jauh, baik Marsha dan laki-laki itu saling menatap. Jessica bingung dengan apa yang sedang terjadi. 

Ah, tak usah bingung, Jessica. Bukankah kamu beberapa kali menjalin hubungan dengan beberapa laki-laki? Pastinya kamu tahu cinta bisa memberikan daya magis luar biasa ke para pelakunya. 

*****

Kita kembali ke atas danau buatan. 

“Katanya cewek selalu benar, kok aku selalu salah?” 

“Siapa yang ngomong begitu, Marsha?”

“Ada.”

“Bagiku, Marsha yang selalu benar.”

“Kamu bisa saja.”

“Tetap bertahan, Cahaya Hati."

“Kenapa kamu selalu memanggilku begitu? Aku tidaklah sebersih itu, Noel.”

“Kamu tetap cahaya hatiku”

“Kadang aku berpikir kamu itu seperti cenayang.”

“Kamu mau anggap aku indigo juga tidak apa-apa.”

“Apaan, sih?"

“Lanjutkan saja cerita kamu. Pokoknya, yang aku mau, kita itu harus happy kiyowo.”

"Hahaha... kayaknya aku nyaman sama aku."

"Aku sudah lebih dulu nyaman dengan kamu."

"Senyaman apa sama aku?"

"Sampai aku memanggil kamu Cahaya Hati."

“Oh iya, memangnya kamu tahu apa itu happy kiyowo?”

“Itu seperti kamu, kan?”

“Kayak aku?”

Noel mengangguk. “Sudah manis, selalu happy juga. Makanya aku sayang banget sama kamu. Kamu benar cahaya hati buat aku secara pribadi."

Rona wajah Marsha memerah. 

“Kalau sudah begitu, kamu jadi seperti bakpau merah.”

“Memang ada apa bakpau merah?”

“Yah, bisa kita ada-adain, Marsha. Kalau ada niat, segala hal bisa terjadi.”

“Segala hal bisa terjadi, yah?!"

Noel mengangguk. 

“T'rus kapan kamu bisa aku temui di luar danau ini?”

“Tunggu saja waktu terbaiknya.”

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya PART 20: Marsha Galau
1
0
“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… …selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? “Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”*****RAIKA: Best Bread in Town0818791337
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan