8 Februari 2007.
*****
Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel".
Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya.
Per tanggal 23 April 2023, kaver “The Little Adventure of Nuel" berubah. Dan, setiap chapter akan konsisten menggunakan kaver barunya.
*****
Aku--melalui IN's Online Shop--ikut memasarkan Minyak Kutus-Kutus dan air beroksigen Oxy Water.
Call my online shop in Instagram @_inonlineshop_ dan 0877-9175-6320.
Jika ada yang mau...
8 Februari 2007
Cuaca berawan
Baru pertama kali, waktu berangkat sekolah, depan rumah kebanjiran. Banjirnya kira-kira selutut aku, dengan tinggi badan aku kira-kira sekitar 157 centimeter.
Dan, dengan bodohnya, aku memaksakan diri untuk tidak copot sepatu dulu. Main libas saja. Yah, kayak biasanya juga, sesuai kesepakatan waktu kelas 10 dulu, aku harus jalan kaki dulu sampai kantor RW yang dekat pool bus, sebelum akhirnya masuk ke dalam Suzuki Carry-nya Om Irwan yang berwarna merah. Nah, aku harusnya lepas sepatu dulu, mengikuti saran Mami, untuk ke kantor RW. Aku malah nggak copot sepatu dengan alasan ribet.
Padahal, lebih ribet lagi, kalau sepatuku kebasahan. Karena, faktanya, begitu masuk ke dalam mobil Om Irwan, sepatuku kebasahan banget, yang sampai Tar-Q, belum kering-kering. Aku harus lepas sepatu sampai bisa dipakai lagi, deh. Sepanjang jam BP dan Kewarganegaraan, aku nyeker.
Untungnya aku nggak sendirian. Ada Novi yang satu jemputan. Ada juga David, yang ternyata sempat kebanjiran waktu mobil jemputannya menuju Tar-Q. Ada beberapa murid, sih, yang aku lihat copot sepatu. Aku lupa siapa saja. Yang aku ingat cuma Novi dan David.
Kata Pak Sulis, “Ini saya kayak lagi ngajar di sekolah yang ada di pedalaman, loh. Pada lepas sepatu semua, haha…"
Spontan murid-murid kelas 12 IPS 2 ketawa lepas.
Nico yang sepatunya nggak kebasahan (karena naik motor dan pakai pelindung anti banjir), sok ikut-ikutan lepas sepatu. Kata Nico, “Solidaritas, Pak. Yang lain lepas sepatu, saya juga lepas sepatu.”
Eh, Yulius juga lepas sepatu.
Hahaha.
Aku akui selama di Tar-Q, pengalaman aku tambah banyak. Walau demikian, aku sudah nggak kuat lagi di Tar-Q. Tuhan, tolong luluskan aku segera. Aku sudah nggak tahan lagi di Tar-Q (walau kadang malah ngangenin). Pengin segera lulus dan kuliah di Atmajaya sekampus sama Becky. Tolong kabulkan doaku, Tuhan!
Mohon!
Oh iya, untuk yang sebelumnya, sebetulnya bukan try-out, sih. Tes persiapan try-out. Try-out sebetulnya, kata Pak Agus, yah, di bulan Maret. Sehabis try-out, ada ujian praktek, barulah Ujian Nasional. Kita liburan panjang, dan barulah pengumuman Ujian Nasional, dan SPMB.
Ada yang kampusnya baru masuk di bulan September. Ada juga yang kampusnya masuk di bulan Juli, kayak Selvie yang kuliah di UPH. Sementara aku, baru masuk kuliah, yang ospeknya jatuh di awal Agustus. Aku kan keterima di Atmajaya. Semoga saja aku kelompok sama Becky.
Nggak terasa waktu cepat bergulir. Padahal baru kemarin aku diterima masuk Tar-Q, terus jalani latihan baris-berbaris yang lumayan menyiksa. Eh, sekarang sudah mau lulus dari Tar-Q. Yang awalnya takut banget kalau sampai tinggal kelas. Dan, sekarang takut kalau sampai nggak lulus SMA, dan masih bingung antara Hukum atau Komunikasi.
Sudah keterima di Atmajaya jurusan Hukum, sih. Yah, walau aku masih lebih sreg ke jurusan Komunikasi. Apa masih keburu ikut tes di London School? Peluang keterima di UI itu seberapa persen?
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰