“Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: 'Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.'”
***
Berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: "Berapa lama lagi engkau berdukacita karena Saul? Bukankah ia telah Kutolak sebagai raja atas Israel? Isilah tabung tandukmu dengan minyak dan pergilah. Aku mengutus engkau kepada Isai, orang Betlehem itu, sebab di antara anak-anaknya telah Kupilih seorang raja bagi-Ku."
Tetapi Samuel berkata: "Bagaimana mungkin aku pergi? Jika Saul mendengarnya, ia akan membunuh aku." Firman Tuhan: "Bawalah seekor lembu muda dan katakan: Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan.
Kemudian undanglah Isai ke upacara pengorbanan itu, lalu Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang harus kauperbuat. Urapilah bagi-Ku orang yang akan Kusebut kepadamu."
Samuel berbuat seperti yang difirmankan Tuhan dan tibalah ia di kota Betlehem. Para tua-tua di kota itu datang mendapatkannya dengan gemetar dan berkata: "Adakah kedatanganmu ini membawa selamat?"
Jawabnya: "Ya, benar! Aku datang untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan. Kuduskanlah dirimu, dan datanglah dengan daku ke upacara pengorbanan ini." Kemudian ia menguduskan Isai dan anak-anaknya yang laki-laki dan mengundang mereka ke upacara pengorbanan itu.
Ketika mereka itu masuk dan Samuel melihat Eliab, lalu pikirnya: "Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya."
Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati."
Lalu Isai memanggil Abinadab dan menyuruhnya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih Tuhan."
Kemudian Isai menyuruh Syama lewat, tetapi Samuel berkata: "Orang ini pun tidak dipilih Tuhan."
Demikianlah Isai menyuruh ketujuh anaknya lewat di depan Samuel, tetapi Samuel berkata kepada Isai: "Semuanya ini tidak dipilih Tuhan."
***
Pembacaan Alkitab Greyzia hari ini diambil dari 1 Samuel 16: 1-13. Itu tentang bagaimana Samuel digerakkan oleh roh Allah untuk pergi ke suatu daerah demi mencari pengganti Raja Saul, yang Allah pikir sudah tidak patuh. Di daerah tersebut, Samuel bertemu dengan keluarga Isai. Allah berkata ke sanubari Samuel bahwa calon pengganti Saul berasal dari anak-anaknya Isai. Salah satu dari anak-anaknya Isai kelak pula akan mengalahkan Goliat yang konon seperti raksasa. Goliat yang lebih tinggi dan perkasa, akan dikalahkan oleh Daud yang bertubuh kecil dan senjata sederhana bernama ketapel.
Di tengah-tengah pembacaan, Greyzia berhenti membaca dalam hati. Sejenak ia menekuri ayat demi ayat tersebut. Itu kisah yang sungguh bagus. Salah satu cerita dalam Alkitab yang digemari Greyzia sejak kecil. Iya, semenjak kecil, Greyzia sudah menyukai kisah-kisah heroik seperti Daud melawan Goliat, terbelahnya Laut Teberau, pengawal Raja Salomo yang hendak membelah bayi, hingga Rasul Petrus yang memotong telinga perwira Romawi--yang ternyata bernama Markus.
Namun, untuk kali ini, bukan sisi heroiknya Daud yang disoroti oleh Greyzia. Tadi Greyzia sempat membaca bab berikutnya. Di 1 Samuel 17, Greyzia sempat membaca bagaimana Daud merubuhkan Goliat, panglima pasukan Filistin. Kisah itu selalu membuat Greyzia terpukau. Terlalu indah untuk disebut pernah terjadi di muka bumi ini. Akan tetapi, bukan sisi heroiknya Daud yang disoroti Greyzia. Greyzia lalu membaca bab sebelumnya. Ada sebuah yang menyentaknya.
"Tetapi berfirmanlah Tuhan kepada Samuel: 'Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.'"
Greyzia sekonyong-konyong meraih ponsel yang dari tadi berada di dekatnya. Dipandanginya foto-foto Firman yang berada di dalam folder foto ponselnya. Ia tersenyum sendiri. Pipi-pipinya memerah. Ia baru menyadari satu hal. Kesadarannya itulah yang membuat dirinya malu-malu kucing. Sebenarnya apa yang membuat dirinya memilih Firman sebagai pasangannya?
Teringat pula Greyzia dengan perkataan Angel, temannya di kantor.
"Grey, gue bingung, deh, sama lu. Apa, sih, bagusnya Firman itu? Perasaan nggak ganteng-ganteng banget. Kulit agak gelap. Bentuk wajahnya, aduh, sorry to say, bukan tipe gue. Tipe-tipe gue yang tirus, putih, kalau bisa tinggi. Yah, kayak Lee Minho atau member-member-nya NCT. Lee Taeyong jelas-jelas lebih ganteng dari Firman. Itu temannya, si Gideon, malah lebih oke. Ini yang lu pilih Firman yang bulukan."
Greyzia tertawa terbahak-bahak. Iya, yah, pikir Greyzia dalam hati. Baru kali ini perempuan itu jago berhitung itu mempertanyakan. Apa yang membuat ia tanpa pikir panjang lagi mau menerima Firman sebagai tambatan hatinya?
Dibilang tampan, sebetulnya Firman kurang begitu. Dagu Firman tidak tirus. Di era sekarang, jika tidak tirus, sulit untuk dikatakan tampan. Banyak laki-laki berlomba-lomba untuk memiliki dagu tirus layaknya artis-artis Korea Selatan. Mana bentuk wajah Firman agak tidak beraturan. Sungguh tak elok dipandang. Warna kulit yang kecoklatan, yang tak jauh berbeda dengan orang-orang Indonesia pada umumnya (baca: sawo matang). Sudah begitu, Firman sepertinya memiliki hobi memelihara berewok. Jika tidak Greyzia ingatkan, Firman suka lupa untuk mencukur berewok. Padahal ketampanan Firman bisa sedikit terlihat jika berewoknya dicukur.
"Gue curiga lu dipelet, Grey," desis Angel di dekat telinga Angel. "Masa iya cewek secantik lu mau sama Firman yang bulukan? Dekil gitu, yakin masih mau lanjut?"
Greyzia tertawa terbahak-bahak. Ia percaya Firman tidak melakukan hal-hal aneh ke dirinya. Jika kecurigaan Angel benar, mungkin sudah di bulan Januari kemarin, ia sudah mengetahuinya. Pasti ada yang menyadarkannya selain dari Angel. Keluarganya pasti akan lebih mengetahuinya. Apalagi Greyzia memang cukup akrab dengan keluarganya. Greyzia yakin sekali dirinya bukan korban pelet. Sepertinya ada sesuatu dalam diri Firman yang membuat Greyzia jatuh hati, entah itu apa. Untuk sekarang ini, Greyzia belum benar-benar mengetahuinya. Mungkin kelak Greyzia akan segera sadar apa itu.
Oh, sudah seminggu lebih ini, akhirnya hubungan Greyzia dan Firman kembali akur. Sudah dibuka blokirnya. Sudah saling mengirimkan pesan. Firman sepertinya benar-benar mengakui kesalahannya. Laki-laki Batak itu sepertinya tidak rela kehilangan Greyzia. Greyzia cukup dibuat luluh dengan betapa tersedu-sedu Firman di hadapan Greyzia tempo lalu. Baru kali ini ada seorang laki-laki yang lebih tua yang cukup menangisi dirinya. Greyzia rasa air mata itu bukanlah air mata buaya. Bisa Greyzia rasakan Firman benar-benar menangis dari hatinya yang paling dalam, yang benar-benar tidak ingin kehilangan seorang Greyzia Gunawan.
***
Firman bersin sebanyak tiga kali. Mana telinganya gatal pula. Itu terjadi di saat Firman sedang berkomunikasi dengan salah seorang temannya. Itu bukan Gideon. Sebab Firman masih menaruh rasa kesal kepada Gideon yang sungguh berani mendekati pacarnya diam-diam.
"Oh, ada itu, ayatnya, Bro, dalam Alkitab," ketik Erland dalam balasan pesan untuk Firman. "Coba lihat Amsal 20:1. Tertulis begini, 'Anggur itu pencemooh, minuman keras itu pembuat onar, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya.'
Saat membaca ayat yang disodorkan Erland kepada dirinya, entah mengapa jantung Firman berdebar-debar. Sontak wajah Greyzia menguasai pikiran Firman.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰