Episode 8: Aku Kira, Full Team Naturalisasi!

1
0
Deskripsi

Yuk, berikan tips kakoin setelah membaca. Atau, donasi seikhlasnya ke BRI 708901018369532 atas nama Immanuel Lubis.

***

Silahkan order ke:

IN's Online Shop

Instagram:

@_inonlineshop_

Whatsapp:

0877-9175-6320

Dapatkan Clover Honey dengan harga khusus:

 https://www.hdione.com/orl/nuellubis

post-image-665d8627751c3.jpg

Kemarin, 2 Juni, Indonesia bertanding melawan Tanzania. Oh, ini tentang sebuah pertandingan sepak bola. Yang tadinya merupakan pertandingan yang akan dihitung poin untuk peringkat FIFA, lalu menjadi training match. Indonesia bermain cukup bagus seperti biasa, meskipun bisa meraih satu gol. Tanzania juga tidak bisa dianggap remeh. 

post-image-665d8a33bc163.jpg

Yang aku mau sorot itu satu. Padahal aku sudah bermimpi melihat tim nasional Indonesia diisi full oleh para pemain keturunan. Itu bagaimana ceritanya? Apakah akan menjadi semakin bertaji? 

Sayangnya, harapan aku pupus. Pertama, Elkann Baggott tidak bisa bermain karena bermasalah dengan pelatih. Kedua, Jay Idzes tidak bisa bermain karena harus bermain untuk Venezia. Ketiga, dari seluruh pemain naturalisasi yang bisa bermain melawan Tanzania, dua pemain duduk di bangku cadangan. Itu adalah Justin Hubner dan Nathan Tjoe-A-On. Wah, kalau Justin dan Nathan langsung diturunkan, hampir seluruh skuad diisi oleh para pemain naturalisasi. Bukan tidak mungkin menang 3-0 melawan Tanzania.

Apa boleh buat. Keputusannya berada di tangan Shin Tae-yong. Mungkin pelatih asal Korea Selatan itu memiliki pertimbangan-pertimbangan dengan masih memasukkan pemain non naturalisasi yang katanya local pride. Bagaimanapun, harus kuakui, cukup berisiko dengan menurunkan seluruh pemain naturalisasi sejak menit awal pertandingan. Salah satunya adalah masih terdengar nada-nada sumbang yang cukup menginginkan adanya slot di skuad inti tim nasional Indonesia untuk local pride. Yah, mungkin saja seperti itu. 

Andai menang juga, jika isi skuad utama adalah pemain-pemain naturalisasi, aku yakin sekali akan terdengar suara kontra yang lumayan keras.

post-image-665d8a4329691.jpg

“Menang sih menang, tapi masa nggak ada satu pun pemain lokal, Coach?”

Dan, lain-lain, sebagainya. 

Aku sih kurang peduli bagaimana isi skuad utama. Selama isinya pemain-pemain terbaik, profesional, sangat mencintai Indonesia, dan sangat mampu mengusahakan kemenangan untuk Indonesia, full team berisi pemain-pemain naturalisasi pun tidak apa-apa. Akan tetapi, itulah dia, idealisme tetaplah idealisme. Terkadang pelatih sekelas Shin Tae-yong pun harus memperhatikan banyak aspek dalam memilih pemain dalam tim inti. 

post-image-665d8a568f2b9.jpg

C'est la vie.

Hidup pun seperti itu. Harus melihat banyak aspek. Tidak melulu memikirkan idealisme belaka. Kita pun harus mau memperhatikan suara-suara dari luar kepala kita. Terkadang juga bayaran untuk menerapkan sebuah idealisme itu sangat mahal. 

Aku tidak tahu apakah ada hubungan antara passion dan idealisme. Namun pernah ada teman berkata harga mengikuti sebuah passion itu mahal sekali. Apakah mungkin harganya sama saat kita ingin menjajal idealisme kita? 

post-image-665d8a8673eff.jpg

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Chapter 24: Liburan Akhir Cawu Pertama
1
0
Pak Silaban juga memberitahukan bahwa sistem Ebtanas dihapuskan oleh pemerintah. Tahun depan, sebagai penentu kelulusan murid-murid kelas 3 SMP adalah sesuatu yang bernama Ujian Akhir Nasional alias UAN. ***Dwi Rahayu Oriflame0878-7658-1450
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan