Episode : Sosok Gaib itu Datang ke Panti Asuhan Lagi

2
0
Deskripsi

“Itu bayangan apa? Tinggi, besar, dan bersayap?" tanya Grace alias Ice, yang tidak sengaja terbangun di atas jam dua belas malam. 

*****

Jangan lupa baca The Little Adventure of Nuel yah! 

New launching, di Aryana Karawaci, bisa hubungi salah satu agen real estate, Anto Panggabean 0899-8941-337.

"Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once was lost, but now I'm found
Was blind but now I see…"

Hujan rintik-rintik mulai turun untuk membasahi langit kota Medan. Alunan merdu lagu rohani yang dinyanyikan oleh Hillsong berpadu dengan suara tetes demi tetes hujan. Suara itu berasal dari dalam panti asuhan. Dari ponsel yang berada di dekat Firman, salah seorang pengurus Panti Asuhan Tauladan Kasih. 

Tidak sengaja Grace, salah satu anak yatim piatu yang diasuh oleh Panti Asuhan Tauladan Kasih, terbangun di atas pukul dua belas malam. Padahal nanti jam tujuh pagi, Grace harus menjalani piket harian. 

Grace alias Ice (begitu teman-teman sesama yatim piatu memanggilnya) melangkah keluar. Menuju teras bangunan panti asuhan tersebut. Begitulah Grace, jika sontak terbangun, ia pasti selalu berjalan-jalan di sekitar teras dan halaman. Tak peduli malam ini hujan sedang turun, dan kelihatannya akan deras saja. 

Gadis bermata sipit dan berkulit agak gosong itu hanya berdiri di daerah yang berkanopi. Salah satu tangan Grace memegangi dinding bangunan panti asuhan tersebut. Grace tersenyum dan berusaha menahan rasa sedih. Tadi siang ia tidak sengaja mendengarkan obrolan Kak Nia--yang entah dengan siapa--di telepon seluler. Yang Grace tangkap, panti asuhan ini akan dirubuhkan. Kak Nia dan beberapa pengurus panti asuhan gagal membayar biaya sewa bangunan tersebut. 

“Apa aku kerja sambilan saja?” desis Grace di antara rintik-rintik air hujan, yang hujannya makin deras saja. “Tapi, Kak Nia bilang tadi, anak-anak belum boleh bekerja. Biar Kak Nia dan kakak-kakak yang lainnya, yang aktif mencari uang.”

Tanpa sadar air mata mulai turun dari pelupuk Grace. Makin membasahi pipi-pipi Grace yang agak cekung. Biar kurus dan berkulit agak gelap, Grace adalah salah satu anak yatim piatu yang lumayan cantik. Kak Firman selalu bilang seperti ini setiap membela Grace, “Biar kulitnya gosong begini, Nia, Ice item manis, loh. Kan, banyak artis yang nggak putih, tapi cantik. Contohnya kayak Skolastika Citra, alumni Indonesian Idol itu.”

Grace tertawa saat mengingat kejadian tempo lalu. Itu saat acara malam tahun baru. Walau dirayakan secara kecil-kecilan (karena panti asuhan itu baru mendapatkan donasi dari sebuah gereja), bagi Grace, tetap luar biasa dan mungkin sulit dilupakan hingga ia dewasa nanti. 

“Pertolongan-Mu begitu ajaib, kau t’lah memikat hatiku. Di saat aku tak sanggup lagi, di situ tangan-Mu bekerja,…” Grace menyenandungkan salah satu lagu yang pernah dipopulerkan oleh Skolastika Citra tersebut. 

Lagu tadi itu juga pernah dibawakan oleh anak-anak yatim piatu sebagai bagian dari video ucapan terima kasih setiap kali Panti Asuhan Tauladan Kasih itu menerima bantuan kemanusiaan. Video itu nantinya akan diunggah ke akun Instagram resmi Panti Asuhan Tauladan Kasih. 

“Eh, apa aku jadi penyanyi saja, kalau dewasa nanti?” ujar Grace berbicara sendiri di tengah-tengah derasnya hujan. 

Tampaknya juga air di dalam selokan mulai meluber dan akan memasuki halaman panti asuhan tersebut. Walaupun sedang asyik menyanyi, kedua mata Grace tetap mengamati lingkungan sekitarnya. Grace mulai terlihat agak panik. Tanpa pikir panjang lagi, Grace masuk ke dalam lagi. Grace menghampiri Kak Firman yang sedang sibuk menghitung anggaran Panti Asuhan Tauladan Kasih. 

“Ada apa, Ice?” ujar Firman yang mengalihkan pandangannya sebentar ke arah Grace, lalu kembali menghitung-hitung pendapatan dan pengeluaran Panti Asuhan Tauladan Kasih. Selain menjadi pengurus Panti Asuhan Tauladan Kasih, Firman bekerja di sebuah toko ponsel. Gajinya tak terlalu besar, namun karena Firman belum menikah, sebagian dari gajinya disisihkan untuk adik-adiknya yang sama seperti dirinya, sesama yatim piatu. 

“Kak Firman, di luar, tuh,” kata Grace agak menarik lengan Firman. “kayaknya mau banjir.”

Di saat seperti itulah, Nia dan tiga orang pengurus sekonyong-konyong keluar dari dalam kamar khusus pengurus Panti Asuhan Tauladan Kasih. Nia sepertinya akan mempertontonkan kehebohannya. 

“Serius, Ice?” tanya Nia panik, mengernyitkan dahi. Tanpa pikir panjang lagi, Nia bergerak cepat menuju halaman panti asuhan. Dari arah luar, Nia berseru, “Iya, loh, Firman, airnya mau masuk ke dalam. Bangunin anak-anak, gih.”

Ah, tanpa perlu Firman bangunkan, anak-anak itu juga sudah bangun sendiri. Benar, kan, anak-anak yatim piatu itu mulai berhamburan keluar, yang dimulai dari Iman, rekan sesama penghuni panti asuhan, yang sama-sama kelas 7 SMP. Iman malah berlari kecil menuju teras panti asuhan. 

“Iya, Kak Firman,” seru Iman dari arah teras. “di luar banjir.”

“Iman, kamu ngapain ke sini?” omel Nia. “Masuk ke dalam aja kamu. Sana, masuk ke dalam. Nanti kamu sakit, kita juga yang berabe. Biaya ke dokter nggak murah.”

Firman menghentikan dulu aktivitas menghitung anggarannya. Ia bangkit berdiri dan segera berjalan menuju halaman panti asuhan. Sementara itu, tiga pengurus sisanya mulai sibuk menyelamatkan barang-barang dari banjir kecil nanti (yang salah satunya adalah televisi 16 inchi). Sebagian anak-anak yatim piatu, ada yang membantu Nia yang masih berada di luar, sebagian lagi membantu Thomas, Kevin, dan Ester dalam menyelamatkan barang-barang dari bahaya banjir. 

Sementara Grace akhirnya keluar menuju halaman panti asuhan. Gadis berambut panjang dan berkulit coklat eksotis itu ingin membantu agar air banjirnya tidak bisa memasuki dalam ruangan. Juga, Grace bisa membantu mengepel lantai teras. 

Begitulah Panti Asuhan Tauladan Kasih. Panti asuhan itu berlokasi di kawasan rumah petak. Akses jalan menuju Panti Asuhan Tauladan Kasih begitu merepotkan. Jalanannya tak terlalu besar. Hanya muat satu mobil ukuran sedan. Saluran pembuangan dan sistem drainasenya juga tidak terlalu sempurna. Salah satunya itu selokan di dekat panti asuhan, yang sering disumpal sampah. Kadang warga di sekitar panti masih suka seenaknya sendiri dalam membuang sampah. Tak ayal, setiap hujan turun, bersiap-siap saja untuk direpotkan oleh bahaya banjir kecil. 

Grace sudah mengambil tongkat pel. Gadis kecil itu bersiap mengepel lantai sekaligus membersihkan sampah-sampah anorganik yang masuk melalui banjir. 

Di saat hendak bantu membersihkan halaman panti asuhan, sekonyong-konyong kedua mata Grace sepertinya menangkap bayangan aneh di tengah-tengah tetesan-tetesan air hujan. Kedua mata Grace terpicing-picing untuk memastikan bayangan itu memang nyata. Bayangan itu bahkan agak lebih besar dari Nia dan Firman. Sepertinya juga itu lebih mirip bulai. Samar-samar Grace menangkap warna kepirangan dari bayangan sosok tersebut. Grace bergeming sebentar. Bulu-bulu di kedua tangan Grace mulai berdiri. Pikiran-pikiran itu kembali berdatangan ke kepala Grace. 

“Nggak, jangan lagi,” Grace menggigit bibir bawahnya. Ia mulai menitikkan air mata. 

Tak heran Grace panik dan sedih. Ini memang berdasarkan pengalaman Grace sendiri. Setiap bayangan sosok pirang itu muncul, pasti ada penghuni Panti Asuhan Tauladan Kasih yang meninggal dunia. Empat bulan lalu, adiknya yang masih kelas 4 SD, Febriana, meninggal dunia karena penyakit demam berdarah dengue (dan, para pengurus panti begitu sibuk mencari pinjaman untuk biaya pemakamannya). Sekarang,… 

…oh, Grace baru ingat, Dedek Imut Adel masih berada di kamar. Adel didiagnosis terkena cacar air. Mungkinkah Dedek Adel akan meninggal karena cacar air? 

Iman iseng memegang tangan Grace. Seperti tahu pikiran Grace, Iman coba menenangkan kegelisahan Grace. “Dedek Adel baik-baik aja, Ice. Pasti si dedek bisa sembuh.”

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya #129 The Little Adventure of Nuel : Kata Oyon Suroyon, "Tuku Bawang, Kliru Merico,..."
1
0
Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel.Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya. Per tanggal 23 April 2023, kaver “The Little Adventure of Nuel berubah. Dan, setiap chapter akan konsisten menggunakan kaver barunya. Perubahan kaver untuk kali kedua pada tanggal 25 Juli 2023.*****Aku--melalui IN's Online Shop--ikut memasarkan Minyak Kutus-Kutus dan air beroksigen Oxy Water. Call my online shop in Instagram @_inonlineshop_ dan 0877-9175-6320.Jika ada yang mau membantuku secara finansial, kalian bisa mentransfer nominal yang kalian inginkan ke BRI 708901018369532 atas nama Immanuel Lubis.Author seperti aku juga butuh uang untuk menyambung nyawa. Dan, mulai tanggal 29 Mei 2023, aku memutuskan untuk menggratiskan novel ini. Bacanya gratis! *****Untuk Kecamatan Jatinegara, pilih Nomor 7 Perindo ini. Jangan lupa coblos Partai Nomor 16 Perindo! 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan