PART 18: Noel Mulai Menikmati Hidupnya

1
0
Deskripsi

“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”

Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… 

…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? 

“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”

*****

CATERING DAPOER FAYS 

0812-8630-8285

Pagi yang cerah di sebuah danau buatan. Waktunya kira-kira terjadi pada pukul… ah, mungkin di atas jam tujuh pagi. Di sini, mataharinya cukup terik. Mungkin saja sekarang sudah jam sembilan pagi. Lagi pula, ini bukanlah dunia nyata. Ini alam mimpi, yang kebanyakan orang beranggapan ini dunia khayali (atau, alam yang serba delusional).

Di atas danau buatan ini, kembali Noel dan Marsha duduk berdua di atas perahu. Masih tetap sama. Noel yang mendayung. Sementara Marsha hanya memperhatikan apa yang ada di sekitarnya.

“Rasaku hanya padamu. Kenyamanan aku saat bersama kamu, Marsha. My heart is just for you.” Noel yang membuka pembicaraan.

“Setelah hujan, datanglah pelangi. Sama halnya dengan aku yang selalu hadir di saat hatimu mulai sedih.” balas Marsha.

Baik Noel dan Marsha, mereka berdua saling menatap.

“Jika pada akhirnya kamu pergi, harusnya dari awal aku tak pernah meminta kamu untuk menetap di hati.” ujar Noel yang masih tetap mendayung, sembari menatap lekat-lekat kelopak mata Marsha.

“Indah, namun hanya sesaat. Jika hujan dapat menutupi luka, mengapa rasa sakitnya jauh lebih terasa?” kata Marsha sambil memegang letak jantungnya.

“Berhentilah berharap pada orang yang tak pernah mengharapkanmu.”

“Lantas, apa kamu orang yang benar-benar mengharapkan keberadaan aku?”

Noel hanya tersenyum dan terus mendayung. Tanpa sengaja, perahu itu sudah berada di tengah-tengah danau buatan.

“Pemandangan di sini bagus.”

“Kalau ada pelangi, lebih bagus lagi."

“Aku setuju.”

*****

Marsha tersentak. Kibasan tangan Jessica yang mendaratkannnya di alam realita. Ternyata latarnya kembali berada di sebuah restoran all-you-can-eat favorit Marsha dan Jessica.

“Abis mimpi apa lu?” celetuk Jessica terkekeh-kekeh. “Nggak biasanya lu ketiduran lagi pas mau makan siang.”

Marsha tak menjawab. Ia memilih untuk meminum teh tawarnya.

Jessica kembali duduk dan memakan santapannya. Ada teriyaki, salah satunya. “Tahu, nggak, entah kenapa gue tiba-tiba pengen gebuk orang random? Bingung, deh, gue.”

Marsha tertawa. “Kenapa lagi sekarang? Ada aja, yah, drama dalam hidup lu. Yah, tapi, itulah yang bikin asyik temenan sama lu. Selalu ada cerita kalau hang-out.”

“Tapi nggak bohong gue, beneran mau gebuk orang. Eh, gebuk tembok bagus, nggak?”

“Jangan, ah. Ntar tangan lu kesakitan. Hahaha."

“Untung hari ini gue nggak ada gebuk orang. Basanya tiap hari gebuk orang.”

“Masih kesel gara-gara Pak Teddy?”

“Bukan sekedar kesel lagi, kesel banget malah.”

“Yah, udah, sekarang kita mending makan. Jadi, kan, abis pulang, kita sempetin nonton?”

“Jadi, dong.”

Marsha hanya tersenyum dan makan makanan yang kurang lebih sama dengan apa yang dinikmati oleh Jessica.

“Hmm, gue dibilang buaya, buaya dari mananya sih? Perasaan gue nggak buaya, deh.”

“Ini sekarang tentang apa lagi? Soal dating apps itu lagi?”

Jessica menghela napas lumayan panjang. Hampir saja ia cegukan.

*****

Noel terbangun di atas jam tiga pagi lagi. Bolehkah dikatakan bergadang, jika terbangun di jam seperti ini?

Aktivitas yang sama seperti biasanya. Setelah selesai menuliskan kata-kata panjang untuk Marsha yang sebetulnya tak terlalu dikenal secara akrab, Noel bermain Mobile Legends.

“Halah, gue gak pernah rebut lord lo, yah. Paling turtle doang. Bikin tambah pundung aja, woi!”

Yang masih sambil bermain permainan PvP tersebur, Noel tersentak. Rasa-rasanya ada yang aneh. Sejak kapan Noel tahu kata tadi? Maksudnya, ‘pundung’ itu. ‘Pundung’ itu juga, Noel tak banyak tahu. Di tengah permainan tersebut, ia iseng mencari apa arti kata tersebut.

“Oh, artinya tersinggung, kesal, ngambek, atau marah.” kata Noel mengangguk-anggukan kepala. “Kok bisa samaan sih sama yang gue alami sekarang? Emang gue lagi kesel gara-gara player-player anj*ng!”

Pundung, yah?!" Lalu kedua mata Noel menengadah ke arah atas. Ia sekonyong-konyong teringat Marsha. Perempuan itu apakah berlogat Sunda, jika sedang berbicara? Atau, mungkinkah bisa berbahasa Sunda, meskipun tak fasih?

Di saat itu, muncul sebuah penglihatan di dalam benak Noel. Bayangan sosok Marsha, yang sedang sok manja dan berkata, “Laper, tapi males makan. Soalnya nggak disuapin kamu, sih.”

Noel tergelak.

“Kamu lucu, deh. Aku mau, deh, jadi pacar kamu.”

Noel terkekeh-kekeh dan kembali fokus ke permainan daring itu lagi. “Yuk, lanjut push rank lagi. Sekarang gue coba pake Rafaela hyper. Gwaenchana, gwaenchana.”

Sebelum kembali beradu di Land of the Dawn, tangan kanan Noel lincah menuliskan kata-kata ciamik.

Datang sekonyong-konyong bak sebuah varsha

Lalu, terbitlah biang lala nan dikara

Walau akhirnya hirap

yang menyisakan lara tanpa harsa

*****

"Thank you for being in my life. I love you so much, Marsha.

Kalau misalnya ada alat ukur kebahagiaan, mungkin sudah tidak terukur sebahagia apa aku. Mungkin aku tidak akan pernah cerita banyak sebahagia apa. Meskipun dengan adanya kata-kata dalam surat elektronik ini, sudah menceritakan semuanya.

Semenjak kamu datang, aku merasa seperti punya support system terbaik yang dulu tidak pernah aku temukan di orang mana pun. Kamu selalu dukung apa saja yang aku lakukan. Kamu selalu jadi alasan kenapa setiap hari aku bahagia. Aku tidak tahu apakah harus berkata terima kasih dengan cara yang bagaimana lagi. Dengan adanya kamu, hidup aku yang dulu lebih banyak sisi sedih. Sekarang aku lebih sering merasa bahagia.

Terima kasih sudah mau bertahan sampai saat ini untuk aku. Aku tidak tahu harus mengucapkan apa lagi. Karena kata-kata saja, itu tidak akan cukup untuk memberitahukan kepada dunia, aku beruntung bisa punya kamu. Tetaplah menjadi orang favorit aku yang aku kenal. Juga, selalu menjadi rumah buat aku, Marsha. 

Terakhir, aku mau kamu selamanya bersama aku terus.  I don't want you to leave me. I love you more."

Kata-kata panjang yang masuk ke dalam kotak masuk surat elektronik tersebut, itulah yang membangunkan Marsha.

Setengah melindur, Marsha berkata, “Begini baru bener. Panjang-panjang orang baik. Oh iya, ada lagu pilihan hatiku nggak?”

Marsha meletakkan ponsel ke atas nakas lagi. Ia mengucek-ucek kedua matanya. “Ah, hari-hari hujan. Mau mandi hujan, tapi lagi itu. Capek, pulak. Mana pinggang gue sakit banget.”

*****

Kembali di restoran all-you-can-eat itu lagi.

“Bawa lari aku, dong, makanya. Eh, Sayang, aku takut banget. Ada om-om buaya, soalnya. Masa aku mau dibawa lari ke Amsterdam sama om-om itu?”

Keluh Marsha dalam hati, ‘Hadeuh, orang pundung enaknya diapain, yah?’

Tampaknya Marsha mulai jengah karena sekarang malah diabaikan oleh temannya ini. Kini Jessica sedang bermesra-mesraan dengan pacarnya melalui panggilan telepon.

Marsha sok menguap sembari berkata (yang dilakukan Marsha untuk menarik perhatian Jessica), “Laper banget, buset. Aku sudah makan. Eh, waktunya bobo nggak, sih?”

Masih diabaikan oleh Jessica. Tampaknya Jessica begitu asyik dengan love calling bersama sang kekasih. Marsha merasa menjadi nyamuk.

“Ah, orang kayak begini, jodohin aja sama kambing tetangga gue, mah.”

Marsha memutuskan untuk membuka surat elektronik dan membaca setiap pesan dari Noel. Setidaknya, Marsha pun sama, yang sama seperti Jessica--memiliki cinta juga. Meskipun cinta itu tak benar-benar berada di dekat Marsha setiap detiknya.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya PART 19: Akhirnya Marsha Bertemu Noel Juga
1
0
“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… …selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? “Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”*****Promo Menarik dari Allianz👉 Khusus Tangerang dan sekitarnya: Fanny 08111817121👉 Khusus Surabaya dan sekitarnya: Gloria 0818858944
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan