Chapter 7 The Little Adventure of Nuel : Masuk Siang, Katanya!

0
0
Deskripsi

Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel."

Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya. 

15 Juli 2002

Cuaca cerah

Liburan sekolah sudah  selesai. Hanya berlangsung selama dua minggu. Padahal aku masih ingin libur. Masih ingin terus menerus bersantai ria tanpa harus berurusan dengan pekerjaan rumah atau ulangan. Ah, apalagi jika harus kembali berurusan dengan Matematika. Jangan ditanya, deh, sebenci apa aku dengan pelajaran tersebut. 

Aku hanya mengenakan seragam seperti biasanya. Kemeja putih, celana pendek warna biru, topi biru, dasi biru, dan sepatu kets beserta kaus kaki berlogo sekolah. Begitu jam tujuh pagi, atau mungkin sekitar jam tujuh tiga puluh, para murid (yang termasuk aku) diarahkan untuk berkumpul di lapangan yang fungsi utamanya sebagai lapangan basket. Akan ada upacara. Siap-siap capek, nih. 

Yah, memang benar. Pembukaan kegiatan belajar mengajar dimulai dengan sebuah upacara bendera. Pak Poltak sebagai pembina upacara dan kepala sekolah naik ke atas podium. Dan, eng-ing-eng, dia membawa kabar yang aku bingung apakah ini harus disebut kabar baik atau bukan. 

Aku, kan, sudah duduk di bangku kelas 2 SMP, dan, menurut informasi dari Pak Poltak tersebut, murid-murid kelas 2 berkegiatan belajar di pukul 12.30 siang hari. Sekian, dan terima kasih, lalu Pak Poltak turun dari podium. 

Tak jauh berbeda dari teman-teman aku lainnya, aku juga kaget. Senang? Tidak juga. Kecewa? Tidak juga. Kesal? Sedikit. Selama ini aku sudah terbiasa masuk kelas di jam tujuh pagi. Agah aneh saat bangun pagi, aku tak langsung mengenakan seragam sekolah, namun malah menonton televisi atau membaca majalah Donal Bebek di rumah, yang lalu pulang saat petang menjelang. Banyak hal yang harus aku biasakan. Pastinya tak enak berangkat sekolah saat matahari sedang terik-teriknya. 

Baru masuk sekolah saja, sudah diberikan dia pekerjaan rumah. Salah satunya, Matematika. Argh, aku benci Matematika! Aku benci pula sekolah siang! 

Eh, tapi aku kangen Yan. Tak ada Yan di sekolah tadi, rasanya ada yang kurang. Yan, sekali lagi aku minta maaf tidak amanah. Saat malamnya kamu menelepon bahwa kamu tidak bisa masuk sekolah karena fisikmu sedang tidak fit, eh, aku malah tidak menyampaikannya ke Septeni sebagai ketua kelasnya. 

Entah kenapa aku masih mengingat obrolan dengan Yan, tentang voor-voor-an itu. Yang saat Piala Dunia yang lalu. Yan piawai sekali menjelaskan sistem taruhannya. Haha. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Chapter 8 The Little Adventure of Nuel : Tidak Ikut Upacara 17-an
0
0
Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel."Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya.  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan