PART 16: Diselamatkan oleh Noel

1
0
Deskripsi

“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”

Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… 

…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? 

“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”

*****

Sedia nastar dan aneka kue kering untuk Natal dan Tahun Baru

IN's Online Shop 

(Instagram @_inonlineshop_ ) 

0877-9175-6320

“Pada akhirnya rasa sakitku hanya akan menjadi sebuah angin lalu. Karena rasa sayangku jauh lebih besar daripada rasa sakitnya. Terima kasih atas segala perhatianmu. Kamu akan selalu menjadi sosok yang akan selalu melekat di hatiku.”

Begitulah tulis Marsha di sebuah status yang ada di sebuah aplikasi chat. Cukup panjang juga. Sampai-sampai Marsha harus menyingkat-nyingkat beberapa kata. Itu seperti ‘daripada’ menjadi ‘drpd’. Atau ‘hanya’ menjadi ‘cm'. Jika dirasa tidak muat dalam sekali posting, ia lanjutkan di penulisan status yang berikutnya. 

Status dalam aplikasi chat yang dituliskan oleh Marsha itu menarik perhatian teman-temannya. Beberapa orang merespon status Marsha tersebut. Sebab, tak biasanya Marsha menggalau seperti itu. Selain itu, teman-teman Marsha mengenal Marsha itu sebagai seorang lajang. Status tersebut seperti mencerminkan Marsha memiliki seseorang di hatinya (atau, mungkin lebih tepatnya, ada seseorang yang sudah memiliki hati Marsha). 

Jessica merupakan salah seorang teman Marsha yang kali pertama mengomentari, “Kenapa lu, Sha? Abis nonton drakor atau Netflix, nih? Mantan ngajak balikan? Atau, jangan-jangan lu ada gebetan atau racap, nih? Cerita, dong?”

Marsha segera merespon, “Hahaha, racap apaan sih?”

“Pacar, lah. Jangan pura-pura bego. Cerita dong, Marsha. Masa sama bestie sendiri diumpetin?”

Marsha tertawa terbahak-bahak membaca balasan pesan dari Jessica tersebut. Racap, yah, hahaha, Marsha menertawakan pemilihan katanya Jessica tersebut. 

Di saat seperti itu, salah seorang teman Marsha lainnya menuliskan status sebagai berikut, “Emang paling bener cari pasangan yang rasanya sama-sama besar.”

Marsha terenyak. Kata demi kata dari temannya itu begitu membuatnya terenyuh. Begitu mengusik relung alam bawah sadar Marsha. Marsha sekonyong-konyong teringat akan Noel, sosok laki-laki yang membuat Marsha tergila-gila. Saking tergila-gilanya, Marsha selalu mencari tahu keberadaan Noel. Sekarang ini, Marsha mulai berpikir (yang karena terpengaruh kata-kata si teman), apakah di sana Noel juga mencintai Marsha sama besarnya? 

Ponsel Marsha bergetar. Lagi dan lagi, datang pesan dari Noel. Di pukul 21:34. Jam yang masih masuk akal. Belum terlalu larut. 

Marsha nyengir. “Tumben dia waras. Biasanya kirim pesan ke gue subuh-subuh terus. Kesambet apaan sih? Nggak biasanya waras gitu?”

"Halo, selamat malam, cahaya hatiku. Bagaimana harinya? Bad or good

Aku harap Marsha di sana selalu dalam kondisi baik-baik saja. Kalau buruk, yah, nggak apa-apa. Meskipun aku lebih berharap kamu yang baik-baik saja, aku yang kenapa-kenapa. Jangan merasa berkecil hati, yah, Marsha. Ingat, masih ada hari esok yang bakal lebih menyenangkan. Satu hal yang harus kamu ingat lagi, yaitu, dunia memang jahat. Tapi, Marsha tidak boleh menyerah atau menyakiti diri kamu sendiri. 

Tidak apa-apa, jika kamu mau cari ketenangan. Masih banyak hal lain yang belum kamu coba. Kamu kan juga belum bertemu jodoh kamu. Hehehe. Maksudnya aku, Marsha. Iya, Marsha, aku merasa hingga detik ini, entah kenapa seorang Marsha adalah jodoh yang tepat untuk Noel. Apa kamu berpikiran seperti itu, Marsha? 

Percaya, deh, saat aku menuliskannya, jantungku berdebar-debar. Jantung ini berdebar kencang sembari melihat fotomu yang aku dapati di internet. 

Oh iya, selain itu, kamu belum mencoba makanan-makanan yang enak di luar sana. Makanya, bertahan sedikit lagi. Aku akan terus menemani kamu di tempat yang jauh tapi dekat, dekat tapi jauh. 

Sekarang, coba sini cerita tentang hari kamu besok-besok ke aku. Jangan lupa jaga kesehatan. Makan yang teratur. Jangan sampai kamu lupa makan. Tidak boleh diet-diet. Entah mengapa aku lebih suka Marsha yang berpipi gembul. Menggemaskan, sih. Eh, tapi jangan kebanyakan makan mi.

Jangan sering keluar malam juga, kalau tidak penting. Intinya jaga kesehatan. Di sini aku bakal sedih sekali semisal kamuu sakit.

See you, Marsha, cahaya hatiku.  I love you always. Peluk dan cium dari Noel, sosok pendayung favoritmu. Kita ketemu di alam mimpi. Sekarang di alam mimpi saja dulu. Nanti pasti aku akan menghampiri kamu di dunia nyata. 

Sekarang aku sedang mencoba untuk menata ulang hidupku. Mungkin sosok kamu di alam mimpi itu benar. Aku terlalu terobsesi ke kamu, Marsha. Sampai aku lupa punya kehidupan di luar danau itu.  

Akankah kamu mau menunggu aku, Marsha?"

Membaca long text dari Noel itu membuat Marsha terpekur. Ada beberapa hal yang membuat Marsha benar-benar berpikir sekeras-kerasnya. Salah satunya adalah… 

“Gue jadi penasaran sama sosok gue di mimpinya si Noel itu kayak gimana." desah Marsha. “Perasaan gue sering jutekin dia. Masih takut-takut balesin pesan-pesannya. Dia tetep aja perhatian sama gue.”

Seketika itu, Marsha merasa ia memiliki kepribadian yang kedua nun jauh di sana. Seperti ada dua Marsha saja. Marsha yang pertama itu berada di sebuah kamar yang sangat nyaman, yang setiap malam, mesin pendingin selalu menyala. Sementara, Marsha yang satunya lagi berada di tempat di mana Noel tinggal. Marsha yang pertama cukup dingin. Marsha yang satunya lagi amat bersahaja dan tampaknya begitu memuja-muja Noel. 

Seperti seorang tsundere. Tahu tsundere? Suatu kepribadian di mana seseorang di satu waktu bisa ketus nan dingin. Akan tetapi, di lain waktu, ia bisa menjadi lovey-dovey, yang entah apa itu padanan kata dalam bahasa Indonesia. 

Setelah Marsha selesai makan dan mandi malam (yang sambil memikirkan Noel), pesan dari Noel datang lagi. Berbunyi:

“Selamat tidur, Marsha. Harus tetap semangat. Aku tahu kamu hebat. Buktinya kamu bisa sampai di titik ini. I'm so proud of you. Mungkin saat ini kamu lelah dengan masalah yang kamu hadapi berkali-kali. Jangan kecewa lagi dengan diri kamu sendiri. Itu semua sudah cukup. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Kalau kamu lelah, yah, istirahat. Jangan dipaksakan, Marsha. Tidak ada yang namanya menyerah. Kamu yang sudah bisa bertahan sampai di titik ini, menurut aku, itu sudah lebih dari cukup.”

“Ma, Kak Marsha ada cowok lagi, nih,” seru Stanley. “Cie, Kak Marsha, siapa tuh? Kenalin dong ke aku, Papa, sama Mama. Backstreet ceritanya, nih? Dirahasiakan dari kita semua?”

Marsha terkaget-kaget dan segera terbirit-birit ke dalam kamar. Ia memonyongkan bibir ke arah adiknya tersebut. 

“Yang bener kamu, Stanley?” kata ibunya Marsha yang sepertinya penasaran siapa laki-laki yang menurut Stanley sedang intensif mendekati Marsha. “He, Marsha, siapa cowok yang kata adekmu itu suka kirim-kirimin kamu puisi? Cerita dulu sama Mama, Marsha. Baik nggak orangnya?”

Marsha sudah tak mendengar lagi. Sembari berjalan menuju kamar, ia mendumel. Gerutu Marsha, “Apaan sih, Mama? Status masih gantung gini, udah heboh gitu. Nanti kalau aku sudah seratus persen yakin sama Noel, pasti aku kenalin dia ke kalian. Resek banget Stanley itu!"

Jauh di dalam lubuk hati Marsha, sebetulnya perempuan itu sudah mantap hatinya untuk memilih Noel sebagai teman hidupnya. Maka, Marsha menuliskan sesuatu di buku yang bisa dikatakan sebagai buku hariannya. Marsha coba menulis sebuah puisi. 

Ternyata aku ada dua

Satu, di kamar ini

Satunya lagi, di sana

Mungkinkah dia itu jodoh saya? 

Noel, tahukah kamu, 

betapa aku teramat mencintaimu? 

Rindu kamu, Noel! 

Ah, Dilan itu benar! 

Memendam rindu itu berat

Puisi ngawur ini untuk calon racap aku yang sok misterius

“Makasih banyak, Noel, untuk long text-nya kamu setiap hari. Aku emang lagi bete gara-gara temen-temen di tempat kerja aku. Baca long text-nya kamu, jadi happy lagi.” 

Segera Marsha berangkat tidur. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya PART 17: Dialihkan ke Game Online
1
0
“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya… …selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah? “Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”*****Yuk, turut menyumbang untuk bencana alam di daerah Bakkara, Sumatera Utara. Sumbangkan semampu dan semau kalian ke nomor rekening Bank Mandiri 1070019955824 atas nama PW AMAN TANO BATAK. Seperti yang tertera di bawah berikut ini. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan