“Jika tanpa dirimu, aku hilang,…”
Noel menemukan cinta dalam menemukan sederatan kejadian ganjil. Sukar ia ceritakan ke siapapun. Kini ia dilanda kebingungan, apakah sosok Marsha itu nyata. Atau, itu hanya…
…selama ini, dirinya tengah berfantasi, kah?
“Marsha, jika Tuhan memberikan aku umur panjang, akan aku luangkan waktu seumur hidup aku hanya demi kamu. Kamu di mana, Marsha? Haruskah aku ke ujung dunia hanya demi menemukan kamu?”
*****
Carilah Clover Honey di Bertua ashion 0878-0878-6189.
Marsha,
cahaya hatiku
Gelap
Sangat gelap
Kiri-kanan penuh kegelapan
Nyaris tanpa penerangan
Namun,
saat 'ku mengenalmu,
oh, Marsha,
segalanya berubah
Marsha,
kamu itu ibarat bulan
Bulan di antara langit malam yang gelap
Pemimpin di antara serentetan bintang kecil
Tetaplah jadi cahaya,
Marsha
Selalu menerangi jalan hidup setiap orang
Cahaya itu,
jangan sampai pudar
Marsha,
cahaya hatiku!
Di tengah-tengah kesedihan Marsha setelah harus memutuskan hubungan dengan pacar yang sudah dipacari selama lima tahun, di dalam kamarnya, juga di jam menjelang tengah malam, ponsel Marsha berdering. Suara dering itu menyentakkan Marsha yang terus menerus tersedu-sedu.
Bantal itu sampai basah. Guling itu pula terbasah-basah karena air mata Marsha yang berceceran. Marsha mengangkat wajahnya. Ia segera mengucek-ucek kedua matanya. Segera ia bangkit berdiri dan menuju meja belajar.
Langkah Marsha agak terhuyung-huyung. Sembari sesenggukan, ia berjalan menuju meja belajar. Ponsel itu segera berada dalam genggamannya.
Marsha memicingkan kedua mata. Pikirnya, ini nomor siapa?
Apa Nicholas yang menghubungi Marsha? Sungguh tega laki-laki keparat itu. Sudah kepergok selingkuh di belakang Marsha, masih berani Nicholas menghubungi Marsha. Kenapa juga harus menggunakan nomor rahasia?
Nomor ini tak dikenal Marsha. Apa ini nomor lain Nicholas? Apa laki-laki itu tak memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar? Putus adalah putus. Marsha ogah kembali merajut hubungan dengan Nicholas lagi. Silahkan saja Nicholas mengemis-ngemis. Sekali putus, tetap putus.
Walau masih sakit, Marsha memberanikan diri untuk menerima panggilan telepon dari nomor misterius tersebut. Diterima.
"Mau apa lagi kamu?" tukas Marsha yang masih tersedu-sedu.
Tak ada suara di ujung sana.
"Halo," pancing Marsha yang masih menangis. "ini kamu, kan, Nicholas?"
Masih tak ada suara.
Marsha langsung menutup panggilan telepon tersebut. Ujarnya kesal, "Dasar cowok nggak jelas. Dikira enak apa, diselingkuhin gitu? Kenapa harus selingkuh sama sahabat gue juga?"
Nomor itu--belum lima menit--sudah memberikan sebuah pesan. Marsha masih berpikir itu dari Nicholas. Hampir saja Marsha hanyut dalam keindahan kata-kata si nomor misterius, yang masih disangka sebagai Nicholas.
"You won't ever find the same person twice, not even in the same person."
"Apaan sih, si berengsek ini?" ucap Marsha sewot. "Dikira gue bakal luluh apa dikirimin SMS begini. Sekali putus, yah, tetep putus. No way for the second chance!"
Si penelepon misterius masih mengirimkan pesannya lagi. Kali ini, si nomor misterius itu mengirimkan beberapa pesan.
"If you need someone but everyone leaves you, I'm here, you can look for me whenever you need."
"Malam, Marsha, Sayangku, Cintaku, Cantikku, Lucuku, Gemasku, Duniaku, Semestaku."
"Jika tidak ada bahu untuk bersandar, masih ada nasgor untuk dimakan, walau aku masih membutuhkan bahumu, Marsha."
"Kamu cantik seperti indahnya senja, namun aku hitam seperti gelapnya malam."
"Negara terkecil di dunia adalah hatiku, karena penduduknya cuman kamu."
"Nggak tahu, ah. Soalnya di otakku terbayang-bayang kecantikan kamu, Marsha."
"I know people come and go. Tapi, kamu di sini dulu. Tolong, temani aku lebih lama. Kita bikin kenangan bareng yang banyak. Because you're really special for me."
"Kalau kamu butuh seseorang, aku di sini. Aku nggak akan ke mana-mana. Aku selalu di sini, siap dengerin cerita keluh kesah kamu. Biar kita bisa terus ketawa bareng tanpa harus punya beban pikiran yang mengganggu."
"Meskipun nanti ada saatnya kita akan pisah jalan. Kenangan kamu akan selalu jadi kenangan yang aku bakal ingat sebagai sumber senyuman dan kebahagiaan aku sejenak di masa lalu. Thank you for everything. Aku nggak mau kesepian kayak dulu."
"Aku suka semua dengan segala hal yang menyangkut tentang kamu. Pokoknya, tentang kamu. Di mata aku, setiap hal tentang Marsha, itu selalu indah. I love you so much, Marsha, Cahaya Hati aku."
"Meskipun sudut pandang dari orang lain pasti beda, mereka tidak bakal mengerti. Karena mereka tidak pernah merasakan seperti apa rasanya di posisi aku, yang memiliki kamu di hati aku."
Keyakinan Marsha kembali goyah. Sepertinya Marsha mulai melupakan apa yang sudah Nicholas lakukan. Marsha pun sudah mulai kehilangan akal sehat. Padahal, nomor itu belum tentu nomornya Nicholas. Bodohnya Marsha, yang sudah berasumsi itu nomornya Nicholas. Saking bodohnya Marsha, perempuan itu dengan lincah mengetikkan sederetan kata-kata sebagai balasannya.
"Makasih, yah, Nicholas, atas SMS-SMS kamu. Maksudnya apa, kali? Mau ngajak balikan? Aku pikir-pikir dulu. Aku mau sendiri dulu. Lagi males pacaran dulu."
Pesan terkirim. Balasannya datang dua-tiga menit kemudian.
"Nicholas itu siapa? Aku bukan Nicholas, Marsha."
Marsha mengernyitkan dahi. Kalau bukan Nicholas, ini siapa yang mengirimkan dia pesan-pesan romantis ke ponselnya?
"Siapa nih, kalo begitu?"
"I'm your secret admirer, Marsha."
Marsha mengikik. "Okay, my secret admirer, thank you for your treats."
"Kamu jadi baru putus? Berarti, beneran masih single?"
"Terus, kenapa? Eh, kamu dapet nomor aku dari mana?"
"'Nggak penting tahu nomor kamu dari mana. Yang penting, kalo kamu mau jadi pacar aku, kamu akan kuperlakukan sebagai ratu. Pasti Nicholas payah banget."
Marsha tertawa. "Aku harus tahu dulu, tahu nomor aku dari mana. Ya udah, gini deh, nama kamu aja, siapa?"
"Good night, and sweet dream. Meet me in your dream."
Selesai sudah percakapan lewat SMS antara Marsha dan laki-laki misterius tersebut. Marsha tertawa, agak ngeri juga, pun terlena, dan terakhir, bingung. Yang lebih aneh lagi, entah mengapa kedua mata Marsha mengantuk. Marsha kemudian jatuh terlelap.
Begitu Marsha membuka mata, perempuan itu sedang berada di sebuah ruangan serba putih. Ada sebuah bangku panjang, dan di sana, duduklah seorang laki-laki berpakaian tuxedo seperti Tuxedo Bertopeng di animasi Sailor Moon. Benar-benar seperti Tuxedo Bertopeng. Sebab, laki-laki itu menutupi wajahnya dengan sebuah topeng dan topi tinggi.
"Hai, Marsha, manusia istimewa buat aku di tengah keributan dunia ini. Terima kasih sudah mau hadir di hidup aku. Terima kasih sudah ada untuk aku. Thank you for standing up to me on my lowest and highest points. Aku nggak pernah bosan menjalani hari-hari bersama kamu. kamu nggak pernah gagal bikin aku tersenyum. Oh iya, Marsha, kenalkan, namaku Noel, your secret admirer, yang selalu memantau kehidupan kamu dari tempat yang jauh tapi dekat, atau, dekat tapi jauh."
Marsha takut-takut mendekati laki-laki yang mengaku bernama Noel itu. Ini pertemuan pertama Marsha dengan Noel. Sebelumnya, Marsha belum pernah mengenal Noel. Takut sih, namun entah mengapa Marsha merasa tersentuh dengan cara Noel mendekati Marsha. Buaian kata-kata lewat SMS tadi, juga kata-kata di alam mimpi ini, itu membuat Marsha sungguh kehilangan akal sehatnya.
Marsha makin kehilangan akal sehatnya saat Noel makin berjalan ke arahnya dan menyentuh ujung jemari Marsha.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰